Anda di halaman 1dari 6

1.

1 Rumusan Masalah
1.1.1

Apa pengertian dari osteoporosis ?

1.1.2

Apa saja penyebab dari osteoporosis ?

1.1.3

Bagaimana cara pencehannya ?

1.1.4

Bagaimana asuhan keperawatan lansia pada kasus osteoporosis ?

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1

Mengetahi apa yang dimaksud dengan osteoporosis.

1.2.2

Mengetahui penyebab dari osteoporosis.

1.2.3

Mengetahui cara pencegahannya.

1.2.4

Mengetahui cara membuat asuhan keperawatannya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Definisi Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi dimana terjadi peningkatan porositas dari tulang. Atau

dengan kata lain adalah sugresif dari masa tulang, sehingga memudahkan terjadinya patah tulang
(Albright JA, 1979).
Bagian tulang yang umumnya diserang adalah (Djoko Roeshadi, 2001):
1.

Pada tulang radius distal

2.

Pada tulang vertebrae

3.

Pada tulang kollum femur / pelvis

2.2

Pembagian Osteoporosis
Chehab Rukmi Hylmi (1994) membagi osteoporosis sebagai berikut :

1.

Osteoporosis Primer

2.

Osteoporosis Sekunder

3.

Osteoporosis Idiopatic

1. Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer adalah suatu osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya
dengan jelas ini merupakan kelompok terbesar.
Osteoporosis primer dibagi menjadi :
1.

Type I
Osteoporosis yang timbul pada wanita post menoupouse

2.

Type II

Osteoporosis yang terdapat pada kedua jenis kelamin dengan usia yang semakin
bertambah (senilis)

2. Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder adalah suatu osteoporosis yang diketahui penyebabnya jelas.
Biasanya disebabkan oleh :
1.

Endcrine disease

2.

Nutritional causes

3.

Drugs

3. Osteoporosis Idiopatic
Yang dimaksud dengan osteoporosis jenis ini adalah terjadinya pengurangan masa tulang
pada :
1.

Juvenile

2.

Adolesence

3.

Wanita pra menoupouse

4.

Laki-laki berusia muda /pertengahan

5.

osteoporosis jenis ini lebih jarang terjadi.

2.3 Patofisiologi Osteoporosis


Sel tulang terdiri atas osteoblas, osteossit dan osteoclas yang dalam aktifitasnya
mengatur homeostasis kalsium yang tidak berdiri sendiri melainkan saling berinteraksi.
Homeostasis kalsium pada tingkat seluler didahului penyerapan tulang oleh osteoclas yang
memerlukan waktu 40 hari disusul fase istirahat dan kemudian disusul fase pembentukan tulang
kembali oleh osteoblas yang memerlukan waktu 120 hari (Kamis, 1994).

Dalam

penyerapannya osteoclas melepas transforming

Growth Factor yang

merangsang aktivitas awal osteoblas dalam keadaan normal kwantitas dan kwalitas penyerapan
tulang oleh osteoclas sama dengan kwantitas dan kwalitas pembentukan tulang baru oleh
osteoclas. Pada Osteoporasis penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan baru
(Djoko Roeshadi, 2001).

2.4 Gejala dan Tanda Osteoporosis


Pada awalnya penyakit ini tidak menimbulkan gangguan apapun. Namun dalam
kondisi yang sudah parah gambaran klinik osteoporosis adalah sebagai berikut (Djoko R, 2001)
1.

Nyeri

2.

Tinggi badan berkurang /memendek


Dalam mendiagnosis osteoporosis tidak hanya berdasarkan pemeriksaan klinik serta
radiologis saja. Dengan pemeriksaan penunjang yaitu BMD (Bone Mineral Density) dan DEXA
(Dual Energy X-Ray Absorpsiometry) diagnosis osteoporosis menjadi lebih pasti.
2.5 Faktor Resiko Osteoporosis
Dikenal beberapa faktor resiko untuk terjadinya osoteoporosis. Faktor resiko ini
dibagi menjadi dua (R. Prayitno Prabowo, 2001).

1.

Faktor resiko yang tidak bisa dirubah

- Usia
- Jenis kelamin
- Ras
- Riwayat Keluarga /keturunan
- Bentuk tubuh
2.

Faktor resiko yang dapat dirubah

- Merokok
- Alcohol
- Defisiensi vitamin d
- Kafein
- Gaya hidup

- Gangguan makan (anoreksia vervusa)


- Defisiensi esterogen pada menoupouse alami atau menoupouse karena operasi
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti :

etik

oortikoid

konvulsan

mon tiroid berlebihan


Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pembahasan mengenai faktor resiko akan
dibatasi pada merokok, alcohol, menoupouse, kafein, latihan, umur, jenis kelamin, keturunan.
* Merokok
Gaya hidup modern, tang telah melegalkan wanita merokok di depan umum, semakin membuka
banyaknya kasus osteoporosis Nikotin dalam rokok menyebabkan melemahnya daya serap sel
terhadap kalsium dari darah ke tulang. Sehingga proses pembentukan tulang oleh osteoblast
menjadi melemah (Djoko R, 2001).
* Alkohol
Dampak dari konsumsi alcohol pada osteoporosis berhubungan dengan jumlah alcohol
yang dikonsumsi. Konsumsi yang berlebihan akan menyebabkan melemahnya daya serap sel
terhadap kalsium dari darah ke tulang. (R. Prayitno, 2001).
* Menopouse
Di sini kadar esterogen menurun. Dengan menurunnya kadar esterogen resorbsi
tulang menjadi lebih cepat, sehingga akan terjadi penurunan masa tulang yang banyak. Bila
tidak segera diintervensi akan cepat terjadi osteoporosis (RP 2001).
* Kafein
Mengkonsumsi atau minum kopi diatas 3 cangkir per hari, menyebabkan tubuh
selalu ingin kencing. Keadaan tersebut menyebabkan kalsium banyak terbuang bersama air
kencing (Djoko R, 2001).
* Latihan /aktivitas
Imobilisasi dengan penurunan penyangga berat badan merupakan stimulus penting
bagi resorppsi tulang. Beban fisik yang terintegrasi merupakan penentu dari puncak masa tulang
(Bayu Santoso, 2001).

* Umur- jenis kelamin keturunan


Dari segi usia pada laki-laki dan wanita usia diatas 40 tahun merupakan usia
terkenaa osteoporosis. Sehingga sebelum mencapai usia ini, kekuatan dan gizi tulang harus selalu
diperhatikan, agar penurunan kekuatan tulang tidak begitu curam.
Dari perbedaan jenis kelamin dapat diketahui bahwa kerapuhan tulang banyak
diderita oleh wanita yang menoupouse. Hal ini dikarenakan hormon esterogennya menurun
drastis.
Sejarah keluarga juga mempengaruhi penyakit ini, pada keluarga yang mempunyai sejarah
osteoporosis, anak-anak yang dilahirkannya enderung akan mempunyai penyakit yang sama
(Djoko R, 2001).

2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan disini menurut Djoko Roeshadi dianjurkan untuk prevensