Anda di halaman 1dari 158

ANALISIS POLA SPASIAL TAMBANG TIMAH RAKYAT

SEBAGAI MASUKAN DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN


TATA RUANG DI KABUPATEN BANGKA

ELFIDA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN


SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pola Spasial Tambang
Timah Rakyat Sebagai Masukan Dalam Penentuan Kebijakan Tata Ruang di
Kabupaten Bangka adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tesis ini.

Bogor, Maret 2007

Elfida
NRP A.253050184

ABSTRAK
ELFIDA. Analisis Pola Spasial Tambang Timah Rakyat Sebagai Masukan dalam
Penentuan Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten Bangka. Dibimbing oleh BABA
BARUS, ATANG SUTANDI, dan BUDI MULYANTO.
Aktifitas penambangan timah skala kecil (Tambang Inkonvensional)
merupakan alternatif pekerjaan sebagian masyarakat di Kabupaten Bangka sampai
saat ini. Aktifitas tersebut dapat berdampak positif karena memberikan
pendapatan tinggi, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif seperti :
kerusakan lingkungan, perubahan sosial, dan permasalahan pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai dengan kaidah penataan ruang dan daya dukungnya.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendapatkan gambaran sebaran lokasi
tambang timah rakyat di Kabupaten Bangka, 2) Mendapatkan informasi kondisi
sosial ekonomi masyarakat akibat aktifitas tambang timah rakyat, 3) Mengetahui
kemungkinan terjadinya penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan akibat
aktifitas tambang timah rakyat, serta 4) Memberikan saran sebagai masukan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka dalam merumuskan kebijakan
penataan ruang berkaitan dengan aktifitas tambang timah rakyat.
Secara umum metode penelitian menggunakan analisis SIG dan analisis
deskripsi. Untuk mendapatkan basis data spasial dilakukan analisis SIG berupa
digitasi, koreksi dan integrasi data spasial dan atribut. Analisis terhadap lokasi
tambang timah rakyat meliputi proses overlay, identifikasi terhadap status
perizinan tambang, jumlah tambang dan nilai Standard Distance (SD), klasifikasi
jarak tambang terhadap pusat kecamatan, serta pengharkatan. Analisis SIG juga
digunakan pada identifikasi terhadap penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan,
identifikasi hubungan sebaran tambang timah rakyat dengan penggunaan lahan,
serta arahan pemanfaatan ruang serta analisis deskripsi untuk kondisi sosial
ekonomi masyarakat.
Hasil pengharkatan ke jumlah tambang dan nilai SD sebaran tambang di
setiap desa, menunjukkan kondisi lingkungan desa berkategori sangat buruk
terdapat di 6 desa yaitu Desa Bintet, Gunung Pelawan, Lumut, Cit, Riau, dan
Silip. Sebagian besar masyarakat menyatakan bahwa aktifitas tambang timah
rakyat meningkatkan ekonomi masyarakat, tetapi mereka juga mengakui dampak
sangat buruk aktifitas tersebut berupa kerusakan lingkungan dan kecelakaan kerja.
Hasil identifikasi pemanfaatan fungsi kawasan untuk aktifitas penambangan
menunjukkan bahwa 8.67 % kawasan lindung dimanfaatkan sebagai areal
tambang. Kemudian, hasil penilaian kesesuaian sumberdaya lahan menunjukkan
bahwa tanaman kelapa memiliki tingkat kesesuaian yang paling tinggi menyusul
kelapa sawit, lada dan karet, sedangkan preferensi masyarakat tertinggi adalah
karet, menyusul sayuran, sedangkan komoditas lain relatif rendah.
Rekomendasi penelitian untuk perbaikan rencana tata ruang adalah
diperlukan kawasan lindung 10.12 %, kawasan rehabilitasi pasca tambang 6.58 %,
dan kawasan budidaya 83.30 % dengan memasukkan secara eksplisit kawasan
pertambangan 16.20 % dan kawasan perkebunan 33.95 %.
Kata kunci : Tambang Inkonvensional, Standard Distance, overlay, ,
penyimpangan ruang, rehabilitasi.

ABSTRACT
ELFIDA. Spatial Pattern Analysis of Public Tin Mining as A Suggestion in
Determination of Spatial Arrangement Policy in Bangka District. Supervised by
BABA BARUS, ATANG SUTANDI and BUDI MULYANTO.
Recently small scale tin mining (Inconventional Mining) is an alternative
activity for some communities in Bangka District. The activity may create
positive impact through providing high income, but incontrast, it may create
negative impacts such as environmental degradation, social change, and spatial
inapropriate utilization regarding its spatial planning and carrying capacity.
The objectives of this research were : 1) To describe inconventional tin
mining location in Bangka District, 2) To inform socio-economic community due
to inconventional tin mining, 3) To know possibility of area utilization
discrepancy due to inconventional tin mining, and 4) to provide suggestions to
Bangka District Government in spatial arrangement policy in relation to
inconventional tin mining activity.
Generally, the research methods used GIS and description analysis. The
spatial data base was derived from GIS analysis such as digitations, correction,
and integration of spatial data and attribute. Analysis for inconventional mining
location was conducted through overlay process, legal location mining status
identification, total amount and SD value of quarry mining, mining distance
category to subdistrict, and scoring. GIS analyses were implemented to identify
the discrepancy of area utilization, inconventional mining distribution regarding
with land use, and spatial utilization, and description analysis to community
socio-economic condition.
The scoring results for the total sum and SD value of mining distribution of
each village produce very bad environmental category for six villages i.e Bintet,
Gunung Pelawan, Lumut, Cit, Riau, and Silip. Most of the community stated that
the inconventional tin mining activity increased community economic livelyhood,
but they also realized that there were negative impacts such as environmental
degradation and accident in mining location.
It was identified that discrepancy of area utilization due to mining activity
were 8.67 % of preservation area were used as mining area. Furthermore,
suitability analysis produced that coconut crop with the highest suitability
compared to oil palm, pepper and rubber. Meanwhile the highest community
preference crops was devoted to rubber, following by vegetable, and the other
crops has lower tendency.
The research recommendation for improvement of the spatial utilization plan
were 10.12 % of preservation area, 6.58 % rehabilitation area, and 83.30 %
cultivation area, including 16.20 % mining area and 33.95 % plantation area.
Keywords: Inconventional mining, Standard Distance, overlay, spatial
discrepancy, rehabilitation.

ANALISIS POLA SPASIAL TAMBANG TIMAH RAKYAT


SEBAGAI MASUKAN DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN
TATA RUANG DI KABUPATEN BANGKA

ELFIDA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis

Nama

Analisis Pola Spasial Tambang Timah Rakyat Sebagai


Masukan Dalam Penentuan Kebijakan Tata Ruang di
Kabupaten Bangka
Elfida

NRP

A 253050184

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Baba Barus, M.Sc.


Ketua

Dr. Ir. Budi Mulyanto, M.Sc


Anggota

Ir. Atang Sutandi, M.Si, Ph.D


Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Wilayah,

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr.

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 17 Februari 2007

Tanggal Lulus :

Tulisan ini kupersembahkan untuk yang kucintai


suamiku (Rifat Syafitri, S.Sos) dan anakku (Reskika Syafari)
yang dengan sabar telah banyak memberikan dukungan dan kemudahan,
yang kuhormati ayahanda M. Thayib A.R. Siddik (Alm), ibunda Maimunah (Alm),
bapak dan ibu mertuaku Usmanu dan Rosinah,
keluarga besarku yang selalu hangat dan kompak dalam kebersamaan,
almamaterku serta sahabat-sahabatku, rekan-rekan mahasiswa PWL 05
terimakasih atas semua dukungan dan kebersamaan kita

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2006 ini ialah tambang timah rakyat,
dengan judul Analisis Pola Spasial Tambang Timah Rakyat Sebagai Masukan
Dalam Penentuan Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten Bangka.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada :
1) Bapak Dr. Ir. Baba Barus, M.Sc, Bapak Ir. Atang Sutandi, M.Si,Ph.D, dan
Bapak Dr. Ir. Budi Mulyanto, M.Sc selaku Komisi Pembimbing

atas

bimbingannya dalam penyelesaian tesis ini.


2) Pimpinan dan Staf Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana
(Pusbindiklatren) Bappenas, selaku penyandang dana beasiswa selama masa
pendidikan dan penyelesaian studi.
3) Bupati Kabupaten Bangka dalam memberikan izin tugas belajar selama masa
pendidikan.
4) Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang dan keluarga atas fasilitas tempat
tinggal selama masa pendidikan.
5) Semua pihak yang telah memberikan kemudahan dalam mendapatkan data
penelitian.
6) Rekan-rekan

mahasiswa PWL angkatan 2005 atas kebersamaan dan

kerjasama kita, serta


7) Keluargaku yang kucintai atas dukungan dan doanya.
Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat dan memberikan
informasi yang berguna bagi semua pihak.
Bogor, Maret 2007
Elfida

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pangkalpinang pada tanggal 26 Agustus 1975 dari
bapak H.M. Thayib Abdulrahman Siddik (Alm) dan ibu Hj. Maimunah (Alm).
Penulis merupakan putri terakhir dari 12 bersaudara. Penulis menikah dengan
Rifat Syafitri S.Sos dan telah dikaruniai seorang putra Reskika Syafari
Pendidikan sarjana di tempuh di Program Studi Agronomi, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, lulus pada tahun
1999. Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada Program Studi
Ilmu Perencanaan Wilayah pada Program Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun
2005.

Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Pusat Pembinaan,

Pendidikan dan Latihan Perencana (Pusbindiklatren) Bappenas.


Penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemda Kabupaten Ogan
Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2000, kemudian pindah ke
Pemda Kabupaten Bangka pada tahun 2002. Saat ini penulis bekerja sebagai staf
di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

xiv

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..............................................................................
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................
1.3. Kerangka Pemikiran ......................................................................
1.4. Tujuan dan Manfaat ........................................................................
1.4.1. Tujuan ..................................................................................
1.4.2. Manfaat ................................................................................

1
2
3
4
4
4

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Potensi Tambang Timah di Kabupaten Bangka ..............................
2.2. Sistem Informasi Geografis ...........................................................
2.3. Tata Ruang Wilayah dan Tata Guna Tanah ...................................
2.4. Evaluasi Kesesuaian Lahan ............................................................

5
6
7
10

III. METODE PENELITIAN


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
3.2. Jenis dan Sumber Data ...................................................................
3.3. Analisis Data ..................................................................................
3.4. Analisis terhadap Lokasi Tambang Timah Rakyat .........................
3.4.1. Identifikasi Status Izin Tambang Timah Rakyat .................
3.4.2. Penilaian Lokasi Tambang Timah Rakyat berdasarkan
Faktor Jarak terhadap Pusat Kecamatan ..............................
3.4.3. Penilaian Pengaruh Buruk Aktifitas Tambang Timah
Rakyat terhadap Lingkungan Desa .....................................
3.4.3.1 Jumlah Tambang Timah Rakyat di Setiap Desa
3.4.3.2. Nilai Standard Distance dari Sebaran Tambang
Timah Rakyat di Setiap Desa ..............................
3.5. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat ................................
3.6. Identifikasi Penyimpangan Pemanfaatan Fungsi Kawasan ............
3.7. Identifikasi Hubungan antara Kondisi Penggunaan Lahan dengan
Sebaran Tambang Timah ................................................................
3.8. Analisis Kesesuaian Lahan Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan
3.9. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan ............................................
3.10.Keterbatasan Penelitian ..................................................................

13
13
14
15
15
15
16
16
17
20
20
20
21
21
24

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN


4.1. Letak Geografis dan Administratif ................................................
4.2. Keadaan Iklim ................................................................................
4.3. Topografi .........................................................................................
4.4. Geologi dan Tanah ..........................................................................
4.5. Proses Pembentukan Endapan Timah ............................................
4.6. Kependudukan ................................................................................
4.7. Luas Penggunaan Lahan ................................................................
4.8. Kondisi Pertambangan Timah Rakyat ............................................
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis terhadap Lokasi Tambang Timah Rakyat .........................
5.1.1. Identifikasi Status Tambang Timah Rakyat ............
5.1.2. Penilaian Lokasi Tambang Timah Rakyat berdasarkan
Faktor Jarak dengan Pusat Kecamatan ................................
5.1.3. Penilaian terhadap Pengaruh Buruk Aktifitas Tambang
Timah terhadap Kondisi Lingkungan Desa .........................
5.1.3.1. Jumlah Tambang Timah Rakyat di Setiap Desa ..
5.1.3.2. Nilai Standard Distance dari Sebaran Tambang
Timah Rakyat di Setiap Desa ............................
5.2. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Aktifitas
Tambang Timah Rakyat ..................................................................
5.3. Identifikasi Penyimpangan Pemanfaatan Fungsi Kawasan ............
5.4. Identifikasi Hubungan antara Kondisi Penggunaan Lahan dengan
Sebaran Tambang Timah Rakyat ..................................................
5.5. Analisis Kesesuaian Lahan Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan
5.6. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan ...

25
27
29
30
32
33
36
37

42
42
44
49
49
53
61
69
77
78
83

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1. Kesimpulan ......................................................................................
6.2. Saran ................................................................................... ............

87
88

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

89

LAMPIRAN ...................................................................................................

91

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Jenis data, tahun, skala dan sumber data yang digunakan .....................

13

2 Kriteria penilaian lokasi tambang timah rakyat berdasarkan jarak


terhadap pusat kecamatan ......................................................................

16

3 Kriteria penilaian pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat desa


berdasarkan jumlah tambang timah di tiap desa ...............................

17

4 Kriteria penilaian pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat


berdasarkan perhitungan nilai SD .........................................................

18

5 Klasifikasi penilaian ..............................................................................

20

6 Wilayah administrasi Kabupaten Bangka ..............................................

25

7 Luas wilayah Kabupaten Bangka berdasarkan kelas lereng .................

30

8 Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bangka ...........................

34

9 Jumlah dan komposisi penduduk Kabupaten Bangka berdasarkan jenis


kelamin ..................................................................................................

34

10 Luas penutupan lahan di Kabupaten Bangka ........................................

37

11 Rekapitulasi jumlah tambang timah rakyat di Kabupaten Bangka


tahun 2005 .............................................................................................

39

12 Desa yang memiliki kurang dari 15 lokasi tambang .............................

50

13 Desa yang memiliki 15 sampai 30 lokasi tambang ...............................

50

14 Desa yang memiliki 30 sampai 50 lokasi tambang ...............................

52

15 Desa yang memiliki lebih dari 50 lokasi tambang ................................

52

16 Hasil analisis lokasi tambang dengan kategori terpusat di tiap desa .....

53

17 Hasil analisis lokasi tambang dengan kategori agak terpusat di tiap


desa ........................................................................................................

54

18 Hasil analisis lokasi tambang dengan kategori agak tersebar di tiap


desa ........................................................................................................

54

19 Hasil analisis lokasi tambang dengan kategori tersebar di tiap desa .....

56

20 Hasil skoring pada masing-masing desa lokasi tambang timah rakyat


di Kabupaten Bangka ............................................................................

57

21 Jumlah rata-rata pendapatan responden di tiap desa contoh .................

63

22 Jumlah pendapat responden berkaitan dengan keberadaan tambang


timah rakyat di desa responden pada lima kecamatan di Kabupaten
Bangka ............................................................................................

65

23 Data kecelakaan tambang di Kabupaten Bangka pada tahun 2003 .......

68

24 Jumlah dan jenis pekerjaan yang mempunyai prospek baik menurut


responden selain jenis usaha tambang timah .........................................

66

25 Rencana alokasi penggunaan ruang Kabupaten Bangka ........................

70

26 Luas areal tambang yang menempati kawasan lindung dan kawasan


budidaya lainnya ...................................................................................

74

27 Luas lahan untuk kesesuaian lahan masing-masing tanaman


berdasarkan hasil analisis spasial ..........................................................

81

28 Aspek pertimbangan jenis usaha tambang timah dengan budidaya


tanaman perkebunan ..............................................................................

82

29 Luas arahan pemanfaatan ruang kawasan ..........................................

85

xi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Diagram alur kerangka pemikiran penelitian .....................................

2 Ilustrasi dalam analisis multikriteria ...................................................

19

3 Diagram alir pendekatan penelitian ........................................

23

4 Peta wilayah administrasi Kabupaten Bangka ..

26

5 Grafik rata-rata curah hujan bulanan di Kabupaten Bangka tahun


2001 2005 .....................................................................................

27

6 Peta curah hujan di Kabupaten Bangka ...............................................

28

7 Grafik rata-rata suhu udara bulanan di Kabupaten Bangka tahun 2001


2005 ..................................................................................................

29

8 Peta kelas lereng di Kabupaten Bangka ..............................................

31

9 Peta kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Bangka tahun


2004 .....................................................................................................

35

10 Grafik pertumbuhan penduduk per kecamatan di Kabupaten Bangka

36

11 Peta penggunaan lahan di Kabupaten Bangka .....................................

38

12 Peta sebaran tambang timah rakyat di Kabupaten Bangka ................

41

13 Peta status izin tambang tambang timah rakyat ..................................

43

14 Grafik jumlah tambang timah rakyat berdasarkan jarak dengan pusat


kecamatan ............................................................................................

45

15 Peta kriteria tambang timah rakyat berdasarkan jarak terhadap pusat


kecamatan ...........................................................................................

46

16 Aktifitas tambang timah rakyat yang berada di lokasi pemukiman


penduduk .

47

17 Aktifitas tambang timah rakyat yang berada di dekat jalan umum .

48

18 Hubungan tambang timah rakyat berstatus legal dengan jarak


terhadap pusat kecamatan ....................................................................

49

19 Peta jumlah tambang timah rakyat di tiap desa ...

51

20 Peta nilai Standard Distance sebaran tambang timah rakyat di setiap


desa ........................................................................................... ..........

55

21 Peta pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat terhadap


kondisi lingkungan desa ......................................................................

58

22 Peta jenis pekerjaan responden ............................................................

62

23 Peta rata-rata pendapatan responden di tiap desa contoh ....................

64

24 Perubahan bentang alam akibat aktifitas tambang timah rakyat .........

67

25 Aktifitas penambangan dengan kedalaman di luar ambang batas


tambang rakyat ....................................................................................

67

26 Anak-anak pekerja tambang timah rakyat ...........................................

69

27 Peta rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bangka ...........................

72

28 Peta penyimpangan fungsi kawasan di Kabupaten Bangka ................

75

29 Kebun karet yang berubah menjadi lokasi tambang timah rakyat di


Desa Penagan Kecamatan Mendo Barat ..

76

30 Peta hubungan sebaran tambang timah rakyat dengan penggunaan


lahan saat ini ........................................................................................

79

31 Peta arahan pemanfaatan ruang di Kabupaten Bangka .

86

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Daftar kuisioner ..................................................................................

93

2 Data curah hujan bulanan di Kabupaten Bangka tahun 2001 2005

99

3 Rekapitulasi Data Tambang Skala Kecil (TSK) Produksi Bangka


Tengah-Sungailiat ............................................

100

4 Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan kategori jarak 0


3 kilometer ....

107

5 Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan kategori jarak 3


5 kilometer

109

6 Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan kategori jarak 5


10 kilometer .

112

7 Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan kategori jarak


> 10 kilometer .

123

8 Peta respon terhadap peningkatan ekonomi akibat tambang timah


rakyat ...............................................................................................

129

9 Peta respon terhadap dampak buruk dari tambang timah rakyat .........

130

10 Peta respon terhadap kecelakaan di lokasi tambang timah rakyat di


desa contoh ..........................................................................................

131

11 Peta respon terhadap keberadaan tambang timah rakyat .

132

12 Peta respon tentang perubahan areal perkebunan menjadi areal


pertambangan timah rakyat .................................................................

133

13 Peta respon terhadap peruntukan lahan pasca tambang timah rakyat .

134

14 Peta respon terhadap pencabutan izin tambang timah rakyat ..............

135

15 Peta kesesuaian tumbuh tanaman lada

136

16 Peta kesesuaian tumbuh tanaman karet ...............................................

137

17 Peta kesesuaian tumbuh tanaman kelapa sawit ...................................

138

18 Peta kesesuaian tumbuh tanaman kelapa .

139

19 Kriteria Kesesuaian Lahan Komoditi Lada (Piper nigrum LINN) .

140

20 Kriteria Kesesuaian Lahan Komoditi Karet (Hevea brasiliensis) ...

141

21 Kriteria Kesesuaian Lahan Komoditi


Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis) ...........................................................................................

142

22 Kriteria Kesesuaian Lahan Komoditi Kelapa (Cocos nicifera) ...........

143

xv

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penting dalam
perekonomian Indonesia, terutama dalam perannya sebagai penghasil devisa.
Sebagai salah satu sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui, sektor
pertambangan mempunyai sifat fisik yang tersedia tetap, tidak dapat diproduksi
kembali, dan proses terjadinya memerlukan waktu ribuan tahun. Sektor
pertambangan terdiri dari sub sektor minyak dan gas (migas), sub sektor
pertambangan umum, dan galian C.
Salah satu sumberdaya tambang yang termasuk dalam sub sektor
pertambangan umum adalah tambang timah.

Sumberdaya tambang timah

merupakan salah satu komoditi andalan di Provinsi Bangka Belitung dan telah
ditambang sejak abad ke 17 pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda hingga
sekarang.

Menurut BAPEDA-BPS Kab. Bangka (2005), pada tahun 2004

produksi logam timah di Kabupaten Bangka sebanyak 4 136.47 ton sedangkan


produksi bijih timah (kasiterit) sebanyak 22 239.48 ton.
Keberadaan sektor tambang timah tidak hanya memberikan dampak positif
tetapi juga memberikan dampak negatif. Dampak positif antara lain sebagai
sumber devisa negara, peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan ekonomi. Data dari Departemen
Perdagangan dalam Investor Daily (2007) menunjukkan nilai ekspor timah
batangan pada tahun 2005 mencapai US $ 903.80. Sementara kontribusi timah
mencapai 264.67 milyar rupiah dari total 1 182.19 milyar rupiah total PDRB
Kabupaten Bangka tahun 2004 (BAPEDA-BPS Kab. Bangka, 2005).
Dampak negatif terjadi akibat kegiatan penambangan timah antara lain
mengubah bentuk bentang alam, merusak dan menghilangkan vegetasi,
menghasilkan limbah tailing maupun overburden, serta menguras air tanah dan air
permukaan. Jika tidak direhabilitasi, lahan-lahan bekas penambangan membentuk
kubangan raksasa (kolong), dan hamparan tanah yang bersifat masam.

Di

samping itu kegiatan pertambangan dapat memberikan perubahan budaya dan adat
istiadat setempat.

2
Kegiatan penambangan timah di Pulau Bangka tidak hanya melibatkan
perusahaan pertambangan skala besar seperti P.T. Timah, Tbk dan P.T. Koba Tin,
tetapi juga melibatkan masyarakat yang lebih dikenal dengan Tambang
Inkonvensional (TI) atau tambang rakyat. Tambang timah rakyat mulai muncul
sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Selanjutnya dengan pemberian
izin pendirian usaha peleburan timah skala kecil oleh pemerintah setempat dalam
SK Bupati Bangka No. 540.K/271/Tamben/2001 tentang pemberian izin usaha
pertambangan untuk pengolahan dan penjualan (ekspor), menjadi pemicu
maraknya pertambangan rakyat karena sistem pemasaran timah dapat dilakukan
secara bebas dengan perusahaan peleburan timah skala kecil yang relatif tidak
menentukan kriteria kualitas dibandingkan bila dipasarkan kepada perusahaan
besar seperti P.T. Timah, Tbk.
Kemunculan tambang timah rakyat menjadi fenomena baru berkaitan
dengan pemanfaatan ruang di Kabupaten Bangka.

Banyaknya lokasi yang

penggunaannya tumpang tindih antara penggunaan untuk lokasi pertambangan


dengan penggunaan lainnya menjadi permasalahan tersendiri berkaitan dengan
rencana tata ruang yang ditetapkan. Lokasi pertambangan timah yang relatif
menyebar di seluruh Kabupaten Bangka menyebabkan terjadi pergeseran fungsi
kawasan dari peruntukannya di sebagian wilayah Kabupaten Bangka.
1.2. Perumusan Masalah
Secara fisik, potensi tambang timah tersebar di daratan Pulau Bangka hingga
di daerah lepas pantai mengikuti apa yang disebut The Indonesian Tin Belt.
Sebaran potensi tambang timah ini memunculkan daerah-daerah konsentrasi
penambangan timah baik yang dilakukan oleh perusahaan tambang maupun oleh
rakyat.
Permasalahan pemanfaatan ruang akibat aktifitas tambang timah rakyat
terjadi karena banyaknya penggunaan lahan yang tumpang tindih antara
penggunaan untuk penambangan timah dengan penggunaan lainnya. Kurangnya
pengaturan ruang yang rinci dan faktor desakan kebutuhan ekonomi telah
memungkinkan ekspansi penambangan yang tidak terkendali.

3
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan timah, maka
dalam penelitian ini dikaji beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam
aktifitas penambangan timah, yaitu:
1. Kecenderungan sebaran lokasi tambang timah rakyat;
2. Pengaruh aktifitas tambang timah rakyat terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat; dan
3. Kesesuaian antara areal tambang timah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW).
Kaitan ketiga pokok permasalahan tersebut di atas mengarahkan kepada usulan
alternatif pemanfaatan ruang akibat aktifitas tambang timah rakyat di Kabupaten
Bangka.
1.3. Kerangka Pemikiran
Alur kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

Potensi sumberdaya tambang timah

Kebijakan Pengelolaan dan Pemanfaatan


tambang timah
Karakteristik lahan
setiap land unit

Penggunaan
lahan

Dampak aktifitas TI
Kualitas
lahan
Sebaran lokasi TI

Sosial-ekonomi
masyarakat

Pemanfaatan
ruang

Persyaratan
Penggunaan Lahan
Matching

Analisis
Pola sebaran
lokasi TI

Dampak akt. tamb.


timah rakyat thd
kond. sosial-ekonomi

Kesesuaian pemanfaatan
ruang dengan fungsi
kawasan

Arahan pemanfaatan
ruang

Gambar 1 Diagram alur kerangka pemikiran penelitian

Alternatif
pemanfaatan ruang
selain tambang timah

4
1.4. Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1.

Mendapatkan gambaran sebaran lokasi tambang timah rakyat di Kabupaten


Bangka.

2.

Mendapatkan informasi kondisi sosial ekonomi masyarakat akibat aktifitas


tambang timah

3.

Mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan pemanfaatan fungsi


kawasan akibat aktifitas tambang timah rakyat.

4.

Memberikan saran sebagai masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten


Bangka dalam merumuskan kebijakan penataan ruang berkaitan dengan
aktifitas tambang timah rakyat.

1.4.2. Manfaat
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangka dalam merumuskan kebijakan penataan ruang berkaitan
dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Potensi Tambang Timah di Kabupaten Bangka
Potensi tambang timah tersebar di daratan Pulau Bangka hingga di daerah
lepas pantai mengikuti apa yang disebut The Indonesian Tin Belt, yaitu mulai dari
sekitar Pulau Singkep-Kepulauan Riau, Pulau Bangka, Pulau Belitung, sampai
bagian barat Kalimantan Barat. Mineralisasi timah terjadi akibat intrusi granit
baik pada batuan granit maupun pada bantuan sekitarnya (P.T. Timah, 1991).
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara (2005), timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan
pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasa berasosiasi dengan
turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya
terdiri dari endapan aluvial, eluvial, dan koluvial.
Sedangkan menurut P.T. Timah (1991), terdapat dua jenis mineralisasi bijih
timah (kasiterit) di Bangka, yaitu endapan kasiterit primer dan endapan kasiterit
aluvial. Endapan kasiterit primer terdapat dalam batuan granit maupun batuan
sekitarnya. Adapun proses mineralisasi bijih timah primer dalam batuan granit
berupa:

Lensa-lensa yang berasosiasi dengan kaolin, dengan diameter dari beberapa


sentimeter sampai puluhan sentimeter.

Urat-urat yang berasosiasi dengan kaolin dengan ketebalan dari beberapa


sentimeter sampai puluhan sentimeter

Greisenisasi granit

Terhambur
Endapan kasiterit aluvial terjadi akibat adanya proses pelapukan mekanik

dan kimiawi terhadap batuan dasar yang mengandung kasiterit primer, ditambah
dengan proses pencucian alam dan adanya lubuk atau lembah-lembah purba baik
dangkal maupun dalam. Pada lembah-lembah dalam terbentuk endapan aluvial
yang sangat tebal dan berasosiasi dengan endapan bijih timah sekunder.
Beberapa mineral yang terkandung di dalam bijih timah adalah kasiterit
sebagai mineral utama serta mineral lain sebagai ikutan berupa pirit, kuarsa,

6
zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenit, stibnit, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan
monasit (PPPTMB, 2005).
2.2. Sistem Informasi Geografis
Menurut Star dan Ester dalam Barus dan Wiradisastra (2000), Sistem
Informasi Geografis (SIG) didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang
dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi. Dengan kata lain SIG adalah suatu sistem basis dengan kemampuan
khusus untuk data yang bereferensi spasial bersamaan dengan seperangkat
operasi

kerja.

SIG

dinyatakan

juga

mempunyai

kehandalan

untuk

mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisa dan menampilkan data


spasial baik biofisik maupun sosial ekonomi.
Aronoff (1993) membuat pernyataan yang hampir sama dengan Star dan
Ester yaitu SIG merupakan sistem informasi yang dirancang menggunakan basis
data yang memiliki referensi spasial atau berkoordinat geografi. Sebagai suatu
sistem yang berbasis komputer SIG mempunyai kemampuan untuk menangani
data spasial dan non spasial yang mencakup pemasukan data, manajemen data,
manipulasi data dan pengembangan produk dan pencetakan.
Secara umum penyajian data SIG dalam bentuk peta dengan bentuk dua
dimensi dan dasar penyajian kartografis. Prosedur penyajian secara kartografis
berdasarkan simbol, sehingga hanya terdapat tiga cara dasar penyajian data
spasial, yaitu dalam bentuk titik, garis dan area. Titik merupakan cara penyajian
yang tidak berdimensi, dan hanya menyajikan lokasi dalam bentuk koordinat,
sehingga tidak berkaitan dengan ukuran panjang maupun luasan dari obyek. Garis
merupakan deretan titik yang saling menyambung, mempunyai dimensi satu
seperti jalan dan sungai.

Penyajian ini telah menunjukkan arah dan ukuran

panjang tetapi tidak mempunyai luasan. Area dinyatakan dalam bentuk poligon,
merupakan cara penyajian dasar yang berdimensi dua, sehingga dapat
menggambarkan luas area.

SIG juga mempunyai kemampuan menampilkan

obyek berdimensi tiga sehingga penampilannya mendekati keadaan yang


sebenarnya.

7
Menurut Lioubimstseva dan Defourney (1999), peran SIG semakin besar
dalam kajian sumberdaya ekologi termasuk perencanaan penggunaan lahan.
Secara umum SIG sangat bermanfaat baik untuk pemetaan, evaluasi sumberdaya
lahan, permodelan atau aplikasi model. Peran SIG secara spesifik antara lain:
1. Menyediakan struktur data untuk penyimpanan dan pengolahan data yang
lebih efisien termasuk untuk luasan yang besar.
2. Memungkinkan pengumpulan atau pemisahan data dengan skala yang
berbeda.
3. Mendukung analisis statistik spasial dari distribusi ekologi.
4. Menyediakan masukan data/parameter dalam permodelan atau aplikasi model.
5. Meningkatkan kemampuan ekstraksi informasi dari penginderaan jauh.
Ada beberapa jenis data yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi
SIG diantaranya peta-peta tematik yang telah tersedia dalam bentuk gambar
analog, citra rekaman dari udara maupun satelit, serta data survey, pemetaan, dan
eksplorasi yang sudah direkam secara digital. Semua data yang telah dimasukkan
ke dalam SIG tersebut selanjutnya dapat dianalisis secara keruangan, diantaranya
untuk keperluan studi kesesuaian lahan dan analisa perubahan batas dengan
metode overlay, maupun untuk studi distribusi sumber daya alam dengan analisis
jaringan. Kunci utama untuk mendayagunakan pemanfaatan data geografis dalam
SIG untuk pengambilan keputusan bagi perencana pembangunan ada pada
kecermatan di dalam fuzzy geostatistic, pembuatan disain sampel yang optimal,
klasifikasi multivarian, dan lain-lain.
2.3. Tata Ruang Wilayah dan Tata Guna Tanah
UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa ruang
dipahami sebagai suatu wadah yang meliputi daratan, ruang lautan, dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup lainnya
melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

Hal ini

menjelaskan bahwa sumber daya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya


buatan/infrastruktur wilayah, dan kegiatan usaha merupakan unsur pembentuk
ruang wilayah dan sekaligus unsur bagi pembangunan wilayah.

8
Untuk itu, arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang
ditetapkan melalui PP No. 47/1997 merupakan acuan spasial perencanaan
pembangunan nasional yang bersifat makro dan dimaksudkan agar sumberdaya
alam dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. RTRWN memuat
arahan struktur ruang wilayah nasional yang berupa arahan sistem permukiman
nasional (perkotaan dan pedesaan) dan prasarana wilayah serta arahan pola
pemanfaatan ruang nasional yang berupa arahan pengelolaan kawasan lindung,
pengembangan kawasan budidaya prioritas dan kriteria pengelolaannya.
Selain itu UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang juga menyatakan setiap
daerah kabupaten perlu menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
sebagai

arahan

pelaksanaan

pembangunan.

Sejalan

dengan

penerapan

desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 13/2004


yang menitikberatkan kewenangan pelaksanaan pembangunan pada pemerintah
kabupaten, dalam hal ini termasuk pelaksanaan perencanaan tata ruang wilayah
kabupaten.
Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang (UU No. 24/1992).

Penataan ruang

bertujuan agar terselenggara pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan,


pengaturan dan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya serta
tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas. Hasil perencanaan tata ruang
wilayah berupa rencana tata ruang wilayah yang merupakan pedoman dalam
pemanfaatan ruang suatu wilayah. Selain itu rencana tata ruang wilayah pada
dasarnya

merupakan

bentuk

intervensi

yang

dilakukan

agar

interaksi

manusia/makhluk hidup dengan lingkungannya dapat berjalan serasi, selaras,


seimbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/makhluk hidup serta
kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan.
Menurut Permana (2004), penataan ruang adalah suatu proses

yang

mencakup perencanaan tata ruang (penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah),


pemanfaatan ruang melalui serangkaian program pelaksanaan pembangunan yang
sesuai rencana, dan pengendalian pelaksanaan pembangunan agar sesuai dengan
rencana tata ruang.

9
Perencanaan tata ruang merupakan perumusan tata ruang yang optimal
dengan orientasi produksi dan konservasi bagi kelestarian lingkungan.
Perencanaan ini mengarahkan dan mengatur alokasi pemanfaatan ruang, alokasi
kegiatan, keterkaitan antar fungsi kegiatan, serta program dan kegiatan
pembangunan.
Hasil dari proses perencanaan tata ruang wilayah adalah berupa Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW).
actions juga merupakan

RTRW selain merupakan guidance of future

bentuk intervensi yang dilakukan agar interaksi

manusia/makhluk hidup dengan lingkungannya dapat berjalan serasi, selaras dan


seimbang untuk mencapai kesejahteraan manusia/makhluk hidup serta kelestarian
lingkungan dan keberlanjutan pembangunan (Dirjen Penataan Ruang, 2003).
Pada dasarnya penataan ruang merupakan suatu pendekatan dalam
pengembangan wilayah yang bertujuan untuk mendukung peningkatan kualitas
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup. Pembagian penataan ruang
berdasarkan fungsi utama meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya,
berdasarkan aspek administratif meliputi ruang wilayah nasional, propinsi, dan
wilayah kabupaten/kota dan berdasarkan fungsi kawasan dan aspek kegiatan
meliputi kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan kawasan tertentu.
Sedangkan menurut Rustiadi et al. (2004), penataan ruang pada dasarnya
merupakan perubahan yang disengaja. Dengan memahaminya sebagai proses
pembangunan melalui upaya-upaya perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik,
maka penataan ruang merupakan bagian dari proses pembangunan.

Urgensi

keberadaan tata ruang adalah : a) optimalisasi pemanfaatan sumberdaya (prinsip


produktifitas dan efisiensi); b) alat dan wujud distribusi sumberdaya (prinsip
pemerataan,

keberimbangan,

dan

keadilan);

c)

keberlanjutan

(prinsip

sustainability).
Peraturan

Pemerintah

No.

16/2004

tentang

Penatagunaan

Tanah

menjelaskan tanah merupakan unsur ruang yang strategis dan pemanfaatannya


terkait dengan penataan ruang wilayah sehingga dalam pemanfaatan ruang perlu
dikembangkan penatagunaan tanah. Penatagunaan tanah didefinisikan sebagai
pengelolaan tata guna tanah berupa penyesuaian penggunaan tanah untuk
menwujudkan pemanfaatan tanah yang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah,

10
meliputi kegiatan perencanaan penatagunaan tanah, pengaturan pemanfaatan
tanah dan pengendalian pemanfaatan tanah dengan memperhatikan perkembangan
teknologi.
Tanah adalah sumberdaya alam langka yang harus dialokasikan untuk
berbagai kegiatan kehidupan.

