PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Pada pokok bahasan kali ini khusus membahas tentang konsep dasar perencanaan
pembangunan. Analisis dimulai dengan pembahasan tentang tahap-tahap dalam
perencanaan pembangunan. Selanjutnya akan dibahas siklus perencanaan pembangunan,
Siklus ini dimulai dari penilaian keadaan saat ini sampai dengan penyusunan rencana
tindak (Action Plan) dan anggarannya. Apa saja unsur- unsur-unsur pokok yang ada dalam
perencanaan pembangunan. Pokok bahasan ini juga akan menjelaskan tentang strategistrategi apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan.
Meskipun sudah melakukan perencanaan pembangunan namun masih terdapat
kelemahan pada negara-negara baru berkembang sehingga pokok bahasan ini juga akan
menjelaskan ciri-ciri perencanaan yang baik. Secara singkat, pokok bahasan kali ini akan
membahas tentang hal-hal yang bersifat prinsipil dalam ilmu perencanaan pembangunan
yang mendasari perumusan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi dalam raangka
mencapai tujuan pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
artinya sebagai masukan atau umpan balik (feedback) untuk penyusunan perencanaan
pembangunan di masa mendatang.
2. SIKLUS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Perencanaan pembangunan mempunyai siklus (putaran kegiatan) yang terpola hampir
secara seragam. Memperhatikan literatur perencanaan yang tersedia, secara umum terdapat
10 siklus minimum perencanaan pembangunan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
perencanaan pembangunan. Siklus ini dimulai dari penilaian keadaan saat ini sampai
dengan penyusunan rencana tindak (Action Plan) dan anggarannya. Berikut diuraikan
secara umum kegiatan pokok yang dilakukan untuk masing-masing siklus perencanaan
tersebut.
a. Penilaian keadaan saat ini
Penyusunan perencanaan pembangunan selalu dimulai dengan penilaian terhadap
kondisi umum negara atau daerah baik di bidang fisik dan sosial ekonomi saat ini
(Existing Condition). Kondisi fisik meliputi geografi dan geomorfologi, potensi
sumber daya alam, kondisi lingkungan dan aspek tata ruang. Sedangkan kondisi sosial
ekonomi meliputi aspek kependudukan (demografi), sumberdaya manusia, agama dan
budaya, perekonomian, hukum, pemerintahan dan lain-lainnya. Analisis ini sangat
penting artinya sebagai landasan utama penyusunan perencanaan pembangunan untuk
periode mendatang.
b. Penilaian arah pembangunan masa mendatang
Kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan penilaian terhadap
arah pembangunan di masa datang. Penilaian ini biasanya dilakukan dengan jalan
melakukan perkiraan (prediksi) secara terukur terhadap beberapa indikator makro
pembangunan di bidang ekonomi, indikator pembangunan yang perlu diperkirakan
kedepan adalah: pertumbuhan ekonomi, kebutuhan investasi untuk mencapai target
pertumbuhan ekonomi, perkiraan pendapatan perkapita, tingkat kemiskinan dan
pengangguran. Di bidang sosial, indikator pembangunan yang perlu diperkirakan
kedepan adalah proyeksi penduduk, perkiraan Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Angka Partisipasi Kasar, Indeks Kematian Bayi dan lain-lainnya. Sedangkan di
bidang fisik dan tata ruang, indikator yang perlu diperkirakan adalah menyangkut
dengan tendensi penggunaan lahan dan pola tata ruang. Sangat disadari bahwa tidak
semua aspek dapat dilakukan penilaian secara terukur (kuantitatif), sehingga untuk
beberapa aspek tertentu seperti agama dan budaya, hukum dan pemerintahan,
penilaian terpaksa dilakukan secara kualitatif.
c. Formulasi tujuan dan sasaran pembangunan
Siklus berikutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan formulasi Secara tepat
tentang tujuan dan sasaran pembangunan. Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah
merupakan gambaran (deskripsi) tentang sasaran akhir yang ingin diwujudkan melalui
kegiatan pembangunan. Sedangkan sasaran pembangunan adalah jabaran lebih
kongkrit tentang tujuan pembangunan tersebut. Sasaran pembangunan biasanya
dirumuskan dalam bentuk target pembangunan secara makro yang harus dicapai pada
akhir periode pembangunan. Formulasi tujuan dan sasaran pembangunan ini Perlu
d.
e.
f.
g.
dilakukan secara hati-hati agar pencapaianya menjadi lebih terjamin sesuai dengan
yang telah ditetapkan semula.
