Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK II

PELARUT-PELARUT ORGANIK

Oleh:
Tiara Kasih M.

(652013040)

Tonia Nur Fitria

(652013021)

Maulina Putri N. A.

(652013035)

Program Studi Kimia


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK II

Nama/Nim

Tanggal Praktikum
A. JUDUL

: 1. Tiara Kasih M.

(652013040)

2. Tonia Nur Fitria

(652013021)

3. Maulina Putri N. A.

(652013035)

: 16 September 2014
: PELARUT-PELARUT ORGANIK

B. TUJUAN
1. Menentukan titik didih pelarut organik yang digunakan dan faktor yang
mempengaruhinya.
2. Menentukan kelarutan pelarut terhadap air beserta alasannya.
3. Menentukan pelarut polar dengan pelarut non polar serta senyawa polar dengan
senyawa non polar beserta alasannya.
4. Menentukan pengaruh pemanasan dalam proses pelarutan suatu senyawa organik.
C. ALAT, BAHAN DAN DATA FISIK
1. Alat

Tabung reaksi

Pembakar Bunsen

Termometer

Spatula

Statif

Pipet tetes

Klem

Kaki tiga

Korek gas

Waterbath

2. Bahan

n-heksana

Sikloheksana

Gula

Aseton

Diklormetan

Asam benzoat

Etanol

Kloroform

Naftalen

Formaldehida

Etil asetat

3.
4.
5. Data fisik
6.
7. Pelar
ut

8. Mw
(g/mo
l)

9. B
p
(
C
)

10. Mp
(C
)

13.
14.
15. nheksan
a

16.
17.
18. 86,18

19.
20.
21. 6
9

22.
23.
24. -95

28.
29.
30. Aseton

31.
32.
33. 58,08

34.
35.
36. 5
6,
5

37.
38.
39. 94,5

43.
44.
45.
46. Etanol

47.
48.
49.
50. 46,07

51.
52.
53.
54. 7
8,
5

55.
56.
57.
58. 114,
3

63.
64. Formal
dehida

65.
66. 30,03

67.
68. 9
6

69.
70. -92

11. d
(g/cm3)

12. Sifat khas

25.
26.
Tidak berwarna
27. 0,660 - Mudah menguap
Mudah terbakar
- Kelarutan dalam alkohol, eter,
kloroform
- Tidak larut dalam air
40.
T
41.
idak berwarna
42. 0,788 M
udah menguap
M
udah terbakar
K
elarutan dalam air, alkohol,
eter, kloroform, benzene
D
ibentuk dari fermentasi
59.
T
60.
idak berwarna
61.
M
62. 0,798
udah menguap
M
udah terbakar
K
elarutan dalam air, etanol,
benzene
D
ibentuk dari fermentasi tepung,
gula dan karbohidrat lain
71.
T
72. 1,085
idak berwarna
M
udah terbakar
S
angat reaktif
K
elarutan dalam alkohol, eter,
benzene

73.
74. Siklohe
ksana

75.
76. 84,16

77.
78. 8
3

79.
80. 80,7

81.
82. 0,7785
-

T
idak berwarna
M
udah terbakar

83.
84.
85. Diklor
metan

86.
87.
88. 84,94

89.
90.
91. 3
9,
7
5

92.
93.
94. -95

95.
96.
97. 1,3255 -

98.
99. Klorof
orm

100.
101. 119,
39

102.
103. 6
1,
7

104.
105. 63,5

106.
107. 1,48
4
-

108.
109.
110. Etil
asetat

111.
112.
113. 88,1
0

114.
115.
116. 7
7

117.
118.
119. 83

120.
121.
122. 0,90 03
-

123.
124. Naph
talene

125.
126. 128,
16

127.
128. 2
1
7,
9

129.
130. 8
0,2

131.
132. 0,96
28/1,1 62
-

133. Gula

134. 180,
16

135. -

136. 1
46

137. 1,03 8

139. 122,
12

140. 2
4
9,
1
3

141. 1
22,4

142. 1,31

138. Asa
m
Benzoa
t

K
elarutan dalam alkohol, eter,
benzena
T
idak larut dalam air
T
idak berwarna
M
udah menguap
T
idak mudah terbakar
K
elarutan dalam alkohol, etana
K
etika dicampur dengan air tidak
meledak
K
elarutan
dalam
alkohol,
benzene, eter, CCl4
S
edikit larut dalam air
J
ernih
M
udah menguap
M
udah terbakar
K
elarutan dalam air, alkohol, eter,
kloroform
M
udah menguap
T
idak larut dalam air
K
elarutan
dalam
benzene,
alkohol, etana
L
arut dalam air
-