Tujuan dari penatagunaan tanah adalah untuk

mengoptimalkan pemanfaatan nilai tanah berupa Ricardian Rent; mencakup


kualitas tanah, Locational Rent; mencakup lokasi relatif tanah dan Environmental
Rent; mencakup sifat tanah sebagai suatu komponen utama dari ekosistem
(Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).
Penatagunaan tanah dilaksanakan melalui kebijakan penatagunaan tanah dan
penyelenggaraan penatagunaan tanah. Dalam kebijakan penatagunaan tanah
dinyatakan kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah terhadap Rencana Tata
Ruang Wilayah ditentukan berdasarkan pedoman, standar dan kriteria teknis yang
ditetapkan pemerintah pusat, yang dijabarkan lebih lanjut oleh pemerintah
Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.
Penyelenggaraan penatagunaan tanah meliputi kegiatan (1) inventarisasi
penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah; (2) penetapan perimbangan
antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah menurut fungsi kawasan; dan (3) penetapan pola penyesuaian penguasaan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Kegiatan penatagunaan tanah tersebut disajikan dalam peta dengan skala yang
lebih besar daripada skala peta Rencana Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan.
2.4. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk
penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat
ini atau setelah diadakan perbaikan (improvement). Lebih spesifik lagi kesesuaian
lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri dari iklim,
tanah, topografi, hidrologi dan/atau drainase sesuai untuk status usaha tani atau
komoditas tertentu yang produktif (Djaenudin et al. 2003).
Kesesuaian lahan (land suitability) mempunyai pengertian yang berbeda
dengan kemampuan lahan (land capability).

Kemampuan lahan lebih

11
menekankan kepada kapasitas berbagai penggunaan secara umum yang dapat
diusahakan di suatu wilayah. Sehingga semakin tinggi kelas kemampuan lahan
dicirikan dengan semakin banyak jenis komoditas tanaman yang dapat
dikembangkan atau diusahakan di lahan tersebut. Sedangkan kesesuaian lahan
adalah kecocokan (adaptability) suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan (jenis
tanaman dan tingkat pengelolaan) tertentu.
Salah satu bagian dari proses perencanaan tataguna tanah adalah evaluasi
kesesuaian lahan. Evaluasi kesesuaian lahan adalah kegiatan membandingkan
persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang diterapkan dengan
sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan.
Dengan cara ini akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian untuk jenis
penggunaan lahan tersebut.

Inti prosedur evaluasi lahan adalah mula-mula

menentukan jenis penggunaan (jenis tanaman) yang akan ditetapkan, kemudian


menentukan

persyaratan

dan

pembatas

pertumbuhannya

dan

akhirnya

membandingkan persyaratan penggunaan lahan (pertumbuhan tanaman) tersebut


dengan kualitas lahan secara fisik.

Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka

(2001), metode yang biasa digunakan dalam klasifikasi kelas kesesuaian lahan
adalah klasifikasi menurut FAO (1976).

Metode ini digunakan untuk

mengklasifikasikan kelas kesesuaian lahan berdasarkan data kuantitatif dan


kualitatif tergantung data yang tersedia.
Terdapat dua cara pendekatan dalam evaluasi lahan, yaitu (1) pendekatan
dua tahap dan (2) pendekatan paralel.

Dalam pendekatan dua tahap, tahap

pertama adalah merupakan evaluasi lahan secara kualitatif, sedangkan tahap


kedua terdiri dari analisis sosial dan ekonomi.

Pendekatan dua tahap sering

digunakan untuk evaluasi perencanaan penggunaan lahan secara umum dalam


tingkat survey tinjau.

Klasifikasi kesesuaian lahan dalam tahap pertama

didasarkan pada kecocokan lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu,


sementara peranan analisa sosial dan ekonomi dalam tahap pertama ini terbatas
pada pengecekan terhadap relevansi tipe penggunaan lahan yang diterapkan.
Setelah tahap pertama selesai dan hasilnya disajikan dalam dalam bentuk peta dan
laporan, maka tahap kedua yaitu analisis sosial-ekonomi dapat dilakukan segera
atau beberapa waktu kemudian.

12
Pendekatan paralel adalah pendekatan dimana analisis sosial-ekonomi
terhadap jenis penggunaan lahan yang direncanakan dilakukan bersamaan dengan
analisis sifat-sifat fisik dan lingkungan dari lahan tersebut. Hasil dari pendekatan
ini biasanya memberikan petunjuk mengenai modifikasi penggunaan lahan untuk
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Metode ini dianjurkan untuk rencanarencana khusus dalam pengembangan suatu proyek dalam tingkat semi-detil dan
detil (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).

III. METODE PENELITIAN


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai tambang timah rakyat dilakukan di Kabupaten Bangka
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April
sampai bulan Nopember 2006, meliputi tahap: persiapan, pengumpulan data,
pengecekan lapangan, analisis, dan penulisan.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara untuk mengetahui
dampak sosial ekonomi berkaitan dengan aktifitas tambang timah rakyat.
Wawancara dilakukan terhadap responden yang dipilih dengan metode Stratified
Random Sampling. Responden dipilih dari 5 kecamatan di Kabupaten Bangka
yang banyak terdapat aktifitas tambang timah rakyat. Masing-masing kecamatan
tersebut diwakili oleh 4 desa contoh dengan 2 desa mewakili desa yang banyak
memiliki usaha tambang timah rakyat dan 2 desa mewakili desa yang sedikit atau
tidak memiliki usaha tambang timah rakyat. Jumlah responden ditetapkan 3 orang
tiap desa contoh. Wawancara yang dilakukan berpedoman pada kuisioner yang
telah dibuat sebelumnya seperti ditunjukkan pada Lampiran 1.
Data sekunder dikumpulkan dari beberapa instansi pemerintah dan lembaga
terkait. Data berupa peta dan data numerik atau tabular. Jenis dan sumber data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Jenis data, tahun, skala dan sumber data yang digunakan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jenis Data
Peta batas administrasi
Peta RTRW Kab. Bangka
Peta tanah
Peta iklim
Data curah hujan
Peta satuan lahan berdasarkan ZAE
Peta lereng
Peta lokasi tambang timah rakyat

Tahun
2004
2005
1989
2003
2001 2005

Skala
1:250 000
1:400 000
1:250 000
1:1 000 000
-

2005
1982
2002

1:50 000
1: 50 000
1:10 000

Sumber
BagPem Babel
Bappeda Bangka
Puslittanah, Bogor
Puslittanak, Bogor
Stasiun Meteorologi
Pangkalpinang
BPTP-Babel
Bakosurtanal
PPLH-IPB

14
Tabel 1 Jenis data, tahun, skala dan sumber data yang digunakan (lanjutan)
No
9.

Jenis Data
Data tambang timah rakyat per desa

10.
11.
12.

Tahun
2005

Skala
-

Data tambang timah skala kecil

2005

Peta Kuasa Pertambangan P.T. Timah


Tbk
Data pendukung lain

1991

1: 10.000

Sumber
Din Pertamb &
Energi Kab Bangka
P.T. Timah Tbk, &
PPLH-IPB
P.T. Timah Tbk, &
PPLH-IPB
Instansi terkait

3.3. Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis SIG dan
analisis deskripsi. Metode yang digunakan dalam analisis SIG antara lain:

Inventarisasi dan pembuatan data digital, setelah data dikumpulkan dari


berbagai sumber data, data yang belum dalam format peta digital dilakukan
proses digitasi melalui layar sehingga semua data dalam format digital.

Pengolahan awal dan persiapan data digital dengan cara memasukkan dan
mengedit data atribut, kemudian data tersebut disesuaikan (justifikasi)
bentuk dan posisinya agar dapat ditumpangtindihkan dengan menggunakan
transformasi geometri. Operasi yang dilakukan antara lain dengan rubber
setting dengan menggunakan ekstensi shape warp dan projection utility.

Manipulasi dan analisis SIG dengan cara mengelompokkan data berdasarkan


temanya,

memanggil

data

dan

mengklasifikasi

ukuran

data,

menumpangtindihkan data. Operasi yang dilakukan dalam manipulasi dan


analisis data antara lain: dissolve, merge, clip, intersect, union serta
pemanfaatan ekstensi x tools dalam perhitungan luas. Semua peta yang
diperoleh sebagai hasil analisis ditampilkan menggunakan sistem koordinat
Geografis dengan zone 48 pada lintang selatan dan ketelitian peta pada skala
1:250 000.
Sedangkan analisis deskripsi yang dilakukan berkaitan dengan hasil
wawancara terhadap responden serta beberapa data yang mendukung analisis
kondisi sosial ekonomi masyarakat akibat aktifitas tambang timah rakyat.

15
3.4. Analisis terhadap Lokasi Tambang Timah Rakyat
Analisis terhadap lokasi tambang timah rakyat dilakukan sehubungan
dengan pengaruh aktifitas tambang timah rakyat tersebut terhadap aktifitas
masyarakat secara umum. Analisis dilakukan terhadap status izin tambang, obyek
lokasi aktifitas tambang timah rakyat, dan pengaruh buruk aktifitas tambang timah
rakyat terhadap kondisi lingkungan desa lokasi tambang.
3.4.1. Identifikasi Status Izin Tambang Timah Rakyat
Identifikasi status tambang timah rakyat, yaitu antara status legal dan ilegal.
Status legal dinyatakan pada tambang timah rakyat yang masih memiliki masa
Izin Usaha Pertambangan Rakyat (IUPR) dan Surat Produksi Tambang Skala
Kecil (SPTSK) terhadap tambang timah rakyat yang menjadi mitra bagi
perusahaan tambang serta tambang timah rakyat yang telah habis masa IUPR dan
SPTSK. Sedangkan status ilegal dinyatakan pada tambang yang tidak
mendapatkan izin pertambangan dari pemerintah setempat.
3.4.2. Penilaian Lokasi Tambang Timah Rakyat berdasarkan Faktor Jarak
terhadap Pusat Kecamatan
Penilaian lokasi tambang timah rakyat terhadap pusat kecamatan dilakukan
berdasarkan asumsi bahwa semakin dekat lokasi tambang timah rakyat terhadap
pusat kecamatan memberikan dampak gangguan terhadap aktifitas masyarakat
secara umum. Gangguan tersebut berupa rusaknya lingkungan akibat aktifitas
penambangan di sekitar pemukiman penduduk dan fasilitas umum. Selain itu
aktifitas tersebut menyebabkan terbentuk bentang alam yang terbuka sehingga
menjadi pemandangan yang kurang menarik serta meningkatkan suhu udara di
wilayah sekitar lokasi tambang.
Tahapan-tahapan penilaian lokasi tambang timah terhadap pusat kecamatan
adalah:
1. Menentukan titik identifikasi sebagai pusat kecamatan adalah masing-masing
kantor kecamatan, kecuali untuk Kecamatan Sungailiat yang merupakan
ibukota Kabupaten Bangka, titik identifikasi yang ditetapkan adalah Kantor
Bupati Bangka.

16
2. Analisis jarak dengan menggunakan perangkat Arc View yaitu dengan
ekstensi Identify features within a distance.
3. Analisis merupakan hubungan langsung masing-masing obyek lokasi tambang
timah rakyat dengan masing-masing pusat kecamatan tanpa dibatasi oleh batas
administrasi lokasi tambang dan status izin tambang.
4. Menentukan kriteria jarak antara lokasi tambang timah rakyat dengan pusat
kecamatan, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Kriteria penilaian lokasi tambang timah rakyat berdasarkan jarak
terhadap pusat kecamatan
Faktor

Kriteria

Jarak
dari
kecamatan (J)

pusat

Jarak < 3 km
Jarak 3 5 km
Jarak 5 10 km
Jarak > 10 km

Nilai
1
2
3
4

Kategori
Sangat Mengganggu
Mengganggu
Agak Menggganggu
Normal

3.4.3. Penilaian Pengaruh Buruk Aktifitas Tambang Timah Rakyat


terhadap Lingkungan Desa
Pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat terhadap lingkungan desa
dinilai berkaitan dengan berkurangnya kualitas lingkungan akibat aktifitas
penambangan. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah tambang
dan nilai Standard Distance (SD) dari sebaran tambang di setiap desa.
3.4.3.1. Jumlah Tambang Timah Rakyat di Setiap Desa
Jumlah tambang timah rakyat di setiap desa menjadi indikasi tingkat
kerusakan lingkungan di desa tersebut akibat aktifitas penambangan. Jumlah
tambang timah rakyat berpengaruh terhadap luasan lahan yang dijadikan sebagai
areal tambang timah. Dalam penelitian ini setiap lokasi tambang diasumsikan
mempunyai luasan rata-rata 2 ha, yang merupakan luasan maksimal untuk
diberikan IUPR berdasarkan Perda Kab. Bangka No. 06/2001 tentang Pengelolaan
Pertambangan Umum.
Penentuan klasifikasi terhadap jumlah tambang di setiap desa dilakukan
dengan pendekatan:

17
1. Merujuk luas wilayah tambang rakyat berdasarkan Perda Kab. Bangka No.
06/2001 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum maksimal seluas 15 000
ha ( 5%) dari luas wilayah daratan Kabupaten Bangka.
2. Berdasarkan hasil perhitungan luas wilayah administrasi desa, sebagian besar
desa lokasi tambang timah rakyat memiliki luas wilayah rata-rata 2 289 ha.
Dengan mengacu luas wilayah tambang rakyat 5% dari luas wilayah, maka
dari luas rata-rata desa lokasi tambang terdapat alokasi maksimal untuk
tambang rakyat seluas 115 ha.
3. Dari asumsi luasan rata-rata dari masing-masing tambang adalah 2 ha dan luas
alokasi tambang di tiap desa 115 ha, maka jumlah maksimum tambang rakyat
di tiap desa adalah 50 tambang.
4. Dengan mempertimbangan perbedaan luas wilayah pada masing-masing desa
lokasi tambang, maka ditetapkan kriteria jumlah tambang di tiap desa seperti
ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kriteria penilaian pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat
berdasarkan jumlah tambang timah di tiap desa
No
1
2
3
4

T
T
T
T

Jumlah tambang per desa (T)


< 15
= 15 30
= 30 50
> 50

Nilai
4
3
2
1

Keterangan
Sedikit
Sedang
Banyak
Sangat banyak

3.4.3.2. Nilai Standard Distance (SD) dari Sebaran Tambang Timah Rakyat
di Setiap Desa
Metode Standard Distance (SD) dipakai dalam penelitian ini untuk melihat
kecenderungan sebaran dari obyek tambang di setiap desa. Lokasi obyek tambang
dapat bersifat memusat atau menyebar pada masing-masing wilayah administrasi
desa. SD merupakan nilai dari rata-rata jarak antara sebaran titik dengan pusat
rata-rata dari sebaran tersebut (Mitchell, 2005).
Tahapan perhitungan nilai SD adalah:
1. Mengambil nilai masing-masing koordinat lokasi tambang timah rakyat pada
masing-masing poligon desa;

18
2. Melakukan perhitungan dengan formulasi sebagai berikut:

(X

SD =

) + (Y Y )
2

Dimana :

SD

= Standard Distance

Xi

= koordinat X masing-masing tambang

= koordinat X pusat sebaran tambang

Yi

= koordinat Y masing-masing tambang

= koordinat X pusat sebaran tambang

= jumlah tambang timah rakyat

4. Melakukan klasifikasi terhadap nilai SD yang diperoleh dengan kriteria yang


ditetapkan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Kriteria penilaian pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat
berdasarkan perhitungan nilai SD
No
1
2
3
4

Standard Distance (SD)


SD < 1.5
SD = 1.5 3.0
SD = 3.0 4.0
SD > 4.0

Nilai
4
3
2
1

Keterangan
Terpusat
Agak terpusat
Agak tersebar
Tersebar

5. Menampilkan hasil klasifikasi dari perhitungan nilai SD secara spasial.


Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran pengaruh buruk aktifitas tambang
timah rakyat dilakukan analisis multikriteria dengan melakukan skoring terhadap
jumlah tambang dan nilai SD sebaran tambang di setiap desa. Menurut Bonham
dan Carter (1994), pelaksanaan SIG untuk analisis multikriteria dilakukan dengan
menggunakan Index Overlay Model .

Index Overlay Model mengakomodasi

bobot pentingnya suatu coverage (layer data spasial) dibandingkan dengan

coverage yang lain. Ilustrasi dalam melakukan analisis multikriteria terdapat pada
Gambar 2.
Jumlah tambang timah rakyat dalam suatu desa akan memberikan dampak
terhadap perubahan luasan lahan menjadi areal terbuka akibat aktifitas
pertambangan di desa lokasi tambang. Semakin banyak jumlah tambang timah

19
rakyat yang berada di suatu desa maka akan semakin luas lahan terbuka yang
terdapat dalam wilayah desa tersebut akibat aktifitas pertambangan.

1
3

Bobot = 3
Layer jumlah tambang/desa

Bobot = 1
Layer nilai SD sebaran
tambang/desa

2
3

1
Operasi Penjumlahan
5

12

10
13

Output
Peta pengaruh buruk aktifitas
tambang timah rakyat

Gambar 2 Ilustrasi dalam analisis multikriteria


Sementara nilai SD sebaran tambang timah rakyat diperhitungkan dalam
menilai pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat berhubungan dengan
kecenderungan sebaran tambang. Lokasi tambang yang memusat lebih mudah
dalam upaya penanganan pasca tambang dibandingkan dengan lokasi tambang
yang menyebar.
Dengan pertimbangan bahwa jumlah tambang lebih memberi pengaruh
buruk terhadap kondisi lingkungan desa dibandingkan dengan nilai SD sebaran
tambang, maka bobot jumlah tambang lebih besar dibandingkan dengan bobot
nilai SD sebaran tambang.

Pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat

dihitung dengan menggunakan rumus:

PB = 3T + SD
Dimana:

PB

= pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat

= jumlah tambang timah rakyat per desa

SD

= nilai Standard Distance sebaran tambang timah rakyat per desa

20
Analisis pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat dilakukan terhadap
setiap administrasi desa yang memiliki informasi titik lokasi tambang timah
rakyat. Hasil skoring dimasukkan ke dalam klasifikasi penilaian (Tabel 5) sebagai
pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat dari normal sampai dengan sangat
buruk.
Tabel 5 Klasifikasi penilaian
Total Skor
47
8 10
11 13
14 16

Keterangan
Sangat buruk
Buruk
Agak buruk
Normal

3.5. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat


Kondisi sosial ekonomi

masyarakat dianalisis

melalui pendekatan

wawancara terhadap masyarakat berkaitan dengan pengaruh aktifitas tambang


timah rakyat terhadap beberapa aspek yang berkaitan dengan kondisi sosial
ekonomi masyarakat. Beberapa data penunjang berkaitan dengan kondisi sosial
ekonomi dari beberapa sumber dari hasil survey langsung ke beberapa lokasi
tambang timah rakyat digunakan untuk mendukung analisis ini.
3.6. Identifikasi Penyimpangan Pemanfaatan Fungsi Kawasan
Identifikasi penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan dalam RTRW
dilakukan dengan melakukan operasi tumpang tindih (overlay) terhadap peta
penggunaan lahan, peta RTRW dan peta Kuasa Pertambangan P.T. Timah, Tbk
(peta KP). Identifikasi dimaksudkan untuk melihat inkonsistensi pemanfaatan
ruang yang terjadi dibandingkan dengan arahan yang telah ditetapkan dalam
RTRW Kabupaten Bangka.
3.7. Identifikasi Hubungan antara Kondisi Penggunaan Lahan dengan
Sebaran Tambang Timah
Identifikasi hubungan antara kondisi penggunaan lahan dengan sebaran
tambang timah rakyat dilakukan dengan melakukan operasi tumpang tindih
(overlay) terhadap peta penggunaan lahan saat ini, peta sebaran tambang timah
rakyat serta peta KP. Identifikasi tersebut dimaksudkan untuk melihat kaitan

21
sebaran tambang timah rakyat, areal pertambangan dalam KP, dihubungkan
dengan kondisi lahan yang ada.
3.8. Analisis Kesesuaian Lahan Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan
Pencarian alternatif usaha di luar tambang timah merupakan hal yang
penting dilakukan. Ketergantungan pada usaha tambang timah akan memberikan
pengaruh buruk terhadap lingkungan, bahkan perubahan budaya masyarakat.
Salah satu alternatif yang mungkin dilakukan adalah budidaya tanaman
perkebunan. Beberapa jenis tanaman perkebunan memiliki kemampuan adaptasi
yang baik pada tanah marginal seperti pada sebagian besar lahan di Kabupaten
Bangka.

Masyarakat di Kabupaten Bangka telah mengenal beberapa jenis

tanaman perkebunan bahkan menjadi komoditi unggulan di sub sektor perkebunan


yaitu lada dan karet untuk perkebunan rakyat. Sementara tanaman kelapa sawit
lebih dominan dibudidayakan oleh perkebunan besar swasta, sedangkan tanaman
kelapa walaupun kurang dikembangkan masyarakat, tetapi memiliki kemampuan
adaptasi yang sangat luas pada lahan di Kabupaten Bangka sehingga merupakan
komoditi yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Penilaian kesesuaian lahan pada penelitian ini hanya dilakukan pada
penilaian kesesuaian lahan aktual. Kesesuaian lahan keempat tanaman tersebut
diperoleh dari hasil membandingkan antara kualitas/karakteristik lahan dengan
persyaratan kesesuaian lahan untuk pertumbuhan tanaman pada tingkat kelas,
yaitu: (a) S1 (sangat sesuai, (b) S2 (cukup sesuai), (c) S3 (sesuai marginal) dan (d)
N (tidak sesuai).

Persyaratan kesesuaian lahan mengikuti kriteria yang

dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat


Bogor (Djaenudin et al. 2003) dan LREP II dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka
(2001). Data mengenai keadaan fisik lahan yang digunakan merupakan data
sekunder berupa peta tanah, peta curah hujan, dan data iklim serta data penunjang
lainnya.
3.9. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan
Arahan pemanfaatan ruang dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai
alternatif yang dimunculkan dalam pemanfaatan ruang kawasan dengan
mempertimbangkan beberapa aspek yang berkaitan dengan aspek legal dan aspek

22
fisik lingkungan. Aspek legal adalah arahan pemanfaatan ruang yang ditetapkan
dalam RTRW, sementara aspek fisik berkaitan dengan kondisi fisik wilayah serta
kondisi penggunaan lahan yang telah ada.
Arahan pemanfaatan ruang dilakukan dengan melakukan operasi tumpang
tindih terhadap beberapa peta yaitu peta RTRW, peta kesesuaian tumbuh tanaman
perkebunan, peta kelas lereng, peta penggunaan lahan saat ini, peta sebaran
tambang timah rakyat, peta pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat dan
peta KP.
Arahan pemanfaatan ruang yang dijadikan acuan pertama adalah peta
RTRW.

Selanjutnya dialokasikan areal untuk kawasan pertambangan secara

eksplisit, karena kawasan pertambangan tidak secara eksplisit ditampilkan pada


arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW, serta kawasan rehabilitasi sebagai upaya
penanganan awal terhadap lahan pasca penambangan.
Beberapa pertimbangan berkaitan dengan aspek fisik dalam menentukan
arahan pemanfaatan ruang kawasan adalah:
1. Areal yang mempunyai tingkat kesesuaian tumbuh tanaman perkebunan pada
tingkat kelas S2 untuk masing-masing jenis tanaman diarahkan sebagai areal
perkebunan;
2. Areal KP dengan kelas kemiringan lereng 16% tidak diarahkan sebagai areal
pertambangan;
3. Semua desa dengan kondisi lingkungan dengan kategori sangat buruk tidak
diarahkan sebagai areal pertambangan; dan
4. Semua areal pertambangan di luar KP diarahkan sebagai kawasan rehabilitasi,
kecuali yang sebelumnya telah diperuntukkan sebagai kawasan lindung dalam
RTRW tetap dialokasikan sebagai kawasan lindung.
Beberapa peta dan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya berkaitan
dengan status perizinan tambang timah rakyat, kelas jarak tambang timah rakyat,
indikasi penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan, serta analisis ekonomi juga
menjadi pertimbangan dalam melakukan pembuatan peta arahan pemanfaatan
ruang kawasan. Dari keseluruhan uraian di atas dapat disimpulkan dalam diagram
alir pendekatan penelitian, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

23

24
3.10. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan data dalam penelitian ini berupa :
1. Sebagian besar data merupakan data sekunder dengan skala kecil.
2. Tidak diperoleh beberapa data berkaitan dengan kualitas lahan, yaitu yaitu
kematangan gambut, kejenuhan basa, alkalinitas dan KTK liat, sehingga
beberapa variabel kesesuaian tumbuh bagi tanaman tidak dapat dianalisis.
3. Tidak semua data tambang timah rakyat dapat dipetakan secara spasial,
sehingga analisis terhadap lokasi tambang timah hanya dilakukan pada data
tambang timah rakyat dapat dipetakan sebagai sampel dari seluruh data yang
diperoleh.
4. Data tambang timah rakyat diambil dari data dua titik tahun yaitu tahun 2002
dan 2005, sehingga tidak diperhatikan tambang yang masih aktif atau tidak
aktif beroperasi.
5. Peta penggunaan saat ini yang diperoleh dari Peta Zona Agroekologi-BPPTP
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2005) mempunyai batas

berbeda

dengan batas wilayah administrasi Kabupaten Bangka, sehingga terdapat


kawasan yang tidak teridentifikasi penggunaannya.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN


4.1. Letak Geografis dan Administratif
Kabupaten Bangka secara administratif termasuk dalam bagian dari wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Kabupaten Bangka berdasarkan penelitian
ini terletak pada posisi 12943 22021 Lintang Selatan dan 1054153 1061134 Bujur Timur.

Secara fisik administrasi Kabupaten Bangka

mempunyai luas wilayah 2 950.68 km atau 295 068 ha, dengan batas-batas
sebagai berikut:
Sebelah Utara

Laut Natuna

Sebelah Timur

Laut Cina Selatan

Sebelah Selatan

Kota Pangkalpinang dan Kab. Bangka Tengah

Sebelah Barat

Kab. Bangka Barat, Selat Bangka dan Teluk Kelabat.

(BAPEDA Kab. Bangka, 2005)


Kabupaten Bangka terdiri dari 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Belinyu, Riau
Silip, Sungailiat, Pemali, Mendo Barat, Puding Besar dan Kecamatan Bakam
(Gambar 4). Desa-desa yang tercakup dalam wilayah administrasi Kabupaten
Bangka disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6 Wilayah administrasi Kabupaten Bangka
No

Kecamatan

Desa

Belinyu

Air Jukung, Bintet, Bukit Ketok, Gunung Muda, Gunung Pelawan, Kuto
Panji, Lumut, Riding Panjang.

Riau Silip

Banyuasin, Berbura, Cit, Deniang, Mapur, Pangkalnyiur, Riau, Silip,


Pugul.

Sungailiat

Kenanga, Kudai, Parit Padang, Rebo, Sri Menanti, Sungailiat.

Pemali

Air Duren , Air Ruai, Karya Makmur, Pemali, Penyamun, Sempan.

Bakam

Bakam, Bukit Layang, Dalil, Kapuk, Mabat, Mangka, Maras Senang,


Neknang, Tiang Tarah.

Merawang

Air Anyir, Balunijuk, Baturusa, Dwi Makmur, Jada Bahrin, Jurung,


Kimak, Merawang, Riding Panjang, Pagarawan.

Puding Besar

Kayu Besi, Kota Waringin, Labu, Nibung, Puding Besar, Saing, Tanah
Bawah.

Mendo Barat

Air Buluh, Cengkong Abang, Kace, Kemuja, Kota Kapur, Labu Air
Pandan, Mendo, Paya Benua, Penagan, Petaling, Rukam, Zed.

Sumber: Peta administrasi Kab. Bangka (Bag. Pemerintahan Prop. Bangka Belitung, 2005)

26
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu

TELUK
KLABAT

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

Kec. Riau Silip

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA

Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

KABUPATEN
BANGKA BARAT

Kec. Merawang

24'05"

24'05"

Kec. Puding Besar

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG
215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA BATAS ADMINISTRASI


KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Legenda :

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

E
S

Jalan Provinsi
10

Jalan Kabupaten
Jalan Desa

10

Kilometers

Sungai
PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

Sumber :
Peta Administrasi Kab. Bangka
(Bag. Pemerintahan Prop. Babel, 2005)

Gambar 4 Peta wilayah administrasi Kabupaten Bangka

27
4.2. Keadaan Iklim
Kabupaten Bangka terletak pada zona tropis, berdasarkan klasifikasi iklim
Scmidth-Ferguson wilayah ini termasuk dalam tipe iklim A.

Menurut data

Stasiun Meteorologi Pangkalpinang, pada tahun 2005 curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Desember yang tercatat 410.2 mm dan jumlah hari hujan terbanyak
juga terjadi pada bulan Desember tercatat 27 hari. Curah hujan terendah terjadi
pada bulan Februari tercatat 72.2 mm dan jumlah hari hujan terendah terjadi pada
bulan September yang tercatat 11 hari.
Jumlah rata-rata curah hujan selama 5 tahun berturut-turut (2001-2005)
yaitu 2 322.9 mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata 199 hari/tahun. Pada
Gambar 5 ditampilkan grafik rata-rata jumlah curah hujan selama periode 5 tahun
terakhir dari tahun 2001-2005 dan data curah hujan pada periode yang sama
ditunjukkan pada Lampiran 2. Sementara peta curah hujan di Kabupaten Bangka
ditampilkan pada Gambar 6.

Rata-rata curah hujan 5 tahun terakhir


350
Curah hujan (mm/bln)

300
250
200
150
100
50
0
Jan

Feb Mar April Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des
Bulan

Gambar 5 Grafik rata-rata curah hujan bulanan di Kabupaten Bangka tahun 20012005 (Stasiun Meteorologi Pangkalpinang, 2005)

28
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANG KA

Kec. Belinyu

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

TELUK
KLABAT
Kec. Riau Silip

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali

KABUPATEN
BANGKA BARAT

Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

Kec. Merawang
24'05"

24'05"

Kec. Puding Besar

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG
215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA CURAH HUJAN


KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Legenda :

N
W

Batas Kabupaten

Curah Hujan
2000 - 3000 mm/th
3000 - 4000 mm/th
PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

Gambar 6 Peta curah hujan di Kabupaten Bangka

E
S

Batas Kecamatan
10

0
Kilometers

Sumber :
Peta iklim
(Puslittanak, 2003)

10

29
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Bangka menurut data Stasiun
Meteorologi Pangkalpinang, pada tahun 2005 suhu berkisar antara 23C 32.1C
dengan suhu rata-rata 27C. Sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 58%
- 97%, dengan rata-rata 82% pada tahun 2005. Sementara intensitas penyinaran
matahari pada tahun 2005 rata-rata bervariasi antara 19% - 57.3%. Grafik rata-rata
suhu udara bulanan di Kabupaten Bangka dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
disajikan dalam Gambar 7.

Rata-rata suhu udara 5 tahun terakhir


29
28

Suhu ( C)

27
26
25
24
23
22
21
20
Jan

Feb

M ar April M ei

Juni

Juli

Agt

Sept

Okt

Nop

Des

Bulan

Gambar 7 Grafik rata-rata suhu udara bulanan di Kabupaten Bangka tahun 2001
2005 (Stasiun Meteorologi Pangkalpinang, 2005)
4.3. Topografi
Wilayah Kabupaten Bangka mempunyai morfologi berbentuk peneplain
yaitu merupakan dataran yang hampir rata atau sedikit bergelombang, karena
lapisan-lapisan batuan yang ada telah terkikis. Sedangkan bukit-bukit yang ada
terdiri dari batuan yang tahan terhadap kelapukan (P.T. Tambang Timah, 1991).
Pembagian

wilayah

Kabupaten

Bangka

berdasarkan

topografi

diklasifikasikan ke dalam kelas lereng I (datar) sampai dengan kelas lereng IV


(curam), disajikan dalam Tabel 7.

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa

49.82% dari luas Kabupaten Bangka adalah datar, sedangkan selebihnya dari

30
landai sampai dengan curam. Kelas kemiringan lereng di Kabupaten Bangka
dapat dilihat pada Gambar 8.
Tabel 7 Luas wilayah Kabupaten Bangka berdasarkan kelas lereng
Kelas Lereng
I (0 8 %)
II ( 8 15%)
III (16 25%)
IV (> 25)
Tanpa keterangan

Tingkat
Datar
Landai
Agak Curam
Curam

Luas Total
* Luas didasarkan pada perhitungan di peta
Sumber : Bakosurtanal, 1982

Luas (ha)*

Persentase (%)

147 010
95 966
13 549
4 612
33 931
295 068

49.82
32.52
4.59
1.56
11.50
100.00

4.4. Geologi dan Tanah


Sebagian besar wilayah Kabupaten Bangka ditempati oleh formasi batuan
sedimenter dan batuan intrusif granit. Lapisan batuan sedimenter terdiri dari
batuan sedimen pra-tersier, dan batuan sedimen kuarter. Lapisan batuan sedimen
pra-tersier diduga berumur Karbon sampai Trias-Bawah. Lapisan ini diterobos
oleh lapisan batuan intrusi yang berkomposisi dari gabrodiorit, gramodiorit,
adamelit dan granit. Lapisan kedua ini diduga berumur Trias-Atas.
Batuan granit terbagi dua kategori, yaitu granit tua dan granit muda.
Lapisan granit tua diperkirakan berumus Pra-Trias, sedangkan lapisan granit muda
diperkirakan berumur Yura-Atas. Granit muda ini dianggap sebagai pembawa
kasiterit (bijih timah) yang ekonomis (P.T. Timah, 1991).
Menurut P.T. Timah (1991), potensi kesuburan tanah tercermin dari faktor
pembentuk tanahnya terutama sifat-sifat litologi, dan mineralogi, iklim dan umur
pembentukannya. Tanah-tanah di Kabupaten Bangka umumnya terbentuk dari
hasil pelapukan granit yang menghasilkan tanah-tanah yang bertekstur kasar
dengan kadar pasir silikat sangat tinggi. Tanah-tanah ini terdiri dari mineral
resisten terutama kuarsa, zirkon, serta turmalin dan relatif tidak mengandung
mineral-mineral mudah lapuk. Dengan demikian cadangan unsur hara yang dapat
cepat dipakai tanaman dalam tanah di Kabupaten Bangka sangat kecil.
Pada umumnya tanah-tanah di Kabupaten Bangka mempunyai reaksi tanah
yang sangat masam (pH < 4.5) dengan KTK dan kandungan basa-basa (Ca, Mg,

31
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

130'32"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANG KA

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

TELUK
KLABAT
LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA

24'05"

24'05"

KABUPATEN
BANGKA BARAT

KOTA
PANGKAL PINANG
215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA KELAS LERENG


KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

10555'55"

1067'06"

10618'17"
N

Legenda :
W

Batas Kabupaten

<8
8 - 15
16 - 25
> 25
Tanpa keterangan
PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

Gambar 8 Peta kelas lereng di Kabupaten Bangka

E
S

Kelas Lereng :
10

Kilometers

Sumber :
Peta Kontur
(Bakosurtanal,1982)

10

32
K, dan Na) sangat rendah, sedangkan kejenuhan Al sangat tinggi. Sehingga
secara alamiah potensi kesuburan tanah di Kabupaten Bangka tergolong sangat
rendah.
Sifat fisik tanah di Kabupaten Bangka pada umumnya mempunyai solum
tanah yang dangkal, tekstur tanah umumnya lempung berpasir (agak kasar)
dengan kisaran dari pasir sampai liat (kasar sampai halus). Sifat drainase tanah
bervariasi menurut sistem lahan.

Tanah pada sistem Marin dan Aluvial

mempunyai drainase terhambat sampai sangat terhambat kecuali Regosol yang


berdrainase agak cepat sampai cepat.

Tanah-tanah di sistem ini biasanya

tergenang air terutama pada musim hujan. Sebaliknya pada tanah-tanah di sistem
lahan Dataran, drainase pada umumnya agak cepat dengan variasi dari agak
terhambat sampai agak cepat.
4.5. Proses Pembentukan Endapan Timah
Terdapat dua jenis mineralisasi kasiterit (bijih timah) di Kabupaten Bangka
yaitu endapan kasiterit primer dan endapan kasiterit aluvial.
1. Endapan Kasiterit Primer
Mineralisasi timah di Bangka terjadi akibat adanya intrusi granit baik pada
batuan granit maupun pada batuan sekitarnya. Mineralisasi bijih timah primer
dalam batuan granit berupa:
-

Lensa-lensa yang berasosiasi dengan kaolin, dengan diameter dari


beberapa sentimeter sampai puluhan sentimeter.

Urat-urat dengan berbagi arah yang berasosiasi dengan kaolin dengan


ketebalan dari beberapa sentimeter sampai puluhan sentimeter.

Greisenisasi granit

Terhambur

2. Endapan Kasiterit Aluvial


Endapan kasiterit aluvial merupakan endapan yang ekonomis untuk ditambang
dibandingkan dengan endapan kasiterit primer.

Endapan kasiterit aluvial

terjadi sebagai akibat adanya proses pelapukan mekanik dan kimiawi terhadap
batuan dasar yang mengandung kasiterit primer. Proses tersebut ditambah
dengan adanya pencucian alam dan adanya perangkap bagi tempat

33
konsentrasi. Perangkap dimaksud adalah lubuk atau lembah-lembah purba
baik dangkal maupun dalam. Pada lembah-lembah dalam terbentuk endapan
aluvial yang sangat tebal dan berasosiasi dengan endapan bijih timah sekunder
(P.T. Timah,1991).
Menurut Sutedjo (1974) dalam P.T. Timah (1991), ada tiga fase genetika
kasiterit primer di Bangka, yaitu:
-

fase pneumatolitik;

fase kontak pneumatolitik hidrothermal;

fase hipothermal mesothermal.


Fase pneumatolitik di dalam granit terbentuk geiser, urat-urat turmalin dan

kaolin yang mengandung kasiterit. Pengisian kasiterit pada celah-celah kecil di


dalam batuan samping. Fase kontak pneumatolitik hidrothermal panas tinggi,
larutan yang mengandung timah mendesak naik ke atas melalui bidang-bidang
pelapisan dan mengisi rongga-rongga yang ada. Fase hipothermal mesothermal,
larutan yang mengandung timah dengan komposisi silika mengisi perangkap
dalam bentuk urat-urat kuarsa yang mengandung timah.
4.6. Kependudukan
Suatu wilayah pada prinsipnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga
sub sistem yaitu ekosistem, teknosistem, dan sosiosistem. Masing-masing sub
sistem memberikan andil dalam perkembangan wilayah dan merupakan potensi
atau modal yang disebut sebagai sumberdaya. Ekosistem dinyatakan sebagai
potensi yang bersifat alamiah (natural resources), teknosistem atau hasil karya
manusia dinyatakan sebagai sumberdaya buatan (artificial resources), sedangkan
sosiosistem adalah manusia dan interaksi sosialnya yang dinyatakan sebagai
sumberdaya manusia (human resources) dan sumberdaya sosial (social
resources). Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan
sumberdaya manusia adalah dengan melihat kondisi kependudukan (demografi)
dalam suatu wilayah.
Jumlah penduduk Kabupaten Bangka pada tahun 2004 tercatat sebanyak 229
707 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 118 687 jiwa dan perempuan sebanyak
111 020 jiwa yang tersebar di delapan kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata

34
sebanyak 78 jiwa per km. Besarnya jumlah penduduk akan membawa implikasi
tertentu terutama terhadap persebaran dan kepadatannya.
Kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Bakam (31 jiwa per
km) dan Kecamatan Puding Besar (39 jiwa per km) sedangkan kepadatan
penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Sungailiat (439 jiwa per km).
Kepadatan penduduk per kecamatan disajikan pada Tabel 8 dan Gambar 9,
komposisi penduduk penduduk berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 9,
dan grafik pertumbuhan penduduk tahun 2000-2004 disajikan pada Gambar 10.
Tabel 8 Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bangka
No

Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8

Sungailiat
Bakam
Pemali
Merawang
Puding Besar
Mendo Barat
Belinyu
Riau Silip

Luas wilayah
(km)

Jumlah penduduk
(jiwa)

Kepadatan
jiwa/km

14 638
48 810
12 787
16 440
38 329
57 046
54 650
53 268

64 324
15 032
19 711
21 826
14 951
36 661
37 468
19 734

439
31
154
133
39
64
69
38

Jumlah
298 068
Sumber : BAPEDA-BPS, 2005

229 707

78

Dari segi struktur penduduk, Kabupaten Bangka memiliki struktur penduduk


umur muda. Hal ini membawa akibat semakin besarnya jumlah usia angkatan
kerja. Pada tahun 2004, tercatat 149 507 jiwa atau 64% dari total penduduk
Kabupaten Bangka merupakan kelompok usia produktif.
Tabel 9 Jumlah dan komposisi penduduk Kabupaten Bangka berdasarkan jenis
kelamin
No

Kecamatan

Jumlah penduduk (jiwa)


Laki-laki

Perempuan

Jumlah

33 069
7 915
10 249
11 070
7 750
18 990
19 324
10 320

31 255
7 117
9 462
10 756
7 201
17 671
18 144
9 414

64 324
15 032
19 711
21 826
14 951
36 661
37 468
19 734

Jumlah
118 687
Sumber : BAPEDA-BPS, 2005

111 020

229 707

1
2
3
4
5
6
7
8

Sungailiat
Bakam
Pemali
Merawang
Puding Besar
Mendo Barat
Belinyu
Riau Silip

35
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

Kec. Riau Silip

TELUK
KLABAT

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat
Kec. Bakam
Kec. Merawang

KABUPATEN
BANGKA BARAT

24'05"

24'05"

Kec. Puding Besar

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG
215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA KEPADATAN PENDUDUK


KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Legenda :
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan

N
W

E
S

Kepadatan Penduduk :
10

10

0 - 49 jiwa/km2
50 - 99 jiwa/km2

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

100 - 149 jiwa/km2


150 - 199 jwa/km2
> 200 jiwa/km2

Kilometers

Sumber : BAPEDA-BPS Kab. Bangka


(2004)

Gambar 9 Peta kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Bangka tahun


2004

36
Pertumbuhan penduduk per kecamatan di Kabupaten Bangka
260000
240000
220000
200000
180000

Belinyu
Riau Silip

160000

Jumlah

Sungailiat
140000

Bakam
Pemali

120000

Merawang
100000

Puding Besar
Mendo Barat

80000

Jumlah
60000
40000
20000
0
2000

2001

2002

2003

2004

Tahun

Gambar 10 Grafik pertumbuhan penduduk per kecamatan di Kabupaten Bangka


tahun 2000-2004
4.7. Luas Penggunaan Lahan
Gambaran kondisi penggunaan lahan suatu wilayah sering dinyatakan
sebagai pola pemanfaatan ruang. Penggunaan lahan tersebut merupakan aspek
spasial

pokok

yang

harus

diidentifikasi,

dianalisis,

dan

direncanakan

pengembangannya. Hal tersebut perlu dilaksanakan berkaitan dengan upaya


membandingkan penggunaan lahan yang terjadi di suatu wilayah dengan
perencanaan atau alokasi pemanfaatan lahan pada rencana tata ruang di wilayah
tersebut.
Hasil perhitungan

menunjukkan

penggunaan lahan untuk aktifitas

penambangan seluas 49 399 hektar atau sekitar 16.74% dari luas wilayah
Kabupaten Bangka, sementara penutupan vegetasi seluas 210 898 hektar atau
71.47% yang terdiri dari bakau 1.41%, belukar rawa 2.53%, hutan 1.44%, hutan
rawa 0.38%, perkebunan besar dan kecil 33.04% dan semak belukar 32.32% dari
luas wilayah. Luas penutupan lahan disajikan pada Tabel 10 dan Gambar 11.

37
Tabel 10 Luas penutupan lahan di Kabupaten Bangka
Keterangan
Bakau
Belukar Rawa
Galian / Pertambangan
Hutan
Hutan Rawa
Kebun Karet
Kebun Campuran
Kebun Kelapa Sawit
Kota / Permukiman
Perkebunan Rakyat
Sawah
Semak Belukar
Tambak

Luas (ha)*

Persentase (%)

4 165
7 476
49 399
4 258
1 126
3 346
82 272
9 683
1 099
2 113
432
95 360
8 822

1.41
2.53
16.74
1.44
0.38
1.14
27.89
3.28
0.37
0.72
0.14
32.32
2.99

Tidak dianalisis
25 517
* Luas merupakan hasil perhitungan peta
Sumber : Peta Satuan Lahan Berdasarkan ZAE BPTP-Babel (2005)

8.65

4.8. Kondisi Pertambangan Timah Rakyat


Ketentuan umum mengenai pertambangan menetapkan pertambangan rakyat
adalah usaha pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat dalam wilayah yang
ditetapkan dengan menggunakan alat-alat sederhana dan menggunakan sebanyakbanyaknya 2 unit mesin yang masing-masing berkekuatan 20 PK (Perda Kab.
Bangka No. 06/2001). Pertambangan rakyat yang ada di Kabupaten Bangka
adalah pertambangan bijih timah yang mulai dilaksanakan sejak sekitar tahun
1998.
Usaha tambang timah rakyat pada mulanya diberikan kepada rakyat yang
melakukan hubungan kemitraan dengan P.T. Timah, Tbk sebagai penampung
hasil tambang rakyat yang berada dalam wilayah kuasa pertambangan milik P.T.
Timah, Tbk. Tetapi dengan semakin banyak pelaku penambangan timah, maka
sistem pemasaran timah dirubah dengan diberikan kesempatan bagi perusahaan
peleburan (smelter) berskala kecil untuk menampung hasil timah rakyat. Dengan
sistem pemasaran yang lebih terbuka, tidak terdapat persyaratan khusus berkaitan
dengan mutu bijih timah yang diproduksi, serta harga yang relatif tinggi
menyebabkan semakin banyak rakyat yang melakukan usaha tambang timah tanpa

38

10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

TELUK
KLABAT
LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA

24'05"

24'05"

KABUPATEN
BANGKA BARAT

KOTA
PANGKAL PINANG
215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA PENGGUNAAN LAHAN


KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Legenda :
N

Batas Kabupaten
W

Penggunaan Lahan

Hutan
Hutan Rawa
Karet
Kebun Campuran
Kebun Kelapa Sawit
Bakau
Belukar Rawa

E
S

Kota / Permukiman
10
Sawah
Tambak
Semak Belukar
Galian / Pertambangan
Tanpa Keterangan

0
Kilometers

Sumber : Peta Satuan Lahan berdasarkan


ZAE-BPTP Prop. Babel (2005)

Gambar 11 Peta penggunaan lahan di Kabupaten Bangka

10

39

mempertimbangkan aspek perizinan kepada pemerintah setempat maupun


kerusakan lingkungan akibat aktifitas tersebut
Tabel 11 Rekapitulasi jumlah tambang timah rakyat di Kabupaten Bangka tahun
2005
No
1

Kecamatan
Sungailiat
.

Sub. Jumlah
Merawang

3
4

Sub Jumlah
Riau Silip
Belinyu

5
6

Sub Jumlah
Pemali
Mendo Barat

Kelurahan/Desa
Kel. Sungailiat
Kel. Kuday
Kel. Sinar Baru
Kel. Kenanga
Kel. Parit Padang
Ds. Rebo
Ds. Merawang
Ds. Jurung
Ds. Air Anyir
Ds. Kimak

24
20
3
24
30
37
138
28
50
52
80
210

Kel. Kuto Panji


Kel. Air Jukung
Kel. Bukit Ketok
Ds. Gunung Muda
Ds. Gunung Pelawan
Ds. Riding Panjang
Ds. Lumut
Ds. Bintet

5
2
125
60
65
28
19
37
341

Ds. Penagan
Ds.Cengkong Abang
Ds.Kota Kapur
Ds. Kace

78
8
14
25
125

Sub. Jumlah
Bakam
Puding Besar
Jumlah
Sumber : Distamben Kab. Bangka (2005)
7
8

Jumlah Pemilik

Jumlah Unit
24
20
3
24
30
37
138
55
69
114
100
338
516
5
2
126
64
65
28
19
37
346
188
80
9
14
41
144
143
0
1 813

Luas keseluruhan wilayah pertambangan di Kabupaten Bangka berdasarkan


Peraturan Daerah Kabupaten Bangka No. 06/2001 tentang Pengelolaan
Pertambangan Umum ditetapkan maksimal 35% dari luas daerah termasuk untuk
wilayah pertambangan rakyat secara keseluruhan ditetapkan sebesar 15 000 ha.
Pengelolaan perusahaan pertambangan hanya diberikan kepada perusahaan dan

40
masyarakat yang telah mendapatkan izin usaha pertambangan (IUP), izin usaha
pertambangan rakyat (IUPR) dan/atau perjanjian usaha pertambangan.
Data yang diperoleh dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Bangka tahun 2005 (Tabel 11) menunjukkan terdapat 1 813 lokasi tambang timah
rakyat yang tersebar di tujuh (7) kecamatan di Kabupaten Bangka. Dari jumlah
tersebut sebagian besar tambang tidak memiliki izin operasi. Kondisi ini menjadi
permasalahan besar berkaitan dengan akibat yang ditimbulkan berkaitan dengan
kerusakan lingkungan, pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi serta aktifitas
masyarakat secara umum. Sementara data tambang timah rakyat yang diperoleh
dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup-Institut Pertanian Bogor untuk tahun
2002 dan 2005 disajikan secara spasial pada Gambar 12.

41
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

TELUK
KLABAT

141'43"

141'43"

LOKASI
PENELITIAN

[%
[%
%
[%
[%
[%
[
[%
[%
[%
[%
%
[
[%
[%
[%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[
[%
%
[%
[%
[%
[ %
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
%
[%
[[%
[ %
[%
[%
[[ %
%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[ %
[%
[%
[
[%
[%
[ %
[%
[%
[%
[%
[
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
%
[%
[%
%
[[
%
[%
[%
[[%
[%
[%
[
%
[
%
%
[%
[%
[[%
%
[ %
%
[%
[%
[%
[%
[%
[
[%
[[%
%
[%
[%
%
[
%
[%
[%
[%
%
[ [%
[
[%
[%
%
[%
[%
[
[%
%
[%
%
[
%
[[%
%
SELAT BANGKA
[
%
[
[
%
[%
[
%
[
[ %
%
[%
[%
[%
%
[
[Belinyu
[%
[%
[%
[%
Kec.[ %
Kec. Riau Silip
[%
[%
[%
[
%
[%
[%
%
[%
%
[[%
%
[
[[%
[[%
%
[%
[
[
%
[
[%
[%
%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[%
[
[
[%
[%
[%
[%
%
[%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[
[%
[%
[ %
[
[[%
%
[%
[%
[ %
%
[[%
[%
[%
[[%
%
[%
[%
%
%
[%
%
[%
[%
[%
%
[%
[ [%
[%
[%
[%
[[%
%
[ [%
[[%
%
LA U T J AW A
[%
[
[%
[ %
[%
[
%
[
%
[%
%
[
%
[ [%
%
[
[%
[
[%
[%
%
[%
[%
[ %
[ %
%
[
[%
[
%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[[%
[[%
[%
[
[%
%
[%
[
[[%
[%
[%
[%
[%
[%
[[%
[%
[%
[%
[ %
%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[[%
[%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[%
%
[%
[%
[
%
[%
%
[%
[%
[%
%
[[%
%
[%
%
[ %
[%
[%
[%
[ %
[%
[%
[%
[ %
%
[%
[%
%
[ [%
[%
[%
[%
[%
%
[%
[
[ %
[[ %
[%
[%
%
[[%
%
[
[
[%
[ [
[%
[[%
%
[%
%
[%
[ %
[%
%
[%
[%
[%
[ %
[ %
[%
[%
[%
[ %
[%
%
[%
[%
[%
[%
%
[%
[%
%
[
[%
[%
[
%
[%
[ %
[%
[%
[%
[
[%
[%
%
[%
[%
[%
[ %
%
[%
%
[%
[ [%
[[%
[%
[%
%
[%
[%
%
[[%
[[ %
[[ %
[%
[
[[
[ %
%
[%
[%
[%
%
[%
[%
[
[ %
[%
[%
[ %
[%
%
[
%
[%
%
[%
%
[%
[ %
[
%
[
[[
[%
[%
%
[
%
[%
[%
%
[
%
[
%
[
%
[
%
[ %
[
%
[
%
[
%
[
%
[%
[%
[
%
[
%
[
[%
%
[
[%
%
[%
[
[ %
%
[%
[
%
[
%
[
%
[
%
[
[
%
[%
%
[%
[
[
[%
%
[%
[
[%
%
[
%
[%
%
[ [%
[
%
[
[%
[%
[%
[%
%
[ %
%
[%
[%
[%
[%
[[ %
%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[ [[%
%
[[ %
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[[%
[%
%
[ %
%
[
[%
[[%
%
[
[
[%
[%
[%
[%
[%
%
[%
%
[%
%
[ %
[%
[%
[%
[[%
[%
%
[%
%
[[%
%
[%
%
[[ %
[%
%
[%
[%
[%
%
[[ %
[%
[
[%
[
%
[
[ %
%
[%
%
[[%
%
[%
[%
[[%
[[%
[%
[%
%
[[%
%
[%
[
[%
[[%
%
[%
%
[
[
%
[%
[
%
[
%
[
[
%
[%
%
[
[
%
[%
[
[%
[%
%
[
%
[
%
[%
%
[
%
[%
[
%
[
[
[
%
[
%
[
%
[
%
[
%
[
%
[
%
[
%
[%
[
%
[
%
[%
[ %
[%
[
[%
%
[%
[%
%
[ %
[
%
[%
[%
[%
[
%
[ %
%
[%
[%
%
[%
[[%
[%
[
[%
[%
[%
%
[%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
%
[%
[
[
%
[
[
%
[
%
[
[%
[%
[%
[%
[%
[ Pemali
[%
[%
%
[ %
%
[%
[ %
%
[%
[%
Kec.
[
[
%
[
[%
[%
[
%
[%
[%
%
[%
%
[
[%
[%
[%
[%
[%
[ %
[ %
[%
[%
[
%
[%
[%
[ %
[[%
[%
[
[
[%
[%
[%
%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[
%
[
%
[
%
[
%
[
%
[
%
[
%
[ [%
%
[%
%
[ %
[%
%
[%
[%
%
[
[Sungailiat
%
[Kec.
[%
[%
[ [%
%
[%
[ %
[%
%
[%
%
[%
[%
[
[
[%
[%
%
[[
%
[%
%
[%
[[%
[%
[%
Kec. Bakam
[%
%
[[ %
%
[[%
%
[%
[%
[
%
[%
%
[%
[ [%
%
[[%
[
%
[[%
[%
%
[[
[%
%
[%
[%
[%
[
%
[
[%
[
%
[[ %
%
[%
%
[ %
[%
[
%
[%
[%
[%
[%
[
[%
[%
%
[[ %
%
[%
%
[%
[ %
[%
[%
[
[%
[%
[%
%
[%
[%
[%
[[%
%
[[%
[%
[%
[%
[[%
%
[%
[
[%
[%
[[%
[%
[%
[[%
[%
[ %
%
[[
[%
[%
[[ %
%
[[%
%
[%
[%
[%
[%
[%
%
[[%
[%
%
[%
[%
%
[%
[%
[%
%
[
%
[
%
[%
[
%
[
%
[
%

LAUT CINA SELATAN

KABUPATEN
BANGKA BARAT

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA

[
%
Kec. Puding Besar

24'05"

[
%

Kec. Mendo Barat

SELAT BANGKA

KOTA
PANGKAL PINANG

[%
[
%
[ %
[%
%
[%
[

215'16"

215'16"

24'05"

Kec. Merawang

[
[%
%
[[
[%
%
[%
%
[%
[%
[%
%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[%
[[%
[
[%
%
[%

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA SEBARAN TAMBANG TIMAH


KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

10555'55"

10618'17"

Legenda :

N
W

Batas Kabupaten
Batas Kecamatan

[
%
PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

1067'06"

Tambang Timah Rakyat

E
S

10

10

Kilometers

Sumber :
Peta sebaran timah rakyat
(PPLH-IPB, 2002 dan 2005)

Gambar 12 Peta sebaran tambang timah rakyat di Kabupaten Bangka

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1. Analisis terhadap Lokasi Tambang Timah Rakyat
5.1.1. Identifikasi Status Tambang Timah Rakyat
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka No 06/2001, pengelolaan
pertambangan diberikan kepada perusahaan maupun perorangan yang telah
mendapatkan izin usaha pertambangan (IUP), izin usaha pertambangan rakyat
(IUPR), dan perjanjian usaha pertambangan dari Pemerintah Kabupaten Bangka.
Peraturan pelaksana diatur dalam Keputusan Bupati Bangka No. 06/2001 tentang
Tata Cara dan Prosedur Usaha Pertambangan dan Peraturan Bupati Bangka No.
38/2004 tentang Peraturan Pelaksanaan Pemberian Surat Izin Usaha Jasa
Pertambangan.
Identifikasi status izin pertambangan timah rakyat ditujukan untuk
mengetahui aspek legal aktifitas tambang timah rakyat yang marak terjadi di
Kabupaten Bangka. Hasil identifikasi tersebut dilakukan dengan menetapkan
bahwa tambang timah rakyat dengan status legal adalah usaha tambang rakyat
yang sedang dalam masa izin usaha maupun yang pernah mendapatkan izin usaha
pertambangan tetapi telah habis masa berlaku.

Hasil identifikasi status izin

tambang timah rakyat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tambang timah
rakyat yang merupakan mitra perusahaan tambang timah yang dinyatakan dalam
Surat Produksi Tambang Skala Kecil (SPTSK) dari masing-masing tambang
rakyat. Sementara lokasi tambang timah rakyat yang tidak diketahui status
perizinannya dimungkinkan karena selama penelitian belum diperoleh dokumen
mengenai status perizinan dari tambang yang ada atau tambang tersebut
merupakan usaha tambang timah rakyat yang tidak pernah mendapatkan izin dari
pemerintah setempat. Identifikasi tambang yang memiliki SPTSK sejumlah 164
tambang timah rakyat yang bergabung dalam sejumlah perusahaan tambang timah
berskala kecil, yang merupakan mitra dari P.T. Timah, Tbk. Daftar tambang
timah rakyat yang memiliki SPTSK terdapat dalam Lampiran 3, sementara hasil
identifikasi status izin secara spasial diperlihatkan pada Gambar 13.

43
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

TELUK
KLABAT

141'43"

141'43"

LOKASI
PENELITIAN

### #
##
#### #### ## ##
##
#####
#
#
## ##
##
#
##
##### ### ###
# ##
####
# ###
##
### ########
#### ##
#####
#
#
#
#
# ####
##
#
#
##
#
# ####
###
#
#
#
#
#
##
# #
SELAT BANGKA
#####
#####
###
Kec.########Belinyu
#######
#####
#####
#
##
#####
##
##
##
###
######
###
#
#### #####
####### ##
# ##
####
#
#
##### ####
LA U T J AW A
#
# # #
## #
#
# # ###
##
##%%%
#
#
#
###
#%
#%%
%%
%
%
%
##### # %
%
#
%
%
%
# ###
%
%
######
%
#%
%
####
%
#
%
%
%
## ###
#### ##
%
### %
% ####
#### #
## # # #
#
##
#
##
#
%% ## ### # #
######## ##
##
#%
#%###
#
##%
##
# ##
#
##
#%
##### ###%
#####
#
##
### ##
#
#
## ###### %
%
#
#####
% ### ##%
#
##
% #
###
####
###%
% Riau Silip
#
##
#
Kec.
%
#
%
%
%
%
####
%
##%
%
#
##
#%
##
# # %## ###
## #######
##
%
##
%
%
%#
##
%
## ##
## #%%
#### # #%
%
% %
% ##
#
%
%
# ###
### ##
####
#
# ####
## #
#
##
####
%
##
#
#
#
##
##
#
##
###
%
# %##%
%
#
#
%
#
%
##
########
#%
%%
%
%
%
#
# ###
#####
#
##
###
###
#
##
##
##
##
#
%
#
#
#
#
#Kec.
# #%
% % %
####
Pemali
#
%%
%
## %
### # %
%%
#
%#%
# #
%
###
###
#####
#
##
#
###### # ###
#
#
#
%
#
#
# ## ### ### Sungailiat
#%
# ######## # #Kec.
%
Kec. Bakam
%
# #
##
###
#
##%
#%
# ##
#
#
##
#%
###
##
#
##% %# #
####
#
%
####
#%
%
%
#
#
### #
%
#%
#%
%
%
%
#%
#
##%
#
%
#
#
#
% ##
%
#
#
#%
##
####
#%
#
#####%
%
%
%
%
#
%
#%
## ##

LAUT CINA SELATAN

KABUPATEN
BANGKA BARAT

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA

#
Kec. Puding Besar

24'05"

24'05"

Kec. Merawang

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

##
### #

215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

##
###
#
######
######
###

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA STATUS IZIN


TAMBANG TIMAH RAKYAT

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Status Izin :
%
(

legal
tanpa keterangan

E
S

10

10

Legenda :

batas kabupaten
batas kecamatan
kuasa pertambangan
PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

Gambar 13 Peta status izin tambang timah rakyat

Kilometer

Sumber :
- PPLH-IPB (2002 dan 2005)
- PT Timah,Tbk (2005)

44
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut maka hanya terdapat 18% dari
seluruh tambang timah rakyat yang dipetakan (164 dari 909) merupakan tambang
timah yang mempunyai status legal. Bila data tersebut dibandingkan dengan
jumlah seluruh tambang timah rakyat yang terdata dari Dinas Pertambangan dan
Energi Kabupaten Bangka (Distamben Kab. Bangka) tahun 2005 sebanyak 1 813
tambang timah rakyat, maka yang memperoleh status legal hanya sejumlah 9 %.
Sejumlah usahawan tambang timah rakyat tidak mengajukan permohonan
izin usaha tambang rakyat beralasan bahwa tidak terdapat sanksi yang berarti dari
pemerintah daerah setempat berkaitan dengan usaha yang mereka lakukan dengan
tanpa izin usaha. Pemerintah daerah dalam hal ini tidak mampu melakukan
kontrol terhadap keberadaan tambang timah rakyat. Selain akibat hanya sedikit
pelaku usaha tambang yang mengajukan perizinan ke pemerintah daerah, juga
tidak adanya tindak lanjut berkaitan dengan evaluasi terhadap pelaksanaan
peraturan daerah yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan seperti perda
mengenai pengelolaan pertambangan umum dan peraturan lain yang berhubungan
dengan kegiatan pertambangan.
5.1.2. Penilaian Lokasi Tambang Timah Rakyat berdasarkan Faktor Jarak
dengan Pusat Kecamatan
Hasil penilaian lokasi tambang timah rakyat terhadap jarak dengan pusat
kecamatan berupa data jumlah tambang timah rakyat untuk masing-masing
tingkatan jarak ditampilkan pada grafik yang terdapat pada Gambar 14,
sedangkan secara spasial hasil tersebut ditampilkan pada Gambar 15.
Jumlah obyek tambang dengan jarak kurang dari 3 km dari pusat kecamatan
sejumlah 70 obyek tambang yang terdapat pada Kecamatan Riau Silip, Sungailiat,
Pemali dan Kecamatan Merawang.

Kondisi ini menunjukkan bahwa lokasi

tambang timah rakyat berada pada lokasi yang dekat dengan pemukiman padat
penduduk dan fasilitas penting bagi masyarakat. Keberadaan lokasi tambang di
wilayah ini mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitarnya terutama terhadap
menurunnya kualitas lingkungan dengan munculnya lahan terbuka akibat aktifitas
tambang. Lahan terbuka seperti ini selain mengurangi kemampuan serapan air
oleh tanah, meningkatkan suhu udara juga menyebabkan pemandangan yang
kurang menarik di sekitar pemukiman. Aktifitas tambang timah rakyat juga telah

45
menyebabkan kerusakan fasilitas umum diantaranya bumi perkemahan pramuka
di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sungailiat telah beralih menjadi lahan terbuka
pasca penambangan.

Jumlah Tambang Timah Rakyat berdasarkan Jarak terhadap Pusat


Kecamatan
500
450
400

Belinyu

350

Riau Silip
Sungailiat

Jumlah

300

Pemali
Meraw ang

250

Bakam

200

Puding Besar
150

Mendo Barat
Total

100
50
0
0-3

3-5

5 - 10

> 10

Tingkatan jarak (km)

Gambar 14 Grafik jumlah tambang timah rakyat berdasarkan jarak dengan pusat
kecamatan
Pada Gambar 14 ditunjukkan bahwa terdapat 6 pusat kecamatan yang
mempunyai tambang timah rakyat yang berada pada jarak 3 5 kilometer.
Jumlah tambang yang terbanyak di Baturusa dan Pemali masing-masing sejumlah
44 dan 38 tambang. Tambang-tambang yang berada pada jarak ini masih
mempengaruhi aktifitas masyarakat secara secara umum karena lokasi ini masih
dekat dengan pemukiman dan beberapa fasilitas umum.
Hasil identifikasi jarak tambang terhadap pusat kecamatan menunjukkan
terdapat tambang mempunyai jarak relatif dekat terhadap lebih dari satu pusat
kecamatan, seperti terlihat pada beberapa tambang berlokasi di antara Pemali dan
Sungailiat maupun antara Belinyu dan Riau Silip karena selain tambang berada di

46
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG

[%
[%
%
[%
[%
[%
[
##
## S
S
[%
%
[
#S
S
[%
#S
S
S
##
#
[%
[%
#
#S
S# #S
#
#S
S
S
#S
#S
#S
[%
S
S
#
#S
S
##
[%
##
[ %
[[ %
%
[%
[%
[
S
#S
##S
#S
S
[%
[%
S
S
#S
#SS
[%
[%
#
#
S
S
#S
##S
S
#
S
S
# %
[%
#
S
#
S
#
#
[%
S
#S
S
S
[%
# S
[%
%
S
#S
S
## S
[%
[%
[[%
[%
[%
#
#
S
S
[%
#
#
#
[%
%%%
S
#
S
S
#
#
[%
%
[%
S
#
S
#
S
SS
[
%
S
##S
[%
%%
%
#
[%
%
[
%
[
[
[
%
[
%
[
%
%
#
SELAT BANGKA
#%
[%
S
##
##S
%
S
S
[ %
[%
[%
[
#
%S
S
#S
##%
S
[%
[%
S
%
[%
%
[%
S[%
%
[%
%
[%
%
[%
[
[[%
[[%
%
[%
[
#
[
%
[%
#
#S
[%
[%
%
[%
S
[%
[%
[%
[
[
[%
[%
[%
[%
%
[%
%
[%
##
[%
#S
[%
[%
[
##
S
[%
[
[ %
[[%
%
[%
[%
S
S
[%
[%
[[%
%
#S
#S
##S
S
S
[%
%
#
###
[%
[%
%
[%
[ [%
S
S
##
[%
S
[[%
%
#S
#S
S
S
S
#S
# %
#
S
# #S
#S
S
#
S
# [%
[
#S
#
#S
S
S
S
#
#
#
#S
S
S
#
# S
#
#S
S S#
S
S
#
##SS
#
S
#%
S
[
%
#S
#
[
%
##%
##S
S
#
##
#S
#
S
#S
##S
#
S
[
S
S
S
#
#S
S
S
#
[
%
S
[
%
S
# S
S
[[%
#S
#
#
#S
S
##S
[
S
#
S
##%
[%
[[ %
#S
#S
S
#S
#S
S
[%
S
#
S
S
#
#S
S
[%
S
[%
%
[
%
[%
%
[%
%
[[%
%
%
#
#
#S
[[%
%
S#
%
S
#S
S
S
%
% % S
##S
# S
##
#S
S
#S
S
S
[[S
%
#
[%
%
[
%
#S
## %
#
S
##
[%
[
%
#
#
S
S
S
S
#
[%
[S
%
#
%
[ %
# S
[[
S
S
%
%% S
#S
[%
[%
%
%
#S
[%
[%
%
#S
%
#
S
#
# S
[%
[[%
#S
[[%
#S
U
%
U
%
%
[%
%
S
[ [%
U %
#S
[[%
%
S
[[ %
%
U%
%
##%
[
[%
[%
U%
%
%
#S
[%
[[%
S
[%
%
#
#%
[%
[%
[ %
#S
#
#
#S
S
S
[%
[%
[ %
#
[ [
%
[%
%
S
[%
[%
U
%
[%
%
[
%
# S
U
U
%
U
%
U
#%
[%
S
[%
[%
[S
#
%S
U%
%
[%
#
U
%
[%
U%
%
U
%
%
U
%
[
%
[%
[
%
##
S
[%
[%
#
S
#S
S
#
S
[%
%
#S
S
#S
###S
[
%
S
##
S
S#
[%
%
# S
#S
##
S
S
##
S
#%
#S
S
[%
S
##S
##
#
[%
S
##S#
S
S
S
[[
#
#S
##S
S
[%
[#%
%
[#%
S
[S
S
##
[%
%
#
#
#
#
S
S
S
S
S
[%
%
#S
## S
#S
#S
S
#S
S
#SS
S#[ S
S
S
S
#
##S
[%
%
S
#S
#
[[ %
#
S
##
#S
# S
S
#S
#
S
#
S
[%
## S
[
#S
S
%
[[%
%
#S
#SSS
##S
[%
#S
S
S
#S
#
#
S
#
#
S
S
S
#
#
#
S
S
S
#S
#S
S
S
##S
S
#
#
#
#
S
S
#
S
##S
#
#
S
#
S
#
S
S
##
S
#SS
S
#
S
#S
S
U%
%
#
#
#
U
%
U
S
S
#
U%
%
#
U%
U
#
#
###S
%
#
U%
S
S
S
##
S
%
U
%
#S
S
S
#S
S
#
[
%
#
S
%
#S
S
#S S
S
#
#S
#S
S
#
##
S
#S
S
%
%
%
%
%
%
%
%
%
U
%
U
%
%
%
U
%
%
UU%
%
%%
%
U
U # %
%
%
U%
%S
U%
%
%
%%%
[
%
# %
%
U
%
U%
%
U
%
%%
U
U%
U%
%
U%
U % %
U%
U
U%
%
#
S
U%
U
U %
%
U
%
U
%
U
%
U
%
#
#S
%
##S
S
%
%
#
%
%
%
%
#
S
%
% % S
%
%
##
#
S
#S
S
##S
S
#S
#
#S
S
S
S
#
#S
# #S
%
S
#S
#S
S
%
S
#
#S
## S
##S
#S
#
S
#S
S
##S
##S
S
#
S
S
#
##S S
#S
#
S
##
S
[
S
##S
S
S
##
S
##%
S
#
#
##
S
S
#S
#S
#S
#
S
S
S
S
#
#
S
#
#
S
#S
#S
S
##S
S
S
S
#S
S
#S
# S
S
#
S
#S
#
#
#S
#
#
S
#
S
#
#%%
S
S
##S
%
S
%
%
#
#S
#
##S
S
S
S
%
%%
##S
%
%
#
%
%
S
%
%
%
##
#
S
%
%
%
S
S
%
%
# S
%
%
S
SS
%
%%
%
%
%
%
#
U
%
U%
%
U
%
%%%
U
%
%
U
U
%
%
U
%
%
U%
%
U
%
%
U
U%
%
#
#

130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

TELUK
KLABAT

Kec. Riau Silip

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

Kec. Belinyu

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA

Kec. Pemali

Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

KABUPATEN
BANGKA BARAT

%
Kec. Puding Besar

24'05"

24'05"

Kec. Merawang

#
S
[%
%
[
[ %
[%%
[%
[

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10544'44"

PETA
KRITERIA TAMBANG TIMAH RAKYAT
BERDASARKAN JARAK
TERHADAP PUSAT KECAMATAN

215'16"

[
[%
%
[%
[%
%
[%
[%
[%
%
[%
[%
[%
%
[[
%
[%
[%
[%
[%
[[%
[%
[
[%

10533'33"

KOTA
PANGKAL PINANG

Kec. Mendo Barat

215'16"

SELAT BANGKA

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Legenda :

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan
#

Kota Kecamatan
10

Kriteria tambang berdasarkan jarak


terhadap pusat kecamatan
PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

%
U
%

E
S

< 3 km
3 - 5 km

S
#
[%

5 - 10 km
> 10 km

10

Kilometers

Sumber :
Hasil Analisis dari data
PPLH-IPB (2002 dan 2005)

Gambar 15 Peta kriteria tambang timah rakyat berdasarkan jarak terhadap pusat
kecamatan

47
antara pusat kecamatan juga jarak antara pusat kecamatan tersebut relatif
berdekatan. Lokasi tambang yang berada pada wilayah yang berdekatan dengan
pusat-pusat kecamatan tersebut mengganggu aktifitas masyarakat di wilayah
sekitarnya. Jarak antara lokasi tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
disajikan pada Lampiran 4 sampai Lampiran 7.

Hasil wawancara terhadap

responden yang tidak menyetujui adanya aktifitas tambang timah rakyat antara
lain menyatakan banyak terjadi kerusakan fasilitas umum dan kerusakan
lingkungan di sekitar pemukiman penduduk akibat aktifitas tersebut. Gambar 16
dan 17 menunjukkan aktifitas tambang timah rakyat berada di dekat pemukiman
penduduk dan fasilitas umum.

Gambar 16 Aktifitas tambang timah rakyat yang berada di lokasi pemukiman


penduduk
Tambang timah rakyat yang terletak pada jarak 5 - 10 kilometer dari pusat
kecamatan terdapat pada 6 pusat kecamatan yaitu Belinyu, Riau Silip, Sungailiat,
Pemali, Baturusa, dan Petaling.

Jumlah yang terbesar pada radius tersebut

terdapat di Riau Silip sejumlah 153 tambang, di Belinyu sejumlah 105 tambang
dan di Pemali sejumlah 101 tambang timah rakyat.

