Case Report
Case Report
LAPORAN KASUS
OLEH :
Suci Fitriyani, S.Ked
PEMBIMBING :
dr. Rina Kristiastiny, Sp.PD
BAB I
LAPORAN KASUS
SMF PENYAKIT DALAM
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
STATUS PASIEN
I.
IDENTIFIKASI PASIEN
No Resume Medik
: 07.00.45
Jenis kelamin
: laki-laki
Nama lengkap
: Tn. M
Agama
: Islam
Umur
: 57 tahun
Pendidikan
: SD
Status perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: wiraswasta
Alamat
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara auto dan alloanamnesis pada tanggal 30 mei 2016.
A. Keluhan Utama
Nyeri pada pinggul sebelah kanan sejak 1 minggu SMSR yang dirasakan
semakin memberat.
B. Keluhan Tambahan
Bengkak pada bagian wajah dan seluruh tubuh dan gatal-gatal
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pada tahun 2006 os mengatakan terdapat berjolan di bagian perut sebelah
kiri, benjolan sebesar biji nangka, benjolan tidak terasa sakit bila ditekan, dan
tidak semakin membesar namun os melakukan tindakan operasi untuk
mengangkat benjolan tersebut.
Pada tahun 2010 os mengalami pegal-pegal di daerah kaki sebelah kiri,
dikarenakan pegal-pegal yang dirasakan tidak menghilang maupun mereda os
mengerok bagian betis pada kaki kiri sampai kulit betis lecet akibat kerokan os,
dan satu minggu lebih setelah dikerok luka lecet pada bagian betis kiri tidak
sembuh-sembuh dan menurut os luka semakin memburuk sampai merah
membengkak dan keluar nanah, sehingga os datang ke rumah sakit umum dan di
rencana untuk dilakukan pembersihan, dan setelah dilaukan pembersihan os juga
baru mengetahui bila os mempunyai penyakit kencing manis yang menyebabkan
luka os sulit untruk sembuh, pada tahun yang sama setelah os mengetahui bila
os memiliki kencing manis, os mulai mengkonsumsi obat ( glukodex satu kali 1
tablet ) untuk mengontrol gula darah os.
Tahun 2014 os juga pernah mengeluhkan nyeri saat buang air kecil, nyeri
saat buang air kecil dirasakan hilang timbul, dan buang air kecil pula dirasakan
terputus-putus dan kadang menetes, menurut os bila os merasakan nyeri saat
buang air kecil os akan minum air soda atau minum air kelapa muda dua sampai
tiga buah air kelapa muda, dan setelah itu ketika os buang air kecil os
mengatakan keluar batu, keluar batu saat buang air kecil dikeluhkan sampai 2
kali, setelah itu os tidak pernah mengeluhkan nyeri saat buang air kecil mapun
keluar batu lagi.
Dan pada 2016 sekarang os mengelukan nyeri pinggul sebelah kanan sampai
menjalar ke kaki kanan, nyeri dirasakan sejak 1 minggu dan dirasakan semakin
memberat, sebelum sakit os mengatakan os mengangkat barang-brang yang
berat sampai os merasakan nyeri di pinngul sebelah kiri, dan mulai mereda dan
hilang. Dan 2 hari setelah timbul nyeri di pinggul sebelah kanan os
mengeluhkan kedua telapak tangan dan wajah terasa bengkak terutama pada
kelopak mata setelah bangun tidur, dan setelah itu os juga mengatakan seluruh
badan mulai terasa bengkak sampai kemaluan os pun dirasakan membengkak,
bengkak baru kali ini dan gatal-gatal mulai dirasakan 2/3 hari setelah bengkakbengkak pada badan, os sudah berobat ke klinik maupun dokter, pada saat os
berobat os hanya diberikan obat proxixam 20 mg satu kali sehari 1 tablet,
hufralgin tiga kali sehari 1 kaplet, dan metformin satu kali sehari 1 tablet,
karena gula darah sewaktu os 290 namun tidak ada perbaikan, nyeri pinggul
sebelah kanan dirasakan semakin memberat sehingga os datang ke IGD RSPBA.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Hubungan
Keadaan
Penyebab
kesehatan
meninggal
Meninggal
Meninggal
Meninggal
Sehat
Sehat
Sehat
Diagnosa
Kakek
Nenek
Ayah
Ibu
Saudara
Anak- anak
F. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok (-)
Riwayat makan tidak teratur (+)
G. Berat Badan
Tetap
( )
: 160 cm
Turun
()
Naik
( )
H. Riwayat makanan
Frekuensi/ hari
: 3x/ hari
Jumlah/ hari
: satu porsi
Variasi/ hari
: bervariasi
III.
