Disusun Oleh:
Desvian Adi Nugraha
G99151042
Muhammad Natsir
G99161064
G99161069
G99161074
Pembimbing:
Dr. Widiastuti, dr, Sp.Rad (K)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoptisis merupakan salah satu masalah kesehatan yang berpotensi
menyebabkan kematian karena sulit untuk diprediksi tingkat keparahan dan
perkembangan klinisnya. Batuk darah lebih sering merupakan tanda atau
gejala penyakit dasar sehingga etiologi harus dicari melalui pemeriksaan yang
lebih teliti.Volume darah yang dibatukkan bervariasi dalam jumlah minimal
hingga masif, tergantung laju perdarahan dan lokasi perdarahan. Hemoptisis
dalam jumlah yang banyak (masif) termasuk kegawatan medis yang butuh
penanganan yang intensif dengan terapi yang tepat. Gejala ini dapat
mengganggu kestabilan hemodinamik akibat kehilangan darah dalam
jumlahyang banyak dan dapat menggangu pertukaran gas di alveoli dan
menimbulkan komplikasi asfiksia sehingga bila tidak ditangani dengan baik
dapat mengancam jiwa. Meskipun angka kejadian hemoptisis masif hanya 515% dari total kasus, hal ini harus ditanggapi sebagai suatu kasus yang dapat
mengancam jiwa dan memerlukan penanganan dan manajemen yang efektif.
B. Batasan Masalah
Referat ini akan membahas tentang etiologi dari hemoptisis khususnya
dari segi gambaran radiologis
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahuitentangetiologi hemoptisis.
2. Mengetahuigambaranradiologispadamasing-masing etiologi hemoptisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Thorax (atau dada) adalah daerah tubuh yang terletak di antara
leher dan abdomen. Rangka pembentuk dinding thorax yang dinamakan
cavea thoracis dibentuk oleh columna vertebralis di belakang, costae dan
spatium intercostale di samping, serta sternum dan cartilago costalis di
depan. Columna vertebralis yang membentuk bagian belakang cavea
thoracis terdiri dari 12 buah vertebra thoracica yang saling dihubungkan
oleh discus intervertebralis. Costae berjumlah 12 pasang, yang
melengkung dari vertebra thoracica. Berdasarkan tempat perlekatan ujung
ventral os costale (cartilago costalis) costae dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu costa vera atau iga sejati yang melekat pada sternum (costa IVII), costa spuria atau iga palsu yang melekat pada cartilago costalis
sebelah cranialnya (costa VIII, IX, X), costa fluctuantes atau iga melayang
yang berakhir bebas (costa XI,XII). Ruangan yang terletak di antara costae
disebut spatium intercostale(Snell RS, 2006).
(ruangan
yang
terletak
di
antara
Isi mediastinum
Mediastinum
Mediastinum
Mediastinum
Mediastinum
superius
anterius
medium
posterius
Oesophagus
Trachea
Sisa
glandula Jantung
Aorta
thymus
descendens
Oesophagus
interna
Sisa
glandula
Radix pulmonis
thymus
Ductus
thoracicus
cabang-cabangnya
bagian caudal
V. cava superior
bagian cranial
N. Vagus
Bronchus
N. Vagus
primarius
V.
N.
Brachiocephalica
dexter
dextra et sinistra
sinister
N.
phrenicus
et
laryngeus
reccurent
Gambar 5.
Proyeksi
batas jantung
10
11
Potongan axial 3
Kriteria yang tampak antara lain (1) arteri brachiocephalic (dengan media
kontras), (2) Arteri komunis karotis kiri, (3) arteri subklavia kiri, (4) vena
brachiophelic kiri, (5) vena brachiophelic kanan, (6) trakhea, (7)
oesofagus, (8) scapula, (9) pulmonary vasculature, (11) manubrium sterni,
(12) asticulatio costovertebra, (13) muskulus trapezius (14) vertebra
thorakal III.
Gambar 9. Potongan axial 3 rongga thorax (CT Scan)
Potongan axial 5
Kriteria yang tampak yang tampak adalah (ungu) vena kava superior,
(merah) arcus aorta, (coklat) corpus sternum, (hijau) oesoagus, (pink)
vertebra thorakal V, (kuning) trakhea, (abu-abu) vena brachiochepalic kiri.
12
C. Etiologi Hemoptisis
1. Bronkitis
Paru paru merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan
manusia yang berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas
sebagai tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan
mengeluarkan karbondiksida yang merupakan hasil sisa proses
pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan
tubuh akan oksigen terpenuhi. Udara sangat penting bagi manusia,
tidak menghirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan
kematian. Itulah peranan penting paru paru. Cabang trakea yang
berada dalam paru paru dinamakan bronkus, yang terdiri dari 2 yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Organ yang terletak di bawah tulang
rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin
tercemarnya udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang
berkeliaran di udara. Ini semua dapat menimbulkan berbagai penyakit
paru paru. Salah satunya adalah penyakit yang terletak di bronkus
yang dinamakan bronchitis. Bronkitis (Bronkitis inflamasi-Inflamation
bronchi) digambarkan sebagai inflamasi dari pembuluh bronkus.
