Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN
Sel Surya (Fotovoltaik)
Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu
mengkonversilangsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai
pemeran utama untukmemaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang
sampai kebumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari
matahari juga bisa dimaksimalkanenergi panasnya melalui sistem solar thermal.
Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan,
dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan saat disinari
dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel
surya komersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit
dalam skala milliampere per cm.
Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi,sehingga umumnya
sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modulsurya biasanya
terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 Vdalam kondisi
penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel
atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang
dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya.

Jenis-Jenis Panel Sel Surya


Panel sel surya mengubah intensitas sinar matahari menjadi energi listrik. Panel sel surya
menghasilkan arus yang digunakan untuk mengisi batere.
Panel sel surya terdiri dari photovoltaic, yang menghasilkan listrik dari intensitas cahaya, saat
intensitas cahaya berkurang (berawan, hujan, mendung) arus listrik yang dihasilkan juga akan
berkurang.
Dengan menambah panel sel surya (memperluas) berarti menambah konversi tenaga surya.
Umumnya panel sel surya dengan ukuran tertentu memberikan hasil tertentu pula. Contohnya
ukuran a cm x b cm menghasilkan listrik DC (Direct Current) sebesar x Watt per hour/ jam.
Jenis panel sel surya:

Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal
memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat
mendung.
Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas yang
paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah
tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya
akan turun drastis dalam cuaca berawan.
Amorphous

Silikon Amorf (a-Si) telah digunakan sebagai bahan sel photovoltaic untuk kalkulator selama
beberapa waktu. Meskipun mempunyai kinerja yang lebih rendah dibandingkan sel surya
tradisional c-Si, ini tidak penting dalam kalkulator, yang menggunakan daya sangat rendah. aSi mempunyai kemampuan untuk dengan mudah disimpan.
Baru-baru ini, perbaikan dalam teknik konstruksi a-Si telah membuat mereka lebih menarik
bagi besar wilayah pemanfaatan sel surya. Disini efisiensi yang lebih tinggi dapat dicapai
dengan menumpuk beberapa sel tipis-film di atas satu sama lain, masing-masing sesuai untuk
bekerja dengan baik pada frekuensi cahaya tertentu. Pendekatan ini tidak berlaku untuk c-sel
Si, yang tebal sebagai hasil dari teknik konstruksi mereka dan karenanya sangat buram,
menghalangi cahaya mencapai lapisan lain dalam tumpukan.
Pembuatan dari a-Si dalam produksi skala besar tidak efisien, tetapi biaya. a-Si sel
menggunakan sekitar 1% dari silikon yang dibutuhkan untuk sel c- Si, dan biaya silikon
adalah faktor terbesar dalam biaya pembuatan sel. Namun, biaya lebih tinggi karena
pembuatan konstruksi multi-layer, sampai saat ini, membuat a-Si tidak menarik kecuali dalam
peran mana ketipisan atau fleksibilitas adalah keuntungan.
Struktur Sel Surya

Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-jenis teknologi sel


suryapun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua
, tiga danempat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula (Jenisjenis teknologisurya akan dibahas di tulisan Sel Surya : Jenis-jenis teknologi). Dalam
tulisan ini akan dibahas struktur dan cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran
saat ini yaitu sel
surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel
uryagenerasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis)

Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya.


Secara umum terdiri dari :
1.

Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya.

Materialsubstrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi
sebagaikontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau
logamseperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC)
dan selsurya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga
materialyang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium
tinoxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).
2.

Material semi konduktor


Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya

mempunyaitebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama
(silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah
yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari.
3

Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon,
yang umum diaplikasikan diindustri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis,
material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya
materialCu(In,Ga)(S,Se)2(CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon,
disampingmaterial-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam
penelitianintensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4(CZTS) dan Cu2O (copper oxide).

Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material
semikonduktor yaitusemikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas)
dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi
kunci dari prinsipkerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip pn junction dansel surya akan dibahas dibagian cara kerja sel surya.
3.

Kontak metal /contact grid


Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor

biasanyadilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif.
4.

Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap

olehsemikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan antirefleksi.Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif
optikantara semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke
arahsemikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali
5.

