Anda di halaman 1dari 23

1.

Analisis Aktifitas Investasi


Kas Dan Setara Kas
Kas dan setara kas yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry
Tbk pada tahun 2010 adalah sebesar 152.769.538.854,jumlah ini
mengalami peningkatan dari jumlah kas dan setara kas tahun
sebelumnya yaitu tahun 2009, dimana pada tahun 2009 kas dan setara
kas yang dimiliki oleh PT Alumindo Linght Metal Industry Tbk adalah
sebesar 107.621.346.487 . berarti kas dan setara kas yang dimiliki oleh
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk mengalami peningkatan sebesar
45.148.192.367.

Kas dan setara kas yang dimiliki oleh PT Alumindo

Light Metal Industry Tbk adalah Kas dan setara kas terdiri dari kas,
bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan
atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta
tidak dibatasi penggunaannya (Catatan Atas Laporan Keuangan No.2d
Halaman 9).
Dibawah ini adalah beberapa rasio yang terkait dengan kas :
1. Cash Ratio
Rumus :

a. 2010 =

Kas
Hutang Lancar

Kas
Hutang Lancar

152.769 .538 .854


974.085.193 .410

= 0,15683

Persentase
= 0,15683 x 100%
= 15,683 %

b. 2009 =

Kas
Hutang Lancar

Persentase

107.621.346 .487
947.469.666 .286

= 0,11359 x 100%

= 11,359 %

= 0,11359

2. Cash Turn Over Ratio


Penjualan BersiH
Rumus :
Aktiva LancarHutang Lancar

a. 2010 =

Penjualan Bersi h
Aktiva LancarHutang Lancar

39376242418
842427775351974085193410

0,29908
b. 2009 =

Penjualan Bersi h
Aktiva LancarHutang Lancar

26.224 .937 .605


918.736.745 .113947.469 .666 .286

= 0,91271

Perhitungan Ratio
N
o

Perhitungan
Jenis Ratio

Nilai

1 Cash Ratio
(Kas/Hutang

Persentas

Ratio

e
201

200

2010

2009

2010

2009

Rp152.769.538.

Rp107.621.346

0,156

0,113

15,

11,

854

.487

83

59

68

36

Rp974.085.193.

Rp947.469.666

410

.286

0,299

0,912

29,

91,

08

71

91

27

Lancar)

Kas

Hutang Lancar
Cash Turn Over
2 Ratio
(Penjualan
Bersih/ (Aktiva
Lancar Hutang
Lancar))
Penjualan

Rp39.376.242.4

Rp26.224.937.

Aktiva LancarHutang Lancar

18
Rp.

605
Rp.

(131.657.418.0

(28.732.921.17

59)
3)
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk

Penjelasan
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang
tersedia dan yang disimpan di Bank. Jadi dari table diatas diketahui bahwa
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010 sebesar 15,683 %
dan pada 2009 sebesar 11,359%. Sada peningkatan terhadap cash ratio dari
Alumindo dari 2009 ke 2010. Namun perhitungan cash ratio nya kurang dari
1 yakni pada tahun 2010 sebesar 0,15683 dan 2009 sebesar 0,11359 hal ini
kurang baik, walaupun ada sedikit peningkatan dari tahun 2009 ke 2010.
Cash turn over ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan ( utang ) dan biaya biaya
yang berkaitan dengan penjualan. Dilihat dari table diatas bahwa PT
Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010 sebesar 0,29908 dan
tahun 2009 sebesar 0,91271. Dalam hal ini tahun 2009 maupun 2010
perhitungan cash turn overnya kurang dari 1 maka ketersediaan kas
perusahaan dalam membayar utang maupun biaya-biaya yang lain kurang
baik.
Pembanding dengan perusahaan sejenis
Rata-rata Kas industry sejenis tahun 2010:

No

Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Lionmesh Prima Tbk
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Rata-rata

