Anda di halaman 1dari 7

Hendro Blog: Pengembangan Materi

1 of 7

http://hendro-suhaimi.blogspot.co.id/p/blog-page_7.html

Popular Posts

Pengembangan Materi
A. Pemilihan Materi Ajar
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.

Macam - Macam Metode Belajar


A. METODE CERAMAH Metode ceramah adalah
metode yang boleh dikatakan metode tradisional,
karena sejak dulu metode ini telah diperguna...

Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut
memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi
pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur
pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.
Jenis jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut :
a.
Fakta
Fakta adalah segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi
nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama
bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
b.
Konsep
Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, dan inti/isi.
c.
Prinsip
Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi
dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep
yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
d.
Prosedur
Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan
suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
e.
Sikap atau Nilai
Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih
sayang, tolong- menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja. Contoh: Aplikasi
sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi
fenomena sosial yang bervariasi.[1]
B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah
kesesuaian (relevansi), Keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
a.
Relevansi atau Kesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan
pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta
didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa
fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Contoh : kompetensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Menganalisis faktor penyebab
pencemaran air dilingkungan tempat tinggal (Biologi kelas VII semester 2) maka
pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya Referensi tentang
pengertian pencemaran air, jenis-jenis bahan pencemar dalam pencemaran air, dan
lain sebagainya (materi konsep), bukan langkah-langkah mengantisipasi dan
menanggulangi pencemaran air (materi prosedur).

Categories

Metode Belajar (1)

SMS GRATIS

b.
Konsistensi atau keajegan
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka materi
yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Contoh: kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik mendeskripsikan populasi dan komunitas dalam

16/09/2016 15:07

Hendro Blog: Pengembangan Materi

2 of 7

ekosistem (Biologi kelas VII semester 2), maka materi yang diajarkan juga harus
meliputi deskripsi tentang populasi dan komunitas dalam ekosistem.

http://hendro-suhaimi.blogspot.co.id/p/blog-page_7.html

KIRIM SMS to INDONESIA


FREE SMS to GSM/CDMA

c.
Adequacy atau kecukupan
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan
tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya
standar kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan
keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum ( Pencapaian keseluruhan SK dan
KD ).
Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi dan
mempertimbangkan hal-hal berikut :
1.
Potensi peserta didik : meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial,
dan potensi vokasional.

huruf lagi

absensi bimbel & absensi


sekolah
Telkomsel = on | Indosat = on
XL = off | Three = off | Axis = off

2.
Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah berlokasi
bertempat didaerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran diupayakan
agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai.
3.
Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik;
4.
Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi pembejaran
diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang relatif
singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.

Google+ Followers

Hendro Suhaimi

5.
Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran sosiologi harus
didasarkan pada struktur keilmuan sosiologi. Misalnya : mengembangkan konsep
urbanisasi, jangan dimaknai secara geografis (urbanisasi artinya perpindahan
penduduk dari pedesaan ke perkotaan). Seharusnya urbanisasi adalah perubahan pola
pikir, bersikap, dan bertindak dari pola kehidupan masyarakat pedesaan yang
tradisional menjadi pola kehidupan perkotaan yang modern, disertai dengan
perubahan dalam sarana dan prasarana penunjang kehidupannya.
6.
Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; mengembangkan
materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbangkan potensi peserta didik,
kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi waktu, dan perkembangan peradaban
dunia.
7.

Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan

8.

Alokasi waktu.[2]

88 have me in
circles

View
all

About Me

Hendro Suhaimi

C.

Langkah-langkah Penentuan Materi Pembelajaran

a. Indentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar


Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi
aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik.
Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi
dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.

View my complete profile

Ranah kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman,


aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin,
dan rutin
Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons,
Apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
b. Indentifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran.
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran
dengan tingkatan aktivitas/ranah pembelajaran. Materi yang sesuai untuk ranah
kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir. Dengan demikian, jenis materi
yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan
perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi,
dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah
afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan,