Inflamasi menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit
pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi.
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi
(ektasis) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik.
Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan
dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan
otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil
(medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi. Hal ini dapat
memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat merusaknya.
Etiologi
Secara umum penyebab bronkitis dibagi berdasarkan faktor
lingkungan dan faktor host/penderita. Penyebab bronkitis berdasarkan
13
terutama
Mycoplasamapneumoniae
dan
Chlamydia.
penyempitan
14
15
auskultasi
dapat
terdengar
ronki,
wheezing,
ekspirium
16
dilatasi
abnormal
bronkus
atau
bronkiolus.
Etiologi
Penyebab bronkiektasis sampai sekarang masih belum diketahui
dengan jelas. Pada kenyataannya kasus-kasus bronkiektasis dapat
timbul secara kongenital maupun didapat. Menurut Rahmatullah
(2001), penyebab bronkiektasis dapat diklasifikasikan antara lain
karena kelainan kongenital, dan bronkiektasis didapat yaitu oleh
kaarena infeksi dan obstruksi bronkus itu sendiri.
Patofisiologi
Berdasarkan definisi, bronkiektasis menggambarkan suatu
keadaan dimana terjadi dilatasi bronkus yang ireversibel (> 2 mm
dalam diameter) yang merupakan akibat dari destruksi komponen
muskular dan elastis pada dinding bronkus. Rusaknya kedua
komponen tersebut adalah akibat dari suatu proses infeksi, dan juga
17
18
19
20
21
3. Pneumonia
Proses peradangan pada parenkrim paru-paru yang biasanya
dihubungkan dengan meningkatnya cairan pada alveoli. Penyakit ini
merupakan salah satu penyakit infeksi saluran nafas yang banyak
didapat dan sering merupakan penyebab kematian diseluruh dunia.
Bayi dan anak kecil lebih rentang dengan penyakit ini karena respon
imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik (Manurun
Santa. 2009).
Klasifikasi
Berdasarkan anatomiknya, pneumonia dibagi atas:
a. Pneumonia lobarisadalah salah satu bentuk pneumonia yang
didapatkan konsolidasi
lobaris lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini
dikarenakan respon imunitas mereka masih belum berkembang
dengan baik. Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering
pneumonia
lobaris
pada
dewasa
dan anak
besar
adalah
22
Etiologi
Berdasarkan etiologinya, pneumonia dibagi atas:
a. Pneumonia bakterial
Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia antara lain:
1. Pneumokokus
2. Steptokokus
3. Basil gram negatif
b. Pneumonia akibat virus
Disebabkan oleh bermacam-macam virus, seperti virus respiratory
sinsitial, virus influenza, cytomegalovirus, virus herpes zooster,
dan lain-lain.
c. Pneumonia akibat jamur
Jamur- jamur yang
menyebabkan
pneumonia
adalah
23
jaringan
paru
setelah
kolonisasi
suatu
bakterialis
menimbulkan
respon
imun
dan
merupakan
yang
paling
banyak
diselidiki.
24
b.
c.
d.
terserang.
Resolusi (7 sampai 11 hari) : eksudat mengalami lisis dan
direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada
strukturnya semula.
Gambaran Klinis
a.
b.
c.
d.
e.
Demam menggigil
Batuk dengan dahak mukoid, purulen, kadang hingga berdarah
Sesak nafas
Kadang-kadang disertai nyeri dada
Bagian yang sakit tertinggal saat bernafas, vokal fremitus
mengeras, perkusi redup, auskultasi terdengar ronkhi basah halus,
dan menjadi ronkhi basah kasar saat resolusi.
Gambaran Radiologi
Pada rontgen thorax :
1.
Tampak
perselubungan
homogen
2.
3.
4.
Pada CT Scan :
1.
2.
25
pada
lapangan
3.
26
27
.
Gambar 22.CT Scan pada pneumonia interstitial. Tampak
konsolidasi yang ireguler di percabangan
peribronkovaskuler dengan infiltrat reticonodular
bilateral dengan subpleural predominan. (Medscape,
2010)
28
4.
Tuberkulosis
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang
terutama menyerang penyakit parenkim paru. Nama tuberkulosis
berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras yang
terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi
bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas
ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis
jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang
dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.
Epedemiologi
a. Umur
Tb Paru Menyerang siapa saja tua, muda bahkan anak-anak.
