Presbo
Presbo
Oleh:
Octava Prima
G99122091
Dahniar Endahfuri
G99132002
Puspa Damayanti
G99132007
Mas Reeza
G99132009
Pembimbing :
dr. Asih Anggraeni, SpOG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IUGR
1. Definisi
IUGR
(intrauterine
growth
restriction)
adalah
gangguan
pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua
parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan), yang beratnya
dibawah 10 persentil pada standard intrauterine growth chart of low birth
weight untuk usia gestasionalnya. Bayi-bayi antara persentil 10 dan 90
ginjal:
glomerulonefritis,
transplantaasi ginjal
gagal
ginjal
kronis,
Klasifikasi4,6
Berdasarkan ukuran kepala, perut, dan panjang lengan dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Simetris (20%) / IUGR tipe 1
Janin menderita distress yang lama di mana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkar kepala
dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih
di bawah gestasi yang sebenarnya.
b. Asimetris (80%) / IUGR tipe 2
Gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di mana jumlah total
sel normal tetapi ukurannya lebih kecil. Biasanya gangguan ini
disebabkan oleh faktor maternal atau faktor plasenta.
Tabel 1. Perbandingan IUGR simetris dan Asimetris
Simetris
Asimetris
Semua bagian tubuh kecil
Kepala lebih besar dari perut
Perbandingan kepala, perut dan panjang Perbandingan kepala, perut dan panjang
tangan normal
Etiologi: faktor genetik dan infeksi
Jumlah sel lebih sedikit
Ukuran sel normal
tangan meningkat
Etiologi: Insufisiensi plasenta kronik
Jumlah sel normal
Ukuran sel kecil
c. USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau
cephalometry angka kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada
USG ditemukan cephalometry yang tidak normal maka dapat kita
sebut sebagai asimetris IUGR. Tetapi yang terpenting pada USG ini
adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala dengan lingkar
perut (HC/AC) untuk mendeteksi adanya asimetris IUGR.
d. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui
adanya bunyi enddiastolik yang tidak normal pada arteri
umbilicalis, ini menandakan bahwa adanya IUGR.
e. Pemeriksaan Laboratorium
1). Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi diabetes mellitus
2). Screening penyakit infeksi, waspada infeksi TORCH, Syphilis
3). Pengukuran kadar enzim transaminase, waspada Hepatitis B
dan C
5. Penatalaksanaan2
Penatalaksanaan IUGR pada trimester akhir, harus ditentukan apakah
ada anomali pada janin atau janin memiliki kondisi fisiologi yang buruk.
Penentuan
waktu
persalinan
sangat
penting,
sering
kali
harus
lebih kecil dari 1500 kalori per hari dihubungkan dengan penurunan
berat bayi lahir rata-rata hampir 300 gram.
c. Terapi Farmakologi
1. Aspirin dan Dipiridamol
Aspirin atau asam asetilsalisilat, menghambat enzim
siklooksigenase secara ireversibel. Pemberian aspirin dosis
rendah 1-2 mg/kg/hari menghambat aktifitas siklooksigenase dan
menghasilkan penurunan sintesis tromboksan. Pemberian aspirin
dosis rendah berkaitan dengan peningkatan berat lahir rata-rata
sebesar 516 gram. Juga ditemukan peningkatan yang bermakna
pada berat plasenta.
Dipiridamol, merupakan inhibitor enzim fosfodiesterase,
dapat
menghambat
penghancuran
cyclic
adenosine
menurunkan
resistensi
aliran
darah
uterus
dan
B. Letak Sunsang
1. Pengertian Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri. Biasanya kejadian letak sungsang berkisar
antara 2% sampai 3% bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun
kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar dengan angka
kematian sekitar 20% sampai 30%.25
Umur Kehamilan
0
Primi
>39 minggu
>3630 gram
3629-3176 gram
<3176 gram
Pernah Letak
Tidak
1 kali
>2kali
<2cm
3cm
>4 cm
No
Paritas
<37 minggu
Sungsang(2500 gram)
4
Pembukaan Serviks
10
Station
<-3
-2
-1
atau
rendah
Arti nilai:
<3 : Persalinan per abdominal
4 : Evaluasi kembali, khususnya badan janin, bila nilai tetap, dapat
dilahirkandpervaginam.
>5 : Dilahirkan pervaginam
Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian
karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai
dengan kematian bayi. Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat
diambil tindakan melalui versi luar ketika hamil. Persalinan diselesaikan
dengan pertolongan pervaginam dengan pertolongan fisiologis secara
brach, ekstraksi parsial (secara klasik, Mueller, loevset), persalinan
kepala (secara mauriceau veit smellie, menggunakan forcep ekstraksi).