Nilai
Rp 262.346.694
Rp 1.174.514.059
Rp 29.281.406.162
Rp 10.239.422.305

Berdasarkan rata-rata jumlah kas industry sejenis maka jumlah kas dan setara kas
perusahaan yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada
tahun 2010 adalah sebesar 152.769.538.854 pada tahun 2010 jauh berada di
atas jumlah rata-rata kas industry sejenis perusahaan yaitu Rp

10.239.422.305. Maka

ketersediaan kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan dapat dinilai sangat baik karena
berjumlah lebih besar dari rata-rata industry perusahaan sejenis.
Berikut disajikan rata-rata kas dan setara kas pada industri yang sama
dimana digunakan PT. Lionmesh Prima Tbk., PT. Pelat Timah Nusantara
Tbk., dan PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. sebagai pembanding:
KAS
N
O
1
2
3

NAMA PERUSAHAAN

Cash Ratio (%)

PT. Lionmesh Prima Tbk.


PT. Pelat Timah Nusantara Tbk
PT. Beton Jaya Manunggal Tbk.
Rata-rata

5,4
67,1
197,2
89,9

Cas Turnover
Ratio (kali)
5,1
3,0
0,3
2,8

Dari penyajian di atas dapat dilihat rata-rata cash ratio pada industri yang
sama pada tiga perusahaan pembanding yaitu sebesar 89,9% dibulatkan
menjadi 90%, maka cash ratio pada perusahaan dinyatakan berada di bawah
rata-rata yaitu sebesar 15,68 %. Hal ini mengindikasikan kondisi kas kurang
baik karena berarti perusahaan akan membutuhkan waktu untuk membayar
kewajiban dengan menjual sebagian aktiva lancar.
Sedangkan rata-rata cash turnover ratio atau rasio perputaran kas pada
industri yang sama pada tiga perusahaan pembanding yaitu sebesar 2,8 kali

atau dibulatkan menjadi 3 kali. Cash turnover ratio yang dimiliki perusahaan
berada dibawah rata-rata yaitu 0,29 kali. Hal ini mengindikasikan kondisi
perputaran kas perusahaan tidak baik karena semakin rendah perputaran
kas perusahaan, semakin banyak pengendapan kas yang ada di perusahaan.
Berarti penggunaan kas perusahaan digunakan secara tidak optimal.

2. Analisis Rasio Piutang


Piutang yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada
tahun

2010

adalah

sebesar

Rp.

160.279.566.416

,jumlah

ini

mengalami peningkatan dari jumlah piutang tahun sebelumnya yaitu


tahun 2009, dimana pada tahun 2009 piutang yang dimiliki oleh PT
Alumindo

Light

Metal

Industry

Tbk

adalah

sebesar

Rp.

146.458.660.309. berarti Piutang yang dimiliki oleh PT Alumindo


Light Metal Industry Tbk mengalami peningkatan sebesar Rp.
13.820.906.107. piutang yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk adalah Piutang usaha dan piutang lain-lain dinyatakan
dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang
ragu-ragu Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu
berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada
akhir tahun. Piutang dihapus pada saat piutang tersebut dipastikan
tidak akan tertagih.(Catatan Atas Laporan Keuangan No. 2F Halaman
12).
Dibawah ini adalah beberapa rasio yang terkait dengan piutang :
1. Account Receivable Turn over

Rumus :

a. 2010 =

penjualan kredit
piutang awal+ piutang ak h ir /2

39.376 .242.418
153.369 .113 .363

= 0,25674

2. Average collection periods


365
Rumus : account receivable turnover

a. 2010

365
0,25674

= 1421,672
= 1.422 hari

Perhitungan Ratio
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
Tahun 2010
Perh
t.
N
o

Rasi
Jenis Ratio

Nilai

Account Receivable
1

o
0,25

Turnover

kali

((Penjualan Kredit
Bersih/((Piutang
Awal+PiutangAkhir)/
2)
Rp
Penjualan Kredit

39.376.242.418

Piutang Awal

Rp.146.458.660

Pembula
tan

.309
Rp
160.279.566.41
Piutang Akhir

Average Collection

1421,67

Period

2hari

1.422
hari

(365/Account
Receivable Turnover)

Dari segi periode penagihan rata-rata dan perputaran piutang usaha, kita dapat melihat bahwa
ALUMINDO sangat lambat menagih piutangnya, padahal pada umumnya ingin menagih
piutang dengan segera, sehingga dapat megurangi periode penagihan dan meningkatkan rasio
perputaran. Lambatnya penagihan piutang ini dapat dikarenakan oleh 2 hal, yaitu satu karena
sengaja diperpanjang dengan pertimbangan dapat dipertanggungjawabkan, dan kedua karena
tidak telitinya manajemen menjalankan kebijakan tagihannya (tidak efektif mengelola piutang).

Rata-rata Piutang industry sejenis 2010:


No

Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Lionmesh Prima Tbk
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Rata-rata

Nilai
Rp208.025.565
Rp 17.520.758.610
Rp13.707.856.456
Rp10.478.880.210

Piutang PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010 Rp. 160.279.566.416
dan rata-rata piutang industry sejenis yaitu Rp10.478.880.210. Hal ini berarti kondisi perusahaan
kurang baik dari perusahaan sejenis karena hak perusahaan yang masih di pihak lain atau yang akan
diterima lebih banyak.

Berikut disajikan rata-rata analisis piutang pada industri yang sama dimana
digunakan PT. Lionmesh Prima Tbk., PT. Pelat Timah Nusantara Tbk., dan PT.
Beton Jaya Manunggal Tbk. sebagai pembanding:
Account
NO

NAMA PERUSAHAAN

1
2
3
Rata-

Average

Receivable

Collection

Turnover

Periods

(kali)
9,5
7
6

PT. Lionmesh Prima Tbk.


PT. Pelat Timah Nusantara Tbk
PT. Beton Jaya Manunggal Tbk.

rata

38,6
200
61
99,866666

7,5

67

Berdasarkan rata-rata account receivable turnover pada industri yang sama


yaitu 7,5kali dan rata-rata average collection periods dalam 99,8 hari dan
dibulatkan menjadi 100 hari, sedangkan account receivable turnover
perusahaan sebesar 0,25 kali dan rata-rata average collection periods
perusahaan

dalam

1.422

hari.

Berarti

rata-rata

account

receivable

perusahaan di bawah rata-rata industri.

Hal ini mengindikasikan perputaran piutang PT Alumindo Light Metal Industry


Tbk. kurang baik karena piutang perusahaan yang masih berada di luar
perusahaan dan belum/tidak dibayar pihak ketiga masih terbilang banyak.
Dan average Collection Periods nya lebih tinggi dari rata-rat industry sejenis,
hal

ini

mengindikasikan

bahwa

ALUMINDO

sangat

lambat

menagih

piutangnya, padahal pada umumnya ingin menagih piutang dengan segera,


sehingga dapat megurangi periode penagihan dan meningkatkan rasio
perputaran.

Analisis Persediaan

Persediaan yang dimiliki oleh PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. pada
tahun 2010 adalah Rp 437.350.022.791. Jumlah ini mengalami penurunan
yang dari jumlah persediaan tahun sebelumnya yaitu tahun 2009,dimana
pada tahun

2009 persediaan yang dimiliki oleh PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk sebesar Rp 537.957.306.699. yang berarti persediaan yang


dimiliki oleh PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. mengalami penurunan
sebesar Rp100.607.283.908. Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya
perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya
perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan
untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan estimasi
penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa
mendatang. (Catatan Atas Laporan Keuangan No.2g Halaman 12).

Dibawah ini adalah beberapa rasio yang terkait dengan persediaan


1. Perputaran Persediaan
Harga Pokok Barang Terjual
Rumus :
persediaan ta h un 2010+ persediaanta h un2009 /2
2.834 .455.597 .862
487.653.664 .745

a. 2010 =

= 5,812

= 6 kali

2. Lama Produk Dijual


365
Rumus : perputaran persediaan

a. 2010 =

365
5,182

= 70,436
= 70 hari

Perhitungan Ratio

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk


Tahun 2010

N
o
1

Jenis Rasio

Nilai

Perputaran Persediaan

Ras

pembula

io

tan

5,8

70.