Sebagian besar penderita Tb Paru di Negara berkembang berumur
dibawah 50 tahun. Data WHO menunjukkan bahwa kasus Tb paru
di negara berkembang banyak terdapat pada umur produktif 15-29
tahun. Penelitian Rizkiyani pada tahun 2008 menunjukkan jumlah
penderita baru Tb Paru positif 87,6% berasal dari usia produktif
(15-54 tahun) sedangkan 12,4 % terjadi pada usia lanjut ( 55
tahun).
b. Jenis Kelamin
Penyakit Tb Paru menyerang orang dewasa dan anak-anak, lakilaki dan perempuan.Tb paru menyerang sebagian besar laki-laki
usia produktif .
c. Status gizi
Status nutrisi merupakan salah satu faktor yang menetukan fungsi
seluruh sistem tubuh termasuk sistem imun.Sistem kekebalan
dibutuhkan manusia untuk memproteksi tubuh terutama mencegah
terjadinya infeksi yang disebabkan oleh `mikroorganisme. Bila
daya tahan tubuh sedang rendah, kuman Tb paru akan mudah
masuk ke dalam tubuh. Kuman ini akan berkumpul dalam paruparu kemudian berkembang biak.Tetapi, orang yang terinfeksi
29
kuman TB
31
32
Gambaran Klinis
a. Gejala sistemik/umum
1. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
2. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
3. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Gejala khusus
1. Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju
ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak.
2. Jika ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
33
Gambaran Radiologi
Kelainan radiologis ini dapat terjadi dimana saja dalam paru,
namun sarang dalam parenkim paru sering disertai pembesaran
kelenjar limfe regional (komplek primer).
Gambar 23. Foto polos PA tampak gambaran bercak semi opak terletak di
suprahiler (diatas hilus), perihiler (sepanjang limfangitis), dan parakardial
(disamping kor) dengan batas tidak tegas. (Medscape, 2015)
34
Gambar 25.Foto polos thoraks tampak pada TB aktif dengan disertai bercak
milier (Snow Storm Appearance) (Medscape, 2015)
35
Gambar 26.Tuberkulosis Post Primer. Temuan pada foto thorak ini adalah
fibrosis lobus superior bilateral. (Medscape, 2015)
36
5.
Kanker Paru
Definisi dan Epidemiologi
Karsinoma paru adalah keganasan yang berasal dari saluran
pernapasan (bronkus, bronkiolus, alveolus) dan parenkim paru.
Kanker paru merupakan kanker yang paling sering di dunia dengan
sekitar 1.600.000 kasus baru dan 1.380.000 kematian pada tahun
2008.4
Penyebab kanker paru belum diketahui, tetapi paparan atau
inhalasi berkepanjangan terhadap karsinogen diduga merupakan faktor
penyebab utama, di samping faktor lain seperti kekebalan tubuh,
genetik, dan lain-lain. Faktor risiko utama terjadinya kanker paru
adalah kebiasaan merokok. Terdapat hubungan antara jumlah rata-rata
jumlah rokok yang dihisap per hari dengan tingginya insiden kanker
paru. Selain perokok aktif, perokok pasif juga mengalami peningkatan
risiko terjadinya kanker paru. Faktor risiko lain kanker paru antara
lain paparan radiasi pengion, asbestos, polisiklik hidrokarbon, polusi
udara, dan lain-lain. Faktor genetik berupa riwayat keluarga dengan
kanker juga berperan terhadap peningkatan risiko terjadinya kanker
paru.
Patofisiologi
Karsinoma terjadi ketika sel-sel normal mengalami transformasi
yang menyebabkan mereka tumbuh dan bertambah tanpa kontrol
normal.Sel membentuk suatu massa atau tumor yang berbeda dari
jaringan sekitarnya dari mana ia muncul. Tumor berbahaya karena
mereka mengambil oksigen, nutrisi, dan ruang dari sel-sel sehat.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis kanker paru yang dapat ditemui antara lain:
a. Asimptomatik teridentifikasi pada pemeriksaan foto toraks rutin.
Pada fase awal, kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala
klinis apapun selain adanya kelainan pada gambaran radiologis.
b. Gejala lokal
37
o Batuk
o Hemoptisis
o Mengi
o Atelektasis
c. Invasi regional
o Nyeri dada
o Dispneu karena efusi pleura
o Tamponade atau aritmia karena invasi ke perikardium
o Sindrom vena kava superior
o Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
o Suara serak karena penekanan nervus laryngeal recurrent
o Sindrom Pancoast karena invasi pada pleksus brakialis dan
saraf simpatis servikalis
d. Gejala metastasis
o Metastasis
pada
otak,
tulang,
hati,
adrenal
dapat
sekresi
berlebihan
hormon
paratiroid
(hiperkalsemia), ginekomastia
o Dermatologik: eritema multiform, hiperkeratosis, jari tabuh
o Ginjal: syndrome of inappropriate antidiuretic hormone
38
paparan
zat
karsinogen,
dan
infeksi
yang
dapat
39
Gambar 30. Massa pada paru kiri bawah dengan efusi pleura
(chestradiology.net, 2014)
40
41
Gambar 32. CT Scan Thorax didapatkan sebuah massa tumor dengan ukuran T3 tepi
ireguler dengan invasi dinding dada (lungcancer.org, 2014)
42
Gambar
33.
Gambaran
metastasis
dari
karsinoma
ginjal
(lungcancer.org, 2014)
BAB III
PENUTUP
1.
2.
etiologi.
Untuk mengetahui penyebab batuk darah kita harus memastikan bahwa
perdarahan tersebut berasal dari saluran pernafasan bawah, dan bukan
++ dafpus :
1.
2.
43