Anda di halaman 1dari 20

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MANUSIA DAN

CETAK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pendidikan Sains

Dosen Pengampu : Dra. Ratna Tanjung, M.Pd

Teguh Febri Sudarma,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK 9

MEGA FURI HANDAYANI (4152121027)


MILA RAHMI RANGKUTI (4152121028)
MONICA PRATIWI (4153121042)

FISIKA DIK C 2015

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.P. 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan waktu
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
dirangkum dari beberapa referensi yang bertujuan untuk membantu dalam
mempelajari Filsafat Pancasila.
Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal yang pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
untuk itu besar harapan kami jika ada kritik maupun saran dari dosen maupun
teman-teman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-
makalah kami.
Harapan kami dari penyusunan makalah ini ialah mudah-mudahan apa yang
kami sajikan dalam makalah ini memberikan manfaat baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah ini sebagai tambahan dalam referensi yang telah
ada.

Medan, Februari 2018


Penyusun

KELOMPOK 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 3
2.2 Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Manusia ....................... 3
2.2.1 Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran .................. 4
2.2.2 Langkah-langkah Tekink Pembelajaran Socrates................... 5
2.2.3 Langkah Mengembangkan Pelajaran Interaktif ...................... 6
2.3 Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Cetak ............................ 8
2.3.1 Sejarah dan Tekhnologi Berbasis Cetak ................................. 9
2.3.2 Karakteristik Media Cetak ...................................................... 10
2.3.3 Elemen-elemen Media Berbasis Cetak ................................... 11
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Berbasis Cetak ................ 13
2.3.5 Penerapan Media Berbasis Cetak dalam Pendidikan ............. 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain tujuan
pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa dan karakteristik
siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,
kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu.
Media pembelajaran memiliki berbagai ragam yang perlu dipahami oleh
pendidikan diantaranya adalah media berbasis manusia dan cetak. Media
pembelajaran berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk
mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini
bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara
langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Media pembelajaran
berupa cetak ini memiliki ciri-ciri yang sangat jelas di antaranya yaitu bersifat
tertulis. Sebagai seorang pendidik sangat penting untuk memahami tentang media
berbasis cetak karena media ini sangat umum di gunakan dalam proses belajar
mengajar. Dengan demikian, dalam makalah kami akan membahas tentang media
berbasis manusia dan cetak.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan media berbasis manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan media berbasis cetak?
3. Apa saja karakteristik media cetak?
4. Apa kelebihan dan kekurangan media berbasis cetak?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan media berbasis manusia
2. Mengetahui yang dimaksud dengan media berbasis cetak
3. Mengetahui karakteristik media cetak
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media berbasis cetak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media


Dilihat dari etimologi “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu”.
Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education
Communication Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa“ media adalah
segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi”. Media
pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli,
ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak
jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai
yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai
kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.

2.2 Pengertian Media Berbasis Manusia


Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk
mengirimkan dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh
yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat
menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah
“Bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka anatar-manusia agar
pelaksanaan rencana pelajaran efektif?”.
Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap
atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa.
Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar
melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang
terjadi pada lingkungan belajar. Guru atau instruktur dapat merangkai pesannya
untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar
kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok dapat dimotivasi dan
tertarik belajar sedangkan sebagian lainnya mungkin menolak dan melawan
terhadap pelajaran. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah

3
mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai
sesuatu yang negatif. Instruktur manusia-sebagai media-secara intuitif adapat
merasakan kebutuhan siswanya dan memberikan pengalaman belajar yang akan
membantu mencapai tujuan pembelajaran.