16/09/2016 15:07

Hendro Blog: Pengembangan Materi

3 of 7

http://hendro-suhaimi.blogspot.co.id/p/blog-page_7.html

internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik.
Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor tediri dari gerakan
awal, semirutin, dan rutin.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian
kompetensi dapat diukur. Disamping itu dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi
yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode
pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi,
metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda.
b.
Memilih Sumber Bahan Ajar
Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber, seperti
buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.
D. Penentuan Cakupan Dan Urutan Penyajian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk
perencanaan dan penelaahan impelementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dikelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis.
Penentuan Cakupan Bahan Ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan beberapa aspek berikut:
a.
Aspek Kognitif ( fakta, prinsip, konsep, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek
psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran
makan tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media
pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan
materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materi.
b.
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materimateri yang dimaksudkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalam materi
menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yng harus dipelajari
oleh peserti didik. Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD,SLTP, dan
SMU, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang
pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan
semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari.
c.
Kecakupan (Adequacy) Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang
telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada siswa tentang dampak kepadatan penduduk, maka uraian
materinya mencakup.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi
yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi
kesesuaian denga kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Urutan Penyajian Bahan Pembelajaran.
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran tanpa urutan
yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang
bersifat prasyarat akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya,
materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi
penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan
pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.
Materi pempelajari yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamnya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan
hierarkis.[3]
a.
Pendekatan Prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah dalam melaksanakan
percobaan fermentasi Nata De Coo . Contoh : urutan prosedural (tatacara)
Pada mata pelajaran biologi, peserta didik harus mencapai standar kompetensi
melakukan percobaan fermentasi Nata De Coco. Agar peserta didik berhasil
mencapainya,harus melakukan langkah-langkah berurutan mulai dari persiapan media
starter ,penyaringan dan pendidihan air kelapa,inokulasi (pencampuran dengan
starter), fermentasi (pemeraman), dan pemanenan. Produser penelitian tersebut dapat
disajikan dalam materi pembelajaran sebagai berikut : Materi pembelajaran :
menyusun rancangan percobaan Fermentasi Nata De Coco

16/09/2016 15:07

Hendro Blog: Pengembangan Materi

4 of 7

http://hendro-suhaimi.blogspot.co.id/p/blog-page_7.html

Urutan materi :

Menentukan judul acara percobaan


Merumuskan tujan percobaan
Menentukan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan
Menyusun cara kerja

b.
Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang berifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas kebawah. Materi sebelumnya harus
dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
Contoh : urutan hieraskis (berjenjang)
Menyusun rancangan penelitian agar peserta didik mampu menyusun rancangan
penelitian,peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari konsep-konsep dasar ilmu
pengetahun yang mencakup:

Kenyataan
Fakta
Fenomena atau gejala
Masalah
Data,
Bukti/evidence
Asumsi,

Hipotesis
Generalisasi
Proporsi
Potsulat
teori, dan
konsep

Selanjutnya peserta didik menerapkan konsep tersebut dalam pelaksanaan penelitian.


Contohnya, untuk dapat mempelajari persilangan Mendel baik sifat
monohibrida maupun dihibrida, maka siswa harus memahami terlebih dahulu
konsep/teori mengenai hukum mendel I dan II. Untuk itu, guru harus mengajarkan
prinsip, barulah ke persilangan mendel,penyimpangan hukum mendel dan seterusnya.
E. Sumber Materi Pembelajaran
Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan untuk
mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu
pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Beberapa jenis sumber belajar antara lain :
Buku
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan
sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar
untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal
dari satu pengarang atau penerbit.
Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para
peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau
mutakhir.
Jurnal ( penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah )
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat
bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut
berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masingmasing yang telah dikaji kebenarannya.
Perlu diingat bahwa seorang guru tidak boleh hanya bergantung pada satu jenis
sumber saja sebagai satu-satunya sumber belajar. Seumber belajar adalah rujukan,
artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis
dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar.
Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha menghantamkan (
menyelesaikan ) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta didik mencapai
kompetensi. Karena itu, hendaknya guru mengunakan sumber belajar maupun bahan
ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan ajar dapat berpedoman dengan
panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan SMA.
F. Strategi Penyampaian Bahan Ajar Oleh Guru dan Strategi Mempelajari Bahan
Ajar Oleh Siswa
1.

Strategi Urutan Penyampaian Strategi

a.

Urutan Penyampaian Simultan

Jika harus menyampaikan lebih dari satu materi pembelajaran, maka menurut strategi
urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak,
kemudian diperdalam satu demi satu ( metode global).

16/09/2016 15:07

Hendro Blog: Pengembangan Materi

5 of 7

b.

http://hendro-suhaimi.blogspot.co.id/p/blog-page_7.html

Strategi Penyampaian suksesif

Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari pada satu, maka
menurut strategi urutan penyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan
secara mendalam, baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya
secara mendalam pula.
2.

Strategi Penyampaian Jenis-Jenis Materi.

Secara garis besar, langkah langkah penyampaian materi pembelajaran sangat


bergantung kepada jenis materi yang akan disajikan. Langkah-langkah dan strategi
yang dijabarkan dalam panduan ini adalah masih dalam taraf minimal.
Pengembangannya, diserahkan pada kreativitas guru,sepanjang tidak menyalahi
kaidah-kaidah yang dijelaskan pada-pada poin sebelumnya.
a.

Strategi penyampaian fakta

Jika guru harus menyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama-nama benda,nama
tempat,peristiwa sejarah,nama orng,nama lambang atau simbol, dan sebagainya.
b.

Strategi penyampaian konsep

pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan
mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham,dapat menunjukkan
ciri-ciri,unsur,membedakan,membandingkan, dan sebagainya.

c.

Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip

Termasuk materi pembelajaran jenis perinsip adalah dalil,rumus,hukum


(law),postulat,teorema, dan sebagainya.
d.

Strategi penympaian produser

Tujuan mempelajari produser adalah agar peserta didik dapat melakukan atau
memperaktekkan produser tersebut,bukan sekedar faham atau hafal.
e.

Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif)

Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloon(1978) adalah


pemberian respons,penerimaan suatu nilai,internalisasi,dan penilaian. Beberapa
strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan
atau contoh,demonstrasi,simulasi,penyampaian ajaran.
3.

Strategi belajar

Ditinjau dari sisi guru, perlakuan ( treatment ) terhadap materi pembelajaran berupa
kegiatan guru menyampaikan atau membelajarkan kepada peserta didik (teaching
activity). Sebaliknya, ditinjau dari sisi peserta didik, perlakuan terhadap materi
pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran (
learning activity ).
Secara khusus dalam belajar,kegiatan peserta didik dapat di kelompokkan menjadi
menghafal,menggunakan,menemukan dan memilih. Penjelasan dan contoh berikut
adalah minimal. Guru dipersilahkan melakukan pengembangan disesuaikan dengan
metode-metode lebih mutakhir yang dimiliki:
Menghafal
Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal herbal(remember verbatim) dan menghafal
parafrase (remember parafrase). Menghafal verbal adalah menhafal persisi apa
adanya. Terhadap maeri pembelajaran yang memang harus di hafal persis seperti apa
adanya, misalnya nama latin, nama tempat, nama zat,lambng,peristiwa sejarah,
nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Sebaliknya ada
juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi
dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Penting
peserta didik paham atau mengerti, misalnya paham inti dari metabolisme, dan
sebagainya.
Menggunakan/Mengaplikasi
Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau
diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran peserta didik perlu memiliki
kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasi materi yang telah

16/09/2016 15:07

Hendro Blog: Pengembangan Materi

6 of 7

http://hendro-suhaimi.blogspot.co.id/p/blog-page_7.html

dipelajari.
Menemukan
Penemuan disini adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru
dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari.
Menemukan, merupakan hasil belajar tingkat tinggi.
Memilih
Memilih disini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan
memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
G.

Karakteristik Pendidikan Agama Islam

Azizy mengemukakan bahwa esensi pendidikan yaitu adanya proses transfer nilai,
pengetahuan dan keterampilan dari generasi tua ke generasi muda agar generasi
muda mampu hidup. Oleh karena itu ketika menyebut pendidikan agama Islam, maka
akan mencakup dua hal:
mendidik siswa untuk berprilaku sesuai dengan nilai nilai atau akhlak Islam;
mendidik siswasiswi untuk mempelajari materi ajaran Islamsubjek berupa
pengetahuan tentang ajaran Islam.
Ada beberapa kritik tentang pola pendidikan agama secara umum. Bahwa pendidikan
agama biasanya identik dengan hal-hal sebagai berikut:
lebih mengedepankan pada teknik menghafal
lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara hamba dengan Tuhan
kurangnya penekanan pada penghayatan nilainilai agama
Memang pola pembelajaran tersebut bukanlah khas pola pendidikan agama.
Pendidikan secara umum pun diakui oleh para ahli dan pelaku pendidikan negara kita
yang juga mengidap masalah yang sama. Masalah besar dalam pendidikan semantara
ini adalah kuatnya dominasi pusat dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga
yang muncul uniformsentralistik kurikulum, model hafalan dan monolog, materi ajar
yang banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan karakter bangsa.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup Al
Quran dan Al hadits, keimanan, akhlak fiqih/Ibadah dan sejarah sekaligus
menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT,
diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah
wa hablun minannas).[4]
Ruang lingkup materi PAI di dalam kurikulum 1994 sebagaimana dikutip oleh Muhaimin
pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu: Al-Quran-Hadist, keimanan,
syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan
menjadi lima unsur pokok, yaitu: Al-Quran, keimanan, akhlak, fikih dan bimbingan
ibadah serta tarikh yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan.[5]
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, dalam pengembangan materi
pembelajaran dibutuhkan kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi
pembelajaran, yang dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.
Berdasarkan yang kami baca bahwa karakteristik Pendidikan Agama Islam yaitu : 1.
mendidik siswa untuk berprilaku sesuai dengan nilai nilai atau akhlak Islam; 2.
mendidik siswasiswi untuk mempelajari materi ajaran Islamsubjek berupa
pengetahuan tentang ajaran Islam.
Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakuakan pendidik dalam
rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan
ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah
ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
[1] Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2001
[2] NurlitaLestariani. telaah kurikulum Rambu-Rambu Pemilihan DanPemanfaatan
Bahan Ajar. 2009.
[3] Sundiawan. KTSP: PEMILIHAN BAHAN AJAR.2008.

16/09/2016 15:07

Hendro Blog: Pengembangan Materi

7 of 7

http://hendro-suhaimi.blogspot.co.id/p/blog-page_7.html

[4] E. Mulyasa, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung:PT Remaja


Rosdakarya, 2005).
[5] www.www.smkdarunnajah.sch.id, www.arminaperdana.blogspot.com

No comments:
Post a Comment

Comment as:

Publish

Home
Subscribe to: Posts (Atom)

Simple template. Template images by gaffera. Powered by Blogger.

16/09/2016 15:07

Anda mungkin juga menyukai