Anda di halaman 1dari 3

Proses procurement merupakan proses pengadaan barang dan jasa dari suatu institusi.

Aktivitas yang dilakukan dalam proses procurement diantaranya adalah pemilihan supllier,
merancang hubungan yang baik dengan supllier, dan melakukan proses pembelian.
Procurement ini sendiri juga dianggap rentan terjadinya fraud apabila pengendalian intern
yang tersedia tidak memadai. Dalam proses procurement fraud yang terjadi biasanya terjadi
pada pemilihan supllier, dan melakukan proses pembelian. Kedua hal tersebut dianggap
sebagai salah satu hal yang paling rentan terjadinya fraud.
Pengadaan barang/jasa merupakan proses yang mudah atau dianggap rawan terjadinya
fraud dalam sebuah organisasi. Dalam proses pengadaan barang/jasa secara garis besar
terdapat beberapa fraud yang mungkin dapat terjadi pada beberapa fungsi, beberapa fraud
tersebut diantaranya adalah :
1. Ketidaksesuaian antara barang/jasa yang diperjanjikan dalam kontrak dengan
kebutuhan instansi dan/atau masyarakat, baik dilihat dari jenis, kualitas, maupun
kuantitas barang/jasa.
2. Ketidaksesuaian antara spesifikasi teknis barang/jasa yang telah diselesaikan oleh
penyedia barang/jasa dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam perjanjian
kontrak.
3. Ketidaksesuaian antara volume (kuantitas) barang/jasa yang telah diselesaikan oleh
penyedia barang dengan jumlah yang seharusnya sesuai perjanjian/ kontrak.
4. Ketidakwajaran harga barang/jasa yang disepakati dalam kontrak/perjanjian. Misalnya
pengadaan peralatan komputer yang jauh diatas harga peralatan sejenis dipasaran
karena mengandung unsur penggelembungan harga (mark up).
5. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh rekanan dari jadwal waktu yang
ditetapkan dalam perjanjian/kontrak.
Fraud fraud tersebut dapat terjadi karena adanya kelemahan pada kualitas panitia
pengadaan dan kualitas pada penyedia barang dan jasa. Kelemahan-kelemahan tersebut
menyebabkan munculnya peluang fraud seperti kickbacks dan bid rigging.
Panitia pengadaan merupakan salah satu subyek (pelaku) pengadaan barang/jasa
pemerintah dan aktivitas serta keputusan yang dilakukannya akan sangat menentukan
jalannya proses pengadaan. Segala aktivitas dan keputusan yang diambil oleh panitia
pengadaan merupakan hal yang sangat krusial karena berhadapan langsung dengan muatan
kepentingan dari berbagai subyek pengadaan barang/jasa lainnya. Untuk itu kemampuan dan
profesionalisme personil panitia pengadaan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Apabila
dalam kepanitiaan terdapat salah seorang oknum yang biasa melakukan KKN, maka akan
mendorong tindak kecurangan/fraud pada aktivitas pengadaan barang/jasa.
Pada proses pembentukan panitia lelang, jika salah seorang/lebih pejabat yang memiliki
kewenangan untuk menunjuk calon panitia pengadaan menyalahgunakan kewenangannya