Ekstraksi bokong totalis (ekstraksi bokong, ekstraksi kaki) atau
pertolongan persalinan dengan sectio caesaria.16
a. Pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai
syarat yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap,
kulit ketuban sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin
< 3600 gram. Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat
persalinan pervaginam tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih
persalinan pervaginam, direncanakan bedah sesar tetapi terjadi
proses persalinan yang sedemikian cepat, persalinan terjadi di
fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan bedah sesar, presentasi
bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin
kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam tidak
dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam
bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan
berat bayi > 3600 gram, tidak adanya informed consent, dan tidak
adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan
persalinan.25
11
lebih
12
Mueller
(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil
dilakukan traksi curam ke bawah sejauh mungkin sampai
bahu depan di bawah simfisis dan lengan depan
dilahirkan dengan mengait lengan di bawahnya.
(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin
yang masih dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas
sampai bahu belakang lahir.25
b)
Klasik
(1) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan
penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas
sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
(2) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan
ke dalam jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu
janin sampai pada fossa cubiti kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin.
(3) Untuk melahirkan lengan
depan,
pegangan
pada
13
Lovset
(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil
dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar
setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu
depan.
(2) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke
arah yang berlawanan setengah lingkaran demikian
seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di
bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
d)
Mauriceau
(1) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin
dimasukkan ke dalam jalan lahir.
(2) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk
serta jari ke empat mencengkeram fossa canina sedangkan
jari yang lain mencengkeram leher
(3) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong
seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari
ke tiga penolong mencengkeram leher janin dari arah
punggung.
(4) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke
bawah sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.
(5) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin
dielevasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion
sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata,
dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala.25
3) Full Extraction
14
15
traksi
curam
dan
selanjutnya
untuk
16
di
dinding
abdomen
(Laparotomi)
dan
dinding
uterus
17
18
tentang
reaksi
adanya
silang
antibody terhadap
Streptococcus
19
eritrosit
[ESR]),
kehadiran
protein
C-reaktif,
dan
leukositosis.
Arthralgia atau pemanjangan interval PR tidak dapat digunakan
sebagai gejala minor ketika karditis dan arthritis sebagai gejala mayor. Tidak
adanya bukti yang mendukung adanya infeksi Streptokokus hemolitycus
grup A merupakan peringatan bahwa demam rematik akut mungkin tidak
terjadi pada pasien (kecuali bila ditemukan adanya khorea). Murmur
innocent (Stills) sering salah interpretasi sebagai murmur dari regurgitasi
katup mitral (MR) dan oleh karenanya merupakan penyebab yang sering
dari kesalahan diagnosis dari demam rematik akut.
20
Murmur dari MR
21
Kriteria Mayor
1. Karditis
Karditis merupakan proses peradangan aktif yang mengenai
endokarditis, miokarditis, dan perikardium. Dapat salah satu saja, seperti
endokarditis,
miokarditis,
dan
perikarditis.
Endokarditis
dapat
22
23
24
25
diingat bahwa laju endap darah juga meningkat pada kasus anemia dan
gagal jantung kongestif. Adapun protein C reaktif tidak meningkat pada
anemia, akan tetapi mengalami kenaikan pada gagal jantung kongestif.
Laju endap darah dan kadar protein C reaktif dapat meningkat pada
semua kasus infeksi, namun apabila protein C reaktif tidak bertambah,
maka
kemungkinan
adanya
infeksi
Streptokokus
akut
dapat
dipertanyakan.
5. Interval P-R yang memanjang biasanya menunjukkan adanya
keterlambatan abnormal sistem konduksi pada nodus atrioventrikel dan
meskipun sering dijumpai pada demam rematik, perubahan gambaran
EKG ini tidak spesifik untuk demam rematik. Selain itu, interval P-R
yang memanjang juga bukan merupakan pertanda yang memadai akan
adanya karditis rematik.
Bukti yang mendukung
Titer antistreptolisin O (ASTO) merupakan pemeriksaan diagnostik
standar untuk demam rematik, sebagai salah satu bukti yang mendukung
adanya infeksi Streptokokus.13
Steptolisin O merupakan enzim yang diproduksi oleh bakteri
Streptococcus hemolitycus grup A. Antibodi muncul 7 sampai 10 hari
setelah infeksi akut streptococcus dan meningkat hingga 2-4 minggu. ASTO
preinfeksi 6-12 bulan. Antisteptolisin O (ASTO) merupakan uji yang
digunakan untuk mendeteksi antibody. ASTO tidak meningkat pada infeksi
kulit.19
Tes ASTO kurang sensitive daripada tes anti DNase B.
