Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 2

3 UPTD PUSKESMAS GOLEWA RAYA


1.UPTD PUSKESMAS MALANUZA
2.UPTD PUSKESMAS MANGGULEWA
3. UPTD PUSKESMAS LADJA
KETUA
: ANGELA MERICI BHOKI
SEKRETARIS : AGUSTINUS CEME
ANGGOTA : VINSENSIUS TODA
KRISTINA KILA
GREGORIUS N. GURU
FABIANUS NUWA
THOMAS AQUINO S. MARI
TUGAS :
1. SOP PELAYANAN LABORATORIUM
2. SOP POLI GIGI
3. SOP KONSELOR VCT
4.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LABORATORIUM


MENERIMA PASIEN BARU
No Dokumen : 1
Tanggal Terbit :

No Revisi : 00

Kamis 05-Juni-2014
UPTD

PUSKESMAS

Halaman : 1
Ditetapkan Oleh :

Kepala UPTD Puskesmas Golewa Raya


=Angela Merici Bhoki, Amd.Kep =

GOLEWA RAYA
SOP

NIP : 197801102000122005

PELAYANAN LABORATORIUM

Pengertian

Menerima semua Jenis pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan oleh pasien dari
unit-unit terkait untuk menunjang penegakan diagnosa medis /Kepentingan lainnya

Tujuan
Kebijakan
Pelaksana

yang dilakukan oleh petugas yang berkompeten.


Untuk menunjang penegakan diagnosa/Kepentingan lainnya.
Permenkes No 411 tahun 2010 tentang laboratorium klinik
Petugas yang berkompeten.

Prosedur

Langkah-langkah Pelaksanaan :
1. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah oleh petugas
2. Pasien dipersilahkan duduk ditempat yang disediakan
3. Menerima surat permintaan pemeriksaan laboratorium dari
pasien
4. Mengecek jenis permintaan pemeriksaan laboratorium
5. Mencatat identitas dan jenis pemeriksaan pada register
laboratorium
6. Menjelaskan kepada pasien tentang jenis pemeriksaan dan
prosedur pelaksanaan
7. Menyiapkan alat dan bahan
8. Mengambil specimen pemeriksaan sesuai dengan jenis
permintaan pada pasien
9. Pasien dipersilahkan menunggu hasil laboratorium sesuai
dengan jenis pemeriksaan
10.Melakukan pemeriksaan specimen pasien sesuai SOP
Khusus
11.Membereskan peralatan pemeriksaan
12.Mencatat hasil pemeriksaan pada buku register dan surat
permintaan
13.Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
14. Mempersilahkan pasien untuk kembali ke tempat
mengirim permintaan pemeriksaan

Unit terkait
Sumber Referensi

Poli umum, Poli KIA.


Buku penuntun pemeriksaan lab PT Gramedia, Ganda Soebrata 2008

yang

PEMERINTAH KABUPATEN NGADA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGADA

UPTD PUSKESMAS GOLEWA RAYA


JL. Ende - Bajawa
STANDAR PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT:

PENCABUTAN GIGI TETAP

NO DOKUMEN:

NO REVISI:
Tgl. EFEKTIF :
00
JABATAN

DISUSUN OLEH :

KEPALA POLI GIGI

NIP: ................................
DISETUJUI OLEH:

KEPALA PUSKESMAS

NIP: ................................
PENGERTIAN

TUJUAN

PELAKSANA:
SASARAN:

HALAMAN:
01/03
TANDA TANGAN

Pencabuatan sebuah gigi yang tidak bisa


dipertahankan lagi atau akar gigi yang utuh tan pa
menimbulkan rasa sakit, dengan trauma yang sekecil
mungkin pada jaringan penyangga sehingga luka
bekas cabut akan sembuh secara normal dan tidak
meninggalkan problema prostetick pasca bedah yang
dilakukan oleh tenaga yang berkompeten di poli gigi.
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di Puskesmas khususnya dalam hal
pencabutan gigi
2. Mencegah mal-oklusi
3. Mencegah terjadinya infeksi berulang
4. Meningkatkan pengetahuan penderita tentang
kesehatan gigi dan mulut
1. Dokter Gigi
2. Petugas Perawat Gigi
1. Pasien

