Shs RSD
Shs RSD
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reflex Sympathetic Dystrophy (RSD) dipakai untuk mengambarkan
sindrom yang dahulu disebut dengan bermacam macam nama antara lain : acute
bone atrophy, algo (neuro) dystrophy, chronic traumatic edema, Leriches post
traumatic pain syndrome, sudecks atrophy, traumatic vasospasme and shoulder
hand syndrome. Refleks sindrom distrofi simpatis merupakan gejala yang ditandai
dengan gambaran klinis berupa nyeri berlebihan, kekakuan sendi dan perubahan
jaringan lunak yang menyebabkan kecacatan.1 Reflek sindrom distrofi biasanya
timbul setelah cedera ekstremitas, akan tetapi tidak ada hubungannya dengan
tingkat keparahan trauma.2 RSD biasanya mempengaruhi pada salah satu anggota
badan, tetapi pada 7% kasus dapat melibatkan lebih dari satu anggota badan.2 Di
Eropa tingkat kejadian RSD adalah 26 / 100.000 orang pertahun.2 Diagnosis dan
pengobatan nyeri pada RSD adalah salah satu masalah yang paling menantang
untuk dihadapi oleh dokter. Pengobatan pada RSD dapat meliputi program latihan
yang tepat, agen memblokir -adrenergik, moodelevating obat, calcium channel
blockers, blok daerah intravena, dan blok ganglion stellata. Terapi tambahan
terbaru meliputi electroacupuncture, stimulasi transkutan listrik saraf, dan
biofeedback. Prognosa terbaik jika terdiagnosis lebih awal (dalam 2 atau 3
minggu setelah cedera) dan pengobatan dimulai pada tahap pertama penyakit.3
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dibuatnya referensi artikel ini
adalah:
1. Mengetahui definisi Shoulder Hand Syndrome/RSD.
2. Mengetahui epidemiologi Shoulder Hand Syndrome/RSD.
3. Mengetahui etiologi Shoulder Hand Syndrome/RSD.
4. Mengetahui patofisiologi Shoulder Hand Syndrome/RSD.
5. Mengetahui gejala dan tanda Shoulder Hand Syndrome/RSD.
6. Mengetahui pemeriksaan dan diagnosis Shoulder Hand Syndrome/RSD.
7. Mengetahui pencegahan Shoulder Hand Syndrome/RSD.