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
+
-
Bisul
Rambut
Oedem
Kuning/ikterus
tampak pelebaran pembuluh darah
Keringat malam
Ptekie
Lain-lain
Kepala
- Trauma
- Sinkop
Mata
-
Mata merah
Sekret
Ikterus
Sakit kepala
Nyeri sinus
Konjungtiva anemis
Gangguan penglihatan
Ketajaman penglihatan
Tinitus
Gangguan pendengaran
mata
Telinga
-
Nyeri
Sekret
Kehilangan pendengaran
Hidung
- Trauma
- Nyeri
- Sekret
- Epistaksis
Mulut
Gejala penyumbatan
Gangguan penciuman
Pilek
- Bibir (sariawan)
- Gusi bengkak
- Selaput
Tenggorokan
Lidah pahit
Gangguan pengecapan
Stomatitis
Perubahan suara
Nyeri leher
Sesak nafas
Batuk darah
Batuk
Perut membesar
Wasir
Mencret
Tinja berdarah
Tinja berwarna dempul
Tinja berwarna hitam
Benjolan
Kencing nanah
Kolik
Oliguria
Anuria
Retensi urin
Kencing menetes
Penyakit prostat
Nyeri tenggorokan
Leher
- Benjolan kanan dan kiri
Dada (Jantung/Paru)
-
Nyeri dada
Berdebar
Ortopnoe
Abdomen (Lambung/Usus)
- Rasa kembung
- Mual
- Muntah
- Muntah darah
- Sukar menelan
- Nyeri perut
- Nyeri ulu hati
Saluran kemih/ Alamat kelamin
+
Disuria
Stranguri
Poliuri
Polaksuria
Hematuria
Kencing batu
Ngompol
Bengkak
Anestesi
Parastesi (kedua tangan)
Otot lemah
Kejang
Afasia
Amnesia
Lain-lain
Sukar menggigit
Ataksia
Hipo/ hiper-esthesia
Pingsan
Kedutan (tiek)
Pusing (vertigo)
Gangguan bicara (disartri)
Deformitas
Sianosis
Edema kaki
Ektremitas
+
III.
Edem tangan
Nyeri sendi
Ptekie
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
: Kompos Mentis
: 36,0 C
Nadi
Pernafasan
Keadaan Gizi
: Normal
Sikap
: Berbaring
Berat badan
: 68 kg
Tinggi badan
: 160 cm
Kooperasi
: Kooperatif
B. Pemeriksaan
Kepala
mudah
dicabut
Mata
: Konjungtiva
Hidung
Mulut
Leher
: JVP 5 - 2 cmH2O,
KGB
Jantung
- cervicalis
: tidak teraba
- axilaris
: tidak teraba
- inguinalis
: tidak teraba
10
Inspeksi
midklavikularis sinistra
Palpasi
sinistra
Perkusi
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
11
Perkusi
Ekstremitas
Akral hangat +
+
+
Piting Edem
+ +
+ +
HASIL
Hemoglobin
11,4
Leukosit
Hitung jenis leukosit
Basofil
7.100
NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Wn: 12-16 gr%
4500-10.700 ul
0-1 %
Eosinofil
1-3%
Batang
2-6 %
Segmen
69
50-70 %
Limposit
25
20-40 %
Monosit
2-8 %
Eritrosit
4,8
Hematokrit
30%
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
122.000
81
24
29
12
KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN
Gula Darah Sewaktu
SGOT
SGPT
Albumin
Urea
Kreatinin
HASIL
96
42
29
3,0
34
1,2
NORMAL
< 200 mg/dl
Lk 6-30 u/l
Lk 6-45 u/l
3,5-5,0 g/dl
10-40 mg/dl
Lk 0,9-1,5 mg/dl
30-06-2016
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN
HASIL
Hemoglobin
11,5
Leukosit
Hitung jenis leukosit
Basofil
7.000
NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Wn: 12-16 gr%