2.2.1 Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran


Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu
rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan
pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang
harus dipecahkan oleh pelajar. Langkah-langkah rancangan jenis pembelajaran ini
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah yang relevan;
2. Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk
memecahkan masalah. Gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber
untuk menyajikan pengetahuan;
3. Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu
penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan
masalah;
4. Tuntutan eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran
pemecahan masalah, perannya adalah:
o Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi, partisipasi aktif, dan
bertanya;
o Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan terdahulu;
o Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi
masalah atau tugas;
o Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru
dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa.
Jaga agar pada awalnya analogi ini sederhana;
o Berikan umpan balik mengenai benar atau salahnya jalan pikiran
dan jalur pemecahan masalah;

4
o Gunakan representasi grafik masalah itu yang dihubungkan dengan
uraian verbal.
5. Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan
tingkat kerumitan;
6. Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk
dipecahkan.

2.2.2 Langkah-langkah Tekink Pembelajaran Socrates


Meskipun pada hakikatnya pelajaran yang berpusat pada masalah sejalan
dengan teknik pertanyaan ala Socrates (karena pelajaran yang berpusat pada
masalah di mulai dengan mengajukan pertanyaan), teknik pertanyaan lain dapat
digunakan untuk menggugah pikiran siswa dan mendorongnya untuk berpikir.
Pertanyaan dapat diajukan bukan hanya dari guru, tetapi juga dari siswa. Yang
terpenting adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar pikirannya dapat
berkembang melalui penyelidikan kognitif. Penekanan teknik bertanya ala
Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui
penggunaan pertanyaan pertanyaan pancingan. Sebagai suatu teknik
pembelajaran, ia harus dipikirkan dan ditatar dengan baik. Instruktur yang
menggunakan teknik ini harus belajar bagaimana mendengar dengan hati-hati apa
yang ditanyakan dan dibahas, dan menuntun diskusi dengan cara bermakna yang
menampilkan alasan dan bukti. Ia juga harus membantu siswa untuk menemukan
implikasi, konsekuensi, dan jalur pemecahan. Langkah-langkah teknik
pembelajaran Socrates adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi pertanyaan heuristik yang meminta siswa berbagi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan/ tugas mereka.
b. Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar
sebagai pembahasan eksplorasi. Siswa kemudian dapat dikelompokkan
kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan-
gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.
c. Menentukan apakah siswa harus belajar/bekerja bersama-sama dalam
kelompok, perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.

5
2.2.3 Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis
manusia ialah ranvangan pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia
sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan interaksi semakin
terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang terstruktur dengan baik bukan hanya lebih
menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk percobaan mental dan
pemecahan masalah yang kreatif. Di samping itu, pelajaran interaktif mendorong
partisipasi siswa dan jika digunakan dengan baik dapat mempertinggi hasil belajar
dan pengalihan pengetahuan. Sebagai penuntun untuk mengembangkan pelajaran
interaktif dikemukakan langkah-langkah berikut:
a. Mengidentifiksi pokok bahasan pelajaran;
b. Mengembangkan sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi
yang diharapkan siswa harus dikuasai;
c. Membaca / mengamati keseluruhan penyajian dan menentukan dimana
dialog-dialog interaktif adapat digabung dan disisipkan;
d. Menetapkan jenis informasi yang diinginkan dari siswa; kembangkan
pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa
menganalis, mensitesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan;
e. Menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan
interaktif;
f. Menetapkan butir-butir diskusi penting; butir-butir penting ini dapat
disajikan setelah melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan strategis
lainnya.

Beberapa cara yang dapat digunakan sebagai penarik perhatian adalah:


o memulai pembelajaran dengan memusatkan pada aplikasi isi berbagai isu
yang relevan dengan siswa- bagaimana siswa akan menggunakan atau
menerapkan informasi baru ini,
o menginformasikan kepada siswa apa yang diharapkan merekadapat
dikerjakan; dan