Antidexyribonuclease B mulai meningkat 1-2 minggu dan mencapai puncak
6-8 minggu setelah infeksi Ketika kedua tes menunjukkan adanya
peningkatan, maka 95% infeksi Streptococcus dapat diidentifikasi.19
Tabel 4. Nilai Normal ASTO 19
Usia
Dewasa
5-12 tahun
2-5 tahun
0-2 tahun
26
Dewasa
7 tahun
< 7 tahun
(ADB)
>85 Todd U/mL
>170 Todd U/mL
>60 Todd U/mL
biakan usapan tenggorokan. Biakan positif pada sekitar 50% kasus demam
rematik
akut.
Bagaimanapun,
biakan
yang
negatif
tidak
27
dapat
elektrokardiogram
menunjukkan
atrial
fibrilasi
atau
pembesaran atrium kiri ketika sinus rhytm. Deviasi sumbu ke kanan dan
hipertrofi ventrikel kanan ditemukan pada hipertensi pulmonal.
Pada foto thorak menunjukkan pembesaran atrium kiri dan
pembesaran ventrikel kanan dan garis kerley B.
Pada echocardiogram noninvasif paling berguna menunjukkan
pemisahan yang tidak memadai, kalsifikasi dan penebalan katup dan
aparatus subvalvular, dan pembesaran atrium kiri. Rekaman aliran
doppler memberikan estimasi gradien transvalvular, area katup mitral,
dan derajat hipertensi pulmonal.
b. Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitral merupakan akibat dari perubahan struktural
yang biasanya meliputi kehilangan beberapa komponen katup dan
pemendekan serta penebalan korda tendineae. Selama demam rematik
akut dengan karditis berat, gagal jantung disebabkan oleh kombinasi dari
28
regurgitasi
mitral
yang
berpasangan
dengan
peradangan
pada
ekokardiogram
terdapat
pembesaran
atrium
kanan,
29
30
5. Diagnosis Banding 20
Arthritis reumatoid juvenile sering didiagnosis sebagai demam
rematik akut. Temuan klinis yang mengarah ke arthritis reumatoid juvenile
antara lain : keterlibatan dari sendi-sendi kecil di perifer, sendi-sendi besar
terkena secara simetris tanpa adanya arthritis yang berpindah, kepucatan
pada sendi yang terkena, tidak ada bukti infeksi streptokokus, perjalanan
penyakit yang lebih indolen, dan tidak adanya respon awal terhadap terapi
salisilat selama 24 sampai 48 jam.
Penyakit vaskular kolagen (systemic lupus erythematosus ; SLE,
penyakit jaringan penyambung campuran); arthritis yang reaktif, termasuk
arthritis poststreptococcal; serum sickness; dan infeksius arthritis (seperti
gonokokus), kadang-kadang perlu dibedakan.
Infeksi virus yang disertai arthritis akut (rubella, parvovirus, virus
hepatitis B, herpesvirus, enterovirus) lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Penyakit-penyakit hematologi seperti anemia sel sabit dan leukemia,
dianjurkan untuk tetap dipikirkan sebagai diagnosis banding.
Hanya karditis yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
jantung. Tanda klinis ringan dari karditis menghilang secara cepat dalam
jangka waktu mingguan, tetapi pada pasien dengan karditis berat baru hilang
setelah 2-6 bulan. Khorea secara bertahap berkurang setelah 6 sampai 7
bulan atau lebih lama dan biasanya tidak menimbulkan sekuel neurologis
yang permanen.