Mengkaji alternatif strategi pembangunan
Setelah tujuan dan sasaran pembangunan dapat dirumuskan secara tepat, maka
langkah berikutnya adalah mengkaji berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut. Strategi pembangunan
pada dasarnya adalah cara dan upaya yang terbaik dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan dan sasaran pembangunan. Strategi pembangunan ini dapat disusun untuk
jangka pendek dan jangka panjang atau bersifat parsial dan menyeluruh. Strategi
pembangunan yang baik adalah strategi yang dapat dilaksanakan secara operasional
sesuai dengan kondisi sosial ekonomi negara dan daerah bersangkutan. Disamping itu,
strategi yang baik dapat mencapai tujuan yang diharapkan dengan pengorbanan biaya
dan upaya yang minimum serta mempunyai dampak negatif yang minimum.
Menetapkan prioritas pembangunan
Setelah strategi pembangunan dapat ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
menetapkan prioritas pembangunan. Prioritas pembangunan perlu dilakukan secara
tajam agar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan dapat dilakukan dengan
kondisi dana yang terbatas. Penetapan prioritas pembangunan tidak berarti kegiatan
dan aspek lainnya tidak penting, tetapi hal ini semata-mata dilakukan karena
keterbatasan dana dan sumberdaya yang tersedia. Prioritas dapat ditentukan menurut
bidang atau sektor pembangunan, seperti bidang sumberdaya manusia atau sektor
pertanian. Bidang atau sektor prioritas adalah sektor mendapat perhatian lebih
dibandingkan dengan sektor lain dalam rangka efisiensi pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan.
Merumuskan kebijakan pembangunan
Dengan memperhatikan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan, maka
siklus berikutnya adalah merumuskan kebijakan pembangunan yang tepat sesuai
dengan kondisi umum dan prediksi pembangunan di masa mendatang. Kebijaksanaan
ini juga dapat dirumuskan untuk jangka pendek dan untuk jangka panjang atau
bersifat parsial atau menyeluruh. Perumusan kebijakan pembangunan ini harus
dilakukan secara tepat sesuai dengan permasalahan pokok yang dihadapi serta tujuan
dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan terdahulu. Sama halnya dengan
strategi, kebijakan pembangunan yang baik adalah kebijakan yang dapat dilaksanakan
secara operasional sesuai dengan kondisi fisik dan sosial ekonomi serta kemampuan
keuangan negara dan daerah bersangkutan.
Identifikasi program dan kegiatan
Siklus kegiatan perencanaan berikutnya adalah melakukan identifikasi terhadap
program dan kegiatan yang diperlukan untuk dapat melaksanakan kebijakan yang
telah ditetapkan terdahulu dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan.
Program dan kegiatan pada dasarnya adalah merupakan tindakan dan upaya yang
harus dilakukan sesuai dengan dana yang tersedia. Untuk keperluan monitoring dan
evaluasi, masing-masing program dan kegiatan ditetapkan indikator kinerja berikut
target kinerja yang harus dicapai. Penentuan indikator dan target kinerja ini juga
diperlukan untuk dapat memudahkan penyusunan Anggaran Kinerja yang harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dewasa ini.
Kenyataan menunjukkan bahwa pada umumnya jumlah dana yang tersedia lebih
kecil dari jumlah program dan kegiatan yang perlu dilakukan pada setiap tahunnya.
Pengecualian hanya terdapat pada daerah-daerah yang mempunyai dana berlimpah
yang berasal dari Dana Bagi Hasil seperti kota dan daerah industri yang mempunyai
Dana Bagi Hasil Pajak sangat besar atau daerah penghasil minyak dan gas alam yang
mempunyai Dana Bagi Hasil Sumberaya Alam yang cukup tinggi. Dalam situasi yang
demikian, penentuan program dan kegiatan prioritas sangat penting artinya guna dapat
mencapai target dan sasaran pembangunan secara optimal sesuai dengan dana yang
tersedia.
h. Menetapkan perkiraan dana investasi yang dibutuhkan
Setelah program dan kegiatan ditetapkan, maka siklus pekerjaan perencanaan
berikutnya adalah menetapkan perkiraan dana investasi yang dibutuhkan. Biasanya
kebutuhan dana ini hanya dilakukan secara kasar dalam bentuk Pagu Dana Indikatif
yang nantinya dapat dirobah lagi pada waktu penyusunan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) yang ditetapkan melalui Nota Kesepakatan antara
ekskutif dan legeslatif. Penetapan perkiraan dana investasi yang dibutuhkan untuk
masing-masing program dan kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan Standar
Anggaran Belanja (SAB) yang ditetapkan oleh masing-masing daerah secara berkala.
Perkiraan dana investasi akan dapat diketahui dengan mengalikan keluaran (output)
yang akan dihasilkan dengan , harga satuan (unit cost) yang ditetapkan dalam SAB.
