PENDAHULUAN
Sumberdaya
kelautan
Indonesia
merupakan salah satu aset pembangunan
yang penting dan memiliki peluang sangat
besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan
ekonomi bagi negeri ini. Akan tetapi
pemanfaatannya sebagai salah satu sistem
sumberdaya hingga saat ini belum optimal.
Sektor perikanan misalnya, dari 6,7 juta ton
perkiraan potensi perikanan pertahun, hanya
sekitar 65% yang sudah tereksplorasi,
walaupun di beberapa tempat kemungkinan
besar telah terjadi penangkapan secara
berlebihan (Resosudarmo etal. 2002).
Sektor perikanan di Surabaya terdiri
dari perikanan tangkap dan perikanan
budidaya. Perikanan tangkap umumnya
dilakukan oleh masyarakat nelayan yang
bermukim di wilayah pesisir Surabaya
dengan alat tangkap yang relatif sederhana.
Salah satu nelayan perikanan tangkap di
wilayah Surabaya timur yaitu para nelayan
penangkap kepiting bakau (Scylla spp.).
Kepiting
bakau
(Scylla
spp.)
merupakan salah satu komoditas perikanan
pada habitat perairan pantai, khususnya di
daerah hutan bakau (mangrove). Kawasan
hutan mangrove di seluruh wilayah pantai
nusantara yang cukup luas menjadikan
Indonesia sebagai pengekspor kepiting
bakau yang cukup besar dibandingkan
negara lain (Kanna, 2002).
Penangkapan kepiting bakau dapat
dilakukan dengan berbagai alat tangkap,
salah satunya yaitu jaring insang (gillnett).
Kelebihan alat tangkap ini yaitu memiliki
kemudahan dalam operasional penangkapan,
memiliki selektivitas dan relativitas yang
seragam,
sehingga
tidak
akan
mempengaruhi keseimbangan struktur umur
populasi ikan. Akan tetapi para nelayan
melakukan
operasi
penangkapan
berdasarkan pengalaman, sehingga belum
mengetahui waktu yang tepat agar
menghasilkan jumlah tangkapan yang
maksimal.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh waktu operasi
penangkapan terhadap hasil tangkapan
kepiting bakau (Scylla spp.) menggunakan
alat tangkat jaring insang dasar (bottom
gillnet) di muara Segara Tambak Medokan
Surabaya.
METODOLOGI PENELITIAN
Materi dan Alat
Materi penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan dan pengaruh faktor
waktu operasi penangkapan terhadap hasil
tangkapan kepiting bakau (Scylla spp.)
menggunakan jaring insang dasar (bottom
gillnet) di muara Segara Tambak Medokan,
Kecamatan Rungkut, Surabaya.
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian yaitu kapal, jaring insang dasar
(bottomgillnet), alat tulis, GPS, timbangan,
penggaris, lampu, kamera, jam, kuisioner,
program komputer.
Metodologi
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode experimental
fishing.
Pada
dasarnya
penelitian
eksperimen (experimental research) adalah
meneliti pengaruh perlakuan terhadap
perilaku yang timbul sebagai akibat
perlakuan (Alsa 2004). Jumlah trip yang
dilakukan dianggap sebagai ulangan, dimana
ulangan dilakukan sebanyak 15 kali. Dalam
penelitian ini pengoperasian alat tangkap
jaring insang dasar di bagi menjadi 4
(empat) tahap yaitu persiapan, pemasangan
(setting), perendaman, hauling.
1. Persiapan
Tahap persiapan dalam pengoperasian
jaring insang yang dilakukan adalah
mempersiapkan alat tangkap terlebih dahulu.
Setelah persiapan selesai, kemudian menuju
fishing ground dengan menggunakan
perahu.
2. Pemasangan (setting)
Penentuan
daerah
penangkapan
berdasarkan kedalaman perairan yang akan
Analisis Data
Data yang dikumpulkan di lapangan
dianalisis secara deskriptif. Tujuannya
adalah untuk menggambarkan kondisi dari
objek yang diteliti. Data hasil tangkapan
berdasarkan perlakuan di ukur bobot,
jumlah, panjang karapas, lebar karapas, dan
jenis kelamin setiap individu kepiting yang
di dapat. Analisi data dilakukan pengujian
terhadap hasil tangkapan yang meliputi