6
o memulai dengan mengajukan pertanyaan atau mengajukan masalah yang
memusatkan perhatian terhadap informasi yang musti dipelajari oleh
siswa.
Pembelajaran interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk.
Berikut ini dikemukakan beberapa jenis pembelajaran interaktif. Pembelajaran
partisipatori yaitu jenis pembelajaran yang yang dimulai dengan sesi curah
pendapat dari seluruh siswa. Guru kemudian mengelompokkan, mengevalusasi,
dan membahas hasil curah pendapat itu bersama dengan siswa. Pembelajaran
main peran dimulai dengan main peran yang diberi tahapan dengan pelaku yang
terdiri atas siswa dengan suka rela. Setelah bermain peran, butir-butir informasi
penting dibahas dan akhirnya disimpulkan. Pembelajaran kuistim dimulai dengan
mengumumkan bahwa aka nada kuis pada akhir pelajaran.Siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok yang bersaing mengumpulkan angka berdasarkan jumlah
jawaban yang benar. Teknik bukan saja meriah tetapi juga membantu menarik
perhatian siswa. Siswa akan lebih berkonsentrasi ketika mereka mengetahui
bahwa mereka akan ditanya, dan mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik
untuk timnya. Pembelajaraan kooperatif menciptakan tim-tim atau kelompok-
kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan atau
pengetahuan khusus. Secara konseptual, siswa akan belajar lebih baik dan lebih
banyak jika mereka harus atau bertanggungjawab untuk mengajarkan pesan atau
informasi kepada yang lainnya. Debat terstruktur amat bermanfaat apabila ada
butir-butir informasi penting atau pandangan yang berlawanan. Pertama-tama isu
diuraikan kepada siswa. Siswa kemudian ditunjuk (atau memilih) posisi pada
pandangan yang sesungguhnya bertentangan dengan pandangan merek sendiri.
Setiap tim mempersiapkan butir-butir yang mendukung pandangan yang
dibelanya. Kemudian tim bergantian menyajikan posisi dan dukungan
argumentasi timnya. Kegiatan ini diikuti dengan pembahasan oleh guru mengenai
isu yang diperdebatkan. Pembelajaran 99detik merupakan rancangan
pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi dengan meminta siswa
mengorganisasikan secara singkat informasi kedalam penyajian yang tidak lebih
dari 99 detik. Organisasi ringkasan tersebut memuat butir-butir penting
keseluruhan informasi.

7
2.3 Pengertian Media Berbasis Cetak

Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses


percetakan (printing atau offset). Media bahan cetak menyajikan pesan atau
informasi melaui huruf atau gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang akan disampaikan. Media pembelajaran berbasis teks
cetak (print out) adalah berbagai media penyampai pesan pembelajaran di mana
padanya terkandung teks (bacaan) dan ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Media
cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas pengajaran dan
informasi.

Jenis media bahan cetak:

1. Buku teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang di
susun untuk memudahkan para pendidik dan peserta didik dalam upya
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini di
sesuaikan dengan urutan (squence) dan ruang lingkup (scope) bidang studi
tertentu.
2. Modul, yaitu suatu paket program yang di susun dalam betuk satuan
tertentu dan di desain sedemikian rupa guna kepentingan belajarr
mengajar. Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk
pembelajar, lembaran kegiatanpebelajar, lembaran kerja pebelajar, kunci
lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.
3. Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket terprogram pengajaran
individual, hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul
adalah bahan pengajaran terprogram ini tersusun dalam topik-topik kecil
untuk seiap bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi
yang merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/ respons dari
pertanyaan bingkai lain.

Teknologi cetak adalah cara-cara untuk memproduksi atau menyebarkan


materi, seperti buku dan materi visual statis, yang pada umumnya di lakukan
melalui proses cetak mekanis atau foto grafis. Sub kategori ini menjadi teks, grafis

8
dan sajian atau reproduksi foto. Materi cetak dan visual melibatkan teknologi
yang paling dasar. Materi ini memberikan dasar baik untuk perkembangan
maupun pemanfaatan kebanyakan materi dalam bentuk hardcopy. Teks yang di
tampilkan oleh komputer merupakan contoh pemanfaatan tekhnologi berbasis
komputer untuk produksi. Apabila teks itu di cetak dalam hardcopy dan di
gunakan untuk pembelajaran, hal itu merupakan contoh penyebaran dalam
tekhnologi cetak.

2.3.1 Sejarah dan Tekhnologi Berbasis Cetak

1. Sejarah Media Berbasis Cetak


Perkembangan media cetak yaitu :

o Mula-mula orang menulis di atas media batu dan dinding gua atau yang di
sebut dengan prasasti. Di Nusantara banyak prasasti, antara lain prasasti
Mulawarman di Kutai Kartanegara (Kaltim), yang di tulis dengan huruf
Pallawa (abat ke-4 M), termasuk media cetak.
o Kurang lebih tahun 113, di Roma, orang menulis pada pilar bangunan.
Huruf-huruf (tulisan) pada pilar trainus merupakan bukti.
o Menulis juga menulis diatas daun lontar (Papyrus).
o Orang roma menulis diatas media kulit kambing atau kulit domba yang
sudah di keringkan. Di sebut juga dengan “vellum”, atau perkamen.
o Semakin manusia maju peradabannya, semakin di temukan media yang
mudah di bawa dan di gunakan untuk menulis. Seiring mesin cetak di
temukan, kertas sebagai bahan baku (media utama) menulis dan mencetak
semakin berkembang. Kertas sebagai media cetak mengalami revolusi,
begitu mesin cetak di temukan oleh Johanes Gutenberg.

2. Perkembangan Tekhnologi Cetak.


Cara atau tekhnologi cetak mencetak semakin mengembang dari masa ke
masa. Kalau dulu orang mengalami kesulitan menggandakan atau melakukan
multiplikasi dari sebuah orisinal. Maka kini dengan di temukannya tekhnologi
percetakan, untuk menggambarkan karya cetak dalam jumlah berapapun tidak

9
menjadi persoalan. Kini mesin cetak tersedia dalam berbagai variasi dan ukuran.
Ingin mencetak dalam jumlah berapapun, asalkan ada pasarnya, tidak menjadi
masalah. Bahkan mesin cetak modern kini tersedia di Indonesia, milik perusahaan
penerbitan terkemuka di tanah air. Alat cetak canggih itu dapat memproduksi
50.000 kopi per jam. Seperti mesin cetak yang di temukan oleh johanes Gutenberg
di Mainz, Jerman.

Berikut ini kronologis perkembangan tekhnologi percetakan :

o Tahun 1440 Johanens Gutenberg menemukan mesin cetak di Mainz,


Jerman.
o Abad 15: Culikan kayu sebagai Klise cetakan.
o Mulai 1462 seni cetak menyebar di seluruh Eropa.
o Tahun 1500 terdapat 1000 perusahaan percetakan, 40.000 buku di hasilkan
pada periode ini.
o Hingga kini teknologi percetakanmengenal beberapa alat dan mesin cetak.
Kini di kenal 4 proses cetak :
 Cetak tinggi (letterpress) atau cetak mekanik
 Cetak datar (seperti litografi), offset, collotype (cetak dengan
sinar), proses kimiawi.
 Cetak fotogravur / plat tembaga
 Cetak saring (screen printing)

2.3.2 Karakteristik Media Cetak

Karakteristik media cetak adalah sebagai berikut :

1. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual disajikan secara parsial.


2. Menampilkan komunikasi secara satu arah dan reseptif.
3. Ditampilkan secara statis atau diam.
4. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan
dan persepsi visual.
5. Berorientasi atau berpusat pada pembelajar.
Pendekatan yang berorietasi pada pembelajar adalah pendekatan dalam
belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan pembelajar secara individual.

10
Sedang lembaga pendidikan dan para pembelajar berfungsi dan berperan sebagai
penunjang saja. Sistem pendekatan yang berorientasi pada pembelajar didesain
sedemikian rupa. Sehingga mereka dapat belajar dengan system yang luwes yang
diarahkan agar pembelajar dapat membentuk gaya belajarnya masing-masing.
Dalam hal ini pembelajar dan lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator,
dan semangat pada pembelajar yang sedang belajar, dan juga informasinya dapat
diorganisasi dan ditatalagi oleh pemakai.

