SKIZOFRENIA PARANOID
Oleh:
Veranika Antonia, S. Ked
NIM : 71.2015.013
Pembimbing:
dr. Abdullah Sahab, Sp.KJ
I.
IDENTIFIKASI PENDERITA
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
Datang ke RS
Cara ke RS
Tempat Pemeriksaan
II.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Nn. Y
33 tahun
Perempuan
Menikah
Palembang / Indonesia
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
Islam
Gandus, Palembang
Minggu, 19 Juni 2016
Diantar Keluarga
Instalasi Gawat Darurat
RS. Dr. Ernaldi Bahar Palembang
RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
1. Autoanamnesis dengan penderita pada Rabu, 22 April 2015.
2. Alloanamnesis dengan Ayah penderita pada Rabu, 22 April 2015.
A. Keluhan Utama
Penderita mengamuk, dan menyakiti dirinya sendiri.
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sekitar + 1 bulan yang lalu penderita pernah dirawat di RS Ernaldi
Bahar dengan keluhan mengamuk dan menyakiti diri sendiri. Penderita
sering mendengar bisikan-bisikan dan melihat bayangan-bayangan. Pada
saat
mendengar
bisikan
dan
bayangan,
penderita
tidak
dapat
IV.
Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan gejala penyakit yang sama disangkal.
D. Riwayat pendidikan
Penderita sekolah sampai tamat sekolah dasar (SD).
E. Riwayat pekerjaan
Ibu Rumah Tangga.
F. Riwayat pernikahan
Penderita sudah menikah.
G. Agama
Penderita beragama islam
H. Riwayat pelanggaran hukum
Penderita belum pernah berurusan dengan pihak berwajib.
C. Pembicaraan
Koheren (+)
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
: halusinasi auditorik (+)
2. Depersonalisasi dan derealisasi : (-)
E. Pikiran
1. Proses dan bentuk pikiran : koheren (+)
- Produktivitas
: baik
- Kontinuitas
: kontinu
- Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran :
- Preokupasi
: (-)
- Gangguan pikiran : Waham curiga (+).
F. Kesadaran dan Kognisi
1. Tingkat kesadaran dan kesigapan : compos mentis
2. Orientasi
- Waktu : baik
- Tempat : baik
- Orang : baik
3. Daya ingat
-
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
6. Kemampuan visuospasial
: Penderita
dapat
H. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
2. Uji daya nilai
3. Penilaian realita
: baik
: baik
: RTA terganggu dalam hal pikiran, perasaan,
tonus otot
5
5
Ekstrapiramidal sindrom
:
Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal seperti tremor (-), bradikinesia (-),
N
N
N5
N5
: normal
: tidak ditemukan reflex patologis
VII.
dikategori
perbatasan
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I :
Berdasarkananamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,
pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang
secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan
hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian
berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami
suatu gangguan jiwa.
Selain itu, berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien
pernah mengalami trauma kepala, tetapi saat diperiksa tidak ditemukan
kelainan. Riwayat asma, kejang, atau penyakit lainnya tidak ditemukan.
Oleh karenanya, gangguan mental organik dapat disingkirkan (F00-09).
Pada penderita tidak didapatkan riwayat penggunaan alkohol atau zat
psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang menyebabkan perubahan
fisiologis otak, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan
perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-19).
psikopatologigangguan
persepsi
yaitu
halusinasi
auditorik.
anamnesis,
penderita
sulit
berkonsenrasi,
sulit
Aksis IV
Pada penderita untuk aksis IVyaituMasalah berkaitan dengan
keluarga.
Aksis V
GAF pada saat MRS adalah 20-11. Bahaya mencederai diri
sendiri/orang lain , disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri.
X.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Tidak ada diagnosis
DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak ditemukan faktor genetik gangguan kejiwaan.
B. Psikologik
Penderita mengalami halusinasi auditorik dan halusinasi visual.