Be
rup
a
pa
dat
an
put

143.
D. CARA KERJA
144. D.1. Pengukuran Titik Didih
1. Dipilih 2 pelarut dari 8 pelarut yang tersedia yaitu: Sikloheksana dan Kloroform.
2. Pelarut dididihkan dalam waterbath.
3. Diukur titik didih masing-masing pelarut dengan menggunakan thermometer.
145. D.2. Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Air
1. Dimasukkan kedalam tabung reaksi 5 tetes pelarut dan 5 tetes akuades.
2. Tabung reaksi digoyangkandan kemudian diamati.
3. Jika terdapat pemisahan maka tabung dipanaskan sebentar.
4. Diamati kembali tabung reaksi, apakah pelarut tersebut bercampur dengan air atau
tidak.
5. Jika masih terdapat pemisah pada larutan, maka pelarut tersebut tidak larut di
dalam air.
146. D.3. Uji Kelarutan Senyawa Organik
1. Disiapkan beberapa tabung reaksi dan masing-masing tabung reaksi tersebut diisi
oleh senyawa yang akan diuji (gula, asam benzoate, dan naftalen).

ih
Ke
lar
uta
n
dal
am
eta
nol
,
alk
oh
ol,
be
nze
na,
ase
ton
,
klo
rof
or
m

2. Diteteskan5 tetes pelarut ke dalam masing-masing tabung reaksitersebut.


3. Tabung reaksi digoyangkan dan diamati apakah senyawa tersebut larut atau tidak.
4. Jika senyawa di dalam tabung reaksi tersebut tidak larut, maka dilakukan
pemanasan sebentar.
5. Diamati kembali apakah senyawa tersebut larut atau tidak.
6. Jika senyawa tersebut tidak larut dalam pemanasan, maka senyawa tersebut tidak
larut dalam pelarut yang digunakan.
147.
148.
149.
E. HASIL PENGAMATAN
150. E.1. Eksperimen Pengukuran Titik Didih
151. Nama pelarut

152. Hasil pengamatan

153. Bp Literatur

(Bp)
154. 76 C
156. 59 C

(oC)
155. 83oC
157. 61-62oC

1. Sikloheksana
2. Kloroform
158.

159. E.2. Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Aquades


160. Pelarut
1. Hexan

161. Kemampuan bercampur


163. Suhu kamar
164. Pemanasan
165. Tidak campur
173. Tidak campur

2. Aseton

166. Campur

174. -

3. Etanol

167. Campur

175. -

4. Formaldehida

168. Campur

176. -

5. Sikloheksana

169. Tidak campur

177. Tidak campur

6. Diklormetan

170. Tidak campur

178. Tidak campur

7. Kloroform

171. Tidak campur

179. Tidak campur

8. Etil asetat

172. Campur

180. -

181.
182. E.3. Uji Kelarutan Senyawa Organik
183. Sampel

185. Gula

186. Asam Benzoat

187. Naphtalene

191. S

189. S
uh
184. Pelarut

190. Pem

ka

anasan

ma

195.

h
u
ka

uh
192. Pem

anasan

ka

196. T

197. Tida

ida

k larut

ar
198. T

194. Pema
nasan

ma

1. n-heksana

193. S

r
199. Laru

200. L

id

t, ada

aru

ak

Kristal

lar

la

ut

ru

201. -

2. Aseton
202.

209. 3. Etanol

203. T

204. Tida

ida

k larut

205. L

206. -

ar

aru

ut

ut
210. T

211. Tida

ida

k larut

k
ut
217. L
aru

Formaldehi
d

224. 5.
Sikloheksan
a

208. -

lar
212. L

213. -

214. T

215. Larut

ar

ida

, ada

ut

kristal

lar

216. 4.