4500-10.700 ul
0-1 %
Eosinofil
1-3%
Batang
2-6 %
Segmen
62
50-70 %
Limposit
27
20-40 %
Monosit
10
2-8 %
Eritrosit
Hematokrit
34%
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
146.000
-
URINE
13
PEMERIKSAAN
Warna
Kerjernihan
Berat jenis
Ph
NORMAL
Kuning
Jernih
1,00501,030
5-8
Leokosit/lesis
Nitrin
Negatif
Protein
Negatif
Glukosa
Negatif
Keton
Urobilinogen
Bilirubin
Darah samar
Sedimen
Leukosit
Erytrosit
Epitel
Bakteri
Kristal
Slinder
lain-lain
PEMERIKSAAN
Gula Darah Sewaktu
Urea
Kreatinin
Kolesterol total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
Trigliserida
HASIL
Kuning
Jernih
1,025
2-3
1-2
Beberapa
KIMIA DARAH
HASIL
166
38
1,4
257
57
166
347
01-07-2016
HEMATOLOGI
10/lb
5 / lb
NORMAL
< 200 mg/dl
10-40 mg/dl
Lk 0,9-1,5 mg/dl
150-220 mg/dl
Lk 35-55 mg/dl
<150 mg/dl
<200 mg/dl
14
PEMERIKSAAN
HASIL
Hemoglobin
12,0
Leukosit
Hitung jenis leukosit
Basofil
6.100
NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Wn: 12-16 gr%
4500-10.700 ul
0-1 %
Eosinofil
1-3%
Batang
2-6 %
Segmen
64
50-70 %
Limposit
30
20-40 %
Monosit
2-8 %
Eritrosit
4,8
Hematokrit
35%
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
135.000
-
KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN
Albumin
Urea
Kreatinin
HASIL
2,5
25
1,1
NORMAL
3,5-5,0 g/dl
10-40 mg/dl
Lk 0,9-1,5 mg/dl
02-07-2016
HbA1c
PEMERIKSAAN
HbA1c
HASIL
12,4
C. PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
Foto lumbal dan pelvis diambil pada tanggal 30/06/2016
NORMAL
<6,5 %
15
16
V. RESUME
Os mengeluhkan nyeri di pinggul kanan hingga menjalar ke kaki sejak 1
minggu yang dirasakan semakin memberat, dan 2 hari setelah nyeri pinggul
dirasakan muka, tangan dan tubuh mulai terasa bengkak, sebelum nyeri pinggul
kanan, os mengelukan nyeri di pingul kiri dikarena mengangkat barang berat yang
dirasakan merada dan hilang.
Os memiliki riwayat operasi karena benjolan di daerah perut pada tahun
2006, pembersihan luka pada betis sebelah kiri pada tahun 2010 dan pada tahun
yang sama os baru mengetahui bila os memiliki kencing manis , dan pada tahun
2014 os pernah nyeri saat buang air kecil dan keluar batu.
17
PEMERIKSAAN ANJURAN
18
protein.
- Kebutuhan diet DM: Wanita 25 kkal / Kg BB -Laki laki 30 kkal / Kg BB
Jenis
Energi (kkal)
Diet
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
1100
1300
1500
1700
1900
2100
2300
2500
Protein (g)
43
45
51,5
55,5
60
62
73
80
Lemak (g)
30
35
35,5
36,5
48
53
59
62
Ad Vitam
: Dubia ad malam
Ad Functionam
: Dubia ad malam
Ad Sanactionam
: Dubia ad malam
: Compos mentis
: 150/80 mmHg
Karbohidrat (g)
172
192
235
275
299
319
369
396
19
Nadi
Suhu
Pernapasan
GDS
: 68 x/menit
: 36.4C
: 18 x/menit
: 128
Hasil lab :Hb: 11,4, Ht: 30, Trombosit: 122.000,
SGOT 42, Albumin 3,0.
