Anda di halaman 1dari 23

PBL

BIOLOGI ORAL
Kelompok A2

Anggota Kelompok

Seorang wanita berusia 37 tahun datang ke klinik kedokteran gigi UNAIR untuk

memeriksakan gigi geraham bawah sebelah kanan yang berlubang dan terasa
nyeri dua hari yang lalu. Gigi terasa memanjang/muncul serta terasa nyeri pada

saat mengunyah. Kondisi intra oral dengan kedalaman poket >6mm, karies
profunda serta karang gigi pada rahang kanan bawah. Pada pemeriksaaan

rontgenologi terdapat pelebaran ligamen periodontal. Pemeriksaan darah tepi


C-Reactive Protein (CRP) > 100

Keyword: Poket, CRT, Ligamen Periodontal, Karang Gigi.

Periodonsium secara harfiah artinya adalah di sekeliling

gigi. Periodonsium terdiri dari jaringan-jaringan yang


mengelilingi gigi yaitu:
1. Gingiva
2. Cementum
3. Ligamen Periodontal

4. Tulang Alveolar

Mukosa rongga mulut yang menutupi

tulang alveolar dan akar gigi sampai pada


batas cementoenamel junction.
Secara anatomis gingiva dibagi menjadi

marginal

gingiva,

gingival

sulcus,

attached gingiva dan interdental gingiva.

Berfungsi; melindungi jaringan

dibawah perlekatan gigi terhadap


pengaruh lingkungan rongga
mulut.
Warna gingiva yang sehat

dideskripsikan sebagai salmon or

coral pink

Bagian

dari
maxilla& mandibular
yang
memegang gigi pada tempatnya dengan
perantara periodontal membran dan membentuk
suatu kantong gigi yang disebut socket.

Berfungsi : meliindungi dan menyokong gigi

Bagian jaringan periodontal yang mengelilingi akar


melekat pada tulang alveolar dengan berikatan pada
ligamen periodontal. Sementum berwarna kuning gelap,
lebih terang daripada dentin dan lebih gelap daripada

enamel. Sementum berfungsi sebagai pengikat ujung


ligamen periodontal dengan gigi sehingga gigi tetap pada

soketnya dan sebagai pelindung dentin akar.

Akar dari gigi dihubungkan dengan soket tulang


alveolar oleh jaringan ikat padat yang disebut
ligamen. Secara normal ligamen periodontal tidak

hanya

menghubungkan

gigi

dengan

tulang

alveolar, tetapi juga mendukung gigi di dalam

soket dan menyerap tekanan penyunyahan oleh


gigi yang akan melindungi gigi terutama bagian

akar gigi.

PATOGENESIS
JARINGAN
PERIODONTAL

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan:

1. Gingivitis Proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan

lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang


2. Periodontitis Penyakit gingiva tidak ditanggulangi sedini

mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang


mempengaruhi tulang alveolar, ligamen periodontal atau
sementum

Penyebab Gingivitis :

Kelainan yang terjadi dalam rongga mulut disebabkan oleh ketidakseimbangan


faktor-faktor yaitu : host, agent, environment, psikoneuroimunologi. Akumulasi
bakteri plak karena kebersihan mulut yang buruk, kalkulus, iritasi mekanis, dan
posisi gigi yang tidak teratur dapat menjadi faktor pendukung
Proses Gingivitis :

Gingivitis berawal dari daerah margin gusi yang dapat disebabkan oleh invasi
bakteri atau rangsang endotoksin. Endotoksin dan enzim dilepaskan oleh bakteri
Gram negatif yang menghancurkan substansi interseluler epitel sehingga
menimbulkan ulserasi epitel sulkus.

Periodontitis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi

epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi


tulang alveolar. Pada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman
probing, perdarahan saat probing (ditempat aktifnya penyakit) yang dilakukan
dengan perlahan dan perubahan kontur fisiologis. Dapat juga ditemukan
kemerahan, pembengkakan gingiva.

Periodontitis
Kronis

Periodontitis
Agresif

P. Apikalis
Akut

P. Apikalis
Kronis

Necrotizing
Ulcerative
Periodontitis
(N.U.P)

Bakteri gram negatif dalam kalkulus, sering terletak di celah gingiva (sulcus)

merilis LPS beracun yang mengarah ke produksi dan pembuangan sitokin,


misalnya IL-1 dan TNF-, dan generasi FR. stres oksidatif yang dihasilkan
merangsang aktivitas MMP, yang memecah jaringan intraseluler, termasuk
kolagen dalam ligamen periodontal yang mengarah ke disintegrasi nya. PMN
leukosit bermigrasi dari pembuluh darah ke situs inflamasi. Mereka, bersama
dengan makrofag, PGE2 dan LPS menghasilkan FR tambahan yang merusak
jaringan. Stimulasi aktivitas osteoklas melarutkan tulang alveolar dengan
proses yang juga melibatkan FR. Pembubaran ligamen periodontal dan
kehilangan tulang terkait menyebabkan melonggarnya gigi dan gigi potensial.
Melatonin bekerja di beberapa situs untuk membatasi inflamasi dan
kerusakan jaringan. Melatonin ini dilakukan dengan: (i) membatasi perekrutan
PMN ke situs; (Ii) mengurangi toksisitas LPS; (Iii) menghambat MMP; (Iv)
menekan aktivitas osteoklastik; dan (v) merangsang aktivitas osteoblastik.

Berdasarkan Issue yang ada, kami mendiagnosa pasien wanita dengan keluhan

tersebut dia terjangkit periodontitis apikalis (stadium III); Oral Hygine yang jelek
membuat plak& debris terakumulasi menjadi kalkulus.

Kalkulus Menyebabkan karies dan infeksi pada gingiva. karies disebabkan

oleh interaksi dari faktor host (gigi dan saliva), mikroorganisme (Streptococcus
mutans), substrat (makanan) serta waktu sebagai faktor tambahan.

Karies bersifat irreversible dan terus berkembang apabila tidak segera dirawat,

menyebabkan kerusakan dentin& pulpa (karies profunda) sehingga pasien


mengalami nyeri.

Pasien merasa giginya seperti memanjang karena karies yang menginfeksi

pulpa terus bergerak hingga menembus foramen apical, menyebabkan pelebaran


ligament periodontal& resorpsi tulang alveolar

Infeksi menyebabkan Imun tubuh mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut

dan mengaktifkan proses perbaikan.


Rangkaian proses tersebut disebut proses inflamasi dan reaksi yang mengawali

adalah suatu respon radang fase akut. Sel yang mengawali umumnya adalah sel
makrofag dan sel monosit. Mereka melepaskan sitokin seperti IL1 dan TNF yang
akan mengontrol migrasi leukosit masuk ke dalam jaringan dan menimbulkan
proses inflamasi.
Inflamasi merangsang sel hepatosit untuk meningkatkan produksi protein

radang fase akut seperti CRP dan serum protein amiloid A. Protein tersebut
merefleksikan proses inflamasi sehingga terjadi peningkatan sampai 1000 kali
dari kadar normal. Inilah yang menyebabkan pemeriksaan darah tepi C-Reactive
Protein tinggi.

Anda mungkin juga menyukai