BOGIE
CONTOH
1A-A1:
Ada dua bogie (atau rangkaian roda) di bawah unit. Setiap bogie mempunyai
satu gandar penggerak dan satu gandar tidak berpenggerak (idle), dengan
gandar idle berada di sisi luar.
2-A1A:
Ada 2 bogie. Bogie pertama terletak di bagian bawah-depan unit, dan
mempunyai 2 gandar idle dalam 1 deret. Bogie "A1A" terletak di bagian
belakang unit, mempunyai 1 gandar idle dan 2 gandar penggerak dengan
gandar idle berada di tengah bogie (di antara kedua gandar penggerak).
B-A1A:
Ada 2 bogie. Bogie pertama berada di bagian depan dan mempunyai 2 gandar
penggerak, sedangkan bogie kedua di bagian belakang mempunyai 2 gandar
penggerak dan 1 gandar idle dengan gandar idle berada di antara kedua
gandar penggerak.
CONTOH
2-B+B-2:
Ada 2 set gandar artikulasi di bawah unit. Di setiap set ada bogie dengan 2
gandar idle di bagian luar/ujung, dan di bagian dalam/tengah terdapat 2 gandar
penggerak. Kedua set artikulasi ini dirangkai dengan sisi belakang terhubung
dengan sisi belakang set satunya dan terhubung oleh sebuah perangkai.
C-B
Ada 2 bogie, bogie pertama di bagian depan mempunyai 3 gandar penggerak,
sedangkan bogie kedua di bagian belakang hanya mempunyai 2 gandar penggerak.
LOKOMOTIF (Locomotive)
Jenis lokomotif di Indonesia sesuai dengan penggunaan jumlah gandarnya
Lokomotif BB (BoBo)
BOGIE
Sumber tenaga
Diesel elektrik
Perusahaan
pembuat
General Electric
Model
U15A1A
Spesifikasi
A1A-A1A
Klasifikasi UIC
0-6-6-0
Lebar trak
1.067 mm
Panjang
14134 mm
Lebar
2642 mm
Berat lokomotif
76 ton
Motor traksi
4 buah
Kecepatan maksimum
90 km/jam
Keluaran daya
1380 HP
CC
201
Klasifikasi
Sarana
Perkeretaapian
Lokomotif Diesel Elektrik Seri tipe 01
Spesifikasi
Sumber tenaga
Diesel elektrik
Perusahaan pembuat
General Electric
Nomor seri
CC201
Model
GE U18C
Tanggal pembuatan
1977-1992
Jumlah diproduksi
93
C-C
Klasifikasi UIC
Co'Co'
Lebar trak
1.067 mm
Panjang
14.134 mm
Lebar
2.642 mm
Berat lokomotif
78 ton
Solar HSD
Penggerak utama
GE 7FDL-8
Jenis mesin
Diesel 4 Tak
Motor traksi
6 buah
Jumlah silinder
Transmisi
Diesel Elektrik
Kecepatan maksimum
120 km/jam
Keluaran daya
1825-1950 HP
Sistem keselamatan
Perusahaan pemilik
Daerah operasi
Jawa-Sumatera Selatan
300
Klasifikasi
Sarana
Perkeretaapian
Lokomotif Diesel Hidrolik Seri tipe 00
D 300
D 301
BB 200
BB 300
BB 202
BB 201
CC 200
CC 202
CC 201
CC 204
PEMBAGIAN BEBAN
Pembagian beban lokomotif menjadi beban gandar (axle
load) akan didistribusikan sesuai susunan bogie dan
jumlah gandarnya
Contoh:
Pagar
Saluran
tepi
Tiang
Penghubung
Jalur Kabel
5,8 m
Bantalan
Top Soil
Cess
Cess
Ballas
Top Soil
Timbunan
Jalur Kabel
Drainase
Pagar
Saluran
tepi
Pasir
4 m (13 ft)
Drainase
Pondasi
Rel (rail)
Penambat (fastening)
Plat Landas
Bantalan (sleeper, tie)
Plat Besi Penyambung
Rail Anchor
Superstructure
REL (RAIL)
Kepala/
Head
Pondasi
/Base
Superstructure
REL (RAIL)
Superstructure
REL (RAIL)
Superstructure
REL (RAIL)
BATANG REL
Komponen awal menerima transfer berat (axle load) KA
Terbuat dari baja bertekanan tinggi, dan juga mengandung
karbon, mangan, dan silikon.
Batang rel khusus Rangkaian KA dgn. Beban khusus (lebih)
Panjang segmen 20-25 m rel modern, 5-15 m rel jadul
BATANG REL
Dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan berat/m
Di Indonesia ada 4 macam batang rel,
yakni: R25, R33, R42, dan R54
R25 : berat rata-rata 25 kg/m.
