PENDAHULUAN
Retinopati merupakan kelainan pada retina akibat penyebab selain infeksi.
Biasanya, retinopati merupakan
BAB II
PEMBAHASAN
ANATOMI RETINA
Retina atau selaput jala adalah lapisan terdalam dari ketiga dinding bola
mata yang merupakan membran tipis, halus, tidak berwarna atau bening serta
tembus pandang dan mirip jala dengan nilai metabolisme oksigen yang tinggi dan
terdiri atas saraf sensorik penglihatan dan serat saraf optik. Ketebalan retina kirakira 0,5 mm. Area sirkuler kira-kira 6 mm mengelilingi fovea disebut retina
sentral yang didominasi oleh sel-sel kerucut.
Fotoreseptor akan
Koroid
memberi nutrisi pada retina luar atau sel kerucut dan sel batang. Bagian koroid
yang memegang peranan penting dalam metabolisme retina adalah membrane
Bruch dan sel epitel pigmen yang tidak dapat ditembus cahaya. Pada cahaya
terang, kerucut memanjang kearah badan kaca, yaitu kea rah datangnya sinar.
Pada saat bersamaan batang bergerak ke arah epitel pigmen. Dalam keadaan
remang-remang terjadi kebalikan perilaku motorik retina, batang memanjang
kearah datangnya sinar, sedangkan kerucut bergerak kearah epitel pigmen.
A.
Membran
limitan eksterna bergabung dari ujung epitel pigmen retina cul-de-sac posterior
dari ruang sub retina. Retina melekat pada koroid secara langsung menjadi ora
serrata, dan secara tidak langsung melalui koroid dan badan siliar retina melekat
pada sclera. Lapisan korneosklera melindungi, menggerakan dan menahan retina
pada posisi yang tepat dan menyebabkan objek yang dilihat terfokus pada retina
bagian tengah.
Secara anatomis,retina berbatasan dengan sel pigmen retina dan koroid
yang terdiri atas 10 lapisan:
1. lapisan epitel pigmen
2. lapisan sel-sel batang dan kerucut
3. membrane limitans eksterna
4. lapisan nucleus luar
5. lapisan pleksiform luar
6. lapisan nucleus dalam
7. lapisan pleksiform dalam
8. lapisan sel-sel ganglion
9. lapisan serabut saraf
10. membrane limitans interna
B.
Perdarahan Retina
Pembuluh
darah
retina
Arteri
retina sentral masuk ke dalam retina melalui papil saraf optic yang akan memberi
nutrisi pada retina bagian dalam. Diameter arteri lebih kecil (0,1mm), warnanya
lebih merah, bentuknya lebih lurus-lurus dan merupakan end artery. Arteri retina
mudah dikenali karena refleksnya yang jelas dan tidak ada pulsasi. Diameter vena
lebih besar, warna lebih tua/merah gelap, bentuk lebih berkelok-kelok, dengan
cahaya yang sempit. Pada vena retina sentral terlihat adanya pulsasi di papil
optic. Perbandingan normal diameter arteri dan vena adalah 2 : 3. Pada papil,
arteri retina sentral biasanya muncul di sebelah nasal dari vena retina sentral.
Pada lapisan retina dari 1-4 tidak berisi pembuluh darah dan kapiler
sehingga perdarahannya berasal dari kapiler koroid, sedangkan lapisan 5-10
mendapat perdarahan dari arteri retina sentral.
Bermacam-macam penyakit berhubungan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam retina dan koroid oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk
mengetahui system peredaran darah yang terkena agar penyakit pada segmen
posterior dapat dikenali lebih dini.
peredaran darah yang berlainan, yakni pembuluh darah retina dan pembuluh darah
koroid atau uvea.
cabang pertama dari arteri karotis interna. Koroid diperdarahi oleh system vena
vortex, biasanya terdiri dari 4-7 pembuluh darah besar.
patologis seperti myopia tinggi, vena vortex posterior dapat terlihat memperdarahi
tepi dari lempeng optic.
peredaran darah retina, sehingga peredaran darah retina hanya bergantung pada
autoregulasi local untuk menjaga agar lingkungan metabolisme tetap konstan.
Sawar darah retina dibentuk oleh pembuluh darah retina dan epitel pigmen
retina. Fungsi sawar ini tergantung dari sambungan erat, yang membatasi
pergerakan interseluler dari seluruh molekul yang mudah larut dalam air sehingga
mencegah molekul tersebut masuk ke dalam retina. Makromolekul dan ion-ion
secara pasif tidak berdifusi ke dalam retina dari peredaran darah, namun
berhubungan dengan transport aktif tertentu ke dalam retina. Membrane Bruch
yang terletak diantara koriokapilaris dan epitel pigmen retina, bertugas hanya
sebagai sawar difusi untuk molekul besar.