48

Gambar 17 Aktifitas tambang timah rakyat yang berada di dekat jalan umum
Keberadaan tambang timah rakyat pada jarak 5 10 km tidak secara
langsung mengganggu aktifitas masyarakat, karena asumsi bahwa lokasi tersebut
relatif jauh terhadap pemukiman penduduk dan fasilitas umum dari pusat
kecamatan yang dianalisis. Tetapi pada jarak ini keberadaan tambang masih pada
lingkungan perkebunan masyarakat sehingga memungkinkan terjadi pengrusakan
kebun akibat kegiatan pertambangan rakyat.
Hasil identifikasi jarak tambang dengan jarak > 10 km dari pusat kecamatan,
terdapat 245 lokasi tambang yang berada pada radius tersebut. Tambang-tambang
tersebut berdasarkan jarak terdekat dengan pusat kecamatan pada kelas jarak > 10
km, diidentifikasi terdiri dari 113 tambang di Belinyu, 101 tambang di Riau Silip,
30 tambang di Petaling dan 1 tambang di Sungailiat.
Secara spasial, hubungan antara status perizinan tambang timah rakyat
dengan jarak tambang terhadap pusat kecamatan ditampilkan pada grafik dalam
Gambar 18.

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 20 tambang timah

rakyat yang memiliki status legal berada pada jarak kurang dari 3 km dari pusat
kecamatan, dengan jumlah terbanyak di Pemali sejumlah 14 lokasi tambang.
Sementara pada jarak antara 3 5 km dari pusat kecamatan, terdapat 38 tambang
dengan status legal dengan jumlah terbanyak di Baturusa dengan jumlah 19 lokasi

49
tambang. Kondisi ini menunjukkan bahwa perizinan terhadap tambang timah
rakyat masih tidak mempertimbangkan aspek jarak terhadap pusat kecamatan
tetapi lebih pada kandungan deposit timah yang dimiliki suatu wilayah.

Hubungan tambang timah rakyat berstatus legal dengan jarak


terhadap pusat kecamatan
180
160
140
0-3

jumlah

120

3-5

100

5-10
80

> 10
Jumlah

60
40
20
0
Baturusa

Pemali

Riau Silip

Sungailiat

Jumlah

Pusat Kecamatan

Gambar 18 Hubungan tambang timah rakyat berstatus legal dengan jarak


terhadap pusat kecamatan
5.1.3. Penilaian terhadap Pengaruh Buruk Aktifitas Tambang Timah
Rakyat terhadap Kondisi Lingkungan Desa
5.1.3.1. Jumlah Tambang Timah Rakyat di Setiap Desa
Salah satu faktor penilaian terhadap pengaruh buruk aktifitas tambang timah
rakyat terhadap kondisi lingkungan desa adalah jumlah tambang timah rakyat di
setiap desa.

Faktor ini menjadi pertimbangan penilaian sehubungan dengan

tingkat kerusakan lingkungan di suatu desa berbanding lurus dengan


bertambahnya jumlah tambang timah rakyat yang ada di desa tersebut.
Hasil analisis jumlah tambang timah rakyat di setiap desa menunjukkan
terdapat 14 desa yang mempunyai jumlah tambang kurang dari 15 (renggang), 7
desa dengan jumlah antara 15 sampai 30 tambang (agak rapat), 10 desa dengan
jumlah antara 30 sampai 50 tambang (rapat), dan 4 desa dengan jumlah tambang

50
lebih dari 50 tambang (sangat rapat). Masing-masing kategori desa untuk masingmasing kriteria jumlah tambang ditampilkan pada Tabel 12, 13, 14 dan Tabel 15.
Secara spasial kategori desa tersebut diperlihatkan pada Gambar 19.
Tabel 12 Desa yang memiliki kurang dari 15 lokasi tambang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Desa
Kecamatan
Kuto Panji
Belinyu
Berbura
Riau Silip
Kenanga
Sungailiat
Kudai
Sungailiat
Parit Padang
Sungailiat
Rebo
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Penyamun
Pemali
Air Anyir
Merawang
Jurung
Merawang
Kimak
Merawang
Riding Panjang
Merawang
Rukam
Mendo Barat
Puding Besar
Puding Besar
Jumlah
* Jumlah merupakan hasil perhitungan di peta

Jumlah*
5
5
14
10
2
2
13
7
14
3
4
9
4
1
93

Tabel 12 menunjukkan desa yang memiliki jumlah tambang kurang dari 15


tambang sebagian besar berada di Kecamatan Sungailiat dan Kecamatan
Merawang. Sementara pada Tabel 13 memperlihatkan sejumlah desa dengan
jumlah tambang antara 15 30 tambang berada pada enam kecamatan. Jumlah
tambang pada masing-masing desa ini dapat bertambah akibat semakin besarnya
kecenderungan masyarakat untuk berusaha di sektor tambang. Perubahan fungsi
lahan menjadi areal pertambangan akan memperbanyak lahan terbuka di masingmasing desa tersebut.
Tabel 13 Desa yang memiliki 15 sampai 30 lokasi tambang
No
1
2
3
4
5
6
7

Desa
Kecamatan
Bukit Ketok
Belinyu
Riding Panjang
Belinyu
Pugul
Riau Silip
Sungailiat
Karya Makmur
Air Ruai
Pemali
Air Duren
Merawang
Penagan
Mendo Barat
Jumlah
* Jumlah merupakan hasil perhitungan di peta

Jumlah*
27
29
28
24
15
21
19
163

51
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

TELUK
KLABAT

Kec. Riau Silip

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

KABUPATEN
BANGKA BARAT
Kec. Puding Besar
24'05"

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

24'05"

Kec. Merawang

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA JUMLAH
TAMBANG TIMAH RAKYAT
DI TIAP DESA

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Legenda :
W

Batas Kabupaten
Batas desa

10

Jumlah tambang timah rakyat per desa :


0
< 15

15 - 30
30 - 50

E
S

Batas Kecamatan

10

Kilometers

> 50

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Gambar 19 Peta jumlah tambang timah rakyat di tiap desa

Sumber :
Hasil analisis dari data
PPLH-IPB (2002 dan 2005)

52
Tabel 14 Desa yang memiliki 30 sampai 50 lokasi tambang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Desa
Kecamatan
Air Jukung
Belinyu
Gunung Muda
Belinyu
Deniang
Riau Silip
Mapur
Riau Silip
Riau
Riau Silip
Silip
Riau Silip
Pemali
Pemali
Dwi Makmur
Merawang
Merawang
Merawang
Bukit Layang
Bakam
Jumlah
* Jumlah merupakan hasil perhitungan di peta

Jumlah*
39
49
49
50
41
47
36
32
35
44
422

Tabel 14 memperlihatkan bahwa desa-desa yang telah memiliki jumlah


tambang antara 30 50 tambang sebagian besar berada di Kecamatan Riau Silip,
dan beberapa desa di kecamatan lainnya.

Kondisi ini telah menunjukkan

kecenderungan jenis usaha tambang timah sudah mulai banyak diminati


masyarakat di desa tersebut. Hasil wawancara terhadap responden memberikan
informasi bahwa banyak terdapat lahan perkebunan yang dialihfungsikan menjadi
areal pertambangan.
Tabel 15 Desa yang memiliki lebih dari 50 lokasi tambang
No
1
2
3
4

Desa
Kecamatan
Bintet
Belinyu
Gunung Pelawan
Belinyu
Lumut
Belinyu
Cit
Riau Silip
Jumlah
* Jumlah merupakan hasil perhitungan di peta

Jumlah
58
55
51
57
221

Pada Tabel 15 menunjukan bahwa terdapat empat desa yang masing-masing


memiliki jumlah tambang timah rakyat lebih dari 50 tambang.

Hal ini

menunjukkan bahwa minat masyarakat pada jenis usaha tambang timah rakyat
sudah sangat besar.

Kecenderungan penambahan luas daerah tambang tetap

terjadi bila tidak terdapat alternatif usaha yang dapat menjadi sumber ekonomi
bagi pelaku usaha tambang, selain masih kurangnya kesadaran mereka untuk
menjaga keseimbangan lingkungan.

53
5.1.3.2. Nilai Standard Distance (SD) dari Sebaran Tambang Timah Rakyat
di Setiap Desa
Nilai Standard Distance (SD) tambang timah rakyat di setiap desa
merupakan gambaran mengenai kecenderungan sebaran lokasi tambang timah
rakyat yang ada di setiap desa. Kecenderungan sebaran tersebut dapat bersifat
memusat di lokasi tertentu dalam suatu desa sampai bersifat menyebar. Hasil
analisis lokasi tambang berdasarkan nilai SD ditunjukkan pada Tabel 16, 17, 18,
dan 19, sedangkan secara spasial hasil analisis ditunjukkan pada Gambar 20.
Tabel 16 Hasil analisis lokasi tambang dengan kategori terpusat di tiap desa
No Nama Desa
Kecamatan
Belinyu
1. Air Jukung
Riau Silip
2. Berbura
Sungailiat
3. Kudai
Sungailiat
4. Rebo
Merawang
5. Air Duren
Merawang
6. Dwi Makmur
Merawang
7. Kimak
Mendo Barat
8. Penagan
Mendo Barat
9. Rukam
Jumlah
* Jumlah dan Nilai SD didasarkan pada hasil perhitungan

Jumlah TI*
39
5
10
2
21
32
4
19
4
136

Nilai SD*
1.06
0.44
1.09
1.14
1.12
1.31
0.12
0.72
1.04
0.97

Pada Tabel 16 menunjukkan beberapa desa memiliki jumlah tambang timah


rakyat dalam jumlah banyak tetapi dalam kisaran nilai SD 1.00, antara lain di
Desa Air Jukung dengan jumlah tambang timah rakyat sebanyak 39 lokasi dengan
nilai SD 1.06, dan Desa Dwi Makmur dengan jumlah tambang 32 lokasi dengan
nilai SD 1.31. Ini menunjukkan lokasi tambang berdekatan satu sama lainnya.
Areal tambang yang berdekatan memberikan peluang penanganan lahan pasca
tambang lebih mudah dalam pengertian jarak tempuh antara lokasi tambang lebih
dekat.
Tabel 17 menunjukkan bahwa pada kisaran nilai SD 1.50 3.00 (agak
terpusat), jumlah tambang tidak mempengaruhi wilayah sebaran tambang di tiap
desa. Sebagai contoh pada Desa Mapur Kecamatan Riau Silip dengan jumlah
tambang sebanyak 50 lokasi memiliki nilai SD 1.63 yang relatif lebih memusat
dibandingkan dengan sebaran tambang di desa lainnya.

Kondisi sebaliknya

ditunjukkan di Desa Parit Padang dan Jurung dengan jumlah tambang masing-

54
masing 2 dan 3 dengan nilai SD masing-masing desa 1.92 dan 2.16, memberikan
gambaran sebaran tambang di dua desa tersebut untuk jumlah tambang yang
sedikit menjadi relatif menyebar.
Tabel 17 Hasil analisis lokasi tambang dengan kategori agak terpusat di tiap desa
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Nama Desa
Bukit Ketok
Gunung Muda
Gunung Pelawan
Kuto Panji
Riding Panjang
Deniang
Mapur
Kenanga
Karya Makmur
Parit Padang
Sungailiat
Air Ruai
Pemali
Penyamun
Air Anyir
Jurung
Merawang
Riding Panjang
Bukit Layang

Kecamatan
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Riau Silip
Riau Silip
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Pemali
Pemali
Pemali
Merawang
Merawang
Merawang
Merawang
Bakam

Jumlah
* Jumlah dan Nilai SD didasarkan pada hasil perhitungan

Jumlah TI*
27
49
55
5
29
49
50
14
24
2
13
15
36
7
14
3
35
9
44

Nilai SD*
2.00
2.70
2.67
1.61
1.78
2.54
1.63
2.32
2.40
1.92
2.68
1.73
2.26
1.53
1.71
2.16
1.73
1.65
2.39

480

2.07

Kecenderungan jumlah tambang timah rakyat yang banyak menyebabkan


wilayah sebaran

tambang lebih luas ditunjukkan pada Tabel 18.

Hasil

perhitungan nilai SD antara 3.00 5.00 (agak tersebar) terdapat pada desa yang
memiliki jumlah tambang lebih dari 50, kecuali di Desa Pugul Kecamatan Riau
Silip yang mempunyai tambang timah rakyat sejumlah 28 lokasi.
Tabel 18 Hasil analisis lokasi tambang dengan kategori agak tersebar di tiap desa
No Nama Desa
Kecamatan
Belinyu
1. Bintet
Belinyu
2. Lumut
Riau Silip
3. Cit
Riau Silip
4. Pugul
Jumlah
* Jumlah dan Nilai SD didasarkan pada hasil perhitungan

Jumlah TI*
58
51
57
28
194

Nilai SD*
3.15
3.55
3.15
3.25
3.27

55
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

TELUK
KLABAT

Kec. Riau Silip

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

KABUPATEN
BANGKA BARAT
Kec. Puding Besar
24'05"

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

24'05"

Kec. Merawang

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA NILAI STANDARD DISTANCE


TAMBANG TIMAH RAKYAT
DI TIAP DESA

10555'55"

1067'06"

Nilai Standard Distance :


< 1.5
1.5 - 3.0

3.0 - 5.0
> 5.0

10

Legenda :
batas kabupaten
batas kecamatan

E
S

tidak dianalisis

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

10618'17"

10

Kilometers
batas desa

Sumber :
Hasil wawancara

Gambar 20 Peta nilai Standard Distance sebaran tambang timah rakyat di setiap
desa

56
Pada Tabel 19 diperlihatkan nilai SD sebaran tambang

di atas 5.00

(tersebar) terdapat pada desa dengan jumlah tambang 41 di Desa Riau dan 47 di
Desa Silip Kecamatan Riau Silip.
Tabel 19 Hasil analisis lokasi tambang dengan kategori tersebar di tiap desa
No Nama Desa
Kecamatan
1. Riau
Riau Silip
2. Silip
Riau Silip
Jumlah
* Jumlah dan Nilai SD didasarkan pada hasil perhitungan

Jumlah TI*
41
47
88

Nilai SD*
5.49
5.10
5.30

Penilaian pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat terhadap kondisi


lingkungan desa lokasi tambang dilakukan dengan melakukan skoring terhadap
faktor jumlah tambang timah dan nilai SD sebaran tambang timah rakyat di setiap
desa lokasi tambang timah rakyat (lihat bab metode penelitian). Hasil skoring
ditunjukkan pada Tabel 20 dan Gambar 21.
Berdasarkan hasil skoring yang dilakukan terhadap jumlah tambang timah
dan nilai SD sebaran tambang timah, maka pengaruh buruk aktifitas tambang
timah rakyat di setiap desa yang termasuk kategori sangat buruk terdapat di 6 desa
yaitu Desa Bintet, Gunung Pelawan, Lumut, Cit, Riau, dan Silip. Sedangkan 9
desa termasuk dalam kategori buruk yaitu Desa Air Jukung, Bukit Layang,
Deniang, Dwi Makmur, Gunung Muda, Mapur, Merawang, Pemali, dan Pugul.
Penilaian pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat memperlihatkan
pada desa dengan kondisi lingkungan desa sangat buruk mempunyai jumlah
tambang yang berada dalam kisaran padat (Desa Riau dan Desa Silip) dan semua
desa yang memiliki jumlah tambang timah rakyat pada kisaran sangat padat.
Sementara berdasarkan perhitungan nilai SD, desa dengan kondisi lingkungan
sangat buruk terdapat pada tambang dengan nilai SD = 1.5 3.0 (kategori agak
terpusat) sampai dengan nilai SD > 4.0 (kategori tersebar).
Hasil identifikasi antara jarak tambang timah rakyat terhadap pusat
kecamatan dengan kondisi lingkungan desa menunjukkan terdapat tambang timah
rakyat yang mempunyai jarak kurang dari 3 km terhadap pusat kecamatan berada
pada Desa Riau dan Desa Silip untuk Kecamatan Riau Silip. Kedua desa tersebut
juga termasuk dalam kategori lingkungan desa sangat buruk karena jumlah
tambang yang banyak (Desa Riau sejumlah 41 tambang dan Desa Silip sejumlah

57
47 tambang) serta sebaran tambang berdasarkan perhitungan nilai SD termasuk
kategori tersebar. Sementara untuk Kecamatan Pemali terdapat di Desa Pemali
dan Desa Air Duren, dan untuk Kecamatan Sungailiat terdapat di Kelurahan
Sungailiat dan Kelurahan Kudai.
Tabel 20 Hasil skoring pada masing-masing desa lokasi tambang timah rakyat di
Kabupaten Bangka
Skoring

Skor
Total*
SD
T
(SD + 3T)
15
4
3
Air Anyir
16
4
4
Berbura
15
4
3
Jurung
15
4
3
Kenanga
16
4
4
Kimak
16
4
4
Kudai
15
4
3
Kuto Panji
15
4
3
Penyamun
15
4
3
Parit Padang
16
4
4
Puding Besar
16
4
4
Rebo
15
4
3
Riding Panjang-Merawang
16
4
4
Rukam
15
4
3
Sungailiat
13
3
4
Air Duren
12
3
3
Air Ruai
12
3
3
Bukit Ketok
12
3
3
Karya Makmur
12
3
3
Riding Panjang-Belinyu
13
3
4
Penagan
10
2
4
Air Jukung
9
2
3
Bukit Layang
9
2
3
Deniang
10
2
4
Dwi Makmur
9
2
3
Gunung Muda
9
2
3
Mapur
9
2
3
Merawang
9
2
3
Pemali
11
3
2
Pugul
5
1
2
Bintet
5
1
2
Cit
6
1
3
Gunung Pelawan
5
1
2
Lumut
4
1
1
Riau
4
1
1
Silip
* Skoring didasarkan asumsi terhadap bobot yang mempengaruhi kriteria
Nama Desa

Kelas / Kategori
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Agak buruk
Agak buruk
Agak buruk
Agak buruk
Agak buruk
Agak buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Sangat buruk
Sangat buruk
Sangat buruk
Sangat buruk
Sangat buruk
Sangat buruk

58
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

TELUK
KLABAT

Kec. Riau Silip

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

KABUPATEN
BANGKA BARAT
Kec. Puding Besar
24'05"

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

24'05"

Kec. Merawang

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA PENGARUH AKTIFITAS


TAMBANG TIMAH RAKYAT TERHADAP
KONDISI LINGKUNGAN DESA

10555'55"

1067'06"

Kondisi Lingkungan Desa :


W

sangat buruk
buruk
tidak dianalisis

agak buruk
normal

batas kabupaten
batas kecamatan

E
S

10

Legenda :

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

10618'17"

10

Kilometers
batas desa

Sumber :
Hasil wawancara

Gambar 21 Peta pengaruh buruk aktifitas tambang terhadap kondisi lingkungan


desa

59
Desa dengan kategori lingkungan sangat buruk perlu diprioritaskan dalam
penanganan lahan pasca penambangan. Penanganan dapat berupa pengalokasian
areal sebagai lahan rehabilitasi pada lahan pasca penambangan. Selain itu perlu
tindakan tegas berupa larangan terhadap aktifitas penambangan karena
dikhawatirkan kemampuan daya dukung lingkungan sekitar areal tambang di
sekitar desa tersebut sudah tidak dapat mengimbangi tingkat kerusakan akibat
aktifitas penambangan.
Untuk desa dengan kategori lingkungan buruk berada dalam kisaran agak
padat (Desa Pugul) dan desa dalam kisaran padat.

Sementara berdasarkan

perhitungan nilai SD, desa dengan kondisi lingkungan buruk terdapat pada
tambang dengan nilai SD = 1.5 3.0 (kategori agak terpusat). Penanganan desa
dengan kondisi lingkungan buruk perlu dilakukan berkaitan dengan upaya
mengurangi tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi. Beberapa faktor seperti
kemiringan lereng perlu diperhatikan untuk memprioritaskan suatu areal perlu
segera dialokasikan sebagai kawasan rehabilitasi.
Alokasi lahan pasca tambang untuk menjadi kawasan rehabilitasi pada
luasan yang besar membutuhkan input yang sangat besar. Hal itu karena secara
umum kondisi tanah di Kabupaten Bangka mempunyai tingkat kesuburan yang
rendah, apalagi dengan adanya aktifitas penambangan akan semakin rendah
tingkat kesuburannya.
Tanah di lokasi pasca tambang terdiri dari hamparan tailing (sisa
penambangan), kolong baik dangkal maupun dalam, serta daerah dumping.
Hamparan tailing berupa susunan endapan bahan kuarsa berukuran pasir sampai
kerikil yang berlapis-lapis serta terdapat bahan yang lebih halus bercampur
sedikit liat. Bahan ini mempunyai potensi kesuburan yang ekstrim rendah dengan
sifat mengikat kation dan air yang sangat kecil, kadar bahan organik, P tersedia,
KTK, kadar basa-basa (Ca, Mg, K, Na) ektrim rendah dengan pH antara 5.0
sampai 6.0 dan pada umumnya bertekstur pasir dan pasir berlempung. Kesan
yang muncul pada hamparan tailing adalah gundul dengan suasana padang pasir.
Daerah kolong yang tidak berair memiliki kondisi yang relatif sama dengan
hamparan tailing.

Sementara daerah dumping merupakan tumpukan material

galian yang bertekstur lempung (lempung berpasir. lempung dan lempung

60
berdebu) tanpa struktur dan sangat peka erosi rendah kadar basa dan bahan
organik dengan pH berkisar antara 5.3 sampai 6.0.
Beberapa percobaan yang dilakukan pada lahan pasca penambangan di
wilayah kuasa pertambangan

P.T. Tambang Timah berupa rehabilitasi lahan

dengan menanam tanaman akasia dan jambu monyet mempunyai pertumbuhan


agak baik tetapi bunga dan buah muda gugur atau rusak (P.T. Tambang Timah,
1991).
Penanganan lahan pasca tambang dapat juga diarahkan pada menggantikan
fungsi lahan sebagai kawasan budidaya selain pertanian seperti menjadikannya
sebagai daerah obyek wisata. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
berkaitan dengan pengalokasian lahan pasca tambang sebagai daerah obyek
wisata antara lain wilayah yang luasannya memenuhi skala ekonominya,
aksesibilitas ke lokasi, kemampuan memunculkan daya tarik bagi wisatawan
seperti obyek yang ditampilkan, sarana dan prasarana pendukung dan dukungan
lingkungan sekitar baik manusia maupun alam.
Dikaitkan dengan status perizinan tambang timah rakyat, pada tambang
rakyat yang memiliki izin tambang perlu penegasan terhadap keharusan
melakukan rehabilitasi lahan pasca tambang, sebagai salah satu kewajiban dalam
memiliki izin penambangan. Sedangkan pada lokasi tambang yang tidak jelas
perizinannya menjadi lebih sulit untuk mengharuskan pelaku usaha untuk
melakukan rehabilitasi lahan sehingga perlu program secara terpadu berkaitan
dengan penanganan lahan pasca tambang.
Pada lokasi tambang dengan jarak lokasi yang berdekatan dengan pusat
kecamatan lebih dimungkinkan pengalihan fungsi areal pasca tambang untuk
kawasan budidaya selain pertanian. Kondisi tersebut terutama berkaitan dengan
aksesibilitas terhadap pusat kecamatan. Beberapa lokasi tersebut dapat diarahkan
sebagai kawasan pemukiman dan fasilitas umum serta sebagai lokasi obyek wisata
dan kawasan industri. Beberapa faktor pendorong dalam mengalokasikan lahan
pasca tambang sebagai lokasi obyek wisata adalah terdapat obyek wisata alam
pantai yang cukup banyak di Kabupaten Bangka. Obyek wisata tersebut
diharapkan dapat sebagai pemacu berkembangnya obyek wisata lain sebagai
pendukung obyek wisata yang telah ada.

61
5.2. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Aktifitas Tambang
Timah Rakyat
Analisis terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat akibat aktifitas
tambang timah dilakukan secara deskripsi berkaitan dengan data hasil wawancara
terhadap responden dan beberapa data penunjang.

Pendapat responden yang

berkaitan dengan jenis pekerjaan responden, pendapatan rata-rata responden,


peningkatan ekonomi masyarakat, serta pendapat mengenai dampak kerusakan
lingkungan ditampilkan secara spasial. Hal ini dimaksudkan untuk mengamati
pengaruh wilayah kajian terhadap aspek-aspek yang diamati tersebut.
Pada Gambar 22 ditunjukkan bahwa dari 60 responden, yang mempunyai
pekerjaan pada jenis usaha tambang timah rakyat sebanyak 35 orang, sementara
lainnya sebagai petani 10 orang, pedagang 5 orang, guru/PNS 3 orang selebihnya
masing-masing 1 orang sebagai karyawan swasta, dan jenis pekerjaan informal
seperti supir dan lain-lain. Responden dengan jenis usaha tambang timah rakyat
rata-rata mempunyai pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan responden
dengan jenis pekerjaan lain. Seperti di Desa Bintet Kecamatan Belinyu, seluruh
responden terpilih mempunyai pekerjaan sebagai usahawan tambang timah rakyat
dengan rata-rata pendapatan per bulan sebesar 28.00 juta rupiah per bulan. Desa
Kimak Kecamatan Merawang yang juga seluruh repondennya dengan jenis
pekerjaan sebagai usahawan tambang timah rakyat mempunyai pendapatan per
bulan sebesar 14.67 juta rupiah per bulan. Sementara responden di Kelurahan
Sungailiat yang merupakan ibukota Kabupaten Bangka dengan pekerjaan selain
usaha tambang timah rakyat, mempunyai pendapatan rata-rata sebesar 2.00 juta
rupiah per bulan. Jumlah rata-rata pendapatan responden ditunjukkan pada Tabel
21 dan secara spasial ditunjukkan pada Gambar 23.
Hasil analisis terhadap jumlah pendapatan responden lebih dipengaruhi oleh
jenis pekerjaan dibandingkan jarak lokasi desa responden terhadap pusat kota
maupun dengan sungai yang ada di Kabupaten Bangka.

Responden yang

mempunyai jenis pekerjaan sebagai usahawan tambang timah rakyat mempunyai


rata-rata pendapatan diatas 10 juta rupiah per bulan, sementara pada responden

62
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN
#

SELAT BANGKA

# Belinyu
Kec.
#
#

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

TELUK
KLABAT

#
Kec. Riau Silip
#

LAUT CINA SELATAN

#
#
# #
#
# #

KABUPATEN BANGKA #
#

#
Kec. Pemali
#

#
# #

Kec. Bakam
#

KABUPATEN
BANGKA BARAT

# #
#

##

152'54"

152'54"

#
#

# #Sungailiat
Kec.
#
#
#

#
#

Kec. Puding Besar

# #

24'05"

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

24'05"

#
Kec.
Merawang
#

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA
JENIS PEKERJAAN RESPONDEN

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Jenis Pekerjaan Responden :

tiT kr e
s p
o n
d e
n .s
h p

# Usahawan TI #
# Buruh TI
#
# Wiraswasta #
#
Legenda :

Guru/PNS
Karyawan swasta
Supir
Petani

batas kabupaten

#
#
#
#

Bengkel
Tukang
Makelar
Paranormal 10

batas desa

E
S

0
Kilometers

batas kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Kondisi fisik desa :


sangat buruk
buruk

Gambar 22 Peta jenis pekerjaan responden

normal
agak buruk

tidak dianalisis

Sumber :
Hasil wawancara

10

63
yang mempunyai pekerjaan selain usaha tambang timah mempunyai pendapatan
yang bervariasi antara kurang dari 500 ribu sampai 2 juta rupiah per bulan.
Kondisi ini menjadi faktor yang mendorong banyaknya masyarakat yang
berpindah jenis usaha ke usaha tambang timah rakyat. Pengalokasian lahan milik
pribadi usahawan timah sebagai lokasi tambang timah menyebabkan bermunculan
lahan-lahan terbuka yang tersebar sebagai akibat aktifitas penambangan, selain
itu juga dilakukan penambangan timah di lokasi milik orang lain dengan sistem
bagi hasil keuntungan dengan pemilik lahan.
Tabel 21. Jumlah rata-rata pendapatan responden di tiap desa contoh
Kecamatan

Desa
Air Jukung
Bintet
Gunung Muda
Kuto Panji
Banyuasin
Cit
Pangkalniur
Pugul
Kenanga
Parit Padang
Srimenanti
Sungailiat
Air Duren
Air Ruai
Pemali
Sempan
Balunijuk
Jada bahrin
Jurung
Kimak

Belinyu

Riau Silip

Sungailiat

Pemali

Merawang

Pendapatan per bulan


(juta rupiah)
1.00
28.00
11.17
1.00
1.00
20.50
1.25
11.83
8.50
5.00
5.75
2.00
8.50
1.83
12.00
1.33
5.00
2.17
15.17
14.67

Sumber: Hasil Quisioner

Kenyataan bahwa usaha tambang timah rakyat memberikan pendapatan


yang sangat tinggi dibandingkan dengan pekerjaan jenis lain juga diakui oleh
sebagian besar responden yaitu sebanyak 47 responden atau 78% dari total
responden (Tabel 22).

Peningkatan ekonomi dinyatakan sebagai semakin

meningkatnya daya beli masyarakat, tingkat kehidupan yang lebih baik serta
banyaknya bangunan rumah baru menjadi alasan yang disampaikan oleh
responden. Sebagai usaha yang mengandalkan hasil eksploitasi tambang, maka

64
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN
#

Desa Bintet
#

#
#

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu

TELUK
KLABAT

LAUT CINA SELATAN

#
#
# #

KABUPATEN BANGKA

152'54"

# #

# #

#
Kec. Pemali
#

#
# #

Kec. Bakam
#

# ##
# #
#

152'54"

#
#

#
# Sungailiat
Kec.
#
#

Desa Kimak
#
#

KABUPATEN
BANGKA BARAT

#
#
#

Kec. Puding Besar


24'05"

# #

24'05"

Kec. Merawang

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG
215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA RATA-RATA
PENDAPATAN RESPONDEN
DI TIAP DESA CONTOH

10555'55"

1067'06"

Legenda :
N

batas kabupaten
batas kecamatan
batas desa

Pendapatan rata-rata responden per desa :

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

10618'17"

1 - 2.5 juta
2.5 - 5 juta
5 - 7.5 juta
7.5 - 10 juta
> 10 juta

E
S

10

0
Kilometers

Sumber :
Hasil Wawancara

Gambar 23 Peta rata-rata pendapatan responden di tiap desa contoh

10

65
menurut responden, penghasilan dari usaha tambang timah rakyat bergantung
pada kandungan timah yang terdapat di lokasi penggalian.
Pada Tabel 26 juga ditunjukkan pendapat responden berkaitan dengan
dampak aktifitas tambang timah terhadap kerusakan lingkungan, adanya
kecelakaan di lokasi tambang timah rakyat, respon terhadap keberadaan tambang
timah rakyat serta pencabutan izin usaha tambang timah rakyat.
Tabel 22

Jumlah pendapat responden berkaitan dengan keberadaan tambang


timah rakyat di desa responden pada 5 kecamatan di Kabupaten
Bangka

Jumlah
c
d
e
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
2
7
6
6
5
7
0
12
4
8
Sungailiat
5
3
3
9
5
7
4
8
0
12
Pemali
1
5
6
6
2
10
0
12
2
10
Belinyu
3
8
6
6
10
2
3
9
6
6
Riau Silip
4
5
3
9
5
7
1
11
1
11
Merawang
Jumlah
47
13
52
8
33
27
36
24
28
15
Keterangan: a = adanya peningkatan ekonomi. a1 = setuju. a2 = tidak setuju
b = mengetahui dampak buruk tambang timah rakyat. b1 = ya. b2 = tidak
c = kecelakaan di lokasi tambang di desa responden . c1 = ada. c2 = tidak
d = respon terhadap keberadaan tambang timah rakyat. d1 = setuju. d2 = tidak
e = respon terhadap pencabutan izin tambang timah rakyat. e1 = ya. e2 = tidak.
e3 = tidak peduli.
Sumber : Hasil Quisioner
Kecamatan

3
3
2
4
1
3
13

Berkaitan dengan dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh


aktifitas tambang timah rakyat, sebanyak 58 responden (97%) menyatakan
mengetahui dampak tersebut.

Responden dengan jenis usaha tambang timah

sebagian besar mengetahui dampak kerusakan lingkungan akibat aktifitas


tambang timah, tetapi hal tersebut tidak secara langsung memberikan kesadaran
untuk berhenti menekuni bidang usaha tersebut. Sebagian besar dari responden
tersebut menyatakan akan berhenti dari usaha tersebut bila telah cukup modal
untuk bergerak pada jenis usaha lainnya, tetapi sebagian kecil menyatakan tetap
bertahan pada jenis pekerjaan tersebut.
Sejumlah 36 responden (60%) setuju dengan keberadaan tambang timah
rakyat, tetapi hanya 15 responden (25%) yang memilih agar tambang timah rakyat
diizinkan untuk beroperasi. Beberapa alasan yang disampaikan berkenaan dengan
setuju dengan keberadaan tambang timah rakyat adalah berkaitan dengan alasan
perbaikan kondisi ekonomi. Pekerjaan tambang timah dianggap solusi yang cepat

66
dalam menghasilkan uang lebih banyak dan membuka peluang kerja alternatif
sebagai akibat susahnya mencari pekerjaan lain di Kabupaten Bangka.
Sementara pendapat yang tidak menyetujui keberadaan tambang timah
rakyat dan setuju terhadap tidak diberikan izin tambang timah rakyat sebagian
besar adalah karena akibat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas
tersebut. Alasan lain adalah bahwa lokasi tambang timah sudah banyak yang
mengganggu terutama yang berdekatan dengan lokasi pemukiman.

Beberapa

responden pada desa yang tidak terdapat aktifitas tambang timah beralasan bahwa
di desa mereka tidak terdapat potensi tambang timah serta kultur masyarakat desa
setempat lebih cenderung pada usaha di sektor pertanian/perkebunan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk
menentukan jenis usahanya adalah kultur masyarakat setempat. Pada beberapa
desa contoh tidak terlihat aktifitas tambang timah rakyat karena masyarakat lebih
cenderung untuk tetap berusaha di sektor pertanian, walaupun dimungkinkan
terdapat juga potensi timah di desa tersebut.
Dampak lain dari aktifitas tambang timah rakyat adalah terjadi kecelakaan
kerja di lokasi tambang. Hasil wawancara menunjukkan 33 responden (55%)
menyatakan pernah mengetahui terjadi kecelakaan kerja di lokasi tambang timah
rakyat yang ada di desa mereka. Rata-rata responden yang berada di desa yang
mempunyai aktifitas tambang timah rakyat menyatakan pernah terjadi kecelakaan
kerja di lokasi tambang. Responden yang menyatakan tidak terdapat kecelakaan
di lokasi tambang timah rata-rata berdomisili di desa yang tidak memiliki aktifitas
tambang timah. Data kecelakaan tambang di Kabupaten Bangka pada tahun 2003
(Distamben, 2003) terdapat dalam Tabel 23.

Sedangkan Gambar 24

memperlihatkan bentang alam yang rusak akibat aktifitas penambangan dan


Gambar 25 menunjukkan penambangan yang dilakukan telah berada diluar
ambang batas kedalaman untuk tambang rakyat
Kecelakaan kerja di lokasi tambang timah cenderung lebih pada aktifitas
penambangan itu sendiri, seperti tertimbun tanah pada kondisi penambangan
dengan kedalaman di luar ambang batas untuk aktifitas tambang rakyat atau
adanya kecelakaan mesin.

Longsoran tanah yang terjadi bukan oleh faktor

kecuraman lereng di lokasi tambang, tapi berupa longsoran tanah akibat aktifitas

67
penambangan. Secara umum di Kabupaten Bangka memiliki dataran yang hampir
rata sampai sedikit bergelombang, hanya sedikit wilayah yang berupa perbukitan.
.

Gambar 24 Perubahan bentang alam akibat aktifitas tambang timah rakyat

Gambar 25 Aktifitas penambangan dengan kedalaman di luar ambang batas


tambang rakyat

68
Tabel 23 Data kecelakaan tambang di Kabupaten Bangka pada tahun 2003
Lokasi
PT Tambang
Timah, Tbk

Tambang
rakyat

Triwulan I
1 kasus
kecelakaan
berat

Periode
Triwulan II
Triwulan III
1 kasus
Nihil
kecelakaan
berat

10 kasus
kecelakaan
berat
3 meninggal
dunia

10 kasus
kecelakaan
berat
6 meninggal
dunia

Jumlah
14 kasus
16 kasus
Sumber : Distamben Kab Bangka, 2003

Triwulan IV
1 kasus
kecelakaan
berat

3 kasus
kecelakaan
berat
1 meninggal
dunia

1 kasus
kecelakaan
berat
3 meninggal
dunia

5 kasus

5 kasus

Jumlah
3 kasus
kecelakaan
berat
24 kasus
kecelakaan
berat
13 kasus
meninggal
dunia
40 kasus

Sebagian besar responden yang berpendapat usaha selain tambang timah


yang relatif menguntungkan adalah usaha di bidang pertanian dan peternakan
terutama yang berdomisili di pedesaan (Tabel 24). Responden yang berdomisili
di perkotaan lebih memilih alternatif berdagang, industri rumah tangga dan
perbengkelan.
Tabel 24 Jumlah dan jenis pekerjaan yang mempunyai prospek baik menurut
responden selain jenis usaha tambang timah
Jenis Pekerjaan
Kebun karet
Kebun sayuran
Kebun lada
Ternak ayam
Dagang
Ternak sapi
Bengkel
Kebun sawit
Industri rumah tangga
Lain-lain
Jumlah
Sumber : Hasil wawancara

Jumlah Responden
27
15
8
8
8
5
2
1
1
3
77

Sementara pendapat mengenai pemanfaatan lahan pasca tambang timah, 25


responden menyatakan perlu dilakukan rehabilitasi lahan, 23 responden
menyatakan dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perkebunan dan tambak ikan
sementara 12 orang responden menyatakan tidak tahu dengan alasan tidak
terdapat tambang timah rakyat di desa mereka. Peta yang menggambarkan
persepsi masyarakat ditampilkan pada Lampiran 8 sampai dengan Lampiran 14.