Makin besar R, makin tebal batang rel
Perbedaan tipe berpengaruh:
(1) Besar tekanan maks. (axle load) yg sanggup diterima rel
(2) Kec. KA yg. diijinkan saat melewati rel.
Tipe rel paling besar di Indonesia R54
untuk lintas Jabodetabek dan lintas Trans Jawa
Angkutan batubara di Sumsel-Lampung
axle load tertinggi di Indonesia.
Superstructure
PENAMBAT (FASTENING)
Fungsinya untuk menambat/mengaitkan batang rel dengan
bantalan yang menjadi tumpuan batang rel tersebut, agar:
Superstructure
PENAMBAT KAKU
Paku rel, mur, baut, atau sekrup
Menggunakan tarpon yang dipasang menggunakan pelat landas
Umumnya penambat kaku ini digunakan pada jalur kereta api tua
Karakteristik dari penambat kaku adalah selalu dipasang pada bantalan
kayu atau bantalan besi.
Penambat kaku kini sudah tidak layak digunakan untuk jalan rel dengan
Superstructure
Superstructure
PENAMBAT ELASTIS
Menghasilkan jalan rel KA yang berkualitas tinggi
Digunakan pada frekuensi dan axle load yang tinggi
Mampu mengabsorbsi getaran pada rel saat rangkaian KA melintas
Superstructure
PENAMBAT ELASTIS
Digunakan pada bantalan beton,
meskipun ada juga yang pada bantalan kayu dan bantalan besi.
Superstructure
Superstructure
PLAT LANDAS
Fungsinya sebagai tempat perletakan batang rel dan juga lubang
penambat, untuk melindungi permukaan bantalan akibat tindihan
batang rel, dan untuk mentransfer beban dari rel ke bantalan
Tie Plate dipasang di antara batang rel dengan bantalan, baik kayu
maupun besi, semacam plat tipis berbahan besi. Tempat
diletakkannya batang rel sekaligus sebagai lubang tempat
dipasangnya Penambat (Spike).
Rubber Pad untuk bantalan beton, berbahan plastik atau karet dan
fungsinya hanya sebagai landasan rel, sedangkan lubang/tempat
dipasangnya penambat umumnya terpisah dari rubber pad karena
telah melekat pada beton.
Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)
Fungsi:
(1) Meletakkan dan menambat batang rel,
Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)
Jarak antarbantalan maksimal 60 cm.
Ada tiga jenis bantalan, yakni:
(1) Bantalan Kayu (Timber Sleepers)
Batang kayu asli maupun kayu campuran, dilapisi creosote
(minyak pelapis kayu) agar lebih awet dan tahan jamur.
(2) Bantalan Plat Besi (Steel Sleepers)
Tidak dipasang pd. trek yang ter-eletrifikasi /persinyalan elektrik
(3) Bantalan Beton Bertulang (Concrete Sleepers)
Lebih kuat, awet, murah, & mampu menahan beban paling besar
Superstructure
BANTALAN (SLEEPER)
Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam
keadaan normal dapat ditaksir sebagai berikut :
Bantalan kayu yang tidak diawetkan: 3-15 tahun.
Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun.
Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.
Superstructure
PLAT BESI PENYAMBUNG
Metode Sambungan Tradisional (Conventional Jointed Rails).
Plat besi dengan panjang sekitar 50-60 cm
Berfungsi menyambung dua segmen/potongan batang rel.
Terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat skrup/baut (Bolt)
Terdapat celah pemuaian (Expansion Space), sehingga saat
rangkaian KA lewat akan terdengar bunyi jeg-jeg...jeg-jeg
Superstructure
SAMBUNGAN REL SAAT INI
Dengan Las Termit, disebut Continuous Welded Rails (CWR).
Dengan metode CWR, tiap 2 sampai 4 potong batang rel 40-100 m.
Superstructure
RAIL ANCHOR
Rail anchor digunakan pada rel yang disambung secara CWR
Berfungsi menahan gerakan pemuaian batang rel
Rail anchor tidak dipasang pada rel yang ditambat dengan
penambat elastic, karena fungsinya sama
Rail anchor dipasang bersama penambat kaku pada bantalan
kayu atau besi.
RAIL ANCHOR
balas (ballast)
subbalas (subballast)
tanah dasar (improve
subgrade)
tanah asli (natural ground)
Kekakuan (stiffness)
Elastisitas (elastic/resilience)
Stabilitas
INDONESIA
Kelas Jalan I
: 120 km/jam
Kelas Jalan II
: 110 km/jam
: 80 km/jam
Lintas datar
: kelandaian 0 10%
Lintas pegunungan
: kelandaian 10 40%
: kelandaian 40 80%
JALUR TUNGGAL
JALUR GANDA