207. L

lar
219. Laru
t

220. T
id

221. Laru
t

ut
222. T
ida

ak

218. s

la

lar

eb

ru

ut

agi

an
225. T

226. Tida

ida

k larut

227. T

223. Larut

228. Laru

229. L

id

t, ada

aru

ak

kristal

lar

la

se

ut

ru

ba

230. Larut

t
232. T

233. Tida

ida

k larut

231. 6.

Diklormetan

234. L

gia
235. -

n
236. L

ar

aru

ut

237. -

lar
ut
239. T

240. Tida

ida

k larut

238. 7.

Kloroform

241. L

242. -

243. L

ar

aru

ut

244. -

lar
ut
246. T

247. Tida

ida

k larut

245. 8. Etil

asetat

248. L

249. -

250. L

ar

aru

ut

251. -

lar
ut

252. Keterangan

: Tanpa dilakukan pemanasan

253.
F. PEMBAHASAN
254. F.1. Pengukuran Titik Didih
255.

Pada praktikum yang dilakukan, pelarut yang diamati titik dididihnya

adalah Sikloheksana dan Kloroform. Nilai titik didih pada masing:-masing pelarut
yang diperoleh :
256. Nama pelarut
1. Sikloheksana
2. Kloroform
263.
264.

257. Hasil pengamatan

258. Bp Literatur

(Bp)
259. 76 C
261. 59 C

(oC)
260. 83oC
262. 61-62oC

Dari hasil pengamatan terdapat perbedaan nilai antara titik didih

pengamatan dan titik didih literature .perbedaan nilai yang terjadi dikarenakan :
1. Nilai tekanan udara pada laboratorium saat pengamatan berbeda dengan
tekanan udara pada nilai literature sehingga mempengaruhi nilai dari hasil
pengamatan.

2. Sifat dari pelarut yangmudah menguap sehingga ketika dipanaskan dengan


pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan pelarut cepat menguap dan
berkurang volumenya.
3. Pemanasan yang tinggi juga menyebabkan tekanan pada waterbath dan tabung
reaksi menjadi tinggi sehingga oelarut lebih cepat mendidih.
4. Adanya gelembung air pada waterbath menyebabkan pengamatan menjadi
kurang teliti sehingga titik didih pelarut sulit ditentukan.
265. F.2. Uji Pencampuran Pelarut Organik dengan Air
266.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh yaitu :

267. Pelarut
1. Hexan

268. Kemampuan bercampur


270. Suhu kamar
271. Pemanasan
272. Tidak campur
280. Tidak campur

2. Aseton

273. Campur

281. -

3. Etanol

274. Campur

282. -

4. Formaldehida

275. Campur

283. -

5. Sikloheksana

276. Tidak campur

284. Tidak campur

6. Diklormetan

277. Tidak campur

285. Tidak campur

7. Kloroform

278. Tidak campur

286. Tidak campur

8. Etil asetat
279. Campur
287. 288.
Sesuai dengan teori like dissolve like, pelarut yang larut didalam
air merupakan pelarut polar karena air bersifat polar. Pelarut tersebut antara lain :
aseton, etanol, formaldehida dan etil asetat. Dan pelarut yang tidak bercampur
dengan air adalah pelarut non polar yaitu : heksana, sikloheksan, diklormetana,
dan kloroform.
289.

Adanya perlakuan pemanasan dimaksudkan untuk pelarut yang di

dalam suhu kamar tidak bercampur karena pelarut tersebut akan lebih bereaksi
pada suhu tinggi. Pada suhu tinggi tumbukan antar molekul pelarut lebih sering
terjadi sehingga akan lebih cepat bereaksi dan bercampur. Namun jika pelarut
tersebut tidak bercampur maka pelarut bersifat non polar.
290.
291. F.3. Uji Kelarutan Senyawa Organik
292.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan data yaitu :

293. Sampel

295. Gula

296. Asam Benzoat

297. Naphtalene

301. S

299. S
uh
294. Pelarut

300. Pem

ka

anasan

ma

305.