69
Aktifitas tambang timah juga melibatkan tenaga kerja anak-anak usia
sekolah sebagai buruh tambang. Kegiatan yang mereka lakukan rata-rata sebagai
tenaga untuk memisahkan bijih timah dari tanah atau pasir secara manual yang
dikenal oleh masyarakat setempat dengan istilah melimbang timah. Pemanfaatan
anak-anak sebagai tenaga kerja menjadi permasalahan tersendiri karena dapat
mempengaruhi perkembangan mereka.

Permasalahan tersebut antara lain

berkurangnya orientasi anak-anak terhadap pendidikan sebagai akibat pengaruh


lingkungan pekerjaan. Pada Gambar 26 ditunjukkan aktifitas pemisahan bijih
timah dari tanah yang dilakukan oleh anak-anak pekerja tambang.

Gambar 26 Anak-anak pekerja tambang timah rakyat


5.3. Identifikasi Penyimpangan Pemanfaatan Fungsi Kawasan
Konsep pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Bangka adalah: (1)
memantapkan fungsi lindung kawasan-kawasan yang memiliki kriteria kawasan
lindung, baik kawasan lindung di wilayah darat (hutan lindung. sempadan sungai)
maupun kawasan lindung di wilayah laut dan pesisir (sempadan pantai, terumbu
karang, dan hutan mangrove; (2) pemanfaatan potensi-potensi sumberdaya
wilayah yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian wilayah

70
sekaligus merubah struktur tata ruang ke arah yang lebih ideal (RTRW Kab.
Bangka, 2016)
Kawasan lindung menurut pedoman dari World Conservation Union
(IUCN) adalah wilayah daratan dan atau laut terutama yang didedikasikan untuk
perlindungan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati, alam dan budaya, yang
dikelola melalui bentuk-bentuk yang efektif dan sesuai dengan aturan hukum
(Philips, 2004;Locke dan Dearden, 2005). Undang Undang No. 24/1992
menyebutkan yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Sementara menurut
Keputusan Presiden No. 32/1990 tentang pengelolaan kawasan lindung,
pengelolaan kawasan lindung adalah dalam upaya penetapan, pelestarian, dan
pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dengan tujuan untuk mencegah
timbulnya kerusakan lingkungan hidup. Sasaran pengelolaan kawasan lindung
untuk meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, dan
satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa.
Rencana pemantapan kawasan lindung di Kabupaten Bangka adalah:
1. Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan di bawahnya terdiri
dari (a)

hutan lindung dan (b) kawasan konservasi, yaitu kawasan resapan

air Gunung Maras;


2. Kawasan perlindungan setempat, meliputi: (a) kawasan sempadan pantai, (b)
kawasan sempadan sungai, dan (c) kawasan sekitar waduk/danau; dan
3. Kawasan suaka alam, pelestarian, dan cagar budaya, meliputi pantai yang
berhutan bakau.
Kawasan budidaya meliputi kawasan budidaya pertanian dan kawasan
budidaya non pertanian. Kawasan budidaya pertanian dengan peruntukan pada
hutan produksi, perkebunan, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan
budidaya perikanan. Sedangkan kawasan budidaya non pertanian meliputi
pemukiman, kawasan industri, pariwisata, kawasan pertahanan dan keamanan
negara. Sementara alokasi kawasan pertambangan (wilayah kuasa pertambangan
maupun tambang karya/tambang rakyat) secara eksplisit tidak ditetapkan sebagai
kawasan khusus pertambangan sehingga masih merupakan kawasan tumpang

71
tindih dengan penggunaan lainnya.

Rencana alokasi penggunaan ruang di

Kabupaten Bangka ditampilkan pada Tabel 25 dan Gambar 27.


Tabel 25 Rencana alokasi penggunaan ruang Kabupaten Bangka
No
1

Keterangan
Kawasan lindung
a. Hutan lindung
b. Kawasan konservasi
Kawasan perlindungan setempat
a. Kawasan sempadan pantai
b. Kawasan sempadan sungai
Kawasan budidaya
a. Hutan produksi
b. Perkebunan
c. Pertanian lahan basah
d. Pertanian lahan kering
e. Budidaya perikanan
f. Pemukiman
g. Pariwisata
h. Kawasan industri
Kawasan tumpang tindih
a. Kuasa Pertambangan dengan Hutan Produksi
b. Kuasa Pertambangan dengan Perkebunan
c. Kuasa Pertambangan dengan Pemukiman
d. Kuasa Pertambangan dengan Pert. Lhn. Basah
e. Kuasa Pertambangan dengan Pert. Lhn. Kering

Jumlah
Sumber : RTRW Kabupaten Bangka 2016

Jumlah (Ha)

Persentase (%)

9 150
12 516

3.10
4.24

2 156
1 994

0.73
0.68

39 349
84 159
9 034
36 296
6 684
6 319
3 170
3 712

13.33
28.52
3.06
12.30
2.27
2.14
1.07
1.26

31 121
33 449
993
1 383
13 583

10.55
11.34
0.34
0.47
4.60

295 068

100.00

Menurut Undang-Undang No. 24/1992 tentang Penataan Ruang salah satu


tujuan dari penataan ruang adalah mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya
manusia. Sementara dalam penyusunan rencana tata ruang di Kabupaten Bangka
masih terdapat kawasan yang peruntukannya sebagai kawasan tumpang tindih
yang relatif luas.

Idealnya suatu rencana tata ruang wilayah tidak

mengalokasikan suatu kawasan untuk penggunaan yang tumpang tindih karena


mempunyai implikasi yang besar pada pemanfaatan kawasan tersebut yaitu
timbulnya persaingan pemanfaatan kawasan.
Kebijakan tata ruang yang tidak rinci diperlihatkan pada aplikasi penetapan
kebijakan sektor tambang di Kabupaten Bangka. Perda Kabupatan Bangka No.
06/2001 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum mengalokasikan luas wilayah

72
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu

TELUK
KLABAT

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

Kec. Riau Silip

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA

Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

KABUPATEN
BANGKA BARAT

Kec. Merawang

24'05"

24'05"

Kec. Puding Besar

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG
215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA RTRW
KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Legenda :

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

E
S

Hutan Lindung

Perkebunan

Kawasan Konservasi

Pert. lhn basah

Sempadan Laut

Pert. lhn kering

Sempadan Sungai

Pemukiman

Hutan Produksi

Kaw Tumpang Tindih Sumber :

10

10

Kilometers

Peta RTRW
(BAPEDA KAB. BANGKA, 2007)

Gambar 27 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka

73
keseluruhan pertambangan ditetapkan maksimal 35% dari luas daerah termasuk
untuk wilayah pertambangan rakyat secara keseluruhan ditetapkan sebesar 15 000
ha.

Dari luas wilayah pertambangan yang ditetapkan, izin pemegang kuasa

pertambangan (KP) dan izin usaha pertambangan (IUP) didominasi oleh P.T.
Timah, Tbk dengan luasan 108 344 ha terdiri dari Kuasa Pertambangan Darat
seluas 80 529 ha dan Kuasa Pertambangan Laut seluas 27 815 ha.
Aktifitas tambang timah rakyat banyak dilakukan di dalam wilayah Kuasa
Pertambangan P.T. Timah, Tbk, karena aktifitas tersebut memungkinkan
dilakukan oleh masyarakat. Aktifitas tersebut terutama dilakukan pada kawasan
yang secara ekonomi tidak menguntungkan bagi perusahaan untuk melakukan
ekploitasi bahan tambang tersebut.

Beberapa ketentuan berkaitan dengan

pemberian izin kuasa pertambangan kepada P.T. Timah, Tbk, antara lain
kewajiban melakukan rehabilitasi lahan pasca tambang, ganti rugi terhadap
pemilik tanah yang dimanfaatkan untuk aktifitas penambangan selain sudah
berkurangnya cadangan timah di darat menjadikan faktor pembatas bagi
perusahaan untuk melakukan ekploitasi timah di wilayah Kuasa Pertambangan
Darat. Kondisi seperti ini menjadi peluang yang dimanfaatkan oleh masyarakat
yang dalam melakukan aktifitas tersebut tidak mengacu pada aturan yang
ditetapkan. Sebagian besar tambang timah rakyat yang beroperasi di Kabupaten
Bangka tidak mengajukan perizinan untuk melakukan aktifitas penambangan,
secara otomatis kewajiban yang berkaitan dengan diberikan izin terhadap aktifitas
penambangan tidak menjadi pertimbangan dari pelaku usaha tambang timah
rakyat.
Hasil operasi tumpang tindih (overlay) antara peta penggunaan lahan saat
ini, peta RTRW Kabupaten Bangka dan peta

kuasa pertambangan timah

mengidentifikasikan terjadi penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan akibat


aktifitas penambangan.

Identifikasi dilakukan terhadap areal terbuka akibat

aktifitas penambangan secara keseluruhan. Lokasi penambangan yang terdapat


dalam peruntukan kawasan lindung sejumlah 2 209 ha terdiri dari 1 244 ha di luar
wilayah kuasa pertambangan timah dan 965 ha pada wilayah kuasa pertambangan
timah.

Lokasi tambang yang berada pada pada peruntukan budidaya lain

sejumlah 47 498 ha yang terdiri dari 21 359 ha di luar kuasa pertambangan timah

74
dan 26 139 ha di dalam wilayah kuasa pertambangan timah. Pada Tabel 26
ditunjukkan luas areal tambang yang berada pada kawasan lindung dan kawasan
budidaya lainnya dan penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan secara spasial
ditunjukkan pada Gambar 28.
Tabel 26 Luas areal tambang yang menempati kawasan lindung dan kawasan
budidaya lainnya
Peruntukan

Luar Kuasa
Pertambangan

Luas areal tambang (Ha)*


Dalam Kuasa
Pertambangan
Ha

Total
%

Hutan Konservasi
Hutan Lindung
Sempadan Laut
Sempadan Sungai
Total Kawasan Lindung
Perkebunan
Pert. Lahan Kering
Pemukiman
Hutan Produksi
Pert. Lahan Basah
Total Kawasan Budidaya

53
1 138
37
16
1 244
8 463
5 277
256
7 079
284
21 359

265
485
201
14
965
8 234
7 452
162
8 896
1 395
26 139

318
1 623
238
30
2 209
16 697
12 729
418
15 975
1 679
47 498

0.64
3.26
0.48
0.06
4.44
33.59
25.61
0.84
32.13
3.38
95.56

Jumlah Seluruh

22 603

27 104

49 707

100.00

* Luas didasarkan pada perhitungan peta hasil overlay

Dalam RTRW Kabupaten Bangka (2005), dinyatakan bahwa aktifitas


penambangan dapat dilakukan di kawasan lindung kecuali di hutan lindung
dengan ketentuan (1) memiliki potensi tambang yang sangat tinggi nilainya bagi
pembangunan; (2) penggaliannya tidak akan merusak fungsi dan ekosistem di
kawasan sekitar lokasi penggalian, baik selama penggalian maupun sesudahnya;
dan (3) menggunakan lahan kawasan lindung relatif kecil dibandingkan luas
lahan kawasan lindung.

Sementara hasil analisis menunjukkan bahwa

pemanfaatan kawasan lindung sebagai areal pertambangan telah mencapai luasan


2 209 atau 8.67 % dari total areal peruntukan kawasan lindung yang seluas 25482
ha. Bahkan pada areal hutan lindung aktifitas pertambangan mencapai luasan
1623 ha atau 17.40% dari total areal peruntukan hutan lindung.
Keadaan tersebut diatas menunjukkan bahwa aktifitas penambangan telah
tidak mengacu pada arahan pemanfaatan ruang kabupaten. Kawasan lindung
telah digunakan sebagai areal penambangan dengan luasan yang sangat besar,

75
10530'

10540'

10550'

10600'

10610'

10620'

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'

130'

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu
140'

140'

LA U T J AW A

150'

150'

Kec. Riau Silip

Kec. Pemali

Kec. Sungailiat

200'

200'

Kec. Bakam

Kec. Merawang

210'

210'

Kec. Puding Besar

22 0'

2 20'

Kec. Mendo Barat

10530'

10540'

PETA PENYIMPANGAN
FUNGSI KAWASAN
KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

10550'

10600'

10610'

10620'

Legenda :
N

Batas Kabupaten
Batas Kecamatan

KP darat di perkebunan
KP darat di kaw. konservasi
KP darat di ladang
KP darat di hutan lindung
KP darat di pemukiman
KP darat di hutan produksi
KP darat di sawah
KP darat di semp. laut
KP darat di semp. sungai
KP laut di kaw. konservasi
KP laut di hutan lindung

E
S

Penyimpangan fungsi kawasan :


KP laut di semp. laut
tambang di perkebunan
tambang di kaw. konservasi
tambang di ladang
tambang di hutan lindung
tambang di pemukiman
tambang di hutan produksi
tambang di sawah
tambang di semp. laut
tambang di semp. sungai

Kilometers

Sumber :
Hasil Analisis

Gambar 28 Peta penyimpangan fungsi kawasan di Kabupaten Bangka

76
bahkan pada areal hutan lindung yang menjadi kawasan yang dilarang untuk
aktifitas penambangan, digunakan untuk aktifitas tersebut dengan persentase
terbesar.
Sementara aktifitas pertambangan yang berada pada kawasan budidaya
lainnya mencapai luasan 47 498 ha. Aktifitas terbanyak pada perkebunan seluas
16 697 ha dan hutan produksi 15 975 ha. Berdasarkan alokasi kawasan tumpang
tindih

antara

kuasa

pertambangan

dengan

penggunaan

lainnya,

maka

pemanfaatan areal tumpang tindih antara kuasa pertambangan dengan perkebunan


untuk aktifitas penambangan mencapai 47.16%. Sedangkan pemanfaatan areal
tumpang tindih antara kuasa pertambangan dengan hutan produksi untuk aktifitas
penambangan sebesar 48.50 %. Secara total perambahan areal yang berfungsi
lindung baik pada kawasan lindung maupun kawasan budidaya (hutan produksi
dan perkebunan) akibat kegiatan pertambangan telah mencapai luasan 34 880 ha
atau

11.82% dari luas Kabupaten Bangka.

Pada Gambar 29 diperlihatkan

kerusakan kebun karet akibat aktifitas tambang timah rakyat

Gambar 29 Kebun karet yang berubah menjadi lokasi tambang timah rakyat di
Desa Penagan Kecamatan Mendo Barat

77
Luas penggunaan lahan untuk pertambangan di darat pada hasil perhitungan
peta penggunaan lahan seluas 49 399 ha atau 16.74% dari luas wilayah darat
Kabupaten Bangka. Sedangkan wilayah KP Laut P.T. Timah, Tbk seluas 27 815
ha, sehingga total wilayah Kabupaten Bangka yang menjadi areal pertambangan
seluas 77 214 ha atau 23.91% dari wilayah Kabupaten Bangka.
Sementara berdasarkan Perda Kab. Bangka No. 6/2001 luasan maksimal
areal pertambangan adalah 35% dari total luas daerah (meliputi wilayah darat dan
perairan). Dengan alokasi yang besar untuk areal pertambangan oleh pemerintah
daerah dapat menyebabkan aktifitas penambangan akan terus berlangsung dalam
jangka waktu lama termasuk yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini perlu
perhatian lebih serius karena dengan luasan areal pertambangan yang telah ada
sudah terjadi penyimpangan pemanfaatan lahan yang sangat besar. Sehingga
untuk mengurangi peluang terjadinya penyimpangan pemanfaatan lahan perlu
diperhatikan aspek informasi yang berkaitan dengan daerah deposit tambang
timah yang potensial untuk aktifitas tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dibutuhkan suatu arahan kawasan
pertambangan

secara

eksplisit

diatur

dalam

RTRW

kabupaten,

mempertimbangkan aspek informasi daerah deposit tambang timah.

yang

Hal ini

selain mempertegas batasan wilayah yang diperbolehkan sebagai wilayah


pertambangan, juga mengurangi persaingan pemanfaatan lahan terhadap kawasan
yang tidak secara jelas peruntukannya. Ketegasan pengalokasian pemanfaatan
lahan dalam RTRW kabupaten diperlukan untuk menengahi permasalahan
sektoral yang berkaitan dengan persaingan pemanfaatan ruang kawasan.
Peraturan daerah yang bersifat sektoral dalam aplikasinya dapat mengacu pada
ketentuan yang ditetapkan dalam RTRW kabupaten.
5.4. Identifikasi Hubungan antara Kondisi Penggunaan Lahan dengan
Sebaran Tambang Timah Rakyat
Hasil analisis terhadap peta penggunaan lahan, peta sebaran tambang timah
rakyat dan peta Kuasa Pertambangan P.T. Timah, Tbk mengindikasikan bahwa
sebaran tambang timah rakyat baik yang berada wilayah kuasa pertambangan
maupun diluar wilayah kuasa pertambangan sebagian besar ditunjukkan sebagai
areal galian pertambangan dan semak belukar pada penggunaan lahan saat ini.

78
Beberapa lokasi juga menunjukkan bahwa sebaran tambang timah rakyat terdapat
pada penggunaan lahan berupa kebun campuran, kebun kelapa sawit, serta
penggunaan lahan lainnya.
Sebaran tambang timah rakyat sebagian besar terdapat pada penggunaan
lahan berupa galian/pertambangan dan semak belukar.
menunjukkan beberapa kemungkinan,

Kondisi tersebut

pertama, bahwa sebagai akibat dari

aktifitas tambang timah rakyat yang dilakukan, terbentuk areal terbuka yang luas
sehingga mudah diidentifikasikan sebagai areal pertambangan pada citra satelit.
Hal tersebut terbukti pada wilayah di luar kuasa pertambangan terdapat areal
galian/pertambangan.
Kedua, aktifitas tambang timah rakyat dilakukan pada bekas areal tambang
timah yang sebelumnya dioperasikan oleh P.T. Timah, Tbk. Lokasi bekas lahan
tambang tersebut masih mempunyai cadangan yang bagi masyarakat masih
menguntung dari sisi ekonomi. Semak belukar tersebut diduga sebagai vegetasi
perintis di lahan yang sebelumnya merupakan areal penambangan timah.
Sementara beberapa lokasi tambang timah rakyat yang diidentifikasi berada
pada jenis penggunaan lainnya seperti perkebunan campuran dan lainnya
diperkirakan merupakan aktifitas penambangan yang terjadi di areal penggunaan
tertentu dalam luasan yang masih kecil. Pada citra satelit lokasi penambangan
tersebut tidak teridentifikasi sebagai areal penambangan.

Hubungan antara

kondisi penggunaan lahan dengan sebaran tambang timah rakyat ditunjukkan


pada Gambar 30.
5.5. Analisis Kesesuaian Lahan Beberapa Jenis Tanaman Perkebunan
Masyarakat di Kabupaten Bangka telah mengenal budidaya beberapa jenis
tanaman perkebunan, antara lain tanaman lada dan karet. Tanaman lada termasuk
salah satu komoditi khas daerah yang juga mempunyai andil besar dalam
peningkatan perekonomian masyarakat Kabupaten Bangka. Budidaya tanaman
lada di Kabupaten Bangka dengan menggunakan kayu penyangga berupa tiang
yang berasal dari beberapa jenis kayu hutan yang relatif kuat untuk menyangga
tanaman lada dalam jangka waktu pertumbuhannya.

79
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG

130'32"
141'43"

LOKASI
PENELITIAN

LA U T J AW A

141'43"

$$
T
T$
T$
T$
T$
T
T$
T$
$$
T
T$
$
T
T$
T$
T$
T$
$
T$
T
T$
T$
T
T
T$
T$
T
T$
T
T$
T$
$
T $
T$
T$
$
T$
$
T$
T
$
T$
T
$
T$
$
TT
$
T
$
T
$
T$
$$
T$
T
$
T$
T
$$
T$
T
$
T$
T
T$
T$
T
$
T $
T$
$
T
T$
T
$
T
T
T
$
T T
T
$
T$
T $
T$
$
T$
$
T$
T$
T $
T$
T$
T$
$$
T
T$
T
$
T$
T$
TT$
T$
T
$
T
$
T
$
T
$
T
$
T
$
T$
T$
$
T
$
T$
T$
T$
T
T$
$
T
T$
T$
T$
T$
$
T
T$
T$
T
$
T
$
T
$
T$
T
$
T
$
T$
$
T$
$
T$
T$
T
T$
$
T$
SELAT BANGKA
T
$
T$
$
T$
T
T$
T$
$
T
T
T$
T$
TT
$
T$
T$
T$
$
T$
T$
T$
T$
T$
$
T$
T
T$
T
T$
T$
$
TT$
$
T
T$
TT$
$
T$
$
T
T
$
T
$
T
T
$
T$
$
T$
$
T$
T$
T$
T$
T
T
T
T$
T$
$
T$
$
T$
$
T$
T$
T$
T$
T$
T$
T
T$
T$
T$
T $
$
T
T
$
T$
T$
T$
$
T
T$
T$
$
TT$
$
T$
$
T$
$
T$
T
$
T$
TT$
$
T
T
T$
T$
$
T$
T$
T T$
$$
T$
T
T$
T$
TT
T
T$
T $
$
T$
T$
$
T
$
T$
$
T T$
$
T
T
$
T
$
T
$
T$
$
T$
T T
TT$
T $
T
T
T
$
T$
$
T
$
T$
T
$
T$
T$
T
T$
$
T
T$
$
T$
T$
$
T$
T
T$
$
T$
T
TT$
T$
T$
T$
T$$
T
T$
$
T$
$
T
T$
T$
$
T$
TT$
T$
$
T$
T$
$
T
T
T
T
T
T$
T$
$
T$
$
T$
T$
T$
T$
T$
T
$
T$
$
T$
T$
$
T$
$
T$
$
T$
$
T
$
TT
T $
T$
$
T$
$
T$
T$
$
T$
T$
$
T$
T$
T$
T$
$
TT
T$
T$
T $
T $
T
$
T
T
$
T
T$
$
T
$
T$
$
TT $
T$
$
TT
$
T$
T
T$
$
T$
$
T$
T$
T
$
T$
$
T
T
$
T$
$
T
$
T
$
T
$
T
$
T
$
T
$
T$
$
T$
$
T
$
T
$
T T
T$
T
T
T$
T $
$
T$
$
T$
T
$
T
T$
TT$
T$
T$
T$
TT$
$
T
$
T $
T T$
T
T
$
T$
$
T$
$
T$
TT$
$
T
T
T$
$
T$
TT
T$
T$
$
T$
T$
$
T$
T
T$
T$
T
T$
T$
T $
T
$
T
$
T$
$
T$
T$
T
$
T$
T
T
$
T$
$
TT
$
T$
$
T$
T$
$
T$
$
T$
$
T
T$
T
$
T
$
T$
T$
T
$
T
$
T$
T$
T$
T
$
T$
$
T
T
T$
T
$
T$
$
TT
$
T$
$
T$
$
T
$
T
T
T
$
T
$
T
T
T$
T$
$
T
T$
$
T$
$
T$
$
TT$
T
T
T
T$
$
T$
T$
$
T$
T$
$
T $
$
T$
T
T$
$
T
$
T$
T$
T$
T$
T$
T
T$
T$
T
T$
T$
T$
T$
$
T
$
T$
T$
T
$
T$
$
TT$
T
T
T$
$
T
T$
T$
T
$
T$
$
T$
T
T
$
T
T$
T$
T$
T$
$
T$
$
T$
TTT $
$
T$
T$
$
T $
T
$
T$
$
T$
T
T
$
T
T$
$
T $
$
T$
$
TT
T$
T$
$
T $
$
T
$
T
$
T
T
T
$
T
$
T
$
T
$
T
T$
T$
$
T$
$
T$
T$
TT$
T
T
$
T$
T$
$
T$
$
T
T$
$
T
$
T$
$
T
T
T
$
TT$
$
T
T
$
T
T$
$
T$
T
$
T$
T
$
T$
T$
$
T
$
T
$
T$
$
T$
$
T$
T$
T$
$
T$
T
T$
T$
T$
T$
T$
T$
T
T$
T
T$
T$
$
T$
$
T$
T T$
$
T
$
T
TT
T$
$
T
$
T $
$
T$
$
T$
$
T$
TT
T$
T
T$
T$
T$
$
T$
T
$
T$
T$
T$
$
T$
T
$
T$
T$
T
$
T
T
$
T$
T
$
T
$
T
$
T
$
T
T$
T
TT$
T$
$
T$
$
T$
$
T $
$
T$
T$
T
T
T $
T$
T$
T
$
T$
T$
$
T$
$
T
T$
T$
T$
T$
T$
T $
T $
T$
T$
T
$
T$
T$
T$
T $
T
T
T$
$
TT$
$
$
T$
$
TT
T$
$
T$
T$
$
T$
T
T$
T$
T
$
T
$
T
T
$
T
$
T
$
T$
T$
T$
$
T$
T$
T$
$
T$
$
T
T$
T
$
T
T$
T$
TT$
T$
T$
T$
T$
$
T$
T
T$
T$
T
T$
$
TT $
$
T$
$
T$
T$
T$
$
T$
T
T
T$
$
TT $
$
T$
T$
$
T$
T
$
T
T$
T
T
T
T
$
T$
$
TT$
$
TT$
T$
T$
$
T$
T$
$
T$
$
T$
$
T
$
T
$
T
$
T
T
T$
T$
$
T$
T
$
T $
T$
T$
T$
TT
$
T
$
T
$
T$
T$
$
T$
$
T$
$
T$
T
T$
T
T$
T
TT$
T$
$
T$
T$
T$
T
TT$
T
$
T$
$
T
$
T$
$
T$
T$
$
T$
T
T$
$
T
T$
TT
T$
$
T
T
T $
$
T$
$
T
$
TT$
$
T
T$
T$
$
T$
T
$
T$
T$
$
T
T
$
T$
TT$
$
T$
$
T$
$
T$
T$
T
T
$
T$
T$
T $
$
T
T
$
T
$

130'32"

LAUT NATUNA

TELUK
KLABAT

10618'17"

LAUT CINA SELATAN

152'54"

KABUPATEN
BANGKA BARAT

152'54"

KABUPATEN BANGKA

24'05"

24'05"

T
$

T
$

KOTA
PANGKAL PINANG

$T
T
$
$ $
T$
$
TT
T

215'16"

215'16"

SELAT BANGKA
T
T$
$
T$
T
T
$
$$
T
T$
$
T
T$
T$
T
T$
T
$
T$
$
T$
$
T$
T$
$
T$
T
TT$
$
T$
T

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

10555'55"

PETA HUBUNGAN ANTARA


SEBARAN TAMBANG TIMAH RAKYAT
DAN PENGGUNAAN LAHAN
KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

Legenda :
Batas Kabupaten

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

1067'06"

10618'17"

Batas Kecamatan

Tambang Timah Rakyat

Hutan
Hutan Rawa
Karet
Kebun Campuran
Kebun Kelapa Sawit
Bakau
Belukar Rawa

Kuasa Pertambangan

E
S

10

Kota / Permukiman
Sawah
Semak Belukar
Tambak
Galian / Pertambangan
Tanpa Keterangan

10

Kilometers

Sumber :
Hasil analisis

Gambar 30. Peta hubungan sebaran tambang timah rakyat dengan penggunaan
lahan saat ini

80
Pola budidaya dengan mengandalkan penyangga seperti itu menyebabkan
terjadinya penebangan hutan untuk menyuplai kayu penyangga.

Salah satu

penyebab berkurangnya minat masyarakat melakukan budidaya tanaman lada


antara lain karena semakin sulit mendapatkan kayu penyangga tersebut selain
ketersediaan bibit stek lada mulai langka.
Sementara perkebunan karet rakyat di Kabupaten Bangka sebagian besar
merupakan pohon-pohon karet tua yang lebih terlihat sebagai hutan karet. Hanya
sebagian kecil masyarakat yang secara khusus membudidayakan tanaman karet
sebagai perkebunan karet yang baik.
Tanaman kelapa sawit di Kabupaten Bangka sebagian besar dikelola oleh
perusahaan perkebunan, hanya sebagian kecil dikelola oleh masyarakat. Hal ini
berkaitan dibutuhkan luasan yang cukup luas untuk memenuhi skala ekonomi
komoditi tersebut. Tanaman kelapa sawit relatif memiliki adaptasi yang baik
terhadap tanah-tanah marjinal seperti yang banyak terdapat di Kabupaten Bangka
dan mempunyai nilai kompetitif yang tinggi, sehingga sebenarnya tanaman ini
mempunyai daya tarik untuk lebih dikembangkan terutama oleh masyarakat.
Tanaman kelapa mempunyai kemampuan tumbuh hampir pada semua
tempat di Kabupaten Bangka. Tanaman ini tumbuh secara alami dan tidak secara
khusus dibudidayakan. Komoditi kelapa belum dimanfaatkan secara maksimal
oleh masyarakat sehingga masih menjadi komoditi yang kurang dikembangkan.
Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001), lahan merupakan suatu
lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan vegetasi,
dimana

faktor-faktor

tersebut

mempengaruhi

potensi

penggunaannya.

Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan
(jenis tanaman dan tingkat pengelolaan) tertentu. Dalam menentukan kesesuaian
lahan

dilakukan

semacam

evaluasi

kesesuaian

lahan

yaitu

tindakan

membandingkan kualitas lahan pada masing-masing satuan lahan dengan


persyaratan penggunaan lahan tertentu.
Evaluasi kesesuaian lahan yang dilakukan pada penelitian kali ini diarahkan
pada kesesuaian 4 komoditi perkebunan yaitu tanaman lada, karet, kelapa sawit
dan kelapa. Keempat jenis tanaman ini adalah tanaman yang lazim tumbuh dan
dibudidayakan di Kabupaten Bangka.

Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan

81
dengan melakukan analisis spasial terhadap peta tanah, peta curah hujan dan
memasukkan input dari data iklim. Operasi overlay yang dilakukan memperoleh
hasil peta satuan lahan untuk masing-masing unit lahan.

Selanjutnya dengan

memasukkan kriteria kesesuaian untuk pertumbuhan masing-masing komoditi


pada tingkat kelas, yaitu : (a) S1 (sangat sesuai), (b) S2 (cukup sesuai), (c) S3
(sesuai marginal), dan (d) N (tidak sesuai) diperoleh peta kesesuaian lahan
tanaman tanaman lada (Lampiran 15), peta kesesuaian lahan tanaman karet
(Lampiran 16), peta kesesuaian lahan tanaman kelapa sawit (Lampiran 17), dan
peta kesesuaian lahan tanaman kelapa (Lampiran 18). Sedangkan luas lahan
untuk masing-masing tanaman ditunjukkan pada Tabel 27.

Persyaratan

kesesuaian lahan mengikuti kriteria yang dikeluarkan oleh Pusat penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor (Djaenudin et al. 2003) dan LREP
II dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001). Kriteria kesesuaian lahan
masing-masing tanaman terdapat pada Lampiran 18 sampai Lampiran 22.
Tabel 27 Luas lahan untuk kesesuaian lahan masing-masing tanaman berdasarkan
hasil analisis spasial
Lada

Luas lahan (Ha)*


Karet
Kelapa sawit

Kelapa

S2

51 069

51 069

51 069

190 459

S3

156 399

151 329

156 399

11 940

53 670

58 740

53 670

58 740

Tanpa Keterangan

33 930

33 930

33 930

33 930

295 068

295 068

295 068

295 068

Kelas kesesuaian lahan

Total

* Luas didasarkan pada perhitungan peta hasil overlay

Tingkat kesesuaian lahan untuk semua jenis tanaman yang dianalisis


mempunyai kelas kesesuaian lahan tertinggi pada tingkat kelas S2 (cukup sesuai),
dengan faktor pembatas berupa hara tersedia (n), retensi hara (f), media perakaran
(r), lereng (s), dan ketersediaan air (w).
Beberapa catatan penting berkaitan dengan peta kesesuaian lahan hasil
analisis spasial yang diperoleh adalah :
1. Beberapa variabel kriteria kesesuaian tumbuh bagi tanaman tidak dapat
dianalisis berkaitan dengan tidak diperoleh beberapa data berkaitan dengan
kualitas lahan yaitu: kematangan gambut dan penambahan sisipan

82
(pengkayaan) gambut, kejenuhan basa, C-Organik, alkalinitas/ESP, dan KTK
liat.
2. Berkaitan dengan banyaknya tambang timah rakyat yang terdapat di
Kabupaten Bangka, maka luasan satuan lahan tersebut menjadi berubah
karena terjadi perubahan karakteristik lahan yang dialihfungsikan untuk
aktifitas tambang timah rakyat.
Hasil dari peta kesesuaian lahan beberapa tanaman perkebunan dijadikan
landasan untuk mengalokasikan kawasan perkebunan dalam arahan pemanfaatan
ruang kawasan. Alokasi kawasan perkebunan adalah pada lahan dengan tingkat
kesesuaian tumbuh tanaman pada tingkat kelas S2, untuk seluruh jenis tanaman
yang dianalisis.
Pertimbangan yang mungkin dilakukan sebagai perbandingan terhadap
jenis penggunaan lahan antara jenis usaha tambang timah rakyat dengan
perkebunan lada, kelapa sawit dan karet adalah seperti yang ditampilkan pada
Tabel 28.
Tabel 28 Aspek pertimbangan jenis usaha tambang timah dengan budidaya
tanaman perkebunan
Aspek yang
dipertimbangkan

Tambang timah

Lada

Jenis usaha
Kelapa sawit

Karet

- Masa tunggu
hasil

tidak ada

2 tahun

4 tahun

5 tahun

- Masa panen

2 tahun

2.5 3 tahun

25 tahun

25 tahun

- Produksi

150 400
kg/minggu

900 kg/ha

1.5 2.0
ton/ha

20kg/
minggu/ha

- Harga

Rp 17 500/kg

Rp 27 500/kg

Rp 500
600/kg

Rp 5 000/kg
dari kadar
kering karet
(K3) 45 55%

- Pendapatan
kotor

Rp 10.5 juta
Rp 28 juta
/bulan

Rp 24.75 juta
/ masa panen

Rp 750 000
Rp 1.2
juta/masa
panen

Rp 400 000
/bulan

- Sistem usaha

berpindah
(tidak dapat
diperbaharui)

berpindah
(dapat
diperbaharui)

menetap

menetap

83
Tabel 28 Aspek pertimbangan jenis usaha tambang timah dengan budidaya
tanaman perkebunan (lanjutan)
Aspek yang
dipertimbangkan
- Dampak
terhadap
lingkungan

Tambang timah

merusak
lahan dalam
jangka waktu
sangat lama

Jenis usaha per ha lahan


Lada
Kelapa sawit

merusak
hutan untuk
mendapatkan
kayu
penyangga

pembukaan lahan
awal
menyebabkan
lahan terbuka
pada luasan yang
besar, karena
diperlukan
budidaya dalam
skala besar

Karet

tidak ada

pembukaan lahan
- Solusi terhadap
dampak
lingkungan

Sulit
dilaksanakan,
perlu tindakan
rehabilitasi
lahan secara
khusus

perubahan
sistem
budidaya, al
lada perdu dan
menggunakan
penyangga
tanaman hidup

secara bergilir,
untuk penanaman
baru dan peremajaan
tanaman

Sumber : dari berbagai sumber

5.6. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan


Arahan pemanfaatan ruang kawasan dimaksudkan sebagai bentuk evaluasi
terhadap arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW kabupaten. Peta arahan dibuat
dengan melakukan operasi tumpang tindih (overlay) terhadap beberapa peta yaitu
peta RTRW, peta penggunaan lahan saat ini, peta kesesuaian tumbuh tanaman
perkebunan, peta pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat terhadap kondisi
lingkungan desa,serta peta kelas lereng. Selain itu peta arahan dibuat dengan
mempertimbangkan beberapa analisis berkaitan dengan sebaran timah rakyat,
kondisi sosial ekonomi masyarakat serta adanya penyimpangan pemanfaatan
fungsi kawasan.
Hasil analisis ini memberikan ruang bagi aktifitas pertambangan yang
diarahkan sebagai kawasan pertambangan.

Hal ini dianggap perlu

untuk

menghindari alokasi yang tumpang tindih dalam pemanfaatan ruang kawasan.


Pertimbangan alokasi kawasan pertambangan diarahkan pada areal dalam kuasa
pertambangan timah, dengan kemiringan lereng kurang dari 16 %, kemampuan
lahan tanaman perkebunan pada kelas N dan sebagian S3, serta tidak berada pada
kawasan lindung.

84
Pada peta arahan pemanfaatan ruang juga dialokasikan areal yang menjadi
kawasan rehabilitasi. Kawasan ini dibuat sebagai upaya untuk mempercepat
proses pemulihan kondisi lingkungan akibat aktifitas penambangan.