70

(Harga Pokok Barang


Terjual/((Persediaan
Akhir+Persediaan Tahun
Awal)/2))
Harga Pokok Barang

Rp.2.834.455.597.

Terjual

862
Rp.

Persediaan Akhir

437.350.022.791
Rp.537.957.306.6

Persediaan Awal

Lama Produk Terjual

99

(365/Perputaran
Persediaan)

Dari segi persediaan, kita dapat melihat bahwa perputaran persediaan ALUMINDO relatif
kecil, meskipun pada tahun 2010 terdapat kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini artinya

bahwa aktiva dari ALUMINDO, kurang atau bahkan tidak likuid. Dan dilihat dari lama
produk dijual Alumindo kurang baik karena membutuhkan waktu yang cukup lama.
Rata-rata Persediaan industri sejenis tahun 2010:
No

Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Lionmesh Prima Tbk
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Rata-rata

Nilai
Rp326.378.972
Rp 30.182.118.066
Rp8.277.154.054
Rp12.928.550.364

Persediaan PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2010 yaitu sejumlah Rp
437.350.022.791 dan persediaan rata-rata industry sejenis yaitu Rp12.928.550.364. Hal ini
berarti persediaan yang dimiliki perusahaan berada di atas rata-rata industri. Yang berarti kondisi
perusahaan kurang baik dari perusahaan lainnya karena biaya yang dibutuhkan untuk penyimpanan
persediaan lebih banyak dan kurangnya barang yang terjual oleh perusahaan.
Berikut disajikan rata-rata analisis persediaan pada industri yang sama dimana
digunakan PT. Lionmesh Prima Tbk., PT. Pelat Timah Nusantara Tbk., dan PT.
Beton Jaya Manunggal Tbk. sebagai pembanding:
Persediaan
Perputaran

NAMA PERUSAHAAN

O
1
2
3

Persediaan
(kali)
5,2
5
9
6,4

PT. Lionmesh Prima Tbk.


PT. Pelat Timah Nusantara Tbk
PT. Beton Jaya Manunggal Tbk.
Rata-rata

Lama Produk
Terjual (hari)
70,6
76
39
61,9

Jika dilihat dari rata-rata perputaran persediaan industri yang sama dengan
tiga perusahaan pembanding sebanyak 6,4 kali atau dibulatkan menjadi 6 kali
dan lama produk terjual selama 61,9 hari atau dibulatkan menjadi 62 hari,
sedangkan

PT.

Alumindo

Light

Metal

Industry

Tbk.

memiliki

rata-rata

perputaran persediaan sebanyak 6 kali dan lama produk terjual selama 70 hari,

maka ini mengindikasikan perputaran persediaan perusahaansama dengan


kumpulan industry sejenis. Berarti perputaran persediaan PT. Alumindo Light
Metal Industry Tbk sama dengan perusahaan pembanding sejenis lainnya yaitu
PT Lionmesh,PT Pelat Timah Nusantara,dan PT Beton Jaya Manunggal. Dan PT.
Alumindo Light Metal Industry Tbk memiliki lama produk terjual yang lebih
lama dibandingkan 3 perusahaan sejenis, hal ini mengindikasikan kurang baik
bagi Alumindo karena dengan produk yang lama terjual maka persediaan
meningkat, dan hal tersebut membutuhkan biaya-biaya tambahan.

3. Aset jangka panjang


Asset Jangka panjang PT Alumindo Light Metal Industry Tbk terdiri atas :
Investasi lain-lain
Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Uang muka pembelian asset tetap
Asset pajak tangguhan
Aset tetap, kecuali tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah
dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah disusutkan
dengan

menggunakan

metode

garis

lurus

(straight-line

method)

berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
No
1
2
3
4

Aset Tetap
Bangunan
Mesin-mesin dan peralatan
Kendaraan
Inventaris

Tahun
5-15
20
5
5-10

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.


Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah
untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih.Bila nilai tercatat suatu
aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali maka aset
ditelaah

untuk

mengetahui

apakah

telah

terjadi

kerugian

akibat

penurunan nilai atau apakah


telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai
tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Nilai yang dapat

diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan
nilai pakai aset. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada
saat terjadinya sedangkan pengeluaran yang memperpanjang masa
manfaat atau memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang
dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi,atau peningkatan
standar kerja, dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi
atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi
penyusutannya.
Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut diakui pada
tahun yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar
biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masingmasing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap
digunakan. Pada tahun 2007, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan
PSAK 16 (Revisi 2007), "Aset tetap", yang mengakibatkan perubahan
kebijakan akuntansi. PSAK ini berlaku efektif untuk penyusunan laporan
keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008. Sesuai
dengan PSAK 16 (Revisi 2007), Perusahaan diharuskan memilih antara
metode biaya atau metode revaluasi sebagai kebijakan akuntansi untuk
mengukur biaya perolehan. Perusahaan memilih untuk menggunakan
metode biaya. (Catatan Atas Laporan Keuangan No. 2i halaman 13-14).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, seluruh aset tetap kecuali
tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia (selaku
Leader) terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah
pertanggungan sebesar USD 105.300.581 dan Rp 7.090.750.000 untuk
tahun 2010 dan USD 87.567.830 dan Rp 4.867.000.000 untuk tahun
2009.Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Sidoarjo
dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan. Manajemen berpendapat
tidak terdapat masalah dengan
perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah
dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. (calk hal.26)
-Seluruh piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
tersebut diatas, merupakan piutang yang timbul dari pinjaman pemberian

dana oleh Perusahaan yang tidak ditentukan jadwal pengembaliannya


serta tanpa jaminan.
Pada tahun 2010, seluruh pinjaman tersebut dikenakan bunga dan pada
tahun 2009, pinjaman ke PT Anekakabel Ciptaguna untuk pemberian
pokok pinjaman sebesar Rp 16.090.827.990 tidak
dikenakan bunga.
Manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga
atas piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut
tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu. ( CALK Hal.23)
- uang muka pembelian asset tetap
Akun ini merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan, serta
kontrak konstruksi bangunan dalam rangka perluasan Perusahaan. Saldo
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing masing
3.023.846.900 dan Rp 2.931.536.127. (calk hal 23)

ANALISIS AKTIVITAS OPERASI


4. Analisis Laba

Rp

Laba Operasional berkelanjutan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk pada


tahun 2010 sebesar 43.722.582.261 dimana meningkat sebesar 67% dari
tahun sebelumnya sebesar 26.220.835.520. Kontribusi sebesar ini
dihasilkan oleh pencapaian penjualan dan disebabkan oleh ekspor yang
gemilang yakni mencapai 79.157 ton atau sebesar 72% dari total
penjualan,disamping juga didukung oleh adanya kenaikan sekitar 30% dari
harga rata-rata aluminium international (berdasarkan LME- London Metal
Exchange) sepanjang tahun 2010 menjadi USD 2.173 PER TON dari sebesar
USD 1.665 per ton pada tahun sebelumnya.

Sales
expor
local

Perhitungan Ratio
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
Tahun 2010

n
o
Jenis Ratio
1 Rentabilitas
(Laba sebelum pajak

Nilai

Rasio

penghasilan/total aset)*100

4
Rp59.983.151.6

Laba Sebelum Pajak

02
Rp1.504.154.33

Total Aset

2.712

2 Net Profit Margin


(Laba Tahun Berjalan/penjualan

111

bersih)*100
Rp
laba tahun berjalan

43.722.582.261
Rp

penjualan bersih
39.376.242.418
Berikut disajikan rata-rata analisis peningkatan laba pada industri yang sama
dimana digunakan PT. Lionmesh Prima Tbk ,PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.,
dan PT. Beton Jaya Manunggal Tbk. sebagai pembanding:
Peningkatan Laba
N
NAMA PERUSAHAAN
O
1

Peningkatan

Persentase

Laba (Rp)
Rp.4.950.029.