7. Penatalaksanaan
a. Mitral Stenosis
Profilaksis untuk demam rematik berulang (penicilin V 250-500
mg PO atau benzatin penisilin G 1-2 juta unit IM perbulan). Dengan
adanya dyspnea, pembatasan natrium dan terapi oral diuretik, beta
blocker, digitalis, atau antagonis saluran kalsium (verapamil atau
diltiazem yaitu) untuk memperlambat laju ventrikel pada AF. Warfarin
(dengan sasaran INR 2,0-3,0) dengan AF dan / atau riwayat emboli
sistemik dan pulmonal. untuk AF atau onset baru, pertimbangkan
31
32
regurgitasi aorta yang berat ketika gejalan berkembang atau tanpa gejala
dengan disfungsi ventrikel kiri (LVEF <50%, LV end systolic volume
>55 mL/m2, end systolic diameter >55 mm atau LV diastolic dimension
>75 mm) dengan ekokardiografi.7
e. Stenosis Trikuspid
Pada
stenosis
trikuspid
yang
berat,
terapi
pembedahan
33
BAB III
ANALISIS KASUS
IUGR (intrauterine growth restriction) adalah gangguan pertumbuhan
pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua parameter (lingkar kepala,
berat badan, panjang badan), yang beratnya dibawah 10 persentil pada standard
intrauterine growth chart of low birth weight untuk usia gestasionalnya. Pada usia
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Bernstein J, Gabbe SG. Intra uterine growth restriction. In: Gabbe SG, Nielby
JR, Simpson JL, editors. Obstetric normal & problem prreegnancies, 4th
ed. New York: Churchill Livingstone; 2002. 896-92
2.Bianchi DW, Crumbleholme TM, DAlton ME. Fetologi 1 st ed. USA: Mc Graw
HillCompany; 2000. 929-36
3.Chin,
et
all.,
Pediatric
Rheumatic
Heart
Disease,
http://emedicine.medscape.com/article/891897-overview, 2012
4.Cunninghan FG, Gant NF, Leveno KJ, et al, 2013. Obstetri Williams Vol 1/Edisi
23. EGC. Jakarta.
5.Doubilet PM, Benson CB, Callea PW. Ultrasound evaluation of fetal growth.
In:Callen PW editor. Ultrasoun in Obstetric and Gynecology. 4 th. USA:
WBSaunders Company; 2001. 206-17.
6.Fetal growth disorders. In: Cunningham FG, Gant NF, LovenoKJ, et al. William
Obstetrics. 21 st ed. USA: Mc Graw Hill: 2003. 743-64.
7.Fauci, A et all., Harrisons Manual of Medicine, 17th Edition, Mc Graw Hill,
8.Ganong, William F., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta, 2008
9.Gerber, M. et all., Prevention of Rheumatic Fever and Diagnosis and Treatment
of Acute Streptococcal Pharyngitis, AHA Journal, 2009
10.Guyton, Arthur C. & Hall, John E., Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta, 2008
11.Jungueira, L.C et all., Histologi Dasar [Penerjemah, Jan Tambayong], edisi
VIII, EGC, Jakarta, 1995
12. Kasdu, Dini. 2005.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Puspa Suara.
13.Kliegman R, Behrman R, Jenson H, Rheumatic Heart Disease in Nelson
Textbook of Pediatric, 18th Edition, Saunders Elsevier, Philadelphia,
2007,USA, 2009
14.Lennon, D. et all., New Zealand Guidelines for Rheumatic Fever: Diagnosis,
Management and Secondary Prevention, New Zealand, 2006
15.Loscalzo, J., Harrissons Cardiovascular Medicine, Mc graw Hill, USA, 2010
35
16 Manuaba, Ida Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
EGC : Jakarta.
18.Medforth, Janet, dkk. 2011. Kebidanan Oxford. Jakarta : EGC.
19.Moore, K. L & Agur, A.M., Anatomi Klinis Dasar, zhipokrates, Jakarta, 2002
20.Park, M, Pediatric Cardiology for Practicioners, 5th Edition, Mosby Elsevier,
Philadelphia, 2008
21.Sherwood, Lauralee, Human Physiology : From Cell to System, 7th Edition,
Brooks/Cole Cengage Learning, Canada, 2010
22.Swanton, H & Banerjee, S., Swantons Cardiology, 6 th Edition, Blackwell,
Australia, 2008
23.Tortora, Gerard J. &Mark T. Nielsen., Principles of Human Anatomy, 12th
Edition, John Wiley & Sons, USA, 2012
24.Varner MV. Disproportionate fetal growth. In DeCherney AH, Pernoll ML,
editors. Current Obstetric and Ginecologic Diagnosis and Treatment. 9 th
ed. USA: Appleton & Lange; 2003. 344-56
25.Wikjosastro H, 2005. Ilmu Kebidanan Edisi ke4. Jakarta. PT Bina Sarwono
Prawiroharjo.
26.Wilson, D.D., Manual of Laboratory & Diagnostic Tests, Mc Graw Hills,
USA, 2008
27.Zimmer AZ, DIvon MY. Sonographic diagnosis of IUGR-Macrosomia. Clin
Obstet and Gynecol 1992; 35: 172-84
36