2.3.3 Elemen-elemen Media Berbasis Cetak

Dalam pengembangan media pembelajaran berbasis cetak/print out dalam


bentuk teks dan ilustrasi yang perlu diperhatikan keberagaman siswa, di mana
siswa mungkin saja memiliki perbedaan dalam kemampuan berbahasa, sehingga
media pembelajaran yang dibuat akan bersifat lebih mudah digunakan dan
dipahami siswa. Penggunaan struktur tertentu, menambahkan berbagai kegiatan
(aktivitas belajar), ilustrasi, gambar, foto, peta konsep, kuis, dan permainan akan
mengakomodasi perbedaan gaya belajar yang mungkin ada sehingga siswa lebih
dapat mengikuti pembelajaran dengan media ini secara lebih baik.

Materi pembelajaran berbasis cetak yang paling umum dikenal adalah


buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis
cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat meracang,
yaitu:

1. Konsistensi
a. Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak
menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf.
b. Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi. Jarak antara judul dan baris
pertama serta garis samping supaya sama, dan antara judul dan teks utama.
Spasi yang tidak sama sering di anggap buruk, tidak rapi dan oleh karna itu
tidak memerlukan perhatian sungguh-sungguh.

11
2. Format
a. jika paragraf panjang sering di gunakan, wajah satu kolom lebih sesuai;
sebaik nya, jika paragraf tulisan pendek-pendek wajah dua kolom akan lebih
sesuai.
b. Isi yang berbeda supaya di pisahkan dan bila bel secara fisual
c. Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaik nya di pisahkan dan
bilabel secara fisual.
3. Organisi
a. Upayakan untuk selalu mengingformasikan siswa atau pembaca mengenai
gimana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu
melihat sepintas bagian atau bab berapa mereka membaca. Jika
memungkinkan, siapkan irarti yang memberikan orentasi kepada siswa
tentang posisi nya dalam teks secara keseluruhan.
b. Susunlah teks sedemikian rupa hingga informasi mudah di peroleh
c. Kotak-kotak dapat di gunakan untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.
4. Daya tarik
Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda.ini di
harapkan dapat memotivasi siswa untuk membaca terus.

5. Ukuran huruf
a. Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan siswa,pesan,dan lingkungan nya
ukuran huruf biasanya poin per inci misalnya,ukuran 24 poin per inci.ukuran
huruf yang baik untuk teks (buku teks atau buku penuntun) adalah 12 poin.
b. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat
peroses membaca itu sulit.
6. Ruang (spasi) kosong
a. Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah
kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan siswa/pembeca untuk
beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri
teks. Ruang kosong dapat berbentuk:
o Ruangan sekitar judul
o Batas tepi (marjin) : batas tepi yang luas memaksa perhatian siswa
atau pembaca untuk masuk ke tengah-tengah halaman;

12
o Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya, semakin luas sepasi
diantaranya.
o Permulaan paragraf diindentasi;
o Penyesuaian spasi antar baris atau antar paragraf
b. Sesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat
keterbacaan;
c. Tambah spasi antar paragraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Berbasis Cetak

a. Kelebiham media cetak


Kelebihan media berbasis cetak di antaranya :

o Siswa dapat berhenti sewaktu-waktu untuk melihat sumber lain, misalnya


kamus, buku acuan, menggunakan kalkulator, dll.
o Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta
maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun
sikap.
o Dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari, malam hari) dan dimana
saja (seperti dirumah, dikendaraan umum, terminal atau tempat lain yang
memungkinkan).
o Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain. Kemasan
media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik yang
mudah membawanya kemana saja mereka pergi.
o Selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau teknik penyajian
materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian seperti
penulis indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun sub
judul.
o Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
o Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh pembelajar sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing.
o Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.
o Perbaikan/revisi mudah dilakukan.