Enkapsulasi /cover glass


Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan

atau kotoran.
4

Prinsip Dasar
Sel surya atau photovoltaic adalah alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat pertama kali pada tahun 1880 oleh Charles
Fritts.
Pembangkit listrik tenaga surya tipe photovoltaic adalah pembangkit listrik yang
menggunakan perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik untuk menghasilkan listrik. Solar
panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan
lapisan panel Ndi bagian bawah. Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari
menyebabkan elektron di lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton
mengalir ke lapisan panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus
listrik.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila
tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi,
kalkulatorgenggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat
dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam
sebuah pengaturan net metering.
Banyak bahan semikonduktor yang dapat dipakai untuk membuat sel surya
diantaranya Sillicon, Titanium Oksida, Germanium, dll.

Hingga tahun 1980-an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih sangat
rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik. Tahun 1982, Hans
Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil bertenaga surya pertama untuk jarak 4000
km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Tahun 1985 University of
South Wales Australia memecahkan rekor efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah kondisi
satu cahaya matahari. Tahun 2007University of Delaware berhasil menemukan solar cell
technology yang efisiensinya mencapai 42.8% Hal ini merupakan rekor terbaru untuk "thin
film photovoltaic solar cell." Perkembangan dalam risetsolar cell telah mendorong
komersialisasi dan produksi solar cell untuk penggunaannya sebagai sumber daya listrik.
Tenaga matahari dapat diubah menjadi tenaga listrik dengan dua cara:

Photovoltaic (PV device) atau Solar Cell, yaitu mengubah cahaya matahari

langsung menjadi listrik. Cara ini umumnya digunakan di daerah terpencil yang belum ada
jaringan listrik konvensional. Penggunaan photovolaic banyak digunakan untuk kalkulator,
jam tangan, rambu-rambu jalan, lampu penerangan taman dsb.

Solar Power Plants, sistem ini tidak secara langsung menghasilkan listrik yaitu

panas yang dihasilkan alat pengumpul panas matahari digunakan untuk memanaskan suatu
cairan sehingga menghasilkan tenaga uap untuk tenaga generator.
Lebih mudahnya menerangkan cara kerja panel surya photovoltaic yaitu photon
dari cahaya matahari menabrak electrons menjadi suatu energi yang lebih tinggi sehingga
terjadi listrik. Istilah photovoltaic menjelaskan mode operasi suatu photodiode dimana arus
yang melalui deviceselururuhnya terjadi karena adanya perubahan induksi tenaga cahaya.
Hampir semua peralatan photovoltaic adalah berupa photodiode.
Cara Kerja Sel Surya

Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction
antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom
yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai
kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan
hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan
hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh un
tuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan
untukmendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi
dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron).
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron
(dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika
semikonduktor tipe-p dantipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari
semikonduktor tipe-n ke tipe-psehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipen, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p.
Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrikyang mana ketika
cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorongelektron bergerak
dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik,
dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang,seperti
diilustrasikan pada gambar dibawah.

Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction.


Perbandingan Penggunaan Sel Surya Dengan Energi Lain
Energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi
duniayaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi surya. Energi itu dapat
berubahmenjadi arus listrik yang searah yaitu dengan menggunakan silikon yang tipis.
Sebuah kristalsilindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang
diatur sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong setebal
0,3 mm, akan terbentuklahsel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya
fotovoltaik.
Sel-sel silikon itu dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat
dari alumunium atau bajaanti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada
tiap-tiap sambungan sel itudiberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari
maka pada sambungan itu akanmengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu
tergantung pada jumlah energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu.
Pada asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang
berkerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel
surya menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor
yangdipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang
sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt.
Tetapi karena daya guna konversi energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan
efek fotovoltaik baru mencapai 25% maka produksi listrikmaksimal yang dihasilkan sel surya
8