h
u
ka

uh
302. Pem

anasan

ka

306. T

307. Tida

ida

k larut

ar
308. T

304. Pema
nasan

ma

3. n-heksana

303. S

r
309. Laru

310. L

id

t, ada

aru

ak

Kristal

lar

la

ut

ru

311. -

4. Aseton
312.

319. 3. Etanol

313. T

314. Tida

ida

k larut

315. L

316. -

ar

aru

ut

ut
320. T

321. Tida

ida

k larut

k
ut
327. L
aru

Formaldehi
d

334. 5.
Sikloheksan
a

318. -

lar
322. L

323. -

324. T

325. Larut

ar

ida

, ada

ut

kristal

lar

326. 4.

317. L

lar
329. Laru
t

330. T
id

331. Laru
t

ut
332. T
ida

ak

328. s

la

lar

eb

ru

ut

agi

an
335. T

336. Tida

ida

k larut

337. T

333. Larut

338. Laru

339. L

id

t, ada

aru

ak

kristal

lar

la

se

ut

ru

ba

340. Larut

341. 6.
Diklormetan

348. 7.
Kloroform

355. 8. Etil
asetat

342. T

343. Tida

ida

k larut

344. L

gia
345. -

n
346. L

ar

aru

ut

347. -

lar
ut
349. T

350. Tida

ida

k larut

351. L

352. -

353. L

ar

aru

ut

354. -

lar
ut
356. T

357. Tida

ida

k larut

358. L

359. -

360. L

ar

aru

ut

361. -

lar

ut
362. Gula diamati kelarutannya di dalam pelarut. Pemanasan dilakukan pada
gula yang tidak larut didalam suhu kamar untuk mempercepat reaksi karena dengan
suhu yang tinggi tumbukan antar molekul akan lebih sering terjadi sehingga lebih
cepat bereaksi. Gula bersifat polar karena memiliki gugus karbonil. Sesuai dengan
teori like dissolve like, gula tidak larut di dalam pelarut non polar yaitu heksana,
sikloheksan, diklormetana, dan kloroform. Juga larut di dalam pelarut polar yaitu
aseton, etanol, formaldehida dan etil asetat. Namun pada hasil pengamatan, gula
tidak laut dalam pelarut polar tersebut dan hanya larut di dalam formaldehid. Hal ini
terjadi karena gula yang digunakan berupa kristal dan bukan serbuk sehingga jika
dilarutkan pada pelarut akan sulit bercampur jika tidak diaduk ataupun terbentuk
campuran yang sudah lewat jenuh.
363.
364. Seperti pada gula, asam benzoate diamati kelarutannya di dalam pelarut.
Pemanasan dilakukan pada asam benzoate yang tidak larut didalam suhu kamar untuk
mempercepat reaksi karena dengan suhu yang tinggi tumbukan antar molekul akan
lebih sering terjadi sehingga lebih cepat bereaksi. Asam benzoate bersifat polar
karena memiliki gugus asam karboksilat. Sesuai dengan teori like dissolve like, asam
benzoate tidak larut di dalam pelarut non polar yaitu heksana, sikloheksan,

diklormetana, dan kloroform. Juga, asam benzoate larut di dalam pelarut polar yaitu
aseton, etanol, formaldehida dan etil asetat. Pada suhu kamar asam benzoat dapat
larut dalam Aseton, Etanol, Diklormetan, Kloroform dan Etil asetat. Seharusnya asam
benzoat dapat larut dalam formalin tetapi dalam hasil percobaan tidak demikian. Hal
tersebut disebabkan karena kekurangtelitian praktikan saat mengamati kelarutan atau
mungkin pelarut larut sebagian sehingga kurang terlihat oleh praktikan. Asam
benzoate tidak larut dengan n-heksana dan Sikloheksana pada suhu kamar karena
kedua pelarut bersifat non polar sedangkan Asam benzoate bersifat polar. Setelah di
lakukan pemanasan, Asam benzoate dapat larut dalam n-heksana ada kristal juga,
Folmaldehid, Sikloheksana ada kristalnya. Seharusnya meskipun di panaskan nheksana dan Sikloheksana tetap tidak larut.
365.
366.