Kepala
Konjungtiva palpebra anemis -/-, edem +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor,
reflek cahaya +/+
Leher
JVP (5-2) cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
I: Bentuk dada simetris, retraksi (-/-)
P: Vokal fremitus paru kanan dan kiri (+) normal
P: kanan sonor, kiri sonor
A: kanan vesikuler, kiri vesikuler
Jantung
I: Iktus kordis tidak terlihat
P: Iktus kordis tidak teraba
P: Kanan Atas
: ics II linea parasternalis dextra
Kanan Bawah
: ics IV linea parasternalis dextra
Kiri Atas
: tidak dapat dinilai
Kiri Bawah
: Tidak dapat dinilai
A: BJ I II intensitas normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
I : Dinding perut cembung, asites (+)
A: Bising usus normal
P: Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
P: Redup, shifting dullness (+)
Ekstremitas
: Compos mentis
20
Pernapasan
GDS
: 22 x/menit
: 121
Hasil Lab : Hb: 11,5, Ht: 34, Trombosit:
146.000,
SGOT 42, kolesterol
total: 253, HDL: 57, LDL 166, Trigliserida 347.
Kepala
Konjungtiva palpebra anemis -/-, edem +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor,
reflek cahaya +/+
Leher
JVP (5-2) cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
I: Bentuk dada simetris, retraksi (-/-)
P: Vokal fremitus paru kanan dan kiri(+) normal
P: kanan sonor, kiri sonor
A: kanan vesikuler, kiri vesikuler
Jantung
I: Iktus kordis tidak terlihat
P: Iktus kordis tidak teraba
P: Kanan Atas
: ics II linea parasternalis dextra
Kanan Bawah
: ics IV linea parasternalis dextra
Kiri Atas
: tidak dapat dinilai
Kiri Bawah
: Tidak dapat dinilai
A: BJ I II intensitas normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
I : Dinding perut cembung, asites minimal (+)
A: Bising usus normal
P: nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
P: redup, shifting dullness (+)
Ekstremitas
21
O Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 160/90 mmHg
Nadi
: 76 x/menit
Suhu
: 35.7C
Pernapasan
:18 x/menit
Hasil Lab :Hb: 12,0, Ht: 35, Trombosit: 135.000,
Albumin 2,5.
Kepala
Konjungtiva palpebra anemis -/-, edem +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor,
reflek cahaya +/+
Leher
JVP (5-2) cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
I: Bentuk dada simetris, retraksi (-/-)
P: Vokal fremitus paru kanan dan kiri (+) normal
P: kanan sonor, kiri sonor
A: kanan vesikuler, kiri vesikuler
Jantung
I: Iktus kordis tidak terlihat
P: Iktus kordis tidak teraba
P: Kanan Atas
: ics II linea parasternalis dextra
Kanan Bawah
: ics IV linea parasternalis dextra
Kiri Atas
: tidak dapat dinilai
Kiri Bawah
: Tidak dapat dinilai
A: BJ I II intensitas normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
I : Dinding perut cembung, asites (+) minimal
A: Bising usus normal
P: nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
P: redup, shifting dullness (+)
Ekstremitas
22
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 130/100 mmHg
Nadi
: 70 x/menit
Suhu
: 36.4C
Pernapasan
: 20 x/menit
Kepala
Konjungtiva palpebra anemis -/-, edem +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor,
reflek cahaya +/+
Leher
JVP (5-2) cm H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Paru-paru
I: Bentuk dada simetris, retraksi (-/-)
P: Vokal fremitus paru kanan dan kiri (+) normal
P: kanan sonor, kiri sonor
A: kanan vesikuler, kiri vesikuler
Jantung
I: Iktus kordis tidak terlihat
P: Iktus kordis tidak teraba
P: Kanan Atas
: ics II linea parasternalis dextra
Kanan Bawah
: ics IV linea parasternalis dextra
Kiri Atas
: tidak dapat dinilai
Kiri Bawah
: Tidak dapat dinilai
A: BJ I II intensitas normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Ekstremitas
23
- Amblodipin 5 mg 1 x 1tablet
BLPL
XI. Analisa kasus
A. Definisi
Sindrom Nefrotik (SN) merupakan salah satu gambaran klinik penyakit
gromerular yang ditandai dengan proteinuri masif >3.5 gram/ 24 jam/ 1.73
m2 disertai hipoalbuminemia, edema anasarka, hiperlipidemia, lipiduria dan
hiperkoagulabilitas.