Untuk

jangka panjangnya kawasan ini dapat dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya


lainnya sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Areal yang diprioritaskan
sebagai kawasan rehabilitasi terutama pada areal terbuka dengan kelas
kemiringan lereng diatas 16% serta semua areal pasca tambang di luar wilayah
Kuasa Pertambangan milik P.T. Timah,Tbk. Alokasi untuk kawasan rehabilitasi
seluas 26 179.51 ha. Kawasan rehabilitasi sebagian besar diarahkan pada desa
lokasi tambang timah rakyat dengan kondisi fisik sangat buruk dan dan buruk
serta beberapa desa yang berada dalam kategori agak buruk di luar wilayah kuasa
pertambangan timah.
Sementara kawasan lindung pada arahan dalam RTRW yang telah menjadi
areal pertambangan dalam arahan pemanfaatan ruang ini diarahkan pada alokasi
semula sebagai kawasan lindung. Alokasi tersebut dimaksudkan bahwa areal
tersebut dalam penanganan rehabilitasi lahan dilakukan seperti halnya pada
kawasan rehabilitasi, tetapi untuk penggunaan jangka panjang diarahkan sebagai
kawasan lindung. Luas arahan pemanfaatan ruang kawasan ditampilkan pada
Tabel 29, sementara peta arahan ditampilkan pada Gambar 31.
Beberapa kawasan dalam areal kuasa pertambangan P.T. Timah, Tbk
diarahkan sebagai areal pertambangan. Peruntukan areal tersebut diutamakan
pengelolaannya oleh P.T. Timah, Tbk selaku pemilik izin kuasa pertambangan
timah. Pemberlakuan hak pengelolaan tersebut dimaksudkan agar mekanisme
kegiatan pertambangan lebih terarah pada kesinambungan alam, lebih selektif
karena lebih mempertimbangkan efisiensi dalam mengeksploitasi sumberdaya
tersebut. Selain itu terkait dengan kewajiban yang diberlakukan bagi pemegang
hak izin kuasa pertambangan termasuk kegiatan rehabilitasi lahan pasca
penambangan.
Permasalahan munculnya aktifitas tambang timah rakyat merupakan salah
satu bentuk permasalahan yang perlu dilihat dari banyak sektor.

Salah satu

pendekatan pengentasan permasalahan diharapkan dari adanya pendekatan secara


persuasif dari pemerintah daerah terhadap masyarakat pelaku usaha tambang

85
timah rakyat.

Pendekatan tersebut akan sulit dilakukan bila para pengusaha

tambang timah rakyat tersebut tidak mempunyai kelembagaan yang terkait


dengan usaha yang mereka laksanakan. Selama ini kelembagaan yang berkaitan
dengan usaha tambang timah hanya berada pada level pengusaha smelter atau
pengolahan bijih timah menjadi logam timah.
Tabel 29 Luas Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan
Keterangan
Kawasan konservasi
Hutan lindung
Sempadan laut
Sempadan sungai
Hutan produksi
Perkebunan
Perkebunan (kelapa)
Pertanian lahan basah
Pertanian lahan kering
Kawasan rehabilitasi
Pemukiman
Budidaya Perikanan
Pariwisata
Kawasan industri
Pertambangan
Budidaya selain pertanian
Kawasan tumpang tindih
Luas daratan
KP Laut
Luas Total

RTRW*
12 516
9 150
2 156
1 994
39 349
84 159
9 034
36 296
6 319
6 684
3 170
3 712
80 529
295 068
27 815

Luas
arahan penelitian^
12 516
16 003
2 156
1 994
26 302
40 475
69 142
1 760
18 493
21 259
20 240
6 487
52 302
31 500
298 068
27 815

322 883

322 883

* Sumber : RTRW Kabupaten Bangka 2016


^ Luas didasarkan pada perhitungan peta hasil overlay

luas
0
- 6 853
0
0
13 047
43 684
- 69 142
7 274
17 803
- 21 259
- 13 921
197
3 170
3 712
- 52 302
- 31 500
80 529
0
0

86
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

10618'17"

130'32"

130'32"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


LOKASI
PENELITIAN

LAUT NATUNA
Kec. Belinyu
SELAT BANGKA

TELUK
KLABAT

141'43"

141'43"

LA U T J AW A

Kec. Riau Silip

LAUT CINA SELATAN

152'54"

152'54"

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat
Kec. Bakam
Kec. Merawang

KABUPATEN
BANGKA BARAT
24'05"

SELAT BANGKA

24'05"

Kec. Puding Besar

Kec. Mendo Barat

215'16"

215'16"

KOTA
PANGKAL PINANG

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA ARAHAN PEMANFAATAN RUANG


DI KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Legenda :
Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Budidaya Perikanan
Budidaya non pertani
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Kawasan Konservasi
Kawasan Rehabilitasi
Pemukiman

E
S

Arahan pemanfaatan ruang :


Perkebunan
Perkebunan (Kelapa)
Pert. lhn basah
Pert. lhn kering
Pertambangan
Sempadan Laut
Sempadan Sungai

10

Gambar 31 Peta arahan pemanfaatan ruang di Kabupaten Bangka

Kilometers

Sumber :
Hasil analisis

10

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Hasil analisis terhadap sebaran tambang timah rakyat menunjukkan bahwa
tambang timah rakyat yang diidentifikasi memiliki status legal sejumlah 164
tambang atau 18 % dari tambang timah yang dianalisis. Berdasarkan faktor
jarak terhadap pusat kecamatan, terdapat 70 tambang yang berada pada jarak
kurang dari 3 kilometer dari pusat kecamatan, 134 tambang pada jarak 3 5
kilometer, 458 tambang pada jarak 5 10 km, dan 245 tambang pada jarak
lebih dari 10 kilometer Analisis terhadap kondisi fisik desa menunjukkan dari
35 desa lokasi tambang terdapat 6 desa dengan kondisi sangat buruk dan 9
desa dengan kondisi buruk.
2. Aktifitas tambang timah rakyat memberikan kontribusi terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat, dengan tingginya pendapatan masyarakat pelaku usaha
tambang timah rakyat dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai
jenis pekerjaan lainnya. Tetapi aktifitas tersebut mempunyai pengaruh buruk
terhadap lingkungan dan aktifitas masyarakat lainnya, serta sering terdapat
kecelakaan kerja di lokasi tambang timah rakyat
3. Kawasan lindung yang telah dijadikan sebagai areal penambangan mencapai
luasan 2 209.11 ha atau 8.67% dari luas areal peruntukan kawasan lindung.
Pada kawasan tumpang tindih antara kuasa pertambangan timah dengan
perkebunan, areal penambangan seluas 16 696.51 ha atau 47.16% dari total
kawasan tersebut. Sedangkan pada kawasan tumpang tindih antara kuasa
pertambangan timah dengan hutan produksi, areal penambangan seluas 15
974.66 ha atau 48.50% dari total kawasan tersebut.
4. Hasil penilaian kesesuaian lahan sumberdaya lahan menunjukkan bahwa
tanaman kelapa menunjukkan tingkat kesesuaian yang paling tinggi yaitu
190459 ha pada tingkat kesesuaian S2, selanjutnya tanaman kelapa sawit,
lada, dan karet seluas masing-masing 51 069 ha.

Sementara prefensi

masyarakat tertinggi adalah pada jenis tanaman karet, menyusul sayuran,


sedangkan komoditas lain relatif rendah.

88
5. Dalam arahan pemanfaatan ruang kawasan dialokasi areal sebagai kawasan
rehabilitasi lahan seluas 21 259 ha sebagai kawasan yang berfungsi terhadap
pemulihan kondisi lingkungan pasca penambangan yang dalam jangka
panjang diarahkan untuk kegiatan budidaya lainnya. Kawasan pertambangan
dialokasikan seluas 52 302 ha, serta alokasi untuk penggunaan lain .
Saran
1. Perlu tinjauan ulang terhadap kebijakan mengenai usaha tambang timah rakyat
akibat ekploitasi yang berlebihan pada sektor tersebut sehingga memberi
dampak terhadap cepat terkurasnya cadangan timah dan dampak negatif yang
ditimbulkan akibat aktifitas tersebut bagi lingkungan dan aktifitas masyarakat
secara umum.
2. Alokasi peruntukan kawasan perlu mempertimbangkan informasi kandungan
sumberdaya alam yang ada seperti deposit tambang timah dan mineral
lainnya. Hal tersebut diperlukan untuk mempertegas alokasi peruntukan lahan
terutama pada aktifitas eksploitasi sumberdaya alam yang memberi dampak
negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
3. Beberapa solusi berkaitan dengan akibat aktifitas tambang timah perlu dilihat
dari berbagai aspek dan lintas sektor.

Upaya pemberian informasi dan

dukungan terhadap jenis usaha selain tambang timah seperti pada sektor
pertanian, industri olahan diharapkan menberikan alternatif mengurangi minat
masyarakat terhadap usaha tambang timah, selain perlu kebijakan pembatasan
dan pengawasan jalur pemasaran timah.
4. Upaya

rehabilitasi

lahan

pasca

tambang

timah

dilakukan

dengan

memberdayakan masyarakat setempat.


5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan berkaitan dengan kondisi fisik lahan dalam
skala yang lebih detail serta terhadap jenis tanaman yang beragam, sehingga
diperoleh informasi yang akurat mengenai kesesuaian lahan tanaman di
Kabupaten Bangka.

DAFTAR PUSTAKA
Aronoff, S. 1993. Geographic Information System. A Management Perspective.
Ottawa, Canada: WDL Publications.
Barus B. dan Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografi. Sarana
Manajemen Sumberdaya. Bogor: Laboratorium Penginderaan Jauh dan
Kartografi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
[BAPEDA] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bangka.
2005. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka 2016. Sungailiat:
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bangka.
[BAPEDA BPS] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bangka. 2005. Bangka Dalam Angka, 2004. Sungailiat:
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bangka
Bonham and Carter GF. 1994. Geographic Information Systems for Geoscientist.
Modelling with GIS. Pergamon, Ontario, Canada.
[Distamben] Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka. 2003. Hasil
Pendataan Usaha Pertambangan Kegiatan Pembangunan Kabupaten
Bangka Tahun Anggaran 2003. Sungailiat. Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Bangka.
[Distamben] Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka. 2005. Data
Tambang Inkonvensional. Sungailiat. Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Bangka.
Dirjen Penataan Ruang. 2003. Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang di
Indonesia: Tinjauan Teoritis Praktis. Jakarta: Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah.
Djaenudin D, Hendrisman M, Subagjo, Hidayat A. 2003. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Bogor: Balai Penelitian Tanah,
Puslitbangtanak, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan
Tataguna Tanah. Bogor: Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor
Investor Daily. 2007. Ekspor Timah Bakal Tembus
http://www.metrotvnews.com[3 Februari 2007]

US

M.

90
Jaya INS. 2002. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Kehutanan : Penuntun
Praktis Menggunakan Arc/Info dan Arc View. Bogor: Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Lioubimsteva E, Defouny P. 1999. GIS-Based Landscape Clasification and
Mapping of European Russian. Landscape Urban & Planning 44:63-75
Locke H, Dearden P. 2005. Rethinking Protected Area Categories and the New
Paradigm. Environment Conservation 32: 1 10
Mitchell A. 2005. GIS Analysis. Spatial Measurement and Statistic. Redland
California: ESRI Press Vol:2
MacKinnon J, MacKinnon K, Child G, Thorsel J. 1986. Managing Protected
Areas in Tropics. United Nation Environment Programme. Canada
Permana RDD. 2004. Rencana Penataan Ruang Jabodetabek-Punjur. Didalam:
Prosiding Seminar Terbatas Penataan Ruang, Pemanfaatan Ruang, dan
Permasalahan Lingkungan di Jabodetabek. Bogor, 2004. Bogor: Swara
Darmaga-Fakultar Peternakan IPB.
Philips A. 2004. The History of the International System of Protected Area
Management Categories. Parks Vol. 14 No. 3.
PT. Tambang Timah (Persero). 1991. Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Unit
Penambangan dan Unit Peleburan Timah Pulau Bangka. Laporan Utama
Volume II. Pangkalpinang.
[PPTMB] Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.
2005.
Informasi
Mineral
dan
Batubara.
http://tekmira.esdm.go.id/data/timah/ulasan.asp[3 Februari 2007]
Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2004. Diktat Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah. Edisi: 12 Agustus 2004. Bogor: Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Peraturan Perundangan
-

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan


Ruang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2004 tentang Otonomi


Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Arahan Rencana Tata


Ruang Wilayah Nasional.

91
-

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan


Lindung.

Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 6 Tahun 2001 tentang


Pengelolaan Pertambangan Umum.

Surat Keputusan Bupati Bangka Nomor 540.K/271/Tamben/2001 tentang


Pemberian Izin Usaha Pertambangan untuk Pengolahan dan Penjualan
(eksport).

Peraturan Bupati Bangka Nomor 38 Tahun 2004 tentang Peraturan


Pelaksanaan Pemberian Surat Izin Usaha Jasa Pertambangan.

Lampiran 1. Kuisioner
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEKOLAH PASCA SARJANA

ANALISIS SPASIAL POLA PENAMBANGAN TIMAH


DALAM PEMANFAATAN RUANG KAWASAN
DI KABUPATEN BANGKA
2006
A. KETERANGAN TEMPAT
1.

Kota / Kabupaten

...........................................................................................

2.

Kecamatan

3.

Kelurahan / Desa

4.

RW / RT

5.

Kampung / Dusun

6.

Nama Responden

7.

Nomor urut rumah tangga sample

8.

Hari / tanggal wawancara

B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Status perkawinan : 1. Belum kawin
2. Umur :

2. Kawin

3. Cerai Hidup

4. Cerai Mati

. tahun

3. Agama :
1. Islam

2. Protestan

3. Katolik

4. Hindu

5. Budha

6. Lainnya : ..
4. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan :
1. Tidak/belum pernah sekolah

5. SLTA / sederajat

2. Tidak / belum tamat SD

6. Diploma I / II

3. SD / Sederajat

7. Diploma III / akademi

4. SLTP / Sederajat

8. Sarjana / S1 ke atas

5. Jika tidak sekolah / tidak tamat SD apakah dapat membaca dan menulis :
1. Huruf latin

2. Huruf lainnya

3. Tidak dapat membaca dan menulis

6. Pekerjaan utama saat ini :


1. Usahawan TI

2. Buruh TI

3. Petani

4. Buruh tani

5. Pedagang

6. Makelar

7. Sopir

8. Ibu Rumah Tangga

9. Pensiunan PNS

10. Penjahit

13. Karyawan swasta 14. Buruh Pabrik

11. Pedagang

12. Guru/PNS/ABRI

15. Sopir

16. Lainnya .

7. Pendapatan bersih dalam sebulan ;


1. 500.000

2. 500.000 1.000.000

3. 1.000.000 1.500.000

4. 1.500.000

5. 2.000.000 2.500.000

6. 2.500.000

B. IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan)


8. Jika jawaban pertanyaan 6 Usahawan TI, berapa luas lahan yang saudara usahakan:
...Ha
9. Pekerjaan utama sebelumnya:
1. Usahawan TI

2. Buruh TI

5. Pedagang

3. Petani

6. Makelar

9. Pensiunan PNS

4. Buruh tani

7. Sopir

10. Penjahit

13. Karyawan swasta 14. Buruh Pabrik

8. Ibu Rumah Tangga

11. Pedagang

12. Guru/PNS/ABRI

15. Sopir

16. Lainnya .

10. Pendapatan bersih dalam sebulan (dari pekerjaan sebelumnya) ;


1. 500.000

2. 500.000 1.000.000

3. 1.000.000 1.500.000

4. 1.500.000

5. 2.000.000 2.500.000

6. 2.500.000

11. Apakah saudara penduduk asli desa ini : 1. Ya

2. Tidak

12. Jika jawaban pertanyaan 11 Tidak , sejak kapan anda pindah ke desa ini :
Tahun

: .................................................

Daerah asal : ..................................................


13. Alasan utama pindah ke desa ini :
1. Pekerjaan

2. Mencari pekerjaan

3. Ikut suami/istri/keluarga

4. Lainnya .........................................

14. Jika alasannya karena pekerjaan atau mencari pekerjaan, apa alasannya tidak bekerja/
mencari pekerjaan di daerah asal?
1. Mutasi

2. Sulit mendapatkan pekerjaan

3. Pendapatan rendah

3. Tidak mempunyai lahan


15. Apakah pekerjaan sekarang ini mencukupi kebutuhan saudara ? 1. Ya

2. Tidak

16. Siapa yang mengajak pindah ke desa ini?


1. Inisiatif sendiri

2. Keluarga

4. kantor/perusahaan tempat kerja

3. Teman
5. Lainnya

C. KETERANGAN ANGGOTA KELUARGA


No

Nama Anggota Keluarga

(1)

(2)

1
2
3
4
5

Hubungan
dengan
KRT
(kode)
(3)

Jenis
Kelamin

Umur
(tahun)

Pendidikan

Pekerjaan

(4)

(5)

(6)

(7)

Kode kolom (3) Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga (KRT) :


1. Kepala Rumah Tangga (KRT)
5. Cucu
2. Istri / Suami
6. Orangtua/Mertua
3. Anak
7. Saudara / Famili
4. Menantu
8. Lainnya

D. KETERANGAN USAHA TAMBANG TIMAH INKONVENSIONAL


1. Luas lahan yang diusahakan : ............................................ ha
2. Status lahan :
1. Milik sendiri

2. Milik orang lain / bagi hasil

4.Kawasan milik Perusahaan Tambang Timah

3. Milik negara / daerah


5. Lainnya ...................

3. Mulai melakukan penambangan timah di lokasi ini sejak kapan ? ...........................................


4. Produksi yang dihasilkan : .............................................
5. Untuk melakukan usaha ini tenaga kerja yang terlibat :
1. Sendiri

4. Dengan anggota keluarga lain

2. Dengan suami / istri

5. Dengan tenaga kerja upahan

3. Dengan anggota keluarga anak

6. Lainnya .......................................

6. Jika dengan tenaga upahan, Bagaimana sistem upah / gaji yang saudara laksanakan :
1. Upah / gaji tetap, per.......................... (hari / minggu / bulan)
2. Bagi hasil ................................... (hitungan per kg hasil tambang)
3. Gabungan
4. Lainnya
7. Berapa modal awal saudara melaksanakan kegiatan penambangan ini ? .............................
8. Berap jumlah tenaga upahan yang saudara libatkan untuk kegiatan ini ? .............................
9. Pendapatan yang diperoleh ......................................
10.Apakah dengan aktifitas Tambang Inkonvensional meningkatkan pendapatan saudara ?
1. Ya

2. Tidak

11.Faktor apakah yang meningkatkan pendapatan saudara ?


1. Peningkatan produktifitas

4. Efisiensi aksesibilitas

2. Kenaikan harga

5. Lainnya .................................

3. Bertambah luas lahan tambang


12.Bagaimana sistem pemasaran hasil tambang saudara :
1. Mempunyai rekanan tetap

3. Mengolah sendiri ( memiliki smelter)

2. Menjual bebas
13.Jika mempunyai rekanan tetap, perusahaan rekanan saudara adalah:
1. PT. Timah, Tbk.

3. Perusahaan lainnya ................................

2. PT Koba Tin
14. Jika menjual bebas, kemanakah saudara menjual hasil tambang tersebut:
............................................................................

15. Sebelum saudara melakukan kegiatan penambangan di lokasi sekarang, apakah sebelum
nya telah melakukan kegiatan yang sama di tempat lain ?
1. Ya

2. Tidak

16. Jika Ya, dimana lokasi tambang saudara tersebut ?


1. di desa ini

3. di desa lain, berlainan kecamatan

2. di desa lain dalam satu kecamatan

4. Lainnya ...................

17. Luas lahan yang diusahakan : ............................................ ha


18. Status lahan :
1. Milik sendiri

2. Milik orang lain / bagi hasil

4.Kawasan milik Perusahaan Tambang Timah

3. Milik negara / daerah


5. Lainnya ...................

19. Lama melakukan kegiatan penambangan ditempat sebelumnya : ....................................


20. Produksi yang dihasilkan : ........................................
21. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penambangan sebelumnya : ...................................
22. Setelah saudara tidak memperoleh hasil tambang di lokasi tambang sekarang, apakah
saudara akan melakukan kegiatan ini di lokasi lain : .............................
1. Ya

2. Tidak

3. Belum tahu

23. Jika Ya dimana akan anda laksanakan aktifitas tersebut : ..........


1. di desa ini

2. di luar desa

3. Lainnya ................................................

E. PERSEPSI PENGUSAHA TAMBANG INKONVENSIONAL


1. Apakah Saudara tetap dengan propesi sekarang :
1. Ya

2. Tidak

3. Tidak tahu

2. Jika Ya, keyakinan apa yang menyebabkan saudara tetap dengan profesi ini : ..........................
3. Jika Tidak, sampai kapan saudara bertahan dengan profesi ini : .................................................
4. Berhubungan dengan jawaban no 3, apa rencana saudara setelah meninggalkan aktifitas ini
.............................................
5. Apakah saudara mengetahui dampak buruk dari aktifitas Tambang Timah terhadap lingkungan
1. Ya

2. Tidak

3. Tidak peduli

6. Jika Ya, apa alasan saudara tetap melakukan kegiatan ini :......................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
7. Darimana saudara mengetahui sistem penambangan timah ini : ...............................................

F. PERSEPSI MASYARAKAT
1. Apakah selain penduduk setempat, juga terdapat orang luar / penduduk luar desa yang
1. Ya

2. Tidak

3. Tidak tahu

2. Apakah saudara setuju dengan keberadaan TI : ...................


1. Ya, alasan: ............................................................................................................................
2. Tidak, alasan : ......................................................................................................................
3. Tidak peduli

3. Apakah saudara mengetahui dampak yang diakibatkan keberadaan TI terhadap lingkungan


1. Ya, sebutkan .........................
2. Tidak
3. Tidak peduli
4. Apakah Saudara merasakan pertumbuhan ekonomi dengan keberadaan TI di desa saudara
1. Ya, sebutkan ..........................
2. Tidak
3. Biasa saja
4. Lainnya, ...........................................
5. Apakah saudara merasakan dampak lingkungan, seperti banjir, kesulitan air bersih, dll, setelah
Terjadi kegiatan penambangan di desa saudara :
1. Ya

2. Tidak

3. Tidak tahu

99
Lampiran 2
Data curah hujan bulanan di Kabupaten Bangka tahun 2001 - 2005
Bulan

Tahun
Jumlah rata-rata/th
2001
2002
2003
2004
2005
Januari
592.9
357.3
233.5
185.4
228.1 1597.2
319.44
Februari
145.3
114.2
255.4
196.9
72.2
784
156.8
Maret
218.2
293.6
292
236.4
211.3 1251.5
250.3
April
396.4
177.8
280.7
156.8
223 1234.7
246.94
Mei
185.2
44.2
78.3
175.1
219.6
702.4
140.48
Juni
165.6
120.1
78.7
66.7
155.8
586.9
117.38
Juli
263.3
107.7
129.2
154.1
118.6
772.9
154.58
Agustus
247.8
31.2
56.2
2.4
155.9
493.5
98.7
September
63.9
23.1
97.2
4.1
177.8
366.1
73.22
Oktober
297.1
36.6
283.6
129.2
190.5
937
187.4
Nopenber
273.8
248.9
188.1
151
398.3 1260.1
252.02
Desember
308.3
111.6
337.9
460.2
410.2 1628.2
325.64
Jumlah
3157.8 1666.3 2310.8 1918.3 2561.3 11614.5
2322.9
Hari Hujan
242
170
186
197
203
998
199.6
Intensitas
13.0488 9.80176 12.4237 9.73756 12.6172 57.629 11.525797

Rekapitulasi Data Tambang Skala Kecil (TSK)


Produksi Bangka Tengah-Sungailiat
Badan Usaha

Penanggung Jawab

Alamat

Lokasi

Lapangan
CV TRI JAYA PRIMA

Mansyur M Nur

No
SPTSK

No
s/d

SPL

No
s/d

DU

Kordinat
X

No
Y

Jl Imam Bonjol Sungailiat

SPTPS

1 Jl. Imam Bonjol

1 Sandri Budiono

Pangkal Layang

A. Pelempang

28

28/8/05

28

28/8/05

1517

610326

9796070

2 Rusli

Jl Yos Sudarso

A. Jelitik

30

28/8/05

30

28/8/05

1520

625451

9792228

3 Tjandra Surya

Jl Maria Goreti

A. Bakung

39

09/03/2005

39

09/03/2005

1517

620592

9790874

4 Tjhin Min Djung

Dusun Cengel

Bt Samb Giri

43

09/03/2005

43

09/03/2005

1517

620236

9784456

89

24/9/05

89

24/9/05

1521

623890

9779279

Pahudin

Alamat

SPTPS

Desa Sempan

2 Desa Sempan

5 Andri

Gg. Merpati

A. Jangkang

6 Usmanto

Jl. Laut No. 44 S.Liat

A. Sigembir Hilir

90

24/9/05

90

24/9/05

1517

622395

9796665

7 Zulfitri

Desa Cit

A. Kura-Kura

96

14/9/05

96

14/9/05

1518

612019

9804142

8 Etang

Sri Menanti

A.Gegas

97

14/9/05

97

14/9/05

1518

612353

9804993

9 Susatiyo

Gg. Menumbing

A. Kura-Kura

98

14/9/05

98

14/9/05

1518

611871

9804530

10 Rohanun

Kp.Cit

A. Kura-Kura

99

14/9/05

99

14/9/05

1518

612117

9803522

11 Sandi

Kp.Cit

A.Gegas

100

14/9/05

100

14/9/05

1518

612956

9806409

12 Irni Johan

Kp.Cit

A.Gegas

101

14/9/05

101

14/9/05

1518

612495

9804686

13 Ramon

Kp.Cit

A.Gegas

102

14/9/05

102

14/9/05

1518

613008

9806448

14 Sunardi

Kp.Cit

A. Mengkunyit

103

24/9/05

103

24/9/05

1518

611506

9804546

15 Zainur

Kp.Cit

A. Kura-Kura

104

24/9/05

104

24/9/05

1516

608832

9805724

16 Adam

Kp.Cit

A. Kura-Kura

105

24/9/05

105

24/9/05

1518

612018

9804457

17 Ali Baba

Kp.Cit

A. Kura-Kura

106

24/9/05

106

24/9/05

1518

612060

9803840

18 Karyadi

Desa Riding Panjang

A. Jangkang

108

29/9/05

108

29/9/05

1521

623876

9779360

19 Singgih Kinarta

Desa Merawang

A. Jangkang

110

17/10/05

110

17/10/05

1521

624940

9780674

20 Sumarwan

Desa Jurung

A. Limau S

127

18/10/05

127

18/10/05

1523

619402

9780642

21 Siu Jiu

Desa Dwi Makmur

A. Jangkang

145

21/10/05

145

21/10/05

1521

626930

9779410

22 Siu Jiu

Desa Dwi Makmur

A. Jangkang

146

21/10/05

146

21/10/05

1521

627043

9779470

23 Azhar Yadi

Desa Riding Panjang

A. Jangkang

151

29/10/05

151

29/10/05

1521

624660

9778962

24 Salim Hamidi

Desa Air Anyir

A. Jangkang

158

29/10/05

158

29/10/05

1521

626671

9779445

25 Phinoto Chandra

Pangkalpinang

A. Jangkang

159

29/10/05

159

29/10/05

1521

625888

9780085

26 Ismail

Gg. Mentawai Pemali

A. Mapur

211

23/5/05

211

23/5/05

1516

606949

9812532

27 Kin That

Dusun Mapur

A. Mapur

213

23/5/05

213

23/5/05

1516

607922

9813678

28 Kin That

Dusun Mapur

A. Mapur

214

05/01/2005

214

05/01/2005

1516

607708

9814315

5 Jl.Laut

Badan Usaha

Penanggung Jawab

Alamat

Lokasi

Lapangan
29 L Candra

PT. INDO METAL ASIA

CV.NURJANAH

No
SPTSK

Dusun Mapur

No
s/d

SPL

No
s/d

DU

Kordinat
X

A. Sumedang

215

23/5/05

215

23/5/05

1516

606318

9814299

30 Rahmat

Dusun Mapur

A. Mapur

216

23/5/05

216

23/5/05

1516

608536

9813620

31 Jariah

Komp KD Mentok

A. Lekok Mapur

217

23/5/05

217

23/5/05

1516

607379

9812454

32 Samun

Kp Jawa S.Liat

A. Dekat

218

23/5/05

218

23/5/05

1516

606935

9811102

Totok Kundarto

Alamat
SPTPS

Jl.Jend. Sudirman

1 Drs. Wanhar M Sari

Desa Riau

A. Lekok Mapur

41

09/07/2005

41

09/07/2005

1516

607350

9809465

2 Tjin Djoen Po

A.Duren

A. Cinanum

42

18/9/05

42

18/9/05

1521

616500

9789764

3 Sherry Surjadi

Jl. Sungai Selan

A. Dayung

44

18/9/05

44

18/9/05

1521

623690

9780862

4 Siaw Phing

Dusun rebo

A. Mengkuang

86

10/08/2005

86

10/08/2005

1518

619812

9802521

5 Suying

Dusun rebo

A. Mengkuang

87

10/08/2005

87

10/08/2005

1518

619806

9802578

6 M. Yulius

Dusun rebo

A. Mengkuang

88

10/08/2005

88

10/08/2005

1518

619818

9802595

7 Eka Rini

Ling Kenanga

A. Mengkuang

8 Afrizal

KD. Mentok

A. Lekok Mapur

9 Busri B Yusuf

91

14/9/05

91

14/9/05

1518

619746

9802706

116

10/11/2005

116

10/11/2005

1516

607511

9809800

Bkt Ketok Silip

A. Lekok Mapur

117

10/11/2005

117

10/11/2005

1516

607491

9809734

10 M. Yulius

Dusun rebo

A. Lekok Mapur

118

10/11/2005

118

10/11/2005

1516

607355

9809645

11 Doris N

Jl. Syafri Rahman

A. Lekok Mapur

119

10/11/2005

119

10/11/2005

1516

607337

9809654

12 Ngadino

Jl. Cendana Pemali

S.Mapur

129

11/06/2005

129

11/06/2005

1516

609437

9813451

13 Anton Lukito

Limb Jaya

S.Mapur

130

11/06/2005

130

11/06/2005

1516

608684

9812873

14 Cen Pit Sian

Dusun Batu Ampar

A.Jangkang

143

11/06/2005

143

11/06/2005

1521

627206

9779785

15 Yunizar

Jl. Batin Tikal

A. Mapur

160

23/11/05

160

23/11/05

1516

607569

9813530

16 David Arta

Sungailiat

A. Mapur

161

23/11/05

161

23/11/05

1516

607658

9813498

17 Dani Agus T

Sungailiat

A. Mapur

162

23/11/05

162

23/11/05

1516

607650

9813439

18 Robert

Sungailiat

A. Mapur

163

23/11/05

163

23/11/05

1516

607721

9813407

H.K. Agus Salim

No
SPTPS

Jl. Rambutan No. 26

3 Jl. Rambutan

Sungailiat
1 Wena

Cun Fo

A.Pelempang

13

21/8/05

13

21/8/05

610360

2 H. Syamsu

Desa kelapa

A.Tini

19

18/7/05

19

18/7/05

608669

9796280
9806368

3 Paran Daryanto

Dusun Sidorejo

A.Lekok Mapur

20

18/7/05

20

18/7/05

607599

9809691

4 Edy

Desa Cun Fo

A.Pelempang

21

24/8/05

21

24/8/05

1517

610345

976246

5 Erudin

Desa Cun Fo

A.Pelempang

22

24/8/05

22

24/8/05

1517

610293

9796274

6 Mulyadi

Dusun Mapur

A. Mapur

47

09/08/2005

47

09/08/2005

1516

608564

9813536

7 Gembira Seregar

Dusun Mapur

A. Mapur

48

09/08/2005

48

09/08/2005

1516

608634

9813473

Badan Usaha

Penanggung Jawab

Alamat

Lokasi

Lapangan
8 Dulani
9 Bartolonius

No
SPTSK

No
s/d

SPL

No
s/d

DU

Kordinat
X

Dusun Mapur

A. Mapur

49

09/08/2005

49

09/08/2005

1516

608836

9813393
9806892

Kp.Kuday Utara

A. Hantu

57

14/9/05

57

14/9/05

1518

618535

10 Susilo

Sido Mulyo Bkt Layang

A.Kungkin

62

16/9/05

62

16/9/05

1517

609172

9796418

11 Ahmad Sartono

Cun Fo

A.Pelempang

64

16/9/05

64

16/9/05

1517

609422

9796250

12 Efi Yantoro

Sido Mulyo Bkt Layang

A.Kungkin

63

16/9/05

63

16/9/05

1517

609192

9796198

13 M.Rosid

Desa Bkt Layang

A.Langkah Tiga

77

17/9/05

77

17/9/05

1517

609826

9795754

14 Suyanto

Desa Bkt Layang

A.Langkah Tiga

78

17/9/05

78

17/9/05

1517

609764

9795520

15 Husin

Desa Bkt Layang

A.Langkah Tiga

79

17/9/05

79

17/9/05

1517

609815

9795607

16 Mahjub

A.Ruay

A.Langkah Tiga

80

17/9/05

80

17/9/05

1517

609756

9795340

17 Jupri

Pemali

A. Titi Tingi

112

10/04/2005

112

10/04/2005

1517

614438

9790520

18 Jupri

Pemali

A.Titi Tingi

113

10/04/2005

113

10/04/2005

1517

614556

9790466

19 Jupri

Pemali

A.lampur

114

10/04/2005

114

10/04/2005

1517

615874

9791326

20 Jupri

Pemali

A.lampur

115

10/04/2005

115

10/04/2005

1517

615916

9791343

21 Ery Gustian

Jl. Kenanga Komp

A.Jelitik

120

10/11/2005

120

10/11/2005

1520

629324

9791900

PEPABRI
22 Sampurna Nazarudin

Desa Sempan

A.Mapur

121

10/11/2005

121

10/11/2005

1516

610552

9812530

23 Mulyono Manan

Simpang Mapur

A.Tini

122

10/11/2005

122

10/11/2005

1518

608904

9806805

24 Ahmad Kuasairi

Desa Keceper

A.Sigembir Hilir

123

10/12/2005

123

10/12/2005

1517

619192

9792627

25 Andi Alfa

Sungailiat

A.Kungkin

126

15/10/05

126

15/10/05

1517

608356

9795858

26 Sampurna Nazarudin

Desa Sempan

S.Nyuktin

131

19/10/05

131

19/10/05

1517

605558

9802144

27 M.Abduh

Nangnung Selatan

S.Nyuktin

132

19/10/05

132

19/10/05

1517

605670

9802050

28 Hariko

Desa Pugul

A.Mapur

133

19/10/05

133

19/10/05

1517

603840

9806613

29 Sampurna Nazarudin

Desa Sempan

A.Mapur

134

19/10/05

134

19/10/05

1517

605690

9802298

30 Hendra Hermawan

Sungailiat

A.Mapur

135

19/10/05

135

19/10/05

1516

608643

9813011

31 Sugianto (B)

Sinar Baru

A.Mapur

136

19/10/05

136

19/10/05

1516

608774

9813158

32 Sugianto (A)

Sinar Baru

A.Mapur

137

19/10/05

137

19/10/05

1516

608673

9813160

33 Sugiyanto

Sinar Baru

A.Mapur

138

19/10/05

138

19/10/05

1516

608634

9813085

34 Hendra Hermawan

Sungailiat

A.Mapur

139

19/10/05

139

19/10/05

1516

608736

9813085

35 Mardi

Jl. Gatot Subroto Pemali

A.Cinanum

144

20/10/05

144

20/10/05

1517

615566

9790364

36 Zakaria

Desa Pemali

A.Seru

149

26/10/05

149

26/10/05

1522

621856

9783385

37 Lim Siau Joeng

A.Duren

A.Pelempang

153

26/10/05

153

26/10/05

1517

610360

9796690

38 Abdullah

Desa Pugul

A.Mapur

154

26/10/05

154

26/10/05

1516

609095

9813083

39 Suhardan

Desa Pugul

A.Mapur

155

26/10/05

155

26/10/05

1516

609131

9813011

40 Andi Alfa

Air Ruay

S. Mapur

156

26/10/05

156

26/10/05

1516

609076

9812962

No

Alamat

SPTPS

SPTPS

Badan Usaha

Penanggung Jawab

Alamat

Lokasi

Lapangan
41 Idris Sani

No
SPTSK

Komp. Pemali

A.lampur

157

No
s/d
27/1/05

SPL
157

No
s/d

DU

27/1/05

1517

Kordinat
X
615700

A.Jangkang

164

164

1521

625205

9779960

43 Mulkan

A.Mapur

166

166

1516

609610

9813425

44 Fuat M Noh

Kimak

A.Paya

171

30/11/05

171

30/11/05

619502

9785747

45 Iryanto

Desa Mapur

A.Mapur

172

30/11/05

172

30/11/05

608690

9813470

46 Jamil

Desa Mapur

A. Sumedang

173

30/11/05

173

30/11/05

606665

9813563

47 Toni Haryanto

Desa Mapur

A. Sumedang

174

30/11/05

174

30/11/05

606739

9813690

48 Pendi

Desa Mapur

A. Sumedang

175

30/11/05

175

30/11/05

606775

9813600

49 Saprianto

Pemali

A.Cinanum

176

30/11/05

176

30/11/05

615522

9790385

50 Du Karim

177
178
179
180
181
184
23
16
191
198
201
202
206
207
208
210
206

30/11/05

177
30/11/05
178
30/11/05
179
30/11/05
180
30/11/05
181
30/11/05
184 12/06/2005

615154
619450
619430
619475
619430
627050

9790570
9786202
9786098
9785825
9785865
9791734

Ismail
Sardina
Doing
Lim Ke Hoei
Johanes
Suhadi
M.Abduh
Novianti Sadikin
Carlvin Verandra
Amrillah
Carlvin Verandra

