Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TAKE HOME

Diajukan untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) Mata kuliah Profesi
kependidikan Dengan Dosen Pengampu Bpk Amin, S.Pd.,M.Si

Disusun Oleh :
NUSHATUL ATQIYA

NPM 41182109150139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI
TAHUN 2015

1. Coba jelaskan alasan ilmiah guru sebagai suatu profesi


Jawab :
1. Dengan menjadi guru, aku memiliki orang-orang yang selalu memberikan
masukan kepadaku untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Masukan yang
akan menjadi intropeksi bagi diriku.
2. Sebagai ladang amal dan ladang dakwah. Bagiku, guru adalah profesi yang
sangat mulia. Berkat Guru lah, kita semua menjadi pandai dalam segala
bidang pengetahuan, baik itu teknologi, budaya, kesenian, politik, sosial,
hukum, pengetahuan alam, keterampilan, dan agama.
3. Sebagai tantangan hidup yang dapat menjadikan aku sebagai pribadi yang
mulia di mata Allah SWT.
4. Belajar lebih banyak tentang ilmu ikhlas dan kesabaran.
5. Mengimpikan bisa menjadi inspirator seperti Bu Mus, dan bermanfaat bagi
orang banyak
6. Kontribusi yang positif demi kemajuan bangsaIndonesiadalam bidang
pendidikan
7. Lebih mencintai dunia anak yang penuh dengan canda dan tawa
8. Sebagai amal jahiriyah yang bermanfaat di dunia dan di akhirat kelak
9. Lebih menyukai terjun ke dunia pendidikan
10. Lebih mudah dalam mengatur waktu, antara waktu mengajar dan waktu
lainnya.
11. Banyak kesan yang menarik ketika mengajar anak-anak yang memiliki
berbagai karakter
12. Dapat menghilangkan rasa kejenuhan dan stress ketika berbaur dengan
siswa

13. Mudah mendapatkan banyak teman, yang bias dijadikan tempat curahan
hati dalam hal berbagi impian dan cita-cita yang ingin dicapai
14. Mengasah kemampuanku dalam hal IQ, EQ, SQ, dan AQ
15. Tempatku untuk menjadi pribadi yang senantiasa tuk berkarya, aktif, kreatif
dan inovatif.

2. Coba jelaskan pronsif profesionalitas guru berdasarkan UUGD


Jawab :
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor
adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih
mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.
4. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.

5. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah


daerah,

atau

masyarakat

yang

menyelenggarakan

pendidikan pada jalur pendidikan formal.


6. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan.
7. Perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama adalah
perjanjian

tertulis

antara

guru

atau

dosen

dengan

penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang


memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban para
pihak

dengan

prinsip

kesetaraan

dan

kesejawatan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.


8. Pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian kerja
adalah pengakhiran perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama

guru

atau

dosen

karena

sesuatu

hal

yang

mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara guru


atau dosen dan penyelenggara pendidikan atau satuan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
9. Kualifikasi

akademik

adalah

ijazah

jenjang

pendidikan

akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai


dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di
tempat penugasan.
10.

Kompetensi

adalah

seperangkat

pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan


dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
11.

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik

untuk guru dan dosen.

12.

Sertifikat

pendidik

adalah

bukti

formal

sebagai

pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai


tenaga profesional.
13.

Organisasi

profesi

guru

adalah

perkumpulan

yang

berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk


mengembangkan profesionalitas guru.
14.

Lembaga

pendidikan

tenaga

kependidikan

adalah

perguruan tinggi yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk


menyelenggarakan
pendidikan

anak

program
usia

dini

pengadaan
jalur

guru

pendidikan

pada
formal,

pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah, serta


untuk

menyelenggarakan

dan

mengembangkan

ilmu

kependidikan dan nonkependidikan.


15.

Gaji adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen atas

pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau satuan


pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
16.

Penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru atau

dosen

dalam

melaksanakan

bentuk
tugas

finansial

keprofesionalan

sebagai
yang

imbalan
ditetapkan

dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan


mencerminkan martabat guru atau dosen sebagai pendidik
profesional.
17.

Daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau

terbelakang; daerah dengan kondisi masyarakat adat yang


terpencil; daerah perbatasan dengan negara lain; daerah
yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau
daerah yang berada dalam keadaan darurat lain.

18.

Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia

nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan


dalam bidang pendidikan.
19.

Pemerintah adalah pemerintah pusat.

20.

Pemerintah

daerah

adalah

pemerintah

provinsi,

pemerintah kabupaten, atau pemerintah kota.


21.

Menteri

adalah

menteri

yang

menangani

urusan

pemerintahan dalam bidang pendidikan nasional.

3. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan seringkali terkendala


oleh rendahnya kualitas guru, coba anda jelaskan faktor
penyebab rendahnya kualitas guru
Jawab :
1. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah
praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke
lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan
pendidikan

yang

jelas

sebelum

kegiatan

pembelajaran

dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik


tidak tahu goal apa yang akan dihasilkan sehingga tidak
mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan.
Jelas

hal

ini

merupakan

masalah

terpenting

jika

kita

menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin


tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.
2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah
mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam
proses pendidikan, mutu pengajar dan banyak hal lain yang

menyebabkan

kurang

efisiennya

proses

pendidikan

di

Indonesia. Yang juga berpengaruh


3. Standardisasi Pendidikan Di Indonesia.
Dunia pendidikan terus berubah seiring dengan perubahan
zaman. Kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terusmenertus berubah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di
dalam

dunia

modern

dalam

era

globalisasi

saat

ini.

Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki atau dipenuhi oleh


seseorang

dalam

suatu

lembaga

pendidikan

haruslah

memenuhi standar. Dan Kualitas pendidikan diukur oleh


standard dan kompetensi di dalam berbagai versi, demikian
pula

sehingga

dibentuk

badan-badan

baru

untuk

melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti


Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP).
Tinjauan

terhadap

standardisasi

dan

kompetensi

untuk

meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa bahaya


yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang
terkepung oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan
makna dan tujuan dari pendidikan tersebut.
Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di
atas, berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa
masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia.
1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan
perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan
penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak
lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian
teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan

masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri,


tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan
sebagainya.
2. Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan.
Kebanyakan

guru

belum

memiliki

profesionalisme

yang

memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut


dalam

pasal

39

UU

No

20/2003

yaitu

merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil


pembelajaran,

melakukan

pembimbingan,

melakukan

pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian


masyarakat.
3. Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam
membuat

rendahnya

kualitas

pendidikan

Indonesia.

Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia)


pada

pertengahan

tahun

2005,

idealnya

seorang

guru

menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang,


pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta.
guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta
rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu,
terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan
sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi
les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus,
pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya
(Republika, 13 Juli, 2005).
4. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik,
kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi

siswa

pun

menjadi

tidak

memuaskan.

Sebagai

misal

pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di


dunia

internasional

sangat

rendah.

Menurut

Trends

in

Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa


Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam
hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara
dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh
di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara
tetangga yang terdekat.
5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada
tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan
Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama
tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk
anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta
siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka
Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8%
(9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini
masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini
nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber
daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan
kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat
untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

6. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan


Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang
menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak
tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang
dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0
sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada

periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup


tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%,
14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas
1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan
tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan
masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian
antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini
disebabkan

kurikulum

yang

materinya

kurang

funsional

terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik


memasuki dunia kerja.
7. Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk
menjustifikasi

mahalnya

biaya

yang

harus

dikeluarkan

masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya


biaya

pendidikan

dari

Taman

Kanak-Kanak

(TK)

hingga

Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak


memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin
tidak boleh sekolah.

4. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk membangun


kompetensinya adalah guru harus memiliki rasa tidak puas
dengan keadaan atau dengan apa yang telah diperoleh,
tetutama sekali dalam bidang usaha mengajar, coba anda
jelaskan dari pertanyaan tersebut
Jawab :
Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk membangun
kompetensinya adalah guru harus memiliki rasa tidak puas
dengan keadaan atau dengan apa yang telah diperoleh,
tetutama sekali dalam bidang usaha mengajar artinya guru
selalu merasa tidak puas dengan hasil yang dicapai atau
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar, tujuannya agar

guru

selalu

meningkatkan

kemampuan

dan

profesionalismenya untuk meningkatkan prestasi siswanya


5. Coba anda jelaskan yang dimaksud dengan kompetensi
professional bagi seorang guru.
Jawab : Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat
melaksanakan

tugas

mengajarnya

dengan

berhasil.

Maka

Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang


berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di
bidang

pendidikan

atau

keguruan.

Kompetensi

profesional

merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang


belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya,
sikap yang tepat tentang lingkungan dan mempunyai ketrampilan
dalam teknik mengajar. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru, terdiri dari 4 (empat), yaitu kompetensi pedagogic,
kompetensi

kepribadian,

kompetensi

profesional.

Keberhasilan

guru

dalam

sosial,

dan

menjalankan

kompetensi
profesinya

sangat ditentukan oleh keempatnya dengan penekanan pada


kemampuan

mengajar.

Anda mungkin juga menyukai