B. Klasifikasi dan Etiologi
I. Sindrom nefrotik pada anak-anak / infantil.
Sindrom nefrotik infantil adalah sindrom nefrotik yang terjadi pada usia
tiga bulan sampai satu tahun, sedangkan jika terjadi sebelum usia tiga bulan
disebut sebagai sindrom nefrotik kongenital. Indonesia dilaporkan ada enam
per 100.000 anak per tahun menderita sindrom nefrotik.
a. Sindrom nefrotik infantil
Sangat jarang ditemukan, sindrom ini dapat disebabkan nail patella
syndrome, pseudohermaphroditism, XY gonadal disgenesis, tumor
Wilms, intoksikasi merkuri, sindrom hemolitik uremik, dan infeksi
seperti sifilis, virus sitomegalo, hepatitis, rubela, malaria, dan
toksoplasmosis. Prognosis sindrom nefrotik infantil umumnya buruk
tetapi masih lebih baik daripada prognosis sindrom nefrotik congenital
b. Sindrom nefrotik kongenital.
Merupakan penyakit familial, timbul dalam beberapa hari/ minggu
setelah lahir. Biasa menimbulkan kematian sebelum bayi berusia satu
tahun.
II. Sindrom nefrotik pada dewasa:
a. Glomerulonefritis primer (Sebagian besar tidak diketahui sebabnya).
1) Glomerulonefritis membranosa
Jarang menjadi penyebab SN pada anak tetapi sering pada dewasa.
Hampir semua pada orang dewasa. Pada mikroskop biasa terlihat
gambaran penebalan dinding kapiler, pada mikroskop elektron terlihat
kelainan membrana basalis. Kelainan ini jarang memberikan respon
24
25
26
proteinuria.
Proteinuria disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler terhadap
protein akibat kerusakan glomerulus. Dalam keadaan normal mambrana
basalis glomerulus (MBG) mempunyai mekanisme penghalang untuk
mencegah
kebocoran
protein.
Mekanisme
penghalang
pertama
non-selektif berdasarkan
dan kehilangan
protein
melalui urin.
Pada SN
plasma terjadi
27
ADH
Retensi air
Sistem
RAA
ANP N/
Retensi Na
Defek tubulus
primer
Retensi Na
EDEMA
Retensi
Volume plasma
Skema mekanisme underfill
ADH/N
ANP
aldosteron
Tubulus resisten
terhadap ANP
EDEMA
28
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
29
membranosa
idiopatik
menunjukkan
efek
yang
30
kehilangan dari urin. Atau restriksi protein dengan diet protein 0,8 gram
/KgBB ideal/ hari + eskresi protein dalam urin/24 jam
7. Diet rendah kolesterol <600 mg/hari
8. Berhenti merokok.
9. Pengobatan proteinemia dengan penghambat ACE dan/ atau antagonis
reseptor Angiotensin II
10. Pengobatan dislipidemia dengan obat golongan statin dengan kerja
menurunkan kolesterol darah, misalnya lovastatin.
11. Pengobatan hipertensi dengan target tekanan darah < 125/75 mmHg.
Penghambat ACE dan antagonis reseptor Angiotensin II sebagai pilihan
obat utama.
12. Transplantasi ginjal, pengobatan dengan transplantasi masih kontroversial.
13. Rituximab (RIT)
Rituximab adalah Antibodi monoklonal yang bekerja menghambat
CD20 - sel B mediasi - sel proliferasi dan diferensiasi. CD 20 adalah suatu
protein membran pada sel B yang terdapat pada sel maligna misalnya pada
Non Hodgkins Lymphoma. Francois et al melaporkan bahwa pada pasien
dewasa dengan multi relaps SN dengan perubahan minimal sukses
menggunakan RIT sukses menurunkan kejadian remisi SN
14. Terapi untuk beberapa penyakit glomerulus primer yang menyebabkan SN
bisa dilihat dari tabel dibawah ini.
Pada orang dewasa dengan perubahan minimal glomerulopati digunakan
1mg prednisolon/ kgBB/hr selama kurang lebih delapan minggu, bila tidak
memberikan respon yang memuaskan digunakan cicklophospamide 1-2
mg/kgBB/hr selama delapan minggu jika pasien mempunyai karakteristik yang
berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal (lelaki, hipertensi, merokok,
peningkatan kreatinin serum atau proteinuri yang massif.
Daftar Pustaka
31
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., K, M. A., Setiyohadi, B., & Syam, A. F. Buku
Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit dalam . VI,
hal. 863-881. Jakarta Pusat: Interna Publishing. (2014).