baru mencapai 250 Watt per m2. Dari sini terlihat bahwa PLTS itu membutuhkan lahan yang
luas. Hal itu merupakan salah satu penyebab harga PLTS menjadi mahal. Ditambah lagi harga
sel surya fotovoltaik berbentuk kristal mahal, hal ini karena proses pembuatannya
yang rumit. Namun, kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit
dibubungkan dengan jaringan listrik PLN. Kemudian sebagai negara tropis Indonesia
mempunyai potensi energi surya yang tinggi. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitusebesar
4,5 kWh/m2/hari. Berarti prospek penggunaan fotovoltaik di masa mendatang cukup cerah.
Untuk itulah perlu diusahakan menekan harga fotovoltaik misalnya dengan cara
sebagai berikut.
Pertama menggunakan bahan semikonduktor lain seperti Kadmium Sulfat dan Galium
Arsenik yang lebih kompetitif. Kedua meningkatkan efisiensi sel surya dari 10% menjadi
15%.Energi listrik yang berasal dari energi surya pertama kali digunakan untuk penerangan
rumahtangga dengan sistem desentralisasi yang dikenal dengan Solar Home System (SHS),
kemudian untuk TV umum, komunikasi dan pompa air. Sementara itu evaluasi program SHS
di Indonesia pada proyek Desa Sukatani, Bampres, dan listrik masuk desa menunjukkan
tanda-tanda yang menggembirakan dengan keberhasilan penerapan secara komersial.
Berdasarkan penelitian yangdilakukan sampai tahun 1994 jumlah pemakaian sistem
fotovoltaik di Indonesia sudah mencapai berkisar 2,5-3 MWp.
Yang pemakaiannya meliputi kesehatan 16%, hibrida 7%, pompa air 5%, penerangan
pedesaan 13%, Radio dan TV komunikasi 46,6% dan lainnya 12,4%. Kemudian dari kajian
awal BPPT diperoleh proyeksi kebutuhan sistem PLTS diperkirakan akan mencapai 50 MWp.
Sementara itu menurut perkiraan yang lain pemakaian fotovoltaik di Indonesia 5-10
tahunmendatang akan mencapai 100 MW terutama untuk penerangan di pedesaan.Sedangkan
permintaan fotovotaik diperkirakan sudah mencapai 52 MWp. Komponen utama sistem surya
fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik.

Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi


kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif
sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul
fotovoltaik tersusun dari beberapasel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel.
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total.
Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa
menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia
tahap pertama adalah membuat bingkai (frame),kemudian membuat laminasi dengan sel-sel
yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam
negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly
cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS,
Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan
sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan.
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih,
mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat.Sedangkan kendala utama yang
dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan
harga perkWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang
terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam penerapannya fotovoltaik dapat digabungkan dengan pembangkit lain seperti
pembangkit tenaga diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM).
Penggabungan ini dinamakan sistem hibrida yang tujuannya untuk mendapatkan daya
guna yang optimal. Pada sistem ini PLTS merupakan komponen utama, sedang pembangkit
listrik lainnya digunakan untuk mengkompensasi kelemahan sistem PLTS dan mengantisipasi
ketidakpastian cuaca dan sinar matahari. Pada sistem PLTS-PLTD, PLTD-nya akan
digunakan sebagai "bank up" untuk mengatasi beban maksimal. Pengkajian dan penerapan
sistem ini sudah dilakukan di Bima (NTB) dengan kapasitas PLTS 13,5 kWp dan PLTD 40
kWp.
Penggabungan antara PLTS dengan PLTM mempunyai prospek yang cerah. Hal ini
karena sumber air yang dibutuhkan PLTM relatif sedikit dan itu banyak terdapa di desa-desa.
Untuk itulah pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang telah merealisasi penerapan
sistem model hidro ini di desa Taratak (Lombok Tengah) dengan kapasitas PLTS 48 kWp dan
PLTM sebesar 6,3 kW. Pada sistem hibrida antara fotovoltaik dengan Fuel Cell (sel bahan
10