Tahapan persiapan dan pelaksanaan

1. ALAT & BAHAN:


Mempersiapkan alat-alat
yang sudah disterilkan
dan bahan pada meja
instrument, meliputi;

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Dental Unit
Nier Bekken
Kaca Mulut
Pinset
Sonde
Escavator
Handscoen

12. Alkohol
13.Air bersih
14.Semprot Udara dan Air
15.Dappen Disk
16.Spatula
17.Cavit Fletcher
18.Lidokain

8. Masker
9. Gelas Kumur
10.Sabun dan lap Tagan
11.Kapas

19.Straight Handpiece
20.Contra angle
21.Plastik Instrument
22.Bur (Round, Fissure)

2. PROSEDUR/URAIAN ANAMNESA (sesuai Prosedur Anamnesa)


KERJA
II. PEMERIKSAAN (sesuai Prosedur Anamnesa)
III. TINDAKAN:

1. Bila masih infeksi akut,maka pencabutan ditunda,


dan menjelaskan kepada pasien tentang bahaya,
bila pencabutan dilakukan pada gigi yang masih
dalam keadaan infeksi akut.
2. Memberi pengobatan dan menjadwal ulang
rencana pencabutan.
a. Persiapan penderita
1. Memberitahu pasien bahwa giginya harus

dicabut dan memberitahu setiap tahap yang


akan dilakukan.
2. Menanyakan apakah pasien sudah makan
atau belum.

3. Menjelaskan kepada penderita bahwa sebelumnya


pencabutan akan dilakukan pembiusan, dan setelah
itu penderita akan merasakan tebal (bila
menggunakan suntikan lidocaine)
4. Minta ijin penderita/pengantar untuk dilakukan
tindakan (bolehkah saya mulai sekarang ?)
b. Mempersiapkan alat dan obat anastesi dan alat
tindakan pencabutan gigi yang sudah disteril di media
instrumen sesuai dengan gigi yang akan dicabut
dengan cara mengambil alat dari kotak instrumen
memakai korentang dan meletakkan di meja
instrumen.
c. Mencuci tangan dengan sabundan memakai sarung
tangan steril
d. Tindakan anastesi menggunakan suntikan lidocain.
Bila menggunakan anastesi lidokain komp 2 % :
1. Mempersiapkan lidokain ampul dan mematahkan
ujung ampul menggunakan gergaji ampul pada leher
ampul kemudian melapisinya dengan kasa dan
mematahkan menggunakan tangan.
2. Mempersiapkan spuit 3 cc, membuka tutup spuit dan
memindahkan lidokain ke dalam spuit dengan cara
menghisap isi ampul sampai habis dan menutup
kembali spuit. Membuang botol ke tempat sampah
medis.
3. Membuang udara dalam spuit dengan cara
memposisikan spuit dengan ujung jarum menghadap
keatas, kemudian ketuk perlahan syringe. Kemudian
dorong pompa perlahan-lahan sampai udara tidak
tampak lagi dan cairan keluar sedikit di ujung jarum.

4. Memberitahu pasien tentang lokasi atau tempat


yang akan dianastesi ( di suntik)
5. Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan

menetesinya dengan betadine di atas cucing.