(%)

PT. Lionmesh Prima Tbk.

310

206

Rp
2

PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.

32.579.216
Rp(5.234.386.

78

PT. Beton Jaya Manunggal Tbk.

500)
Rp(83.925.991

(31)

84,3

Rata-rata

Rata-rata peningkatan laba pada industri yang sama dengan tiga perusahaan
pembanding yaitu 84,3% atau dibulatkan menjadi 84%. Sedangkan
peningkatan laba Alumindo adalah sebesar 67%. Perusahaan memiliki rata-rata
peningkatan laba yang lebih kecil dibanding industri yang sama. Berarti hal ini
berarti laba operasional perusahaan masih berada dibawah rata-rata industry sejenis.

Rasio terkait Laba dengan perusahaan sejenis tahun 2010:


Lab
a

Net Profit Margin


No

Nama Perusahaan
PT Pelat Timah Nusantara Tbk

Rentabilitas (%)

(%)

1 (NIKL)
2 PT Lionmesh Prima Tbk
PT.Beton Jaya Manunggal Tbk

10
13

6
5

3 (BTON)
Rata-rata Rasio

13
12

7
6

Rasio rentabilitas PT Alumindo Light Metal Industry Tbk yaitu 4 % yang


berarti kemampuan asset untuk menghasilkan pendapatan yaitu 4% hal
ini berada di bawah rata-rata industry sejenis yaitu 12% yang berarti
kemampuan asset perusahaan dalam menghasilkan pendapatan kurang
baik dari perusahan lain yang sejenis.
Net Profit margin PT Alumindo Light Metal Industry Tbk yaitu 111% yang
berarti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntung bersih
sebesar 111%. Hal ini berada jauh di atas rata-rata industry sejenis yaitu
6% yang berarti kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
bersih sangat baik dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Perhitungan 2 rasio ini mengindikasikan bahwa perusahaan dikelola
dengan begitu efisien dan efektif daripada pesaingnya di industri.
Kemungkinan pertumbuhan laba yang tinggi dihasilkan oleh aktivitas
tidak berkelanjutan atau adanya faktor lain berkait laba.

Laba Tidak Berkelanjutan


PT Alumindo Light Metal Industry Tbk tidak memiliki Laba Tidak
Berkelnajutan karena pada tahun 2010 tidak terjadi perubahan nilai wajar
asset perusahaan atau Pada tahun 2010, Perusahaan tidak mempunyai
asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. PT

Tbk. tidak mendapatkan pendapatan investasi maupun dividen selama


tahun 2010. PT Alumindo Light Metal Industry Tbk tidak mendapatkan
pendapatan investasi maupun dividen selama tahun 2010. Selama dua
tahun buku terakhir, perseroan tidak membagikan deviden dengan
pertimbangan sementara lebih mengutamakan struktur modal yang solid
(annual report 2010_ALMI).

Analisis Perubahan Akuntansi (Perubahan Asumsi Umur Manfaat


asset)
Tidak ada perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh signifikan
terhadap Laporan keuangan perusahaan ini. (annual report 2010_PT ALMI)

Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK), Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK)

dan

Pedoman

Penyajian

dan

Pengungkapan

Laporan

Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang ditetapkan oleh Bapepam-LK


bagi Perusahaan industri manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada
masyarakat.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan
asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. Sesuai dengan sifatnya, estimasi yang dibuat mengandung
adanya ketidakpastian, sehingga jumlah yang sebenarnya yang akan
dilaporkan di masa yang akan datang dapat berbeda dengan estimasi
tersebut.