bakar), selisih antara kebutuhan listrik pada beban dan listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik
akan dipenuhi oleh fuel cell. Controller berfungsi untukmengatur fuel cell agar listrik yang
keluar sesuai dengan keperluan.
Arus DC yang dihasilkan fuel cell dan arus fotovoltaik digabungkan pada tegangan
DC yang sama kemudian diteruskan ke power conditioning subsystem (PCS) yang berfungsi
untuk mengubah arus DC menjadi arus AC.Keuntungan sistem ini adalah efisiensinya tinggi
sehingga dapat menghemat bahan bakar, dankehilangan daya listrik dapat diperkecil dengan
menempatkan fuel cell dekat pusat beban.
Sistem PLTS
PLTS dengan sistem sentralisasi artinya pembangkit tenaga listrik dilakukan secaraterpusat
dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan distribusi. Sistem ini cocok dan
ekonomis pada daerah dengan kerapatan penduduk yang tinggi. Contohnya PLTS di
DesaKentang Gunung Kidul mempunyai kapasitas daya 19 kWp, kapasitas baterai 200 volt
dan beban berupa penerangan yang terpasang pada 85 rumah. Sementara itu PLTS dengan
sistem individu daya terpasangnya relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya sebesar
50 Wp per rumah tangga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerangan, informasi (TV
dan Radio) dan komunikasi (Radio komunikasi).
Dan sampai tahun 95 sistem ini sudah terpasang sekitar 10.000 unit yang tersebar
diseluruh pedesaan Indonesia dan pengelolaannya yang meliputi pemeliharaan dan
pembayaran dilaksanakan oleh KUD. Melihat trend harga sel surya yang semakin menurun
dan dalam rangka memperkenalkan sistem pembangkit yang ramah lingkungan, pemanfaatan
PLTS dengan sistem individu semakin ditingkatkan. Pada tahap pertama direncanakan akan
dipasang 36.000 unit SHS selama tiga tahun dengan prioritas 10 propinsi di kawasan timur
Indonesia. Paling tidak ada 5 keuntungan pembangkit dengan surya fotovoltaik. Pertama
energi yang digunakan adalah energi yang tersedia secara cuma-cuma. Kedua perawatannya
mudah dan sederhana. Ketiga tidak terdapat peralatan yang bergerak,sehingga tidak perlu
penggantian suku cadang dan penyetelan pada pelumasan. Keempat peralatan bekerja tanpa
suara dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Kelima dapat bekerja secara
otomatis. Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi surya atau lebih umum dikenal
dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
11

1.

Sumber energi yang digunakan sangat melimpah

2.

Sistem yang dikembangkan bersifat modular sehingga dapat dengan mudah

diinstalasidan diperbesar kapasitasnya.


3.

Perawatannya mudah

4.

Tidak menimbulkan polusi

5.

Dirancang bekerja secara otomatis sehingga dapat diterapkan ditempat terpencil

6.

Relatif aman

7.

Keandalannya semakin baik

8.

Adanya aspek masyarakat pemakai yang mengendalikan sistem itu sendiri

9.

Mudah untuk diinstalasi

10. Radiasi matahari sebagai sumber energi tak terbatas


11. Tidak menghasilkan CO2 serta emisi gas buang lainnya. Salah satu kendala yang dihadapi
dengan dalam pengembangan Pembangkit ListrikTenaga Surya adalah Investasi awalnya
yang tinggi dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan juga masih relatif tinggi yaitu
Sekitar ($ USD 3 5 / Wp).Untuk beberapa kondisi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
dapat bersaing dengan pembangkit Konvensional Diesel/Mikrohydro, yaitu pada tempattempat terpencil yang sarana perhubungannya masih belum terjangkau jaringan listrik umum
(PLN)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah
energisuryamenjadi energi listrik. Pembangn listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan
energi surya. Photovoltaicmengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik
menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau

12

cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu
titik untuk menggerakan mesin kalor.
Photovoltaic (photo- cahaya, voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan
pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi
konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang
membentuk dasar listrik.
Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim
seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel surya tidak memancarkan gas
rumah kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida. Panel surya memanfaatkan energi
matahari dan matahari adalah bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet . Panel
surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang sangat rendah karena tidak ada
bagian yang bergerak.
Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak mengalami penurunan
harga. Harga panel rumah sedang saat ini ser IDR27.500/wp (watt peak). Panel surya masih
perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak sinar matahari terbuang sia-sia
dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari
20%. Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel surya.
Saran
Penggunaan energy surya sangat efektif untuk menghemat energi baik didunia
industry maupun rumah tangga, diIndonesia sangat potensial sekali untuk menerapkan system
PLTS untuk sumber energi karena hanya memiliki 2 musim tidak seperti didaerah Jepang,
Amerika dan Negara-Negara lainnya, tetapi sebelum praktek/pengaplikasiannya terjun
kemasyarakat secara luastentunya haruslah diberi pengarahan dulu kepada masyarakat baik
itu lewat media cetak , social, dll.
Dengan adanya pengarahan diharapkan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi,
danmengurungkan niat mereka untuk mengenal teknologi dalam perkemangan dizaman
modern ini. Dengan demikian secara perlahan dengan sudah taunya keuntungan dan
penghematan yang dirasakan secara perlahan mereka akan pindah ke-energi terbarukan PLTS

13

DAFTAR PUSTAKA
Holladay, April.2006. Solar Energy. Microsoft Encarta [DVD].
http://www.academia.edu/9106342/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Surya_PLTS_Energi_Terbar
ukan
http://en.wikipedia.org/wiki/Solar_cell

14

Anda mungkin juga menyukai