Seperti

pada

gula

dan

asam

benzoate,

naftalen

diamati

kelarutannya di dalam pelarut. Pemanasan dilakukan pada naftalen yang tidak larut
didalam suhu kamar untuk mempercepat reaksi karena dengan suhu yang tinggi
tumbukan antar molekul akan lebih sering terjadi sehingga lebih cepat bereaksi.
Naftalen bersifat non polar karena memiliki gugus fungsional. Sesuai dengan teori
like dissolve like, naftelan larut di dalam pelarut non polar yaitu heksana,
sikloheksan, diklormetana, dan kloroform. Juga naftelan tidak larut di dalam pelarut
polar yaitu aseton, etanol, formaldehida dan etil asetat.
Naphthalene

(nonpolar)

dapat

larut

dalam

n-heksana,

Pada suhu kamar


Aseton,kloroform,

Diklormetan,Kloroform, dan Etil asetat. Dan larut sebagian dalam pelarut


Sikloheksana, tetapi tidak larut dalam Etanol dan Folmaldehid. Seharusnya
naphthalene yang bersifat non polar tidak larut dalam pelarut polar Aseton. Hal
tersebut dikarenakan kekurangtelitian dalam mengamati kelarutan senyawa. Setelah
dipanaskan Naphthalene larut dalam semua pelarut yang di sediakan.
367.

Selain bertujuan untuk mempercepat reaksi, pemanasan pada perlakuan

tiap-tiap percobaan juga berguna untuk menurunkan energi aktivasi yaitu energi yang
harus dilampaui untuk terjadinya suatu reaksi.
368.
G. KESIMPULAN
1. Titik didih pelarut yang diuji :
369. Nama pelarut

370. Hasil pengamatan


(Bp)

371. Bp Literatur
(oC)

1. Sikloheksana
373. 83
372. 76 C
2. Kloroform
375. 61-62
374. 59 C
376. Faktor yang mempengaruhinya yaitu :
a. Nilai tekanan udara pada laboratorium saat pengamatan berbeda dengan
tekanan udara pada nilai literature.
b. Sifat dari pelarut yang mudah menguap.
c. Pemanasan yang tinggi juga menyebabkan mempengaruhi tekanan
d. Adanya gelembung air pada waterbath menyebabkan kesulitan pada
pengamatan.
377. Setiap jenis pelarut organik memiliki titik didih, polaritas, serta kelarutan
dalam air yang berbeda-beda.
2. Pelarut yang dapat larut di dalam air yaitu :
a. Aseton
b. Etanol
c. Formaldehida
d. Etil asetat
378. Pelarut yang tidak dapat larut di dalam air yaitu :
a. Heksana
b. Sikloheksan
c. Diklormetana
d. Kloroform
3. Pelarut yang bersifat polar yaitu aseton, etanol, formaldehida dan etil asetat.
Pearut yang bersifat non polar yaitu heksana, sikoheksana, diklormetana dan
kloroform. Senyawa yang bersifat polar adalah gula dan azam benzoate. Dan
senyawa yang bersifat non polar adalah naftalen.
379. Untuk menentukan kepolaran pelarut dan senyawa diatas menggunakan air
yang bersifat polar. Pelarut atau senyawa yang bersifat polar akan larut didalam
air dan yang bersifat non polar tidak akan larut didalam air.
4. Perlakuan pemanasan pada tiap-tiap percobaan dilakukan untuk :
a. Mempercepat reaksi. Karena pada suhu tinggi akan lebih sering terjadi
tumbukan antar molekul sehingga reaksi lebih cepat terjadi.
b. Menurunkan energy aktivasi.
380.
H. JAWAB PERTANYAAN
1. Berikan 3 contoh pelarut polar dan non polar yang dipraktikumkan yang
diaplikasikan dalam dunia industri dan farmasi,berikan penjelasannya !
381. a. 3 contoh pelarut polar : Etanol, Aseton, Formaldehida dan Etil asetat.
Etanol

382.