C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Penderita tinggal dengan anaknya.
XII.
PROGNOSIS
A. Quo ad vitam
: dubia ad bonam
B. Quo ad functionam :dubia
C. Quo ad sanasionam :dubia
B. Psikoterapi
1. Terhadap penderita
a. Memberikan terapi keterampilan perilaku melalui penggunaan
video tape berisi orang lain dan si pasien, bermain drama dalam
terapi, dan tugas pekerjaan rumah untuk keterampilan khusus
ynag dipraktikkan.
b. Memberikan edukasi agar penderita mau meminum obatnya dan
dapat kontrol secara teratur.
10
BAB II
DISKUSI
Pada kondisi penderita ditemukan halusinasi auditorik dan waham curiga.
Selama wawancara psikiatri, penderita bersikap kooperatif, terdapat kontak, afek
labil, mood distimik, pandangan terhadap pemeriksa saat wawancara masih baik,
proses dan bentuk pikiran koheren.
Pada penderita dipilih terapi obat anti psikotik golongan tipikal berupa
injeksi lodomer 2x1amp IM. Lodomer injeksi mengandung haloperidol 5mg/cc.
Lodomer diberikan guna menurunkan gejala positif penderita. Pemilihan lodomer
dalam bentuk injeksi karena penderita menolak untuk minum obat. Penderita juga
diberikan obat anti psikosis Olandoz 1x10mg untuk diminum secara oral.
Kemudian penderita diberikan THP 2x2mg. Trihexylphenidil (THP)
diberikan apabila terjadi efek samping ekstrapiramidal. Semua antagonis reseptor
dopamin berkaitan dengan efek samping ekstra piramidal. Hal ini disebabkan
karena berkurangnya aktivitas dopamin pada ganglia basalis, yang diakibatkan
karena afinitasnya terhadap reseptor D2.
Depakote ER 1x50mg merupakan obat anti mania akut. Obat anti mania
ini berkerja dalam menurunkan kadar serotonin dalam celah sinaps neuron,
khususnya pada system limbik. Tingginya kadar serotonin dapat menimbulkan
sindrom mania. Penderita juga diberikan injeksi vadimex 1amp. Valdimex injeksi
berisi diazepam 10mg/2cc. Valdimex merupakan obat anti ansietas jangka pendek,
dan dapat menyebabkan relaksasi otot.
Pada penderita ini juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi. Dalam
perspektif dalam bahasa kata psikoterapi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa
dan hati. Sedangkan dalam bahasa Inggris bermakna pengobatan dan
penyembuhan.Sedangkan menurut bahasa Arab kata terapi sepadan dengan
yang berasal dari kata
12
22 April 2015
IGD
KU: Emosi
S: Marah pada kakaknya
O: afek labil, mood distimik, emosi labil, kontak (+),
kooperatif, impulsivitas(+), halusinasi auditorik (+),
waham curiga (+), RTA terganggu TD : 130/59
mmHg, N : 94 x/menit.
A: F20.0 Skizofrenia Paranoid
P: MRS, Inj Lodomer 2 x 1amp IM selama 3hari,
Olandoz 1 x 10mg, Depakote ER 1 x 50mg, THP 2 x
2mg, Inj Valdimex 1amp IV, Pro konsul psikiater.
23 April 2015
Bangsal
Cempaka Kelas I
24 April 2015
Bangsal
Cempaka Kelas I
S: mengantuk.
O: relatif tenang, labil (-), curiga (+), afek tumpul
A: F20.0 Skizofrenia Paranoid
P: Olandoz 1x10mg, Depakote ER 500mg 1x1, THP
4 Mei 2015
Bangsal
Cempaka Kelas I
2x2mg
S: tenang.
O: kontak (+), kooperatif, distimik (+), curiga (+),
labil (+)
A: F20.0 Skizofrenia Paranoid
P: Olandoz 2x10mg, Depakote ER 500mg 1x1, THP
2x2mg
13