RHEUMATOID
ARTHRITIS
Oleh :
Sefina Munqidza Kamil (41211396100026)
Hafiya Windri Rikit (41201396100054)
Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Rekomendasi perhimpunan reumatologi Indonesia untuk diagnosis dan pengelolaan artritis rheumatoid. Jakarta:
Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2021
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
MEROKOK INFEKSI
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Metabolik Osteoporosis
DIAGNOSIS
American College of Rheumatology/Europan League Against Rheumatism 2010
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi Foto Polos Sendi
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding Faktor yang membedakan
Lupus Eritematosus Sistemik Tidak ada erosi sendi, ANA/anti-dsDNA (+), berhubungan dengan kelainan organ
viseral terutama ginjal
Spondiloartritis Dominan pada pria, sendi besar lebih sering ditemui daripada sendi kecil,
RF/ACPA (-), uveitis, psoriasis, inflammatory bowel disease (IBD)
Reumatik polimialgia Keterlibatan lengan dan panggul, berasosiasi dengan artritis sel giant
Fibromialgia Mialgia tapa artritis inflamasi, RF (-), ACPA (-), LED dan CRP normal
Hipertrofik osteoartropati Berhubungan dengan penyakit paru kronik (fibrosis kistik) dan keganasan
TATALAKSANA
Non-Farmakologi
● Edukasi
○ Penjelasan mengenai penyakit AR, bagaimana perjalanan penyakitnya, kondisi pasien saat
ini dan bila perlu penjelasan tentang prognosis penyakitnya
○ Rencana pengobatan, efek samping pengobatan, keuntungan pengobatan dengan modalitas
lain
○ edukasi berhenti merokok dan minum alkohol
● Latihan/Program Rehabilitasi
○ Latihan fisik aerobik : disesuaikan secara individual berdasarkan kondisi penyakit yang
ada.
○ Latihan aerobik dapat dikombinasikan dengan latihan penguatan otot dan latihan untuk
kelenturan, koordinasi tangan dan tubuh.
○ Terapi fisik dengan menggunakan laser kekuatan rendah dan transcutaneous electrical nerve
stimulation (TENS) → mengurangi nyeri
TATALAKSANA
Farmakologi
● subluksasi atlantoaksial
● mielopati servikal
● Aterosklerosis
● Osteoporosis
● infeksi (artritis septik, herpes,
tuberkulosis, serta infeksi sistem
saluran napas atas dan bawah)
PROGNOSIS
● Prediktor prognosis buruk pada stadium dini AR antara Iain:
○ skor fungsional yang rendah
○ status sosial ekonomi rendah
○ tingkat pendidikan rendah
○ ada riwayat keluarga dekat menderita AR
○ melibatkan banyak sendi
○ nilai CRP atau LED tinggi saat permulaan penyakit
○ RF atau anti-CCP positif
○ ada perubahan radiologis pada awal penyakit
○ ada nodul reumatoid/manifestasi ekstraartikular lainnya
● Rasio keseluruhan penyebab kematian pada penderita AR dibandingkan dengan populasi umum adalah
1,6.33 → Tetapi hasil ini mungkin akan menurun setelah penggunaan jangka panjang DMARD terbaru
KESIMPULAN
1. Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana
sendi merupakan target utama.
2. Etiologi terjadinya artritis reumatoid belum diketahui secara pasti, namun telah diketahui bahwa terjadinya
peyakit ini akibat adanya interaksi dari faktor lingkungan (endogen) dan lingkungan (eksogen).
3. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan artritis rheumatoid, diantaranya ialah genetik, usia,
jenis kelamin, paparan salisilat, merokok, dan infeksi
4. Kerusakan sendi pada artritis reumatoid dimulai dari proliferasi makrofag dan fibroblas sinovial setelah adanya
faktor pencetus berupa auto imun atau infeksi.
5. Walaupun artritis merupakan manifestasi klinis utama, tetapi artritis reumatoid merupakan peyakit sistemik
sehingga banyak penderita juga mempunyai manifestasi ekstraartikular.
6. Diagnosis artritis reumatoid di Indonesia mengacu pada kriteria diagnosis menurut American College of
Rheumatology/Europan League Against Rheumatism 2010.
7. Dalam pengelolaan artritis reumatoid, didasarkan pada pilar pengelolaan artritis reumatoid antara lain 1.
Edukasi; 2. Terapi medikamentosa meliputi obat anti inflamasi non-steroid (OAINS), kortikosteroid, DMARD
sintetik konvensional (csDMARD) dan sintetik targeted (tsDAMRD), serta DMARD biologik (bDMARD); 3.
Latihan/program rehabilitasi.
REFERENCES
1. I Nyoman Suarjana. Artritis Reumatoid. Dalam: Siti S, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.6. Jakarta: Interna Publishing. 2014.
2. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Rekomendasi perhimpunan reumatologi Indonesia untuk diagnosis dan pengelolaan artritis
rheumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2021
3. Drosos AA, Pelechas E, Voulgari P V. Conventional radiography of the hands and wrists in rheumatoid arthritis. What a
rheumatologist should know and how to interpret the radiological findings. Rheumatol Int. 2019;39(8):1331- 41.
4. Khoury V, Kourilovitch M, Massardo L. Education for patients with rheumatoid arthritis in Latin America and the Caribbean. Clin
Rheumatol.2015;34:45-9.
5. Senara S, Wahed WA, Mabrouk S. Importance of patient education in management of patients with rheumatoid arthritis: an
intervention study. Egypt Rheumatol Rehabil. 2019;46(1):42.
6. Van Steenbergen HW, Aletaha D, Beaart-Van De Voorde L)J, Brouwer E, Codreanu C, Combe B, et al. EULAR definition of
arthralgia suspicious for progression to rheumatoid arthritis. Ann Rheum Dis. 2017;76(3):491-6.
7. Puchner R, Edlinger M, Mur E, Eberl G, Herold M, Kufner P, et al. Interface management between general practitioners and
rheumatologists-results of a survey defining a concept for future joint recommendations. PLoS One. 2016;11(1):1-12.
8. Rindfleish JA, Muller D. Diagnosis and Management of Rheumatoid Arhtritis. Am Fam Physician 2005;72:1037-1047
9. Shah A, Clair E. Rheumatoid Arthritis. In: Kasper D, Longo D, Fauci A, Hauser S, Joseph L, editors. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. 20th ed. New York: McGraw-Hill; 2018. p. 2527–40
10. Van Steenbergen HW, Aletaha D, Beaart-Van De Voorde LJJ, Brouwer E, Codreanu C, Combe B, et al. EULAR definition of
arthralgia suspicious for progression to rheumatoid arthritis. Ann Rheum Dis. 2017;76(3):491–6.
11. Erickson AR, Cannella AC, Mikuls TR. Clinical Features of Rheumatoid Arthritis. In: Firestein GS, Budd RC, Gabriel SE, McInnes
IB, O’Dell JR, editors. Kelley & Firestein’s Textbook of Rheumatology. 10th ed. Philadelphia: Elsevier; 2017.
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics
& images by Freepik