Dalam dunia Industri Etanol banyak digunakan sebagai

pelarut berbagai bahan kimia, yang ditujukan untuk konsumsi dan


kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna
makanan, dan obat-obatan. Etanolmerupakan pelarut yang penting
sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya.
Etanol adalah senyawa yang tidak bebas di alam. sejarahnya etanol telah
lama digunakan sebagai bahan bakar.
383.
psikoaktif

Dalam dunia farmasi senyawa ini merupakan obat


dan

dapat

ditemukan

pada

minuman

beralkohol,termometermodern dan salah satu obat rekreasi yang paling


tua.
384.

Zat ini adalah golongan alkohol biasa atau alkohol primer

yang dibuat dari glukosa atau jenis gula yang lain dengan jalan peragian.
385.

Etil asetat
386.

Dalam dunia industi Etil asetat memiliki kegunaan,seperti

rasa buatan untuk permen, eskrim dan kue, sebagai pelarut dalambanyak
aplikasi (termasuk teh dankopi) untuk pernis dan cat dan untukpembuatan
tinta cetak dan parfum.Dalam parfum menyebabkan penguapan yang
lebih cepat, sehingga hanya menyisakan aroma parfum pada kulit.
387.

Penggunaan Etil asetat digunakan terutama sebagai pelarut

dan pengencer, yang disukai karena biaya rendah, toksisitas rendah, dan
bau menyenangkan. Sebagai contoh, biasanya digunakan untuk
membersihkan papan sirkuit dan dalam beberapa Penghilang cat kuku
( aseton dan asetonitril juga digunakan). Biji kopi dan daun teh tanpa
kafein dengan pelarut. Hal ini juga digunakan dalam cat sebagai aktivator
atau pengeras Etil asetat yang ada pada kembang gula, parfum, dan buahbuahan.
388.

Dalam farmasi Etil asetat digunakan sebagai agen

pembunuhan.Penggunaan

etil

asetat

yang

paling

efektif

adalah

menyebabkan keadaan sesak nafas yang digunakan untuk mengumpulkan

atau membunuh serangga. Uap akan membunuh serangga yang dapat


dikumpulkan dengan cepat tanpa merusaknya. Karena itu tidak
higroskopis , etil asetat yang digunakan untuk membunuh sereangga tidak
akan merusak organ tubuh serangga itu, sehingga serangga yang telah
mati dapat untuk koleksi.
389.

Etil asetat didapat dengan cara esterifikasi, yaitu reksi

pembentukan ester antara asam karboksilat dengan bantuan katalis asam


390.

Formaldehida
391.

Dalam dunia industry Formaldehida dapat digunakan untuk

membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai


disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan,
Formalin dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan
pakaian sedangkan Formaldehida yang dipakai sebagai pengawet dalam
vaksinasi.
392.

Formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer

dan rupa-rupa bahan kimia. Kalau digabungkan dengan fenol, urea, atau
melamin, formaldehida menghasilkan resintermoset yang keras. Resin ini
dipakai

untuk

lem

permanen,

misalnya

yang

dipakai

untuk

kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai


insulasi.

Produksi

resin

formaldehida

menghabiskan

lebih

dari

setengahnya dari produksi formaldehida.


393.
misalnya

Formaldehida juga dapat mensintesa bahan-bahan kimia,


dipakai

untuk

produksi

alkohol

polifungsional

seperti

pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat catbahan peledak. Turunan


formaldehida yang lain adalah metilen difenil diisosianat, komponen
penting dalam cat dan busa poliuretan, serta heksametilen tetramina, yang
dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan
peledak).
394.
mengeringkan

Dalam dunia farmasi formaldehida digunakan untuk


kulit,

misalnya

mengangkat

kutil.

Larutan

dari

formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri


serta untuk sementara mengawetkan bangkai.
395.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kegunaan lain dari Formaldehida adalah :


Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya
.Bahan pembuatan sutrasintetis, zat pewarna, cermin, kaca
Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi.
Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Bahan untuk pembuatan produk parfum.
Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
Pencegah korosi untuk sumur minyak
Dalam konsentrat yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin
digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen
seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoomobil, lilin, dan
pembersih karpet.