Jl. Pramuka Pemali


A.Cinanum
Desa Kimak
A.Paya
Desa Kimak
A.Paya
Desa Kimak
A.Paya
Jl. Cendana Parit 10 Pemali A.Paya
Kp Nelayan S.Liat
A. Jelitik
Desa Pusuk
Sinar Baru
Jl. Dusun A. Tengiling
A.Tengiling
Jl. T. Umar Lubuk Kelik A.Lubuk Kelik
Ling Lubuk Kelik
A.Pelempang
A.Ruay
A.Bakung
Nangnung Selatan
A.Tengiling
Gg.Lingga
A.Lekok Mapur
Ling A. Kenanga
A.Betur
Desa Sumedang
A.Kura-Kura
Nangnung Selatan
A.Tengiling

Yamin Supriyadi
Ngan Tjaw Long
Sutrisno
Ngarji
Usman Judi
Ng Sioen Boe
Nanda Prima Utama

Jl. Sinar Jaya


Desa Deniang
Jl. Sinar Jaya
Jl. Sisingamaraja
Deniang
Desa Cit
Sinar Jaya

7
17/7/05
31 09/02/2005
36 09/03/2005
60
21/9/05
70
21/9/05
147
29/10/05

52 Hud Soleh
53 Zarkasih
54 Syaiful Ahyar
55 Marsin B

56
57
58
59
60
61
62
63
64
CV. Bintang M Lestari
1
2
3
4
5
6

A.Joar
A.Mengkuang Batu
A.Nyiur
A.Batu
A.Deniang
A.Mengkuang Batu

30/11/05
30/11/05
30/11/05
30/11/05

12/06/2005

Alamat
SPTPS

9791160

42 Wendy

51 Hud Soleh

No
SPTPS

Jl Rambutan
Jl Rambutan
14/12/05
15/12/05
28/12/05
28/12/05
08/01/2005
08/01/2005
08/01/2005
14/01/06
01/08/2006

191
198
201
202
206
207
208
210
206

14/12/05 1516 608564 9809545


15/12/05 1519 621600 9788162
28/12/05 1517 610510 9796292
28/12/05 1517 620630 9791960
08/01/2005 1516 608858 9808682
08/01/2005 1516 609224 9813138
08/01/2005 1516 606998 9813501
14/01/06 1518 611122 9803692
01/08/2006 1516 608858 9808682

7
17/7/05 1518 614798 9809734
31 09/02/2005 1518 614606 9801486
36 09/03/2005 1518 617084 9808852
60
21/9/05 1518 614375 9801750
70
21/9/05 1518 614931 9802147
147
29/10/05 1518 614496 9801013

Badan Usaha

Penanggung Jawab

Alamat

Lokasi

Lapangan

No
SPTSK

No
s/d

SPL

No
s/d

DU

Kordinat
X

7
8
9
10
11

Hermin Sarwudin
Nam Kin
Ardani
Mudelar Edy
Mudelar Edy

Kp Kudai
Desa Batu Ampar
Mapur
Kp Senang Hati
Kp Senang Hati

A.Mengkuang Batu
A.Pedukang
A.Lekok Mapur
A.Mengkuang
A.Mengkuang

148
29/9/05
190 03/02/2006
211
20/01/06
212
20/01/06
213
20/01/06

148
29/9/05 1518 614301 9801025
190 03/02/2006 1518 616644 9806658
211
20/01/06 1516 608520 9812750
212
20/01/06 1518 620474 9802200
213
20/01/06 1518 620380 9802228

1
2
3
4
5
6

Sumito Saiful
Sumito Saiful
Supriyono
Sumito Saiful
Kanyu
Sumito Saiful
Tjen Siang Ming

Jl Sam Ratulangi S.Liat


Jl Sam Ratulangi S.Liat
Pemali
Jl Sam Ratulangi S.Liat
Dr Sam Ratulangi
Dr Sam Ratulangi
Desa Rebo S.Liat

A.Titi Tinggi
A.Titi Tinggi
A.Titi Tinggi
A. Kabel
A.Titi Tinggi
A.Rirung Rebo

31 11/04/2005
32 11/04/2005
33 11/04/2005
140
25/10/05
141
20/10/05
142
25/10/05

31 11/04/2005 1517 616437 9790836


32 11/04/2005 1517 616358 9790850
33 11/04/2005 1517 616415 9790772
140
25/10/05 1521 624486 9781680
141
20/10/05 1517 616358 9790850
142
25/10/05 1521 628225 9785535

H. Nasir Umar
M. Zamri
Rusdi
Rusdi
Rusdi
Rusdi
Rusdi
Rusdi
Eko Purwanto
Sudarto
Hartono Surjono
Sudarko bin Kalam

Jl Batin Tikal S. Liat


Desa Kelapa
Jl Batin Tikal S. Liat
Jl Batin Tikal S. Liat
Jl Batin Tikal S. Liat
Jl Batin Tikal S. Liat
Jl Batin Tikal S. Liat
Jl Batin Tikal S. Liat
Desa Jurung
Desa Sinar Rembulan
Jl Singayudha P Pinang
Ling A. Merapin

A. Jangkang
S. Mapur
S. Mapur
S. Mapur
A. Lekok Mapur
A. Lekok Mapur
S. Mapur
A. Limau Selatan
A. Jangkang
A. Batu Ampar
A. Jangkang

9
50
51
52
53
54
55
128
150
185
186

09/10/2005
09/10/2005
09/10/2005
09/10/2005
09/10/2005
09/10/2005
20/10/05
26/10/05
12/08/2005
12/08/2005

9
50
51
52
53
54
55
128
150
185
186

Bambang Patijaya,SE
Hadi Sukamto
Joni
Sak Fong
Muknal Gunawan

Jl Sisingamangaraja S.Liat
Dusun Merawang
Dusun Merawang
Dusun Merawang
Jl Cendrawasih S.Liat

A. Kabel
A. Kabel
A. Kabel
A. Lekok Mapur

168
169
170
190

23/11/2005
23/11/2005
23/11/2005
14/11/2005

168
169
170
190

CV. MAKMUR ABADI

CV GEO INDAH JAYA


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
CV BAHANA P JAYA
1
2
3
4

22/8/05

22/8/05 1521

09/10/2005
09/10/2005
09/10/2005
09/10/2005
09/10/2005
09/10/2005
20/10/05
26/10/05
12/08/2005
12/08/2005

23/11/2005
23/11/2005
23/11/2005
14/11/2005

1516
1516
1516
1516
1516
1516
1523
1521
1521
1521

625176
609195
609148
608808
607135
607103
608832
618034
625034
627043
624530

9780868
9813340
9813360
9812828
9810717
9812599
9812792
9780340
9780984
9780408
9778120

1521
1521
1521
1516

623625
623455
623520
607037

9781935
9781430
9781440
9811073

No

Alamat

SPTPS

SPTPS

Badan Usaha

Penanggung Jawab

Alamat

Lokasi

Lapangan

CV GRAHA PRATAMA

CV DENIANG JAYA

CV SAMA JAYA

CV AMAN KARYA

Irwin Setiawan
1 Usman

Jl Kartini S.Liat
Desa Jurung

Cengel

Tulus Tobing
1 Euw Asan

Jl Depati Amir S.Liat


Jl Sinar Baru

Zonny
1 Aswartina
2 Aswartina
Sutarman
1 Lo Sui Tjhiung
2 Andi Johar

Fa TERUS JAYA

No
s/d

SPL

No
s/d

Kordinat
X

17/7/05

17/7/05 1517 619796 9785124

A. Ketiau

12

22/8/05

12

22/8/05 1518 618735 9801761

Jl Parit Lalang P.Pinang


Kp. Sinar Jaya
Kp. Sinar Jaya

A. Sempana
A. Sempana

27
29

28/8/05
28/8/05

27
29

28/8/05 1517 604548 9795780


28/8/05 1517 604540 9790570

Jl S. Parman No 76
Kp. KinHin
Jl Batin Tikal

A. Ketiau
A. Mengkuang

167
221

17/11/05
28/02/06

167
221

17/11/05 1518 618502 9802190


28/02/06 1518 619590 9802322

13/12/05
13/12/05
25/02/06
25/02/06

Susanto Salim
Hanjaya Salim S.
Hanjaya Salim S.
Hanjaya Salim S.
Hanjaya Salim S.

Jl Sudirman Mentok
Jl A Yani Dalam Ppinang
Jl A Yani Dalam Ppinang
Jl A Yani Dalam Ppinang
Jl A Yani Dalam Ppinang

S. Mapur
S. Mapur
A. Lampur
A. Lampur

187
188
219
220

13/12/05
13/12/05
25/02/06
25/02/06

187
188
219
220

1
2
3
4
5
6
7

Ny L. Situmorang
Hiance
Sanyo
Hery Suryono
Ruben S.
DWH Siregar
Tony
Eng Pit Chiang

Jl Parit Lalang P Pinang


Merawang
Desa Mangkol
Desa Dwi Makmur
Ex Kompl Tambang 45
Ex Kompl Tambang 45
Desa Dwi Makmur
Desa Sinar Rembulan

A. Jangkang
A. Jangkang
A. Jangkang
A. Jangkang
A. Jangkang
A. Jangkang
A. Jangkang

192
193
194
195
196
197
203

13/12/05
13/12/05
13/12/05
13/12/05
13/12/05
13/12/05
14/12/05

192
193
194
195
196
197
203

Jl Raya Belinyu
Sinar Gunung

A. Deniang

189

23/12/05

189 23/12/05

Arifin Sadikin
1 Su Jin Su

DU

1
2
3
4
CV Surya Indah Berkat

PT Agung Dinamika T

No
SPTSK

13/12/05
13/12/05
13/12/05
13/12/05
13/12/05
13/12/05
14/12/05

1516
1516
1517
1517

609363
609370
615693
615693

9813315
9813228
9791206
9791210

1521
1521
1521
1521
1521
1521
1521

625200
625102
624870
624830
624525
624460
625403

9780820
9780788
9780750
9780788
9780687
9780665
9780356

1518 614023 9802375

No

Alamat

SPTPS

SPTPS

Badan Usaha

Penanggung Jawab

Alamat

Lokasi

Lapangan

CV BUMI MAKMUR

CV CAHAYA BARU

No
SPTSK

No
s/d

SPL

No
s/d

DU

Kordinat
X

Sintho Lie
1 Zaldi
2 Kwet San

Jl Batin Tikal S.Liat


Ds Tutut Penyamun
Desa Air Ruay

A. Judi
A. Bakung

218
26/01/06
204 01/05/2006

218 26/01/06
1517 618745 9797098
204 01/05/2006 1517 620654 9791780

Affendi
1 Sian Tong
2 A. Rahman

Jl Jend. Sudirman
Dusun Rebo
Kp. Tanjung Ratu

A. Rirung
A. Rekaman

217
216

217
216

21/02/06
21/02/06

21/02/06 1521 628272 9787165


21/02/06 1521 627630 9784224

No

Alamat

SPTPS

SPTPS

107
Lampiran 4
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 0 - 3 kilometer
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Pusat Kecamatan
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip

No Tambang
34
65
66
67
82
95
96
122
123
124
126
151
152
691
692
693
694
695
696
697
698
701
734
735
736
737
738
741
742
743
744
745
746
6
707
708
709
710
711
712
713
714
75
461
462

Koord X
616500.00
614438.00
614556.00
615816.00
615566.00
615522.00
615154.00
616437.00
616358.00
616415.00
616358.00
615693.00
615693.00
613339.13
613401.19
613772.75
613896.38
614247.00
614086.75
613745.56
613574.75
613315.88
617965.56
616637.94
616719.75
617056.13
617324.13
616524.88
616439.19
616071.63
616178.13
615957.38
616320.81
622395.00
622766.94
622351.69
622236.06
621745.94
621451.19
621282.88
621033.50
620718.94
603840.00
602424.06
602204.50

Koord Y
9789764.00
9790520.00
9790466.00
9791343.00
9790364.00
9790385.00
9790570.00
9790836.00
9790850.00
9790772.00
9790850.00
9791206.00
9791206.00
9793427.00
9793033.00
9793343.00
9793116.00
9792535.00
9792635.00
9792440.00
9790797.00
9792205.00
9792251.00
9791573.00
9790601.00
9790663.00
9790596.00
9789886.00
9789605.00
9790014.00
9789628.00
9789472.00
9789400.00
9796665.00
9796566.00
9796708.00
9796280.00
9796299.00
9796474.00
9796192.00
9796297.00
9796006.00
9806613.00
9805335.00
9805606.00

Jarak
2.44
2.22
2.18
0.81
1.82
1.81
1.76
1.39
1.35
1.44
1.35
0.97
0.97
2.91
2.70
2.49
2.27
1.75
1.93
2.23
2.73
2.64
2.02
0.89
1.72
1.85
2.07
2.33
2.58
2.13
2.53
2.67
2.77
1.53
1.17
1.59
1.51
1.99
2.32
2.42
2.69
2.96
1.00
2.91
2.92

108
Lampiran 4 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 0 - 3 kilometer
No
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

Pusat Kecamatan
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa

No Tambang
463
464
465
466
467
468
469
470
520
521
522
523
530
5
18
23
138
838
839
840
841
842
843
844
850

Koord X
602265.88
602741.25
602523.25
602679.69
602545.38
602265.81
602032.88
603207.88
605771.00
605900.56
606332.00
606556.38
607016.00
623890.00
623876.00
624660.00
624530.00
625090.25
624850.69
624352.13
624142.06
623820.94
623984.31
624507.69
623506.25

Koord Y
9805791.00
9805931.00
9806074.00
9806286.00
9806348.00
9806319.00
9806119.00
9806274.00
9808411.00
9808744.00
9808838.00
9808695.00
9808039.00
9779279.00
9779360.00
9778962.00
9778120.00
9778686.00
9778505.00
9778702.00
9779234.00
9779484.00
9779652.00
9779505.00
9779728.00

Jarak
2.77
2.30
2.41
2.17
2.27
2.54
2.83
1.72
1.64
1.98
2.34
2.42
2.51
2.52
2.59
2.64
1.96
2.75
2.45
2.24
2.58
2.69
2.90
2.99
2.84

109
Lampiran 5
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 3 - 5 kilometer
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Pusat Kecamatan
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Belinyu

No Tambang
19
21
22
24
25
35
88
125
128
136
140
141
153
154
155
156
157
158
159
832
837
845
846
847
848
849
851
852
853
854
855
856
857
858
868
869
870
871
872
873
874
875
877
878
185

Koord X
624940.00
626930.00
627043.00
626671.00
625888.00
623690.00
625205.00
624486.00
625176.00
625034.00
623455.00
623520.00
625200.00
625102.00
624870.00
624830.00
624525.00
624460.00
625403.00
618732.44
626611.19
624730.31
624293.00
624685.13
623995.44
623732.81
623488.44
623952.00
624680.44
624492.06
623821.69
623383.56
623803.19
623277.63
626309.81
626042.44
625849.75
625596.13
625429.50
625261.50
625487.38
625605.19
625819.56
626501.38
584483.06

Koord Y
9780674.00
9779410.00
9779470.00
9779445.00
9780085.00
9780862.00
9779960.00
9781680.00
9780868.00
9780984.00
9781430.00
9781440.00
9780820.00
9780788.00
9780750.00
9780788.00
9780687.00
9780665.00
9780356.00
9778899.00
9778642.00
9779508.00
9779897.00
9780086.00
9779779.00
9779928.00
9780148.00
9780211.00
9780474.00
9780790.00
9780991.00
9780922.00
9781462.00
9781786.00
9780406.00
9780422.00
9780572.00
9780505.00
9780083.00
9780819.00
9780554.00
9780804.00
9779916.00
9778780.00
9824794.00

Jarak
4.23
4.67
4.80
4.47
4.29
3.99
3.76
4.98
4.51
4.54
4.52
4.54
4.48
4.40
4.26
4.28
4.06
4.02
4.20
4.67
4.02
3.12
3.24
3.59
3.02
3.09
3.25
3.42
3.93
4.14
4.14
4.01
4.60
4.86
4.82
4.65
4.64
4.43
3.99
4.51
4.41
4.68
4.12
3.98
4.84

110
Lampiran 5 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 3 - 5 kilometer
No
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Pusat Kecamatan
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali

No Tambang
186
187
188
189
190
191
192
193
200
201
202
203
204
71
105
162
688
689
690
699
700
702
703
704
705
725
726
727
728
729
730
731
732
733
739
740
747
748
749
750
751
752
753
754
755

Koord X
585513.75
585778.50
586179.38
586472.63
586705.88
589026.88
588866.38
588876.81
588421.44
588349.19
588277.44
588135.19
588082.00
619192.00
620630.00
620654.00
613026.69
613068.44
613127.69
613044.00
612960.31
612419.63
611955.00
611380.38
611516.06
619776.25
619906.94
619857.44
619811.88
619769.19
619441.38
620137.88
620099.13
620116.94
618991.38
618144.56
615777.31
615094.69
615083.69
615418.38
615686.44
615928.69
615862.25
616358.50
616503.25

Koord Y
9824260.00
9823939.00
9824453.00
9824399.00
9824052.00
9821518.00
9821637.00
9821828.00
9822656.00
9822839.00
9822985.00
9823174.00
9823364.00
9792627.00
9791960.00
9791780.00
9794008.00
9793716.00
9793551.00
9791019.00
9791622.00
9791622.00
9792163.00
9792334.00
9792685.00
9794017.00
9793732.00
9793617.00
9793178.00
9793024.00
9792779.00
9793048.00
9792577.00
9792157.00
9790553.00
9789570.00
9789107.00
9789264.00
9789124.00
9788804.00
9788731.00
9788689.00
9788402.00
9788396.00
9788525.00

Jarak
4.43
4.20
4.81
4.88
4.67
4.82
4.71
4.79
4.79
4.83
4.87
4.88
4.97
3.28
4.68
4.72
3.47
3.28
3.15
3.12
3.03
3.57
4.00
4.57
4.47
4.26
4.26
4.17
4.00
3.92
3.55
4.28
4.17
4.17
3.43
3.38
3.04
3.00
3.14
3.38
3.42
3.45
3.74
3.77
3.66

111
Lampiran 5 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 3 - 5 kilometer
No
91
92
93
94
95
96
97
98
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133

Pusat Kecamatan
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Puding Besar
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip

No Tambang
756
757
758
760
762
763
2
635
716
717
718
719
720
721
722
723
165
15
32
33
40
41
42
43
50
51
70
102
106
110
132
142
460
517
518
519
524
525
526
527
528
529

Koord X
616732.44
617193.94
617454.75
616956.38
617811.31
618447.81
625451.00
622146.56
620356.19
619886.81
621007.38
620818.81
620587.94
620610.75
620544.31
620232.63
600866.69
608832.00
606935.00
607350.00
607511.00
607491.00
607355.00
607337.00
608669.00
607599.00
608904.00
608564.00
608858.00
608858.00
607135.00
607037.00
602376.75
604989.19
604730.75
604613.38
606937.69
607192.69
607368.63
607891.13
608287.75
607945.06

Koord Y
9788509.00
9788750.00
9788747.00
9787360.00
9787677.00
9788174.00
9792228.00
9800495.00
9796021.00
9795385.00
9793218.00
9793553.00
9793703.00
9793919.00
9794154.00
9794150.00
9774922.00
9805724.00
9811102.00
9809465.00
9809800.00
9809734.00
9809645.00
9809654.00
9806368.00
9809691.00
9806805.00
9809545.00
9808682.00
9808682.00
9810717.00
9811073.00
9805042.00
9811492.00
9811298.00
9811011.00
9809246.00
9809727.00
9809385.00
9808794.00
9808087.00
9808019.00

Jarak
3.72
3.61
3.71
4.89
4.84
4.69
4.00
4.91
3.33
3.81
3.73
3.65
3.75
3.61
3.55
3.83
4.46
4.45
4.51
3.52
3.86
3.80
3.64
3.63
4.11
3.86
4.28
4.56
4.46
4.46
4.30
4.54
3.14
4.29
4.08
3.80
3.06
3.58
3.48
3.61
3.75
3.40

112
Lampiran 6
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Pusat Kecamatan
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Baturusa
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu

No Tambang
4
20
44
83
135
137
139
164
802
806
807
808
809
810
819
820
821
822
823
824
825
826
827
828
829
830
831
833
834
835
836
859
860
861
862
863
864
865
866
867
876
166
167
168
169

Koord X
620236.00
619402.00
627206.00
621856.00
618034.00
627043.00
623625.00
627630.00
620528.38
619852.94
619429.19
619587.06
619954.06
619092.81
627817.56
628038.06
627848.00
627580.00
628150.69
627571.63
626802.56
628446.94
627565.19
627916.75
627638.75
627719.31
628144.31
619264.94
619550.25
619325.81
619309.50
623275.31
623405.31
623596.56
623892.13
622874.13
622727.06
622319.69
626449.75
626376.38
625702.38
583877.31
583427.19
583238.25
583513.50

Koord Y
9784456.00
9780642.00
9779785.00
9783385.00
9780340.00
9780408.00
9781935.00
9784224.00
9785008.00
9784579.00
9784377.00
9783946.00
9783589.00
9784309.00
9785106.00
9784759.00
9784693.00
9784759.00
9784391.00
9784403.00
9784349.00
9782525.00
9781795.00
9781660.00
9781504.00
9781155.00
9781256.00
9780622.00
9780702.00
9780846.00
9781145.00
9781977.00
9782792.00
9783285.00
9783568.00
9783581.00
9783115.00
9783135.00
9780929.00
9780686.00
9781180.00
9828564.00
9828438.00
9828283.00
9828140.00

Jarak
8.00
5.14
5.10
6.54
6.00
5.35
5.04
8.65
8.43
8.26
8.24
7.79
7.31
8.33
9.50
9.32
9.16
9.10
9.08
8.78
8.34
7.82
6.69
6.84
6.53
6.35
6.74
5.23
5.09
5.35
5.58
5.05
5.87
6.38
6.70
6.64
6.18
6.23
5.30
5.07
5.05
8.63
8.55
8.42
8.24

113
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Pusat Kecamatan
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu

No Tambang
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
194
195
196
197
198
199
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228

Koord X
583717.38
582873.13
583030.81
583058.75
583035.69
583405.00
583426.00
583798.94
584034.81
584463.19
584592.88
585340.19
585152.25
584989.31
583939.75
589023.94
588964.00
588987.50
589425.56
589256.88
589278.81
588138.19
588317.50
588117.50
587961.25
587898.13
587787.50
587520.69
587440.56
587264.56
587101.06
587078.56
587224.13
587525.06
587679.81
587397.06
587438.13
587153.63
587207.38
586983.13
586661.75
586668.63
586830.81
586445.31
586963.88

Koord Y
9828117.00
9827445.00
9827555.00
9827352.00
9827154.00
9827127.00
9827490.00
9827164.00
9827122.00
9827993.00
9827791.00
9827018.00
9826780.00
9826581.00
9825525.00
9822282.00
9822503.00
9822663.00
9822738.00
9823003.00
9823296.00
9823975.00
9824397.00
9824630.00
9824920.00
9824360.00
9824041.00
9824533.00
9824844.00
9824670.00
9824515.00
9824795.00
9826425.00
9826263.00
9826615.00
9826847.00
9827133.00
9826990.00
9827277.00
9827408.00
9827155.00
9828682.00
9828423.00
9828215.00
9827942.00

Jarak
8.20
7.67
7.74
7.53
7.34
7.25
7.61
7.24
7.18
8.04
7.84
7.12
6.86
6.65
5.60
5.11
5.17
5.27
5.69
5.67
5.86
5.44
5.88
5.93
6.07
5.58
5.27
5.50
5.72
5.48
5.26
5.50
7.03
7.01
7.40
7.49
7.77
7.53
7.82
7.87
7.53
9.00
8.79
8.50
8.37

114
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135

Pusat Kecamatan
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Pemali
Pemali
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu

No Tambang
229
230
231
232
233
234
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
294
295
296
297
298
299
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340

Koord X
587207.00
587500.94
587812.56
587765.00
588154.50
588266.38
588872.19
589292.88
589346.63
589121.63
589356.19
589838.19
589785.88
590306.13
590386.00
590623.81
590583.00
590727.63
591105.88
590688.94
593715.00
593240.56
593364.06
593378.88
593658.25
594306.81
590149.50
590637.50
589086.00
587864.13
587164.50
590869.81
590559.50
590325.63
590493.94
590933.44
590828.88
591083.25
590902.31
591290.38
591115.81
591313.94
591919.50
592265.19
592462.94

Koord Y
9827830.00
9827719.00
9827730.00
9827977.00
9827861.00
9828079.00
9827431.00
9827367.00
9827654.00
9827848.00
9827914.00
9828035.00
9826584.00
9826699.00
9826929.00
9826728.00
9826950.00
9827086.00
9826849.00
9825559.00
9823117.00
9822894.00
9822680.00
9822508.00
9822028.00
9821534.00
9819186.00
9819332.00
9816660.00
9815131.00
9814073.00
9817497.00
9817378.00
9817255.00
9817015.00
9816970.00
9816676.00
9816685.00
9816390.00
9816395.00
9816101.00
9816027.00
9816448.00
9816268.00
9816226.00

Jarak
8.34
8.34
8.47
8.68
8.72
8.97
8.68
8.85
9.11
9.16
9.34
9.70
8.50
8.92
9.15
9.15
9.29
9.49
9.57
8.37
9.77
9.25
9.30
9.27
9.42
9.96
5.73
6.29
5.67
5.89
6.46
6.85
6.61
6.44
6.70
7.12
7.15
7.37
7.35
7.69
7.68
7.89
8.23
8.62
8.82

115
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180

Pusat Kecamatan
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali

No Tambang
341
342
343
344
345
346
375
382
383
387
388
1
3
49
52
53
58
59
60
61
62
63
64
72
84
90
97
98
99
100
103
104
112
114
116
117
143
605
606
607
608
609
610
611
612

Koord X
592062.94
592199.25
592455.50
591953.69
592921.81
592951.81
592270.13
591636.56
591721.06
590983.69
591165.06
610326.00
620592.00
610360.00
610345.00
610293.00
609172.00
609422.00
609192.00
609826.00
609764.00
609815.00
609756.00
608356.00
610360.00
619502.00
619450.00
619430.00
619475.00
619430.00
621600.00
610510.00
614606.00
614375.00
614496.00
614301.00
619796.00
614177.19
614006.13
615216.31
615472.00
615756.63
615627.13
615848.31
616005.88

Koord Y
9816163.00
9815936.00
9815793.00
9815730.00
9815112.00
9815259.00
9813775.00
9813563.00
9813412.00
9812843.00
9812578.00
9796070.00
9790874.00
9796280.00
9796246.00
9796274.00
9796418.00
9796250.00
9796198.00
9795754.00
9795520.00
9795607.00
9795340.00
9795858.00
9796690.00
9785747.00
9786202.00
9786098.00
9785825.00
9785865.00
9788162.00
9796292.00
9801486.00
9801750.00
9801013.00
9801025.00
9785124.00
9801928.00
9800304.00
9800179.00
9800081.00
9800212.00
9800401.00
9800518.00
9800641.00

Jarak
8.49
8.71
9.00
8.59
9.74
9.69
9.95
9.60
9.76
9.64
9.96
6.86
9.50
6.95
6.95
7.00
8.01
7.71
7.88
7.11
7.05
7.05
6.97
8.45
7.20
7.31
6.89
6.97
7.23
7.18
6.91
6.84
9.44
9.73
8.99
9.03
8.00
9.94
8.39
8.07
7.95
8.07
8.26
8.37
8.50

116
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225

Pusat Kecamatan
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali

No Tambang
613
614
615
653
654
668
669
670
671
672
673
674
675
676
677
678
679
680
681
682
683
684
685
686
687
706
759
761
764
765
766
767
768
769
770
771
772
777
778
779
780
781
782
783
784

Koord X
616148.06
616050.25
616219.38
617758.63
617546.38
609683.94
608056.25
608370.63
608333.50
608376.00
607900.19
607687.94
609763.56
610116.88
610422.50
610494.44
610244.00
609948.13
609775.00
609417.31
609420.81
609240.81
608948.38
609000.31
608560.81
609730.00
616122.50
617112.06
618713.81
619032.50
618929.75
618456.19
618294.81
617876.19
617615.75
617739.63
617555.13
621914.94
621674.81
621708.69
621491.00
621368.25
621275.44
621158.88
620895.63

Koord Y
9800980.00
9801176.00
9801394.00
9798278.00
9797945.00
9798431.00
9796795.00
9796576.00
9796487.00
9796131.00
9796023.00
9795168.00
9796594.00
9796312.00
9796290.00
9796132.00
9795798.00
9794497.00
9794610.00
9794726.00
9794961.00
9794596.00
9794580.00
9794492.00
9794537.00
9790469.00
9786879.00
9787114.00
9787745.00
9787698.00
9786730.00
9786438.00
9786633.00
9787054.00
9786497.00
9786251.00
9785727.00
9788688.00
9788558.00
9788387.00
9787977.00
9788135.00
9788439.00
9788087.00
9788288.00

Jarak
8.84
9.03
9.25
6.40
6.02
8.88
9.16
8.78
8.77
8.56
8.94
8.80
7.62
7.17
6.91
6.76
6.78
6.45
6.65
7.02
7.11
7.14
7.41
7.33
7.77
6.44
5.27
5.16
5.19
5.41
6.18
6.23
5.99
5.44
5.89
6.16
6.61
6.89
6.75
6.87
6.93
6.74
6.48
6.6
6.27

117
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270

Pusat Kecamatan
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Pemali
Petaling
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip

No Tambang
786
787
788
789
790
791
792
793
794
795
796
797
798
799
800
801
803
804
805
811
812
813
909
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
26
27
28
29
30
31
45
46
47
48
54
55

Koord X
620905.31
620479.94
620463.38
620522.38
620117.75
620171.06
620796.00
619958.75
619451.94
619636.00
619769.19
620016.56
619767.63
620084.94
619892.00
620208.19
619523.13
619577.63
619912.81
619085.38
618812.69
618055.19
614877.75
612019.00
612353.00
611871.00
612117.00
612956.00
612495.00
613008.00
611506.00
612018.00
612060.00
606949.00
607922.00
607708.00
606318.00
608536.00
607379.00
607569.00
607658.00
607650.00
607721.00
608564.00
608634.00

Koord Y
9787493.00
9787945.00
9788257.00
9788639.00
9788431.00
9788234.00
9787065.00
9786336.00
9786164.00
9785677.00
9785710.00
9785771.00
9785316.00
9785377.00
9785025.00
9785182.00
9785020.00
9784722.00
9784885.00
9784920.00
9784853.00
9784888.00
9758485.00
9804142.00
9804993.00
9804530.00
9803522.00
9806409.00
9804686.00
9806448.00
9804546.00
9804457.00
9803840.00
9812532.00
9813678.00
9814315.00
9814299.00
9813620.00
9812454.00
9813530.00
9813498.00
9813439.00
9813407.00
9813536.00
9813473.00

Jarak
6.79
6.17
5.95
5.76
5.58
5.75
7.02
7.05
6.93
7.44
7.48
7.56
7.82
7.93
8.13
8.16
7.97
8.26
8.27
7.87
7.83
7.55
9.03
7.99
8.02
7.71
8.33
8.35
8.25
8.40
7.36
7.87
8.15
5.79
7.24
7.73
7.28
7.49
5.91
6.96
6.97
6.91
6.91
7.44
7.42

118
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315

Pusat Kecamatan
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip

No Tambang
56
69
73
74
76
77
78
79
80
81
85
86
87
89
91
92
93
94
107
108
109
119
129
130
131
133
134
146
149
150
399
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416

Koord X
608836.00
610552.00
605558.00
605670.00
605690.00
608643.00
608774.00
608673.00
608634.00
608736.00
609095.00
609131.00
609076.00
609610.00
608690.00
606665.00
606739.00
606775.00
609224.00
606998.00
611122.00
608520.00
609195.00
609148.00
608808.00
607103.00
608832.00
604540.00
609363.00
609370.00
595223.25
594610.13
595179.50
595531.63
596062.13
596296.81
596762.19
596983.00
596921.31
596579.31
596272.06
596010.38
598317.00
597998.25
598184.13

Koord Y
9813393.00
9812530.00
9802144.00
9802050.00
9802298.00
9813011.00
9813158.00
9813160.00
9813085.00
9813085.00
9813083.00
9813011.00
9812962.00
9813425.00
9813470.00
9813563.00
9813690.00
9813600.00
9813138.00
9813501.00
9803692.00
9812750.00
9813340.00
9813360.00
9812828.00
9812599.00
9812792.00
9799570.00
9813315.00
9813228.00
9810524.00
9809155.00
9809416.00
9809230.00
9810598.00
9811173.00
9811096.00
9810724.00
9810043.00
9809917.00
9809551.00
9809096.00
9810359.00
9809891.00
9809779.00

Jarak
7.46
7.95
5.15
5.27
5.03
7.04
7.24
7.18
7.10
7.15
7.36
7.33
7.26
7.95
7.45
6.66
6.80
6.73
7.49
6.71
7.37
6.76
7.63
7.62
6.99
5.92
6.98
7.65
7.71
7.65
9.99
9.89
9.71
9.33
9.22
9.23
8.78
8.42
8.22
8.50
8.69
8.83
7.06
7.16
6.95

119
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360

Pusat Kecamatan
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip

No Tambang
417
418
419
420
421
422
423
424
425
489
490
491
492
493
494
495
496
497
498
499
500
501
502
503
504
505
506
507
508
509
510
511
512
513
514
515
516
531
532
533
534
535
536
537
538

Koord X
598585.81
598202.75
598503.13
595165.13
595479.25
595083.25
595535.06
594988.31
594720.63
607513.25
604984.56
606181.00
607412.69
607585.00
607794.88
607706.56
607767.63
605685.00
605121.13
605214.56
603878.06
604325.81
604150.94
603757.31
603552.69
603503.63
603152.88
603539.38
602221.00
601906.88
601764.25
601722.88
601339.69
601191.88
600363.38
600137.50
599296.13
609593.44
609538.75
609663.31
609845.38
610597.63
610768.50
611041.88
610260.19

Koord Y
9809701.00
9809289.00
9809178.00
9807985.00
9807786.00
9807393.00
9807379.00
9806832.00
9806352.00
9819455.00
9815531.00
9814967.00
9815173.00
9813560.00
9813563.00
9812977.00
9812666.00
9814433.00
9814242.00
9813880.00
9813927.00
9813729.00
9813460.00
9813398.00
9813484.00
9813331.00
9813403.00
9813007.00
9813137.00
9814379.00
9814600.00
9814860.00
9814983.00
9814586.00
9815753.00
9815495.00
9815110.00
9811092.00
9810882.00
9810057.00
9809213.00
9810126.00
9810198.00
9810214.00
9810668.00

Jarak
6.55
6.77
6.45
9.51
9.18
9.56
9.11
9.66
9.96
8.32
8.32
7.90
8.42
6.99
7.09
6.52
6.28
7.29
7.04
6.69
6.75
6.52
6.26
6.24
6.36
6.22
6.36
5.89
6.40
7.67
7.93
8.18
8.44
8.14
9.55
9.43
9.53
6.29
6.11
5.77
5.57
6.63
6.81
7.07
6.59

120
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405

Pusat Kecamatan
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat

No Tambang
539
540
541
542
543
544
545
546
547
548
552
567
568
569
570
586
587
588
589
590
591
592
593
594
595
596
597
598
655
656
657
658
659
660
661
662
663
664
665
666
667
36
37
38
39

Koord X
610507.75
610744.06
610985.69
610636.69
610452.00
609950.00
612103.50
612497.88
612107.31
610181.31
614424.50
613841.94
614163.75
614170.94
613509.38
614537.75
612628.13
610596.56
610221.50
611208.00
609849.75
611526.44
611333.75
611003.25
610507.44
612861.50
612783.44
612838.25
604898.38
604785.44
604740.19
605082.88
604928.13
604798.31
604514.56
604272.63
604256.38
603962.50
608308.63
608652.38
608886.63
619812.00
619806.00
619818.00
619746.00

Koord Y
9810716.00
9810636.00
9811173.00
9811099.00
9811116.00
9811071.00
9810800.00
9809234.00
9808917.00
9806177.00
9808787.00
9808564.00
9808256.00
9807665.00
9807141.00
9806276.00
9803759.00
9803944.00
9803920.00
9803360.00
9803101.00
9801761.00
9801911.00
9801888.00
9801856.00
9802878.00
9802496.00
9802172.00
9799617.00
9799489.00
9799024.00
9799092.00
9798740.00
9798427.00
9798219.00
9798236.00
9798528.00
9797583.00
9800099.00
9799556.00
9799127.00
9802521.00
9802578.00
9802595.00
9802706.00