C.
terkuat terletak pada fovea. Tidak heran jika pusat fovea paling banyak
terpengaruh pada traumatic macular hole akibat tarikan anterior-posterior.
d. Parafovea, parafovea merupakan struktur menyerupai sabuk dengan lebar
0,5mm dan mengelilingi tepi fovea.
e. Perifovea, perifovea mengelilingi parafovea dengan lebar 1,5mm, daerah
ini ditandai dengan beberapa lapisan sel ganglion dan 6 lapis sel bipolar.
f. Makula, umbo, foveola, fovea, parafovea, dan perifovea bersama-sama
membentuk macula atau daerah pusat. Terletak dengan jarak 2,5 diameter
papil di bagian temporal papil. Macula bebas pembuluh darah dengan
sedikit lebih berpigmen disbanding daerah retina lainnya. Bagian sentral
macula sedikit tergaung akibat lapisannya yang kurang dan memberi
refleks macula bila disinari.
foveola.
Macula memiliki dua refleks, yaitu refleks cincin atau refleks tepi terdapat
di pinggir dan refleks fovea atau refleks sentral yang lebih kecil sebesar kepala
jarum di tengah-tengah fovea yang dapat terlihat pada fundus normal yang
diperiksa dengan oftalmoskop. Bagian tengah retina ini terletak tepat pada sumbu
penglihatan, hanya berisi kerucut dan sebagian besar dari 6,5juta kerucut retina
memadati tempat yang sempit ini.
Untuk mencapai kerucut, sinar hanya perlu menembus jaringan tipis yang
terletak di atasnya yang ketebalannya hanya seperlima ketebalan bagian retina
yang lainnya.
kerucut.
Papil saraf optic yaitu tempat dimana saraf optikus menembus sclera,
normal berbentuk bulat, berbatas tegas, pinggirnya agak lebih tinggi dari pada
retina sekitarnya, terletak disebelah nasal dengan diameter 1,5mm 1,75mm. Di
bagian tengahnya terdapat lekukan atau bangunan seperti ,mangkok berwarna
agak pucat (merah muda), besarnya 1/3 diameter papil, yang disebut ekskavasio
fisiologis. Dari bagian ini keluar arteri dan vena sentralis retina yang kemudian
bercabang ke temporal dan ke nasal juga ke atas dan ke bawah. Yang penting
adalah perbandingan antara diameter mangkok dengan papil yaitu disebut juga
cups/disc ratio dengan nilai normal 0,3-0,4.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan
sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi
pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama
pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel
basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus
berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke
tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning
hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu
senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari,
maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali
pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan
waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu
adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu
sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel
konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel
konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik
jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang
masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari
obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak
paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan
(dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat
jelas.
pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek
yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan
dibandingkan obyek yang jauh.
pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh
difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat
difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini
akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga
memendekkan apertura yang mengelilingi lensa.
menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura
yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah.
Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa
memanjang dan pipih. Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda
disebut daya akomodasi Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan
cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa.
Epitel pigmen retina, yang merupakan factor metabolic mempunyai akses
yang luas untuk nutrient penting seperti vitamin A dan dapat membuang produkproduk yang tidak dibutuhkan lagi.
proliferatif
neovaskularisasi
dan
proses
belum
diketahui
apa
yang
mencetuskan
perubahan
protein
plasma,
dan
peningkatan
afinitas
d. Diagnosis Diferensial
Diagnosis diferensial harus menyingkirkan penyakit pembuluh
darah retina lainnya (dapat didasarkan atas penyebab penyakit).
e. Penatalaksanaan
Kontrol diabetes dan tekanan darah sangat penting dalam menunda
perjalanan retinopati. Nonproliferatif retinopati ditatalaksana dengan
laser jika terjadi edema makular. Injeksi kortikosteroid intravitreal atau
periokuli dikenal dapat menangani edema makular yang berat dan
memperbaiki visus.
f. Prognosis
Prognosis buruk pada retinopati proliferatif jika telah terjadi
iskemia retina berat, neovaskularisasi luas, atau pembentukan jaringan
fibrotik preretina yang luas. Tanpa perdarahan vitreus dan pelepasan
retina, visus dapat membaik kembali, dan intervensi terapeutik
dlakukan untuk mencegah kehilangan yang lebih parah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Batterbury, Mark, Brad Bowling. Ophthalmology, an illustrated colour
text. Elsevier :London. 2005.
2. Crick, Ronald Pitts; Peng Tee Khaw. A Textbook Of Clinical
OPHTHALMOLOGY, 3rd edition, A Practical Guide to Disorders of the
Eyes and Their Management. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
:Singapore. 2003.
3. Wong TY, Mitchell P, editors. Current concept hypertensive retinopathy.
The New England Journal of Medicine 2004 351:2310-7 [Online].
Available from: URL: http://www.nejm.org/cgi/reprint/351/22/2310.pdf
4. Duane, Thomas D. Duanes Clinical Ophthalmology 2003 CD ROM.
Lippincot t Wiliams &Wilkins Publishers Inc : United States. 2004.
5. Ilyas, Sidarta, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2. Sagung Seto : Jakarta. 2002.
6. Lang, Gehard K. Ophthalmology, a short textbook. Thieme : Stuttgard.
2000.
7. Olver, Jane, Lorraine Cassidy. Ophthalmology at a glance. Blackwell
Publishing Company : Massachusets. 2005.
8. Riordan-Eva P, Whitcer. Vaughan & Asburys General Ophthalmology,
17th edition, chapter 19. http://www.accessmedicine.com . 2007.