396.
b. 3 contoh pelarut non polar : n-heksana, Sikloheksana, Diklormetana dan
Kloroform
n-heksana
397.

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana

dengan rumus kimia C6H14 (isomer utaman-heksana memiliki rumus


CH3(CH2)4CH3).
398.
Dalam industri, heksana digunakan dalam formulasi lem
untuk sepatu, produk kulit, dan pengatapan. Heksana juga digunakan
untuk mengekstrak minyak masak dari biji-bijian, untuk pembersihan dan
penghilang gemuk, dan produksi tekstil.
399.
Dalam banyak aplikasi (terutama farmasi), kegunaan nheksana dihapus karena toksisitas jangka panjang, dan sering digantikan
oleh n-heptana, yang tidak akan membentuk metabolit beracun (heksana2,5-dion).
400. Penggunaan laboratorium khas heksana ialah untuk mengekstrak
kontaminan minyak dan lemak dari air dan tanah untuk analisis. Karena
heksana tidak dapat dideprotonasikan dengan mudah, maka ia digunakan
di laboratorium untuk reaksi-reaksi yang melibatkan basa sangat kuat,

seperti pembuatan organolitium, misalnya Butillitium secara khas disuplai

sebagai larutan heksana.


401.
Kloroform
402.
Kloroform adalah zat cair yang memiliki bau menyengat
dan tidak berwarna. Kloroform banyak digunakan dalam keperluan yang
berkaitan dengan dunia kimia, jika menurut ilmu kimia, kloroform
merupakan senyawa organik berwujud cair yang mudah menguap dengan
titik didih 61,20C,indeksbias 1,487.
403.
Fungsi kloroform adalah digunakan sebagai zat pembius,
dan juga untuk melarutkan senyawa organik. Kloroform juga dapat
digunakan sebagai senyawa yang dapat melarutkan lemak, selain daripada
itu fungsi kloroform masih terbatas pada pemakaian dalam bidang
kimia.selain itu kloroform juga digunakan sebagai :
- Pelarut untuk lemak Dry Cleaning dan sebagainya
- Obat bius ( untuk tujuan ini dibubuhi etanol, disimpan dalam botol

coklat diisi sampai penuh (2,103-105))


Pemadam kebakaran
Pelarut dalam spektrokopis inframerah dan pada ekstraksi industri

penisilin
Bahan utama pembuatan tireon
Menurunkan suhu beku CCl4 dalam industri karet anastetik
Pelarut yang baik untuk banyak senyawa organik seperti garam

ammonium, sulfanium, dan phosfanium


- Pembersih noda
- Untuk pengasapan
- Pembilas dalam industry karet
- Pelarut untuk minyak asetat, lemak, alkaloid, lilin, damar, dll
Sikloheksana
404.
Sikloheksana adalah sikloalkana dengan rumus molekul
C6H12. Sikloheksana digunakan sebagai pelarut non polar pada industri
kimia, dan juga merupakan bahan mentah dalam pembuatan asam adipat
dan kaprolaktam, keduanya juga merupakan bahan produksi nilon. Dalam
skala industri, sikloheksana dibuat dengan mereaksikan benzena dengan
hidrogen.

405.

Selain itu, karena senyawa ini memiliki ciri-ciri yang unik,

sikloheksana juga digunakan dalam analisis di laboratorium. Sikloheksana


memiliki bau seperti deterjen.
406.

Sikloheksana memperkirakan sekitar 11,4% permintaan

global untuk benzena. Disebabkan sifat-sifat kimia dan konformasionalnya


yang unik, sikloheksana juga digunakan di laboratorium analisis dan
sebagai standar. Sikloheksana memiliki. Sikloheksana memiliki bau khas
seperti-deterjen, mengingatkan produk pembersih (yang kadang-kadang
digunakan).
407.
2. Berikan 3 contoh pelarut non polar dan polar yang tidak dipraktikumkan, berikan
sedikit penjelasannya!
a. 3 contoh senyawa polar
Metanol
408.
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol
atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH.Ia
merupakan bentuk alkoholpaling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada
etanol). metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut,

bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.