Jarak
6.83
6.99
7.47
7.14
7.00
6.56
8.27
8.11
7.65
5.63
9.91
9.30
9.58
9.54
8.87
9.94
8.70
6.80
6.48
7.61
6.63
8.78
8.54
8.30
7.94
9.29
9.41
9.62
7.60
7.73
8.19
8.13
8.49
8.79
9.00
8.99
8.69
9.65
8.00
8.64
9.13
7.73
7.78
7.79
7.93

121
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450

Pusat Kecamatan
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat

No Tambang
68
101
120
121
144
147
148
161
163
616
617
618
619
620
621
622
623
624
625
626
627
628
629
630
631
632
633
634
636
637
638
639
640
641
642
643
644
645
646
647
648
649
650
651
652

Koord X
629324.00
627050.00
620474.00
620380.00
618735.00
618502.00
619590.00
618745.00
628272.00
616123.75
616184.31
616380.81
616455.88
616747.44
616668.13
616552.19
617508.44
617631.44
618150.38
618671.19
618814.38
619052.75
619227.63
619169.19
620352.19
620137.63
620280.31
620484.56
619626.00
619478.88
618414.75
618202.88
618058.88
617836.00
617878.81
617453.06
617393.88
617320.19
617345.94
617191.13
617114.25
617321.56
617382.13
617820.63
617801.00

Koord Y
9791900.00
9791734.00
9802200.00
9802228.00
9801761.00
9802190.00
9802322.00
9797098.00
9787165.00
9801933.00
9802182.00
9802242.00
9801823.00
9801909.00
9802678.00
9802797.00
9802631.00
9802455.00
9802678.00
9802748.00
9802482.00
9802759.00
9802500.00
9803123.00
9803144.00
9803001.00
9802774.00
9802720.00
9800610.00
9801200.00
9801339.00
9799931.00
9800266.00
9800282.00
9799901.00
9799864.00
9800022.00
9800327.00
9800823.00
9800999.00
9801043.00
9801262.00
9801510.00
9798934.00
9798457.00

Jarak
6.87
5.30
7.13
7.20
7.72
8.20
7.68
5.09
9.80
9.70
9.83
9.72
9.39
9.22
9.80
9.97
9.18
8.97
8.80
8.54
8.24
8.33
8.02
8.58
8.04
8.00
7.73
7.60
6.27
6.82
7.62
6.84
7.16
7.35
7.09
7.42
7.56
7.79
8.07
8.30
8.38
8.36
8.48
6.63
6.44

122
Lampiran 6 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak 5 - 10 kilometer
No
451
452
453
454
455
456
457
458
459
460

Pusat Kecamatan
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat
Sungailiat

No Tambang
773
774
775
776
785
814
815
816
817
818

Koord X
622789.94
622423.56
622265.00
622111.06
620830.50
623145.13
623472.56
623689.81
625083.75
627648.81

Koord Y
9789450.00
9789235.00
9789195.00
9789301.00
9787886.00
9787445.00
9787201.00
9787121.00
9788105.00
9787469.00

Jarak
6.43
6.71
6.78
6.71
8.43
8.40
8.62
8.70
7.84
9.25

123
Lampiran 7
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak > 10 kilometer
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Pusat Kecamatan
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu

No Tambang
235
236
237
238
239
240
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293

Koord X
588226.88
587756.81
587711.31
586933.88
586647.31
586450.63
592760.50
593002.50
592853.81
593298.31
593536.00
593517.94
593988.31
598686.38
598796.50
598550.81
598780.50
598345.75
598360.88
597703.50
595769.56
595728.63
595598.63
595146.19
595400.38
595205.38
594995.31
594429.94
594305.19
594327.56
594543.31
594693.13
594073.38
594114.50
593984.31
594328.81
594233.94
594550.75
594981.31
594089.63
594293.44
593996.19
594258.25
594191.19
593954.56

Koord Y
9829751.00
9829694.00
9830298.00
9830409.00
9830431.00
9830390.00
9828364.00
9828342.00
9828016.00
9828078.00
9828412.00
9827286.00
9827318.00
9827574.00
9827410.00
9827210.00
9827155.00
9827334.00
9827137.00
9827313.00
9827315.00
9827021.00
9826721.00
9826785.00
9826286.00
9826105.00
9826115.00
9826573.00
9826368.00
9826101.00
9826142.00
9825857.00
9825029.00
9824788.00
9824506.00
9824428.00
9823861.00
9823967.00
9824131.00
9823694.00
9823677.00
9823533.00
9823429.00
9823192.00
9823291.00

Jarak
10.50
10.28
10.84
10.74
10.70
10.62
11.81
11.97
11.63
12.00
12.40
11.65
12.03
16.13
12.15
15.84
16.02
15.72
15.64
15.14
13.49
13.29
13.02
12.67
12.63
12.37
12.20
11.96
11.74
11.62
11.82
11.81
10.86
10.79
10.55
10.83
10.52
10.85
11.31
10.32
10.50
10.18
10.39
10.25
10.05

124
Lampiran 7 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak > 10 kilometer
No
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Pusat Kecamatan
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu

No Tambang
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369

Koord X
594323.25
594595.63
594952.50
595543.25
595189.06
595431.06
595838.69
594851.00
594976.13
595357.13
595551.50
596037.88
596319.50
596490.38
595617.50
595980.00
596109.75
595889.94
596072.56
596327.38
596454.63
595570.88
593935.06
594232.94
594063.38
594334.25
594535.81
594566.06
594268.88
594429.56
594777.19
594659.63
595176.44
595097.06
595042.56
595127.69
595445.56
595814.31
596240.56
595570.06
596001.13
596037.88
596182.06
597146.13
597399.13

Koord Y
9822793.00
9823414.00
9823361.00
9823432.00
9822741.00
9822718.00
9822679.00
9821770.00
9821943.00
9821999.00
9821709.00
9821473.00
9821330.00
9820881.00
9820991.00
9821002.00
9820793.00
9820562.00
9820189.00
9820160.00
9820162.00
9820119.00
9815487.00
9815059.00
9816443.00
9816663.00
9816830.00
9816437.00
9816287.00
9816149.00
9816337.00
9816062.00
9816985.00
9816710.00
9816487.00
9816285.00
9816301.00
9816319.00
9816318.00
9817575.00
9817695.00
9817816.00
9817990.00
9816660.00
9816777.00

Jarak
10.25
10.70
11.02
11.61
11.07
11.30
11.69
10.54
10.69
11.08
11.22
11.67
11.93
12.06
11.20
11.56
11.67
11.43
11.60
11.86
11.99
11.10
10.46
10.92
10.21
10.40
10.54
10.69
10.46
10.66
10.92
10.90
11.11
11.11
11.12
11.27
11.56
11.91
12.32
11.35
11.75
11.76
11.87
13.10
13.31

125
Lampiran 7 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak > 10 kilometer
No
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135

Pusat Kecamatan
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Belinyu
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling

No Tambang
370
371
372
373
374
376
377
378
379
380
381
384
385
386
389
390
391
435
436
437
438
439
440
879
880
881
882
883
884
885
886
887
888
889
890
891
892
893
894
895
896
897
898
899
900

Koord X
597729.25
598106.50
598421.44
593068.44
592659.50
592370.69
592199.50
592551.44
592689.19
592877.44
592931.00
591676.00
591892.50
592036.44
591558.88
591690.13
592123.25
591408.63
591456.44
591207.06
591477.88
591191.69
591748.63
602503.13
602667.63
602211.88
600892.69
600622.38
600004.63
592587.81
592278.63
592421.00
592289.75
592217.00
592490.00
592484.38
592201.94
592388.75
592114.56
592187.56
592383.50
592206.69
592057.19
591850.06
591637.63

Koord Y
9816832.00
9816678.00
9816937.00
9813518.00
9813665.00
9813350.00
9813303.00
9813136.00
9812794.00
9813006.00
9813312.00
9812934.00
9812918.00
9813110.00
9812627.00
9812298.00
9812253.00
9810336.00
9810069.00
9809646.00
9809351.00
9808819.00
9804877.00
9754418.00
9753969.00
9753257.00
9753451.00
9753186.00
9753242.00
9750567.00
9750359.00
9749636.00
9749444.00
9749150.00
9749192.00
9749656.00
9748819.00
9748625.00
9748678.00
9748431.00
9748014.00
9747904.00
9748169.00
9747937.00
9748144.00

Jarak
13.62
14.02
14.27
10.74
10.32
10.29
10.19
10.57
10.90
10.90
10.75
10.06
10.22
10.20
10.20
10.52
10.85
11.86
12.10
12.31
12.70
13.00
16.74
68.44
69.01
68.50
68.69
68.49
69.86
70.03
70.76
70.94
71.22
71.21
70.75
71.55
71.76
71.68
71.93
72.37
72.46
72.18
72.39
72.16
71.77

126
Lampiran 7 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak > 10 kilometer
No
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180

Pusat Kecamatan
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Petaling
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip

No Tambang
901
902
903
904
905
906
907
908
57
111
113
115
118
145
160
392
393
394
395
396
397
398
400
401
402
426
427
428
429
430
431
432
433
434
441
442
443
444
445
446
447
448
449
450
451

Koord X
591670.88
591480.13
591321.13
591356.69
591681.06
590752.63
590596.75
590459.81
618535.00
614798.00
617084.00
614931.00
616644.00
604548.00
614023.00
594222.25
594368.50
593910.44
594220.44
594482.50
595219.63
595064.81
594544.50
594422.38
594489.44
594454.69
594101.44
594124.50
593006.44
593308.50
593448.44
593642.56
594752.63
591649.81
591764.25
591458.06
591253.38
590946.94
592014.88
594713.44
594223.44
594531.88
594563.75
594503.38
592744.81

Koord Y
9748546.00
9748537.00
9748535.00
9748752.00
9748756.00
9748725.00
9748990.00
9749262.00
9806892.00
9809734.00
9808852.00
9802147.00
9806658.00
9795780.00
9802375.00
9812279.00
9811759.00
9811760.00
9811382.00
9811278.00
9811344.00
9810999.00
9810369.00
9809948.00
9809662.00
9806246.00
9806522.00
9806198.00
9806591.00
9806340.00
9806342.00
9806071.00
9805290.00
9810383.00
9805163.00
9805229.00
9804801.00
9804364.00
9803907.00
9805372.00
9803293.00
9803042.00
9802515.00
9802247.00
9801951.00

Jarak
71.76
71.74
71.53
71.56
71.50
71.22
70.94
68.57
13.89
10.46
12.55
11.47
12.01
11.43
10.55
11.59
11.23
11.65
11.22
10.94
10.29
10.30
10.78
10.58
10.44
10.23
10.56
10.57
11.65
11.37
11.23
11.06
10.07
13.37
13.04
13.33
13.61
13.99
13.05
10.10
11.13
10.94
11.12
11.29
13.01

127
Lampiran 7 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak > 10 kilometer
No
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225

Pusat Kecamatan
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip

No Tambang
452
453
454
455
456
457
458
459
471
472
473
474
475
476
477
478
479
480
481
482
483
484
485
486
487
488
549
550
551
553
554
555
556
557
558
559
560
561
562
563
564
565
566
571
572

Koord X
592926.31
592853.94
592906.88
594450.56
594504.50
594777.69
595246.38
595511.25
597557.25
600405.81
600528.69
600673.50
600695.56
601019.25
601257.50
601224.00
601790.13
603169.13
603216.69
603321.06
603507.25
602982.13
602781.44
601926.94
602190.44
602503.56
614443.88
614403.81
614514.63
615949.25
615793.38
616791.44
616454.94
616484.00
616709.88
616776.19
616430.00
616453.50
616093.75
616148.50
615898.25
615910.13
615005.06
615121.44
615594.31

Koord Y
9801674.00
9801348.00
9801184.00
9800313.00
9800587.00
9800616.00
9800265.00
9800453.00
9827305.00
9819060.00
9818897.00
9819019.00
9819299.00
9818839.00
9819122.00
9818740.00
9818741.00
9817817.00
9817569.00
9817354.00
9817217.00
9817503.00
9817265.00
9817432.00
9817213.00
9817096.00
9809805.00
9809442.00
9809221.00
9809474.00
9809218.00
9809275.00
9809220.00
9808921.00
9808657.00
9808435.00
9808653.00
9808291.00
9808579.00
9808262.00
9808437.00
9807985.00
9808648.00
9807454.00
9807797.00

Jarak
12.96
13.17
13.19
12.31
12.11
11.87
11.69
11.36
21.30
12.58
12.38
12.45
12.71
12.17
12.38
12.02
11.87
10.70
10.45
10.22
10.06
10.42
10.22
10.57
10.29
10.11
10.14
10.01
10.07
11.53
11.33
12.32
11.98
11.96
11.96
12.19
11.87
11.86
11.53
11.55
11.32
11.29
10.46
10.48
11.97

128
Lampiran 7 (lanjutan)
Jarak tambang timah rakyat dengan pusat kecamatan
kategori jarak > 10 kilometer
No
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245

Pusat Kecamatan
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Riau Silip
Sungailiat

No Tambang
573
574
575
576
577
578
579
580
581
582
583
584
585
599
600
601
602
603
604
127

Koord X
615774.81
615867.75
616308.19
617537.81
617954.50
617184.31
616996.81
617669.75
616661.81
616417.56
616176.63
615097.88
614954.38
613690.69
613946.50
613777.06
614119.25
614273.25
614108.44
628225.00

Koord Y
9807602.00
9807807.00
9807685.00
9808057.00
9808316.00
9807308.00
9807032.00
9806627.00
9806335.00
9806542.00
9806997.00
9806773.00
9806542.00
9802698.00
9802587.00
9802394.00
9802506.00
9802400.00
9802347.00
9785535.00

Jarak
11.14
11.24
11.67
12.92
13.36
12.54
12.35
13.04
12.05
11.79
11.53
10.46
10.33
10.11
10.39
10.33
10.58
10.77
10.64
11.25

129
Lampiran 8 Peta respon terhadap peningkatan ekonomi akibat tambang timah
rakyat
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG

130'32"

LOKASI
PENELITIAN

T
$

T
$

SELAT BANGKA

T Belinyu
Kec.
T $
$
T
$
T
$

T
$

T
$

T
$

T
$

T
$

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

130'32"

LAUT NATUNA
T
$

10618'17"

T
$

TELUK
KLABAT

T
$

T
$
Kec. Riau Silip
T
$

T
$
$
T

LAUT CINA SELATAN


T
$
T
T $
$

T
$
T
$

152'54"

KABUPATEN BANGKA $T

T
$
T
$
TKec. Pemali
$
T
$

T
$

T
T $
T $
$

Kec. Bakam

T$
T$
$
T
$$
T
T
T
$

T
$

TSungailiat
T $
$
Kec.

$
T
$
T
T T
$
$
$
T
T
$
T
T $
$
T
$

KABUPATEN
BANGKA BARAT

T
$
$
T

Kec. Puding Besar

T
$

T
T $
$

24'05"

Kec. Mendo Barat

24'05"

T
$
Kec.
Merawang
T
$

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

152'54"

T
T$
$
T
$

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA RESPON TERHADAP


PENINGKATAN EKONOMI
AKIBAT TAMBANG TIMAH RAKYAT

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Peningkatan ekonomi :

$
T
T
$

setuju

tidak setuju

E
S

10

Legenda :
batas kabupaten

batas desa

0
Kilometers

batas kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Kondisi fisik desa :


sangat buruk
buruk

normal
agak buruk

tidak dianalisis

Sumber :
Hasil wawancara

10

130
Lampiran 9 Peta respon terhadap dampak buruk dari tambang timah rakyat

10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

Kec.
# # Belinyu
#

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

TELUK
KLABAT

]'
Kec. Riau Silip
]'

#
#

LAUT CINA SELATAN


#
# #

]'

##

KABUPATEN BANGKA #

#
#
#Kec. Pemali
#

]' ]'

]'

Kec. Bakam
]'
#

KABUPATEN
BANGKA BARAT

# ##
##
#

]'

152'54"

152'54"

# #Sungailiat
Kec.
#
#

]'

]'
#
#

Kec. Puding Besar


24'05"

24'05"

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

# #

#
Kec.
Merawang
#

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA PENGETAHUAN RESPONDEN


TERHADAP DAMPAK BURUK
TAMBANG TIMAH RAKYAT

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Dampak buruk tambang timah rakyat :


#
]'

tahu

tidak tahu
S

10

Legenda :
batas kabupaten

batas desa

0
Kilometers

batas kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Kondisi fisik desa :


sangat buruk
buruk

normal
agak buruk

tidak dianalisis

Sumber :
Hasil wawancara

10

131
Lampiran 10 Peta respon terhadap kecelakaan di lokasi tambang timah rakyat di
desa contoh
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG

130'32"

#
Y

SELAT BANGKA

# Belinyu
Kec.
# Y
Y
#
Y

#
Y

#
Y

#
Y

#
Y

#
Y

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

LOKASI
PENELITIAN

#
Y

#
Y

130'32"

LAUT NATUNA
#
Y

10618'17"

#
Y

TELUK
KLABAT

Y
#
Y
Kec. Riau
Silip
#
Y

#
Y
#
Y

LAUT CINA SELATAN


#
Y
#
# Y
Y

#
Y
152'54"

KABUPATEN BANGKA Y#

#
#
Y
Y
#Kec. Pemali
Y
#
Y

#
Y

#
# Y
# Y
Y

Kec. Bakam

#Y
#Y
Y
#
#Y
Y
#
#
Y

#
Y

#Sungailiat
# Y
Y
Kec.

#
Y
#
Y
# #
Y
#
Y
# Y
Y
#
# Y
Y
#
Y

KABUPATEN
BANGKA BARAT

#
Y
#
Y

Kec. Puding Besar

#
Y

#
# Y
Y

24'05"

Kec. Mendo Barat

24'05"

#
Y
Kec.
Merawang
#
Y

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

152'54"

#
Y

#
#Y
Y
#
Y

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA RESPON TERHADAP


KECELAKAAN KERJA
DI LOKASI TAMBANG TIMAH RAKYAT

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Kecelakaan di lokasi tambang timah rakyat :

# tidak ada
Y
# ada
Y

E
S

10

Legenda :
batas kabupaten

batas desa

0
Kilometers

batas kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Kondisi fisik desa :


sangat buruk
buruk

normal
agak buruk

tidak dianalisis

Sumber :
Hasil wawancara

10

132
Lampiran 11 Peta respon terhadap keberadaan tambang timah rakyat

10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG

130'32"

# #
Kec.
#
Y

SELAT BANGKA

Belinyu
#

#
#
Y

#
Y

#
Y

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

LOKASI
PENELITIAN

#
Y

#
Y

130'32"

LAUT NATUNA
#
Y

10618'17"

#
Y

TELUK
KLABAT

#
Y

#
Y
Kec. Riau Silip
#
Y

#
Y
#
Y

LAUT CINA SELATAN


#
# #

#
152'54"

KABUPATEN BANGKA Y#

#
#
Y
Y
#Kec. Pemali
Y
#
Y

# #
# Y
Y

Kec. Bakam

# ##
#Y
Y
#
#
Y

#
Y

#Sungailiat
# Y
Y
Kec.

#
Y
#
Y
# Y
Y
#
#
Y
#
#
# Y
Y
#
Y

KABUPATEN
BANGKA BARAT

#
Y
#

Kec. Puding Besar

#
Y

#
# Y
Y

24'05"

Kec. Mendo Barat

24'05"

#
Kec.
Merawang
#

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

152'54"

# #
#

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA
RESPON TERHADAP KEBERADAAN
TAMBANG TIMAH RAKYAT
DI KABUPATEN BANGKA
PROVINSI BANGKA BELITUNG

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Respon terhadap keberadaan tambang timah rakyat :


#

tidak setuju

#
Y

setuju

N
W

E
S

10

Legenda :
batas kabupaten

batas desa

0
Kilometers

batas kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Kondisi fisik desa :


sangat buruk
buruk

normal
agak buruk

tidak dianalisis

Sumber :
Hasil wawancara

10

133
Lampiran 12 Peta respon tentang perubahan areal perkebunan menjadi areal
pertambangan timah rakyat
10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'32"

LAUT NATUNA

130'32"

10618'17"

LOKASI
PENELITIAN

SELAT BANGKA

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

Kec.
% % Belinyu
%
%
%
%
%
%
%
]'

TELUK
KLABAT

%
Kec. Riau Silip
%

%
%

LAUT CINA SELATAN


Z
$
Z %
$

]'

KABUPATEN BANGKA % %

]'

]' ]'

]'

%
Kec.

%
Pemali

%%%

Kec. Bakam

]' ]' ]'


%%
%
% %
Kec.
Sungailiat

% %
% % %
%
% %
%

KABUPATEN
BANGKA BARAT
Kec. Puding Besar

]'

]' ]'

24'05"

Kec. Mendo Barat

24'05"

]'
Kec.
Merawang
]'

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

]'

152'54"

152'54"

]'

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA PENDAPAT RESPONDEN


TERHADAP PERUBAHAN FUNGSI
PERKEBUNAN MENJADI
AREAL PERTAMBANGAN

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Perubahan perkebunan menjadi areal pertambangan:

']
Z
$

tidak ada

ada

N
W

tidak tahu
S

10

Legenda :
batas kabupaten

batas desa

0
Kilometers

batas kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Kondisi fisik desa :


sangat buruk
buruk

normal
agak buruk

tidak dianalisis

Sumber :
Hasil wawancara

10

134
Lampiran 13 Peta respon terhadap peruntukan lahan pasca tambang timah rakyat

10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG

130'32"

LOKASI
PENELITIAN

X
(

X
(

SELAT BANGKA

Kec.
X
( \& Belinyu
X
(
\&
T
$
\&
X
(
X
(
\&

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

130'32"

LAUT NATUNA
\&

10618'17"

X
(

TELUK
KLABAT

\&

\&
Kec. Riau Silip
\&

\&
\&

LAUT CINA SELATAN


\&
T \&
$

T
$
T
$

152'54"

KABUPATEN BANGKA \& \&


T
$

\&Kec.

X
(

\& \& \&

Kec. Bakam

(X
TX
$
(
$X
T
(
#
Y

X
(
Pemali
\&

(Sungailiat
X
( X
Kec.

T
$
X
(
X
( \&
X
(
X
(
\&
(
X
\&

KABUPATEN
BANGKA BARAT

X
(
X
(

Kec. Puding Besar

152'54"

T
T$
$
T
$

X
(

T
X
( $

24'05"

Kec. Mendo Barat

24'05"

X
(
Kec.
Merawang
X
(

KOTA
PANGKAL PINANG
215'16"

215'16"

SELAT BANGKA

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA PENDAPAT RESPONDEN


TERHADAP PERUNTUKAN LAHAN
PASCA TAMBANG TIMAH RAKYAT

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Peruntukan lahan pasca tambang timah rakyat :


X
( hutan

\& tambak dan kebun

# kebun
Y

T
$

N
W

tidak tahu

10

Legenda :
batas kabupaten

batas desa

0
Kilometers

batas kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Kondisi fisik desa :


sangat buruk
buruk

normal
agak buruk

tidak dianalisis

Sumber :
Hasil wawancara

10

135
Lampiran 14 Peta respon terhadap pencabutan izin tambang timah rakyat

10533'33"

10544'44"

10555'55"

1067'06"

PROVINSI BANGKA BELITUNG

130'32"

LOKASI
PENELITIAN

Z
$

Z
$

SELAT BANGKA

\Kec.
& \& Belinyu
\&
\&
\&
Z
$
[
%
Z
$
[
%

LA U T J AW A

141'43"

141'43"

130'32"

LAUT NATUNA
Z
$

10618'17"

\&

TELUK
KLABAT

[
%

\&
Kec. Riau Silip
[
%

Z
$
[%

LAUT CINA SELATAN


\&
\& \&

\&
\&

152'54"

KABUPATEN BANGKA \&

Z
$
[
%
[Kec. Pemali
%
[
%

\&

Z \&
[ $
%

Kec. Bakam

\&\&\&
[% $
Z
\&

[
%

[Sungailiat
Z %
$
Kec.

[
%
[%
[% %
[
$
Z
\&
[
%
[
%
[
%

KABUPATEN
BANGKA BARAT

Z
$
\&

Kec. Puding Besar

Z
$

\& \&

24'05"

Kec. Mendo Barat

24'05"

Z
$
Kec.
Merawang
\&

KOTA
PANGKAL PINANG

SELAT BANGKA

215'16"

215'16"

152'54"

\& \&
\&

KABUPATEN
BANGKA TENGAH

10533'33"

10544'44"

PETA RESPON TERHADAP


PENCABUTAN IZIN
TAMBANG TIMAH RAKYAT
DI KABUPATEN BANGKA

10555'55"

1067'06"

10618'17"

Pencabutan izin tambang timah rakyat :

&
\ setuju
Z tidak peduli
$
%
[ tidak setuju

E
S

10

Legenda :
batas kabupaten

batas desa

0
Kilometers

batas kecamatan

PS. PERENCANAAN WILAYAH


IPB BOGOR
2007

Kondisi fisik desa :


sangat buruk
buruk

normal
agak buruk

tidak dianalisis

Sumber :
Hasil wawancara

10

136
Lampiran 15 Peta kesesuaian tumbuh tanaman lada
10540'

10550'

10600'

10610'

1062 0'

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'

130'

LOKASI
PENELITIAN

LAUT NATUNA

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu
140'

140'

LA U T J AW A

TELUK
KLABAT

Kec. Riau Silip

150'

150'

LAUT CINA SELATAN

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

200'

2 00'

KABUPATEN
BANGKA BARAT

Kec. Puding Besar

Kec. Merawang

2 10'

2 10'

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

KABUPATEN
BANGKA TENGAH
22 0'

220'

SELAT BANGKA

10540'

PETA
KELAS KESESUAIAN TUMBUH
TANAMAN LADA

10550'

10600'

10610'

1062 0'

Legenda :

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

S
10

Kelas Kesesuaian Tumbuh :


PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

S2
S3

N
Tanpa Keterangan

0
Kilometer

Sumber :
Hasil Analisis

10

137
Lampiran 16 Peta kesesuaian tumbuh tanaman karet

10540'

10550'

10600'

10610'

10620'

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'

130'

LOKASI
PENELITIAN

LAUT NATUNA

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu
140'

140'

LA UT J AW A

TELUK
KLABAT

Kec. Riau Silip

150'

150'

LAUT CINA SELATAN

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

200'

200'

KABUPATEN
BANGKA BARAT

Kec. Puding Besar

Kec. Merawang

210'

210'

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

KABUPATEN
BANGKA TENGAH
22 0'

2 20'

SELAT BANGKA

10540'

PETA
KELAS KESESUAIAN TUMBUH
TANAMAN KARET

10550'

10600'

10610'

10620'

Legenda :

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

S
10

Kelas Kesesuaian Tumbuh :


PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

S2
S3

N
Tanpa Keterangan

0
Kilometer

Sumber :
Hasil Analisis

10

138
Lampiran 17 Peta kesesuaian tumbuh tanaman kelapa sawit
10540'

10550'

10600'

10610'

10620'

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'

130'

LOKASI
PENELITIAN

LAUT NATUNA

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu
140'

140'

LA UT J AW A

TELUK
KLABAT

Kec. Riau Silip

150'

150'

LAUT CINA SELATAN

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

200'

200'

KABUPATEN
BANGKA BARAT

Kec. Puding Besar

Kec. Merawang

210'

210'

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

KABUPATEN
BANGKA TENGAH
220'

2 20'

SELAT BANGKA

10540'

PETA
KELAS KESESUAIAN TUMBUH
TANAMAN KELAPA SAWIT

10550'

10600'

10610'

10620'

Legenda :

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

S
10

Kelas Kesesuaian Tumbuh :


PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

S2
S3

N
Tanpa Keterangan

0
Kilometer

Sumber :
Hasil Analisis

10

139
Lampiran 18 Peta kesesuaian tumbuh tanaman kelapa
10540'

10550'

10600'

10610'

10620'

PROVINSI BANGKA BELITUNG


130'

130'

LOKASI
PENELITIAN

LAUT NATUNA

SELAT BANGKA

Kec. Belinyu
140'

140'

LA UT J AW A

TELUK
KLABAT

Kec. Riau Silip

150'

150'

LAUT CINA SELATAN

KABUPATEN BANGKA
Kec. Pemali
Kec. Sungailiat

Kec. Bakam

200'

200'

KABUPATEN
BANGKA BARAT

Kec. Puding Besar

Kec. Merawang

2 10'

210'

Kec. Mendo Barat

KOTA
PANGKAL PINANG

KABUPATEN
BANGKA TENGAH
220'

220'

SELAT BANGKA

10540'

PETA
KELAS KESESUAIAN TUMBUH
TANAMAN KELAPA

10550'

10600'

10610'

10620'

Legenda :

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

S
10

Kelas Kesesuaian Tumbuh :


PS. PERENCANAAN WILAYAH
IPB BOGOR
2007

S2
S3

N
Tanpa Keterangan

0
Kilometer

Sumber :
Hasil Analisis

10

140
Lampiran 19
Kriteria kesesuaian lahan komoditi lada (Piper nigrum LINN)
Persyaratan Penggunaan/
Karakteristik Lahan
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)
Lamanya masa kering (bl)
Ketersediaan Oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut
Ketebalan (cm)
+ dengan sisipan / pengkayaan
Kematangan
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O

S1

Kelas Kesesuaian Lahan


S2
S3

25 - 28

22 - 25
28 - 32

20 - 22
32 - 35

< 20
> 35

1700 - 2500

1450 - 1700
2500 - 3500
2-3

1250 - 1450
3500 - 4000
3-4

< 1250
> 4000
>4

<2
baik, agak baik

agak terhambat

terhambat
agak cepat

sangat terhambat,
cepat

h, ah, s
< 15
> 100

h, ah, s
15 - 35
75 - 100

ak

< 60
< 140
saprik +

60 - 140
140 - 200
saprik
hemik +

140 - 200
200 - 400
hemik
fibrik +

> 16
> 20
5,0 - 6,5

16
20
4,2 - 5,0
6,5 - 7,0
0,8

35 - 55
50 - 75

< 4,2
> 7,0

C-organik (%)
> 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m)
<2
2-3
3-4
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)
Bahaya Sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm)
> 125
100 - 125
60 - 100
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
<8
8 - 16
16 - 30
Bahaya erosi
sr
r - sd
b
Bahaya banjir (fh)
Genangan
F0
F1
F2
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
<5
5 - 15
15 - 40
Singkapan batuan (%)
<5
5 - 15
15 - 25
Keterangan :
Tekstur : h = halus; ah = agak halus; s = sedang; ak = agak kasar
+ = gambut dengan sisipan/pengkayaan bahan mineral
Bahaya erosi : sr = sangat ringan; r = ringan; sd = sedang; b = berat; sb = sangat berat

> 55
< 50
> 200
> 400
fibrik

>4
< 60
> 30
sb
> F3
> 40
> 25

141
Lampiran 20
Kriteria kesesuaian lahan komoditi karet (Hevea brasiliensis)
Persyaratan Penggunaan/
Karakteristik Lahan
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)

S1

Media perakaran (rc)


Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut
Ketebalan (cm)
+ dengan sisipan / pengkayaan
Kematangan
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O
C-organik (%)
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m)
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)
Bahaya Sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm)
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)

26 - 30

30 - 34
24 - 26

22 - 24

> 34
< 22

2500 - 3000

2000 - 2500
3000 - 3500
2-3

1500 - 2000
3500 - 4000
3-4

< 1500
> 4000
>4

Lamanya masa kering (bl)


Ketersediaan Oksigen (oa)
Drainase

Kelas Kesesuaian Lahan


S2
S3

1-2

agak
terhambat
terhambat

sangat terhambat,
cepat

h, ah, s
15 - 35
75 - 100

ak

60 - 140
140 - 200
saprik
hemik +

140 - 200
200 - 400
hemik
fibrik +

baik

sedang

h, ah, s
< 15
> 100
< 60
< 140
saprik +

< 35
5,0 - 6,0

35 - 60
50 - 75

> 60
< 50
> 200
> 400
fibrik

> 50
> 6,5
< 4,5

> 0,8

35 - 50
6,0 - 6,5
4,5 - 5,0
0,8

< 0,5

0,5 - 1

1-2

>2

> 175

125 - 175

75 - 125

< 75

<8

8 - 16

16 - 30
16 - 45
b

> 30
> 45
sb

Bahaya erosi
sr
r - sd
Bahaya banjir (fh)
Genangan
F0
F1
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
<5
5 - 15
15 - 40
Singkapan batuan (%)
<5
5 - 15
15 - 25
Keterangan :
Tekstur : h = halus; ah = agak halus; s = sedang; ak = agak kasar
+ = gambut dengan sisipan/pengkayaan bahan mineral
Bahaya erosi : sr = sangat ringan; r = ringan; sd = sedang; b = berat; sb = sangat berat

> F2
> 40
> 25

142
Lampiran 21
Kriteria kesesuaian lahan komoditi kelapa sawit (Elaeis guineensis)
Persyaratan Penggunaan/
Karakteristik Lahan
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (C)
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan (mm)
Lamanya masa kering (bl)
Ketersediaan Oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut
Ketebalan (cm)
+ dengan sisipan / pengkayaan
Kematangan
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O

S1

Kelas Kesesuaian Lahan


S2
S3

25 - 28

22 - 25
28 - 32

20 - 22
32 - 35

< 20
> 35

1700 - 2500

1450 - 1700
2500 - 3500
2-3

1250 - 1450
3500 - 4000
3-4

< 1250
> 4000
>4

<2
baik, agak baik

agak terhambat

terhambat
agak cepat

sangat terhambat,
cepat

h, ah, s
< 15
> 100

h, ah, s
15 - 35
75 - 100

ak

< 60
< 140
saprik +

60 - 140
140 - 200
saprik
hemik +

140 - 200
200 - 400
hemik
fibrik +

> 16
> 20
5,0 - 6,5

16
20
4,2 - 5,0
6,5 - 7,0
0,8

35 - 55
50 - 75

< 4,2
> 7,0

C-organik (%)
> 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m)
<2
2-3
3-4
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)
Bahaya Sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm)
> 125
100 - 125
60 - 100
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
<8
8 - 16
16 - 30
Bahaya erosi
sr
r - sd
b
Bahaya banjir (fh)
Genangan
F0
F1
F2
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
<5
5 - 15
15 - 40
Singkapan batuan (%)
<5
5 - 15
15 - 25
Keterangan :
Tekstur : h = halus; ah = agak halus; s = sedang; ak = agak kasar
+ = gambut dengan sisipan/pengkayaan bahan mineral
Bahaya erosi : sr = sangat ringan; r = ringan; sd = sedang; b = berat; sb = sangat berat

> 55
< 50
> 200
> 400
fibrik

>4
< 60
> 30
sb
> F3
> 40
> 25

143
Lampiran 22
Kriteria kesesuaian lahan komoditi kelapa (Cocos nicifera)
Persyaratan Penggunaan/
Karakteristik Lahan
Temperatur (tc)
Temperatur rerata (C)

S1

Kelas Kesesuaian Lahan


S2
S3

25 - 28

28 - 32
23 - 25

2000 - 3000

1300 - 2000

0-2
> 60

3000 - 4000
2-4
50 - 60

32 - 35
20 - 23

> 35
< 20

Ketersediaan air (wa)


Curah hujan (mm)
Lamanya masa kering (bl)
Kelembaban (%)
Ketersediaan Oksigen (oa)
Drainase
Media perakaran (rc)
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut
Ketebalan (cm)
+ dengan sisipan / pengkayaan
Kematangan
Retensi hara (nr)
KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa (%)
pH H2O

1000 1300
4000 5000
4-6
< 50

< 1000
> 5000
>6

baik, agak baik

agak terhambat

terhambat
agak cepat

sangat terhambat,
cepat

h, ah, s
< 15
> 100

h, ah, s, ak
15 - 35
75 - 100

sh
35 - 55
50 - 75

< 60
< 140
saprik +

60 - 140
140 - 200
saprik
hemik +

140 - 200
200 - 400
hemik
fibrik +

> 20
5,2 - 7,5

20
4,8 - 5,2
7,5 - 8,0
0,8

< 4,8
> 8,0

> 55
< 50
> 200
> 400
fibrik

C-organik (%)
> 0,8
Toksisitas (xc)
Salinitas (dS/m)
< 12
12 - 16
16 - 20
> 20
Sodisitas (xn)
Alkalinitas/ESP (%)
Bahaya Sulfidik (xs)
Kedalaman sulfidik (cm)
> 125
100 - 125
60 - 100
< 60
Bahaya erosi (eh)
Lereng (%)
<8
8 - 16
16 - 30
> 30
Bahaya erosi
sr
r - sd
b
sb
Bahaya banjir (fh)
Genangan
F0
F1
> F2
Penyiapan Lahan (lp)
Batuan di permukaan (%)
<5
5 - 15
15 - 40
> 40
Singkapan batuan (%)
<5
5 - 15
15 - 25
> 25
Keterangan :
Tekstur : sh = sangat halus (tipe liat 2:1); h = halus; ah = agak halus; s = sedang; ak = agak kasar
+ = gambut dengan sisipan/pengkayaan bahan mineral
Bahaya erosi : sr = sangat ringan; r = ringan; sd = sedang; b = berat; sb = sangat berat

Anda mungkin juga menyukai