Analisis Litbang

PT Alumindo Light Metal Industry Tbk bergerak dalam bidang industry logam
dan sejenisnya . Informasi yang saya dapat dari analisis Litbang Alumindo
Light Metal Industry Tbk adalah bahwa manajemen berupaya memberikan
peluang kepada setiap karyawan untuk mengembangkan diri sesuai bidang
kerja masing-masing melalui seminar-seminar dan program pelatihan bagi
karyawan.
Alumindo merasa perlu untuk tetap fokus dalam mengejar peluang bisnis
baru yang menguntungkan.hal pokok yang perlu terus dilakukan adalah
secara kontinyu melakukan pengembangan usaha yang prospektif dan
berekspansi

secara

teknologi,sehingga

kapasitas
dengan

dan

juga

demikian

dalam
dapat

hal

pengembagan

terus

memperkuat

dominasinya,baik dari sisi skala maupun kualitas.


PT Alumindo Light Metal Industry Tbk memiliki biaya penelitian dan
pengembangan karena dalam laporannya terdapat biaya perbaikan dan
pemeliharaan yaitu sebesar 29.053.183.572 pada tahun 2010, dan sebesar
Rp. 12.562.979.391 pada tahun 2009. Selain itu juga terdapat biaya suku
cadang sebesar 40.686.311.325 pada tahun 2010 dan pada tahun 2009
sebesar Rp44.733.159.965

Analisis Pendapatan
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. bergerak dalam bidang industri logam
dan sejenisnya. Perusahaan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 72 % dari
tahun sebelumnya dimana tahun 2010 memperoleh pendapatan sebesar Rp
3.019.070.482.536 dan tahun 2009 perusahaan mencatat pendapatan Rp
1.754.202.216.771. Pendapatan tahun 2010 rata-rata dihasilkan dari kegiatan
inti usaha yaitu dari penjualan produk dan ekspor sebesar Rp 39.376.242.418
dan Rp 26.224.937.605 di tahun 2009, serta dari pendapatan lain-lain
perusahaan sebesar (Rp 40.045.809.673) dan Rp (1.652.457.770) di tahun
sebelumnya. Berarti ada kesesuaian antara operasi perusahaan dengan
pendapatan, karena perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur dan
pendapatan operasinya lebih besar.

Berdasarkan catatan laporan keuangan, perusahaan menggunakan prinsip


konservatisme dimana Penjualan diakui pada saat produk dikirimkan dan risiko
serta hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai
manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (dasar akrual).
Dengan melihat pada data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk sebesar Rp3.019.070.482.536 tahun
2010 banyak dihasilkan oleh pos berulang yaitu kegiatan inti usaha
perusahaan yaitu penjualan dan ekspor produk. Selain itu, perusahaan
menyusun laporan keuangan dengan menggunakan prinsip konservatisme
terhadap pendapatan.
Rata rata pendapatan industry sejenis
Pendapatan

No

Nama Perusahaan
PT Pelat Timah Nusantara Tbk

Nilai
Persentase
Rp1.378.545.1

1 (NIKL)

99
Rp

78

2 PT. Lionmesh Prima Tbk


PT.Beton Jaya Manunggal Tbk

162.145.645.160

30

3 (BTON)
Rata-rata

606

Rp127.575.478.

Rp97.033.222.988

Pendapatan PT Alumindo Light Metal Industry Tbk


3.019.070.482.536

dan

pendapatan

rata-rata

-1
35,66666667

tahun 2010 yaitu Rp


industry

sejenis

yaitu

Rp97.033.222.988 Hal ini berarti pendapatan perusahaan berada jauh diatas ratarata industry sejenis. persentase peningkatan pendapatan perusahaan jauh
diatas rata-rata persentase peningkatan industry sejenis yaitu sebesar 72%.
Yang berarti tingkat peningkatan pendapatan sangat baik dan jumlah
pendapatan berada di atas rata-rata jumlah pendapatan perusahaan lain yang
sejenis.

Anda mungkin juga menyukai