6. Mengolesi gusi yang akan dilakukan injeksi dengan
gerakan searah 1 kali.
7. Gusi bagian bukal menyuntikan lidokaine ke gusi
sekitar apeks pada gigi yang akan dicabut dan
melakukan aspirasi, apabila keluar darah menggeser
posisi jarum ketitik lain dan memasukkan jarum
sampai menyentuh tulang. Menyuntikkan lidokain 11,5 cc. Mencabut kembali jarum.
8. Gusi bagian lingual/palatal : Menyuntikan lidokain ke
gusi sekitar apeks pada gigi yang akan dicabut dan
melakukan aspirasi apabila keluar darah menggeser
posisi jarum ketitik lain dan memasukkan jarum
sampai menyentuh tulang. Menyuntikan l idokain 0,51 cc.Mencabut kembali jarum.
9. Setelah jarum di suntikkan,aspirasi untuk

memastikan tidak terjadi injeksi ekstra vaskuler

10.Membuang spuit pada safety box dengan cara


ujung jarum masuk lebih dulu.
11.Menunggu sampai obat bereaksi dan menimbulkan
rasa tebal dengan menanyakan pada pasien apakah
sudah terasa tebal dan bagaimana perasaan pasien
apakah terasa mata berkunang-kunang atau pusing.
Bila sudah terasa tebal maka langsung dilakukan
pencabutan
PENCABUTAN
a. Bila anastesi menggunakan lidokain
1. Melakukan pemisahan gigi dan gusi
denganmemakai bein dengan posisi bein mesio
bukal / distobucal gigi yang bersangkutan,
dengan gerakan beinapikal ke coronal (dari bawah
ke atas) sampai gigi goyang.
2. Meletakkan ujung tang pada bagian bukaldan
lingual/palatinal gigi sampai engan cervicalgigi /
bifurcasi gigi
3. Pada gigi yang mempunyai 1 akar (gigianterior)
memutar gigi searah sambil ditarik keluar
4. Pada gigi yang mempunyai lebih akarmenggerakgerakkan gigi ke arah bukal danlingual/palatinal
supaya gigi terlepas dan menarikgigi keluar
5. Mengambil tampon menggunakanpinset
kemudian menetesi tampon dengan betadine
diatas cucing, meletakkan tampon pada luka
bekaspencabutan dan meminta pasien untuk
menggigit tamponkuat-kuat
b. Membuang sampah medis kapas betadine, tampon
yang digunakan selama tindakan gigi,dan gigi yang
sudah dicabut ke dalam tempat sampah medis
c. Melepaskan sarung tangan dan dimasukkan dalam
tempat sampah medis kemudian mencuci tangan
memakai sabun
d. Menyampaikan pada pasien / pengantar bahwa gigi
sudah dicabut dan apakah ada yang perlu ditanyakan
oleh penderita/pengantar
e. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita.

KONSELING
Menjelaskan kepada pasien/pengantar setelah pencabutan
untuk:
1. Menggigit tampon +_ 1 jam, boleh meludah tapi
tampon tidak dibuang/tetap digigit.
2. Tidak menyentuh bekas pencabutan dengan lidah
karenabisa menyebabkan infeksi.
3. Tidak menghisap-hisap karena bisa menyebabkan
infeksi.
4. Tidak berkumur-kumur terlalu keras selama +_ 24
jam, menghindari perdarahan dan infeksi.
5. Menganjurkan kepada pasien/pengantar untuk
menjaga kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi
sesudah makan dan sebelum tidur dengan
memperagakan cara menyikat gigi yang benar.
6. Menganjurkan pasien menyikat gigi setelah makan
makanan manis dan asam, dan makanan yang lengket
di gigi.
7. Membiasakan memakan makanan yang berserat
masalnya sayur dan buah.
8. Menganjurkan pada pasien/pengantar untuk segera
kontrol bila ada keluhan atau bila ada lagi gigi yang
berlubang.
9. Menganjurkan pada pasien/pengantar untuk
memeriksakan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali.
10.Memberi kesempatan pada pasien/pengantar untuk
menanyakan hal yang kurang jelas dan menjawab
pertanyaan sampai pasien/penderita jelas.
11.Mengecek pemahaman pasien/pengantar dengan
memberikan pertanyaan terbuka atas informasi yang
sudah disampaikan.
12.Mencatat hasil konseling pada kartu status penderita.
13.Mengucapkan terima kasih sudah datang dan semoga
lekas sembuh.
OUTPUT/HASIL

Terlakasananya pencabutan gigi sesuai dengan SOP

UNIT TERKAIT

Farmasi/Apotik

REFERENSI/SUMBER

Pencabutan Gigi geligi edisi 2, geofrey I Howe & drg. Lilian


yuwono 1999;jakarta.