untuk memberikan keuntungan pada kelompok tertentu dengan cara menjadikan salah
seorang atau lebih kroninya untuk menempati jabatan sebagai panitia pengadaan guna
memperlancar usahanya mencapai tujuan yang diinginkannya.
Kualitas penyedia barang/jasa juga merupakan salah satu elemen penting dalam suatu
sistem pengadaan barang/jasa. Jika suatu pengadaan barang/jasa tidak diikuti dengan kualitas
penyedia yang baik, maka akan terdapat banyak kesalahpahaman/ missunderstanding di
antara panitia dan penyedia barang/jasa yang nantinya akan menimbulkan kerugian kedua
belah pihak.
Fraud kickbacks, terjadi ketika vendor melakukan pembayaran secara ilegal kepada
oknum dalam panitia pengadaan yang melakukan aktivitas pembelian. Pembayaran tersebut
dilakukan agar oknum panitia tersebut melakukan beberapa aktivitas:
1.) Memberikan kontrak pembelian hanya kepada vendor tertentu.
2.) Membuat tanda terima barang atas barang yang sebenarnya tidak diterima.
3.) Menyetujui pembayaran atas faktur ganda.
4.) Menyetujui penerimaan barang yang berkualitas lebih rendah daripada barang yang
dipesan.
5.) Memberikan syarat pembayaran (credit term) yang menguntungkan vendor.
6.) Membayar barang dengan harga lebih tinggi
7.) Membayar tagihan /utang lebih awal tanpa mendapatkan diskon pembelian.
8.) Membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Fraud lain yang dapat muncul dalam proses pengadaan barang/jasa adalah bid rigging yaitu
pengaturan hasil tender secara ilegal oleh karyawan yang terkait dengan bagian pembelian
untuk memenangkan vendor tertentu. Beberapa aktivitas yang meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1.) Terdapat vendor yang memenangkan kontrak tanpa melalui proses tender yang resmi.
2.) Terdapat kontrak yang dilakukan dengan penunjukan langsung, tanpa adanya dasar
alasan yang jelas.
3.) Memecah nilai kontrak (splinting contract) untuk menghindari financial limits,
sehingga vendor akan memenangkan tender.
4.) Menjamin salah satu vendor agar sering memenangkan tender.
5.) Mengatur agar vedor yang memasukan penawaran mendekati tanggal pengumuman
secara konsisten memenangkan tender.
Proses pengaturan tender ini dilarang, hal ini dikarenakan dapat menimbulkan
persaingan yang tidak sehat dan bertentangan dengan tujuan dilaksanakannya tender untuk
memberikan kesempatan yang sama pada seluruh partisipan. Sehingga diharapkan pada
akhirnya dengan penggunaan proses tender mampu didapatkan harga yang termurah dengan
kualitas yang terbaik..
Maka, hasil kinerja dari panitia menjadi tidak maksimal karena terganggu obyektifitas
dan independensinya, serta pemerintah tidak memperoleh barang dan jasa seperti yang
diharapkan, baik dalam ukuran kualitas, kuantitas, harga dan ketepatan waktu.

Modus yang dilakukan :


Modus yang biasa dilakukan adalah biasanya pihak yang mempunyai wewenang atau jabatan
khusus akan memilih vendor tertentu sebagai pemenang tender yang sebenarnya bukan
merupakan penawar bagi sebuah entitas, dan mengalokasikan dana lebih dari yang
seharusnya diterima oleh perusahaan. Sebagai pertukaran atas kontrak tersebut, pejabat yang
berwenang akan memperoleh pembayaran kembali dari perusahaan pemenang tender yang
diperuntukan untuk kepentingan pribadi pihak yang berwenang. Dengan kata lain kickbacks
merupakan suap yang diberikan sebagai imbalan atas diberikannya kontrak kepada pihak
yang bersangkutan. Modus yang biasa dilakukan pada bid rigging hampir sama dengan
modus yang dilakukan pada kickbacks yaitu dengan menyalahgunakan kewenangan
Pihak yang terlibat :
Pihak yang terlibat dalam terjadinya fraud ini adalah diantaranya :
1.) Panitian Pengadaan Barang/Jasa, dimana pihak ini memegang atau memiliki
wewenang penuh serta terlibat langsung dengan proses pengadaan barang/jasa.
2.) Vendor yang menjadi pemenang tender, dari beberapa fraud yang mungkin muncul,
vendor yang menjadi pemenang tender akan menjadi pihak yang menyediakan
barang/jasa sehingga mereka juga memungkinkan terlibat apabila terjadi fraud dalam
proses pengadaan barang/jasa.

Anda mungkin juga menyukai