Menurut Aditama
Menurut Aditama
makin
canggih
membuat
beban
kerja
jadi
bertambah,
sehingga
akhirnya
mempengaruhi kualitas kerja. Kualitas kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah
pelaksanaan
pendokumentasian
asuhan
keperawatan.
Untuk
itu
perlu
dilakukan
perhitungan beban kerja, yang secara garis besar dapat dilakukan dengan cara work
sampling, time and motion study, daily log.
Beban
Kerja
itu
sendiri
erat
kaitannya
dengan
produktifitas
tenaga
kesehatan,
studi yang dilakukan oleh Gani (Ilyas, 2002) mendapatkan bahwa hanya 53,2%
waktu
yang
langsung.
benar-benar
Menurut
produktif
(Budiono,
yang
2000,
digunakan
2,
untuk
pelayanan
kesehatan
http://www.jmpk-online.net.pdf,
diperoleh
tanggal 24 Mei 2010) menyatakan bahwa beban kerja yang berlebihan ini sangat
berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kesehatan dan tentu saja berpengaruh
terhadap produktifitas rumah sakit itu sendiri. Selain itu, akibat beban kerja yang
berat
berhubungan
dengan
waktu
kerja
menurunkan
Kualitas
yang
lebih
delapan
jam,
maka dapat
produktivitas
perawatan
keperawatan
paling
tinggi
kerja.
ketika
sumber-sumber
beban
bekerja
perlindungan
secara
yang
berlebihan
penting.
untuk
Untuk
melaksanakan
menghitung
ukuran-ukuran
waktu
yang
terapi
dibutuhkan
dan
dalam
Setelah
menghitung
selanjutnya
perawat.
jumlah
Hal-hal
waktu
tenaga
yang
yang
yang
perlu
dibutuhkan
dibutuhkan
dipertimbangkan
dalam
perawatan
klien
perhari,
dihitung
berdasarkan
beban
kerja
dalam
menentukan
beban
kerja
perawat yaitu: jumlah klien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut;
kondisi
atau
keperawatan
frekuensi
tingkat
langsung,
tindakan
ketergantungan;
perawatan
perawatan
yang
tidak
rata-rata
hari
langsung,
dibutuhkan
klien;
perawatan;
dan
pengukuran
pendidikan
rata-rata waktu
kesehatan;
perawatan
langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan (Arwani & Supriyatno, 2005).
Menurut Hendrickson (1990, dalam Gillies, 2000) menemukan dalam suatu jam
kerja delapan jam tertentu, para perawat menghabiskan 32% waktunya (2 jam)
dengan para pasien dan 45% waktunya (3 jam) dalam perawatan secara tidak
langsung. Selain itu, perawat menghabiskan 23% waktunya untuk kegiatan nonproduktif.
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
(RSUD)
Cibabat
Cimahi
merupakan
rumah
sakit
yang dikelola oleh pemerintah Kota Cimahi. RSUD Cibabat Cimahi memiliki jumlah
perawat sebanyak 238 perawat, dengan kapasitas tempat tidur 274 buah. Untuk
jumlah perawat di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D sebanyak 33
13
perawat, dengan kapasitas tempat tidur 62 buah. Rasio perbandingan perawat dan
klien saat shift pagi adalah 1:5 yang normalnya (Arwani, 2005). Mulai tahun 2006
sampai 2009 terjadi penurunan penggunaan tempat tidur/BOR, yaitu tahun 2006
(100,94%),
RSUD
Cibabat
Cimahi
memiliki
Standar
Asuhan
Keperawatan
(SAK)
yang
keperawatan,
standar
III:
perencanaan
keperawatan,
standar
IV
cairan
dan
elektrolit,
kebutuhan
eliminasi,
kebutuhan
keamanan,
proses
penyembuhan,
kebutuhan
penyuluhan,
kebutuhan
rehabilitasi),
distandarkan
berdasarkan
dalam
analisa
SAK.
data
Pada
karena
tahap
perencanaan
diagnosa
keperawatan
keperawatan
tidak
disusun
tertulis
dan
perencanaan tidak berdasarkan SAK tetapi hanya berdasarkan tindakan apa yang
dilakukan
perawat,
itu
yang
dijadikan
sebagai
perencanaan
perawatan.
Pada
tidak dilakukan walaupun pada pengkajian ada data yang mendukung ke arah
prioritas tersebut. Pada tujuan asuhan keperawatan belum sesuai dengan kriteria
pada SAK yaitu tidak ada batas waktunya. Pada rencana tindakan lebih kearah
rutinitas
saja.Pada
intervensi
keperawatan
dalam
SAK
yang
berlaku
saat
ini