13
b. Kekurangan Media Berbasis Cetak
Kekurangan media cetak diantaranya :

o Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.


o Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan
minat pembelajar untuk membacanya Apabila jilid dan kertasnya jelek,
bahan cetakakan mudah rusak dan sobek.
o Mencetak gambar atau foto berwarna biasanya memerlukan biaya yang
mahal.
o Sukar menampilkan gerak dihalaman media cetak.
o Tanpa perawatan yang baik, media cetakakan cepat rusak, hilang atau
musnah.

2.3.5 Penerapan Media Berbasis Cetak dalam Pendidikan

Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai popular pada tahun


1960an dengan istilah pembelajaran (programmed instruction) yang merupakan
materi untuk belajar mandiri. Dengan format ini, pada setiap unit kecil informasi
disajikan dan respon siswa diminta baik dengan cara menjawab pertanyaan atau
berpartisipasi dalam kegiatan latihan. Jawaban yang benar diberikan setelah siswa
menjawab. Perancang pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi
dengan media berbasis teks ini menjadi interaktif. Petunjuk berikut mungkin dapat
membantu menyiapkan media berbasis teks yang interaktif .

1. Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses,


dan dikuasai. Informasi dibagi kedalam kelompok-kelompok terkecil yang
logis kira-kira antara 3-7 butir/kelompok semakin kompleks informasi itu
semakin sedikit jumlah butir yang ditampilkan dalm sekali penyajian
2. Pertimbangkan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan
yang sesuai dengan kebutuhan tersebut
3. Pertimbangkan hasil analisis respon siswa:bagaimana siswa menjawab
pertanyaan atau mengerjakan latihan memberikan kesempatan untuk

14
latihan tambahan, menyiapkan contoh-contoh, atau menyarankan bacaan
tambahan.
4. Siapkan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai kemampuan dan
kecepatan mereka ; keberhasilan penyajian materi dengan media berbasis
teks sangat ditentukan kesempatan siswa belajar berdasarkan
kemampuannya
5. Gunakan bagian jenis latihan dan evaluasi seperti main peran, studi kasus,
berlomba atau simulasi
Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media
berbasis teks adalah warna, huruf dan kotak warna digunakan sebagai alat
penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang penting, misalnya kata
kunci dapat diberi tekanan dengan cetakan warna merah. Selanjutnya, huruf yang
dicetak tebal atau dicetak miring memberikan penekanan pada kata-kata kunci
atau judul. Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan
kotak. Penggunaan garis bawah sebagai alat penuntun sedapat mungkin dihindari
karena membuat kata itu sulit dibaca.

15
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis
tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk
mengirimkan dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu
contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Media berbasis
manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang
berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates.
2. Media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media
penyampai pesan pembelajaran di mana padanya terkandung teks (bacaan)
dan ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Media cetakan meliputi bahan-bahan
yang disiapkan di atas kertas pengajaran dan informasi.
3. Karakteristik media cetak adalah sebagai berikut :
o Teks dibaca secara linear, sedangkan visual disajikan secara
parsial.
o Menampilkan komunikasi secara satu arah dan reseptif.
o Ditampilkan secara statis atau diam.
o Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
pembahasan dan persepsi visual.
o Berorientasi atau berpusat pada pembelajar
4. Kelebihan dan kelebihan media pelajaran berbasis cetak.
Kelebihannya di antaranya :
o Dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.
o Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain.
Kekurangan media cetak diantaranya :

o Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.


o Mencetak gambar atau foto berwarna biasanya memerlukan biaya
yang mahal.
o Sukar menampilkan gerak dihalaman media cetak.

16
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grofindo Persada


Puspitarini Dwi. 2013. Media Pembelajaran. Jember: STAIN Jember Press

Sudjana, Nana,Dr. Dan Rivai, Ahmad,Drs. 2009. Media Pembelajaran. Bandung:


Sinar Baru Algensindo
http://zulkifliblog004.blogspot.com/2013/12/media-berbasis-cetak.html

http://www.slideshare.net/dewii24/makalah-pemanfaatan-dan-penggunaan-media-
pembelajaran-2

17

Anda mungkin juga menyukai