UPTD PUSKESMAS GOLEWA


RAYA

No.Dokume
PROTAP-VCT-02
n

DINAS KESEHATAN NGADA

SOP KONSELING HIV

UNIT KERJA : LAYANAN VCT


1.

No. Revisi.

00

Tanggal

05 JUni

Halaman

7 / 8

PETUGAS : Konselor

Nama Pekerjaan
Konseling HIV
2. Pengertian
Rangkaian-rangkaian kontak antara konselor HIV dengan individu yang terinfeksi HIV
untuk memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah laku yang difokuskan pada
penyesuaian diri pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

3.

Tujuan
Prosedur ini sebagai acuan dalam menjelaskan cara konseling pada setiap pasien yang
akan melakukan pemeriksaan HIV

4.

Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku pada pasien yang berkunjung di Unit layanan VCT

5.

Ketrampilan Petugas
4.1. Petugas Counselor VCT

6.

Peralatan
1.
2.
3.
4.

Lembar balik IMS


Kondom
Dildo
Pelicin

5. Intruksi Kerja
a.

Konseling Pre Test HIV


1.

Periksa ulang nomor kode dalam formulir ALL sesuai kode klien

2.

Introduksi dan orientasi


a. Nama, pekerjaan dan peran
b. Kerahasiaan
c.

Kerangka proses VCT- sesi, durasi, prosedur tes

d. Catatan Medik di tangan konselor


3.

Data demografik dan pengumpulan data

4.

Alasan kunjungan

5.

Fakta dasar tentang HIV dan AIDS

6.

Kombinasikan edukasi tentang resiko dan penilaian resiko diri sendiri.

7.

Komunikasikan dengan pasangan

8.

Pengurangan resiko

b.

TES HIV
1.

Ketika klien belum siap tes, katakan tes merupakan pilihan

2.

Nilai riwayat tes dan hasilnya

3.

Terangkan tentang HIV dan hasil tes yang dimungkinkan.

4.

Diskusikan arti reaktif dan non reaktif.

5.

Diskusikan bagaimana klien bereaksi atas segala hasil.

6.

Diskusikan apa harapan klien akan tes hari ini.

7.

Nilailah ide bunuh diri.

8.

Diskusikan keuntungan dan kerugian melakukan tes HIV

9.

Implikasi hasil tes pada sendiri, pasangan dan keluarga.

10.

Ketika klien menginginkan tes, upayakan untuk mengetahui bagaimana


perasaan klien jika hasil tesnya diterima.

11.

Klien menandatangi informed consent bila menginginkan tes. Bantu


klien memahami isi informed consent.

12. Berikan pemahaman adanya optional out.


13. Jika klien tak mau diberitahukan hasil tesnya dan simpulkan.
c.

KONSELING PASCA TES HIV


Membantu klien memahami dan menyesuaikan diri dengan hasil tes
1. Mempersiapkan klien untuk menerima hasil tes.
2. Memberikan hasil tesnya.
3. Menyediakan informasi selanjutnya, jika perlu merujuk klien ke fasilitas
lainnya.
4. Mengajak klien mendiskusikan strategi menurunkan transmisi HIV.
Kunci utama dalam menyampaikan hasil
1.
2.
3.
4.
5.

Periksa ulang seluruh hasil klien dalam Catatan Medik


Sampaikan hasil hanya kepada klien secara tatap muka.
Berhati-hati dalam memanggil klien dalam ruang tunggu.
Hasil tes tertulis.
Dokumen Terkait

6. Lembar Status pasien


7. Lembar Permintaan Pemeriksaan laboratorium.
8.

Referensi
Gibson tahun 1985 dan Rogers dalam hendrarno tahun 2003

Anda mungkin juga menyukai