Disusun oleh :
Renny Dharmawan
406151005
Pembimbing :
dr. M. Arifin, Sp.B KBD
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. Suwoto
Usia
: 59 tahun
Alamat
Agama
: Islam
: Tidak bekerja
Status
: Menikah
Masuk RS
: 31 10 2016
No. RM
: 134836
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Anamnesis
dan DM disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah
: 130/80mmHg
Nadi
: 75 x/menit
Respirasi
: 18 x/menit
Suhu
: 36,10C
Status Generalis
Kepala
:
Mata
Hidung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Regio suprapubis:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Testis : teraba
Batas atas
: teraba
Ukuran
Konsistensi
: kenyal/keras
Permukaan
: licin
Status Lokalis
Rectal Toucher
Inspeksi:
Anus
Warna gelap, Benjolan(-), Skin Tag(-), Darah(-)
Palpasi:
Tonus Sphincter Ani (TSA) baik, Ampulla Recti tidak kolaps,
Mucosa Recti tidak teraba benjolan, rugae teraba, handscoen: darah (-),
feces(-).
Prostat:
-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : Lab darah lengkap
1 November 2016
Hemoglobin
: 12,3 g/dL
Hematokrit
: 35,4 %
Leukosit
: 8.960 /mm3
Trombosit
: 470.000 /mm3
Eritrosit
AST (SGOT)
: 20,5 U/L
ALT (SGPT)
: 18 U/L
Ureum
: 23,7 mg/dl
Kreatinin
: 0,78 mg/dl
: 101 mg/dl
Kesan :
Sistitis
DIAGNOSIS KERJA
Benign Prostate Hyperplasia
PENATALAKSANAAN
Rencana Operasi dengan TVP
Medikamentosa
Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
Inj. Dexketoprofen 1 amp/8 jam
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Inj. Asam Tranexamat 500 mg/ 8 jam
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
Resume
Tn. S, 59 tahun datang dengan keluhan sulit BAK sejak 3 bulan SMRS .
Kadang-kadang harus mengejan saat BAK, tidak dapat menahan keinginan untuk
BAK dan merasakan pancaran urin lemah. Penderita juga tidak lampias dan
pancaran air kencing terputus-putus serta perlu waktu lama saat BAK. Riwayat
BAK batu (-), pasir (-), merah (-), pancaran BAK bercabang (-).Riwayat infeksi
salur kemih berulang disangkal. Riwayat trauma pada saluran kemih disangkal.
Riwayat memiliki hipertensi dan DM disangkal. Riwayat operasi saluran kemih
sebelumnya disangkal. Pemeriksaan Fisik T: 130/80 N: 75 x/menit R: 18 x/menit
S: 36,1 C. Status lokalis pada rectal toucher teraba prostat membesar kurang
lebih 60 gram, konsistensi kenyal, permukaan rata tidak berbenjol-benjol, nyeri
tekan (-), floating (-).
USG Traktus Urinarius : Pembesaran Prostat (vol 37 cc) dan Sistitis.
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Prostat
Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena
merupakan penghasil cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria. Prostat
berbentuk piramid, tersusun atas jaringan fibromuskular yang mengandung
kelenjar. Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inci atau
kira kira 3 cm, mengelilingi uretra pria.
Etiologi
BPH adalah tumor jinak pada pria yang paling sering ditemukan. Pria
berumur lebih dari 50 tahun, kemungkinannya memiliki BPH adalah 50%. Ketika
berusia 8085 tahun, kemungkinan itu meningkat menjadi 90%. Beberapa teori
telah dikemukakan berdasarkan faktor histologi, hormon, dan faktor perubahan
usia, di antaranya:
1. Teori DHT (dihidrotestosteron). Testosteron dengan bantuan enzim 5-a
reduktase dikonversi menjadi DHT yang merangsang pertumbuhan kelenjar
prostat.
ekspresi
transforming
growth
factor-b
(TGF-b),
akan
banyak hal dengan berbagai faktor pembesaran ini menekan uretra sedemikian
rupa sehingga dapat terjadi sumbatan partial ataupun komplit.
Gejala dan Tanda
Gejala
Gejala
Klinis
pembesaran
prostat
jinak
dibedakan
iritatif,
terdiri
dari
buang
air
kecil
(frequency),
tergesa-
buang
kecil
malam hari lebih dari satu kali (nocturia), dan sulit menahan buang air kecil (urge
incontinence). Kedua, gejala obstruksi, terdiri dari pancaran melemah, akhir
buang air kecil belum terasa kosong (incomplete emptying), menunggu lama pada
permulaan buang air kecil (hesitancy), harus mengedan saat buang air kecil
(straining), buang air kecil terputus-putus (intermittency), dan waktu buang air
kecil memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan terjadi inkontinen karena
overflow.
Tanda Klinis
Tanda klinis terpenting dalam BPH adalah ditemukannya pembesaran pada
pemeriksaan colok dubur/digital rectal examination (DRE). Pada BPH, prostat
teraba membesar dengan konsistensi kenyal.
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan dari anamnesa yang meliputi keluhan dari gejala dan
tanda obstruksi dan iritasi. Kemudian dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk
merasakan/meraba kelenjar prostat. Dengan pemeriksaan ini bisa diketahui adanya
pembesaran prostat, benjolan keras (menunjukkan kanker) dan nyeri tekan
(menunjukkan adanya infeksi).
Selain itu biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi
ginjal dan untuk penyaringan kanker prostat (mengukur kadar antigen spesifik
prostat atau PSA). Pada penderita BPH, kadar PSA meningkat sekitar 30-50%.
Jika terjadi peningkatan kadar PSA, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk menentukan apakah penderita juga menderita kanker prostat.
Penatalaksanaan
Watchful Waiting
Watchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan.
Terapi Medikamentosa
adalah bila ukuran prostat terlalu besar, di atas 100g, atau bila disertai
divertikulum atau batu buli-buli.
dari
prostat
yang
menimbulkan
obstruksi
dengan
Terapi laser
Tekniknya antara lain Transurethral laser induced prostatectomy (TULIP)
yang dilakukan dengan bantuan USG, Visual coagulative necrosis, Visual
laser ablation of the prostate (VILAP), dan interstitial laser therapy.
Terapi alat
1. Microwave hyperthermia. Memanaskan jaringan adenoma melalui alat
yang dimasukkan melalui uretra atau rektum sampai suhu 42-45C
sehingga diharapkan terjadi koagulasi.
2. Trans urethral needle ablation (TUNA). Alat yang dimasukkan melalui
uretra yang apabila posisi sudah diatur, dapat mengeluarkan 2 jarum yang
2. Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak
terlalu berat.
3. Copper (gluconate) dan Parsley Leaf, yang dapat membantu melancarkan
pengeluaran air seni dan mendukung fungsi ginjal.
4. L-Glysine, senyawa asam amino yang membantu sistem penghantaran
rangsangan ke susunan syaraf pusat.
5. Zinc, mineral ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas
sperma.
DAFTAR PUSAKA
3. Sjamsuhidayat R & Wim De Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi.
Jakarta : EGC.
4. Sabiston. 1997. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.
5. Medical Mini Notes. 2015. Surgery.