Bila keseluruhan kebutuhan dana tersebut dijumlahkan akan dapat pula diketahui
jumlah kebutuhan dana untuk masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
pada tahun bersangkutan.
i. Menetapkan indikator kerja
Penetapan Indikator Kinerja sangat penting artinya untuk dapat mengetahui
secara kongkrit tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan. Karena itu,
siklus kegiatan perencanaan berikutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan
indikator dan target kinerja untuk masing-masing program dan kegiatan. Indikator dan
target kinerja ini dapat ditetapkan secara kuantitatif maupun kualitatif. Untuk
memudahkan penyusunan Anggaran Kinerja dan pelaksanaan Monitoring dan
Evaluasi, sebaiknya indikator dan target kinerja tersebut ditentukan secara kuantitatif,
kecuali hal ini tidak dimungkinkan. Sesuai dengan ketentuan dalam Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), indikator kinerja dan target
kinerja secara lengkap dapat ditentukan berdasarkan 6 kriteria yaitu masukan (input),
proses (process), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit) dan dampak
(impact). Untuk lebih memudahkan, selanjutnya Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun
2006 melakukan penyederhanaan terhadap kriteria indikator kinerja dan target kinerja
tersebut menjadi hanya 3 yaitu masukan (input), keluaran (output) dan hasil
(outcome).
j. Penyusunan rencana tindak
Siklus terakhir dari penyusunan perencanaan adalah menyusun Rencana Tindak
(Action Plan) yang berisikan berbagai ketentuan operasional dan cara yang perlu
dilakukan dalam pelaksanaan rencana, khusus program dan kegiatan yang telah
ditetapkan. Salah satu ketentuan yang harus diikuti dalam pelaksanaan program dan
kegiatan adalah PERPRES no. 7 tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa
berikut ketentuan perubahannya. Aspek lain yang juga termasuk dalam penyusunan
rencana tindak ini adalah menyangkut dengan kegiatan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.
bagian integral dari rencana pembangunan itu sendiri. Dalam usaha tersebut termasuk
pula penelaahan terhadap mekanisme dan kelembagaan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan. Semua ini disebut administrasi pembangunan
Tahun 2004 walaupun didalamnya juga ada bab yang membahas tentang perencanaan
pembangunan. Dengan demikian, sangat beralasan kiranya bila dikatakan bahwa
penetapan RPJM seharusnya dilakukan melalui Peraturan Presiden atau Peraturan Kepala
Daerah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tersebut dan bukan
berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2004.
Dari segi Ilmu Politik, karena dewasa ini Indonesia telah melakukan sistem pemilihan
langsung, maka pemilihan Presiden dan Kepala Daerah langsung dilakukan oleh rakyat
dan bukan oleh DPRD. Ini berarti Presiden dan Kepala Daerah terpilih bertanggung jawab
langsung kepada rakyat dan bukan kepada DPRD. Mengingat RPJM berisikan visi dan
misi yang telah dijanjikan kepada rakyat, maka penentapan RPJM seharusnya dilakukan
oleh kepala daerah sendiri dan tidak oleh DPRD. Dengan demikian baik dari segi Ilmu
Hukum maupun Ilmu Politik, maka penentapan RPJM oleh Kepala Daerah sendiri sesuai
Undang-undang No. 25 Tahun 2004 adalah sangat logis dan cukup beralasan. Sedangkan
dalam penetapan RPJP tidak terdapat perbedaan pendapat antara kedua undang-undang,
yaitu sama-sama ditetapkan oleh DPRD dalam bentuk Peraturan Daerah.
Aspek lainnya yang berbeda dalam SPPN 2004 dibandingkan dengan ketentuan yang
berlaku sebelumnya adalah menyangkut dengan jenis dokumen perencanaan yang
dijadikan dasar utama dalam penyusunan anggaran. Ketentuan sebelumnya menyatakan
bahwa Renstra Daerah (Renstrada) merupakan dasar utama penyusunan RAPED.
Mengingat Renstrada adalah perencanaan untuk 5 tahunan, tentu isinya tidak sampai
kepada kegiatan dan kebanyakan hanya sampai pada program pembangunan. Akibatnya
penyusunan RAPED sering mengalami kesulitan karena penyusunan anggaran lebih
banyak dilakukan pada tingkat kegiatan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka SPPN 2004 mengamanatkan bahwa dasar utama
penyusunan RAPED bukan Renstrada, tetapi adalah RKPD yang merupakan dokumen
perencanaan tahunan. Sebagai sebuah perencanaan tahunan RKPD merupakan
perencanaan yang lebih operasional dan rinci yang berisikan program sampai pada tingkat
kegiatan. Dengan demikian, penyusunan RAPED untuk tahun tertentu diperkirakan tidak
akan mengalamai kesulitan bila penyusunannya didasarkan pada RKPD pada tahun
bersangkutan.
c.
d.
e.
f.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN KELOMPOK
2. DAFTAR PUSTAKA
Sjafrizal, 2014, Perencanaan pembangunan Daerah Dalam Otonomi Daerah,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
www.academia.edu/ 9149394/Perencanaan_Pembangunan
cintasejarahislam.blogspot.co.id/2012/09/unsur-unsurpokok-perencanaan.html
http://odenkmachron.blogspot.co.id/2008/04/perencanaan-pembangunan.html