Asam format
409.
Asam format atau asam formiat (nama sistematis: asam
metanoat) adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam format
secara alami antara lain terdapat pada sengat lebahdan semut, sehingga
dikenal pula sebagai asam semut. Asam format merupakan senyawa antara
yang penting dalam banyak sintesisbahan kimia. Rumus kimia asam

format dapat dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2.


n-butanol
410.
Butanol (juga butil alkohol) mengacu pada alkohol empat
karbon dengan rumus dari C4H9OH.Ada empat kemungkinan isomer
struktur untuk butanol, dari rantai lurus utama alkohol untuk rantai

bercabang alkohol tersier. Hal ini terutama digunakan sebagai pelarut,


sebagai perantara dalam sintesis kimia, dan sebagai bahan bakar. Kadangkadang juga disebut biobutanol ketika diproduksi secara biologis.
411.

b. 3 contoh senyawa non polar :


Benzene
412.
Benzena, juga dikenal dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan
benzol, adalah senyawa kimiaorganik yang merupakan cairan tak
berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena
terdiri dari 6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom
hidrogen berikatan pada setiap 1 atom karbon.
413.
Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik
siklik dengan ikatan piyang tetap. Benzena adalah salah satu komponen
dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu bahan petrokimia yang
paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri. Karena
memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu
campuran penting pada bensin.
414.
Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan,
plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah
kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari
senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. Karena bersifat
karsinogenik, maka pemakaiannya selain bidang non-industri menjadi

sangat terbatas.
Toluena
415.
Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun
fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air
dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena.
416.
Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan
secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. Seperti
pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh

karena sifatnya yang memabukkan.


Dietil eter
417.
Dietil eter, yang juga dikenal sebagai eter dan etoksi
etana, adalah cairan mudah terbakar yang jernih, tak berwarna, dan

bertitik didih rendah serta berbau khas. Anggota paling umum dari
kelompok campuran kimiawi yang secara umum dikenal sebagai eterini
merupakan sebuah isomernya butanol. Berformula CH3-CH2-O-CH2-CH3,
dietil eter digunakan sebagai pelarutbiasa dan telah digunakan sebagai
anestesiumum. Eter dapat dilarutkan dengan menghemat di dalam air (6.9
g/100 mL).
418.
I. DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjipto,H. 2001. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II. Salatiga. FSM Kimia.
UKSW.
2. The Merk Indek. Eight Edition. An Encyclopedia of Chemical and Drugs. Merk
and co. Inc. 1968.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431.
432.
433.
434. Secara teori
435.
Pada dasarnya pelarut bersifat polar karena memiliki gugus karbonil.
Sedangkan pelarut bersifat non-polar karena tidak memiliki gugus karbonil.
436.
Berikut adalah sifat pelarut berdasarkan teori, antara lain :
437. Nama Pelarut
1. Hexan
2. Aseton
3. Etanol
4. Formaldehida

438. Sifat
439. Non polar
440. Polar
441. Polar
442. Polar

5.
6.
7.
8.
9.

Sikloheksana
Diklormetan
Kloroform
Etil asetat
Air

443.
444.
445.
446.
447.

Non polar
Non polar
Non polar
Polar
Polar

448.
449.
Beikut adalah Senyawa yang dipakai dalam praktikum menurut sifatnya,
anatara lain :
450.
451. Nama
senyawa
453. Gula;

452. Sifat
455. Polar

Sukrosa;
454. C12H22O1
1

456. Asam

458. Polar

Benzoat;
457. C6H5CO
OH
459. Naftalen

461. Non polar

a;
460. C10H8
462.
463. Sedikit pembahasan pada senyawa diatas yaitu gula bersifat polar karena memiliki
gugus karbonil, Asam benzoate bersifat polar karena memiliki gugus asam
karboksilat dan Naftalen bersifat non polar karena memiliki gugus fungsional.
Sesuai dengan teori like dissolve like, bahwa senyawa polar hanya dapat larut
dengan pelarut yang bersifat polar dan senyawa non polar hanya dapat larut dengan
larutan yang bersifat non polar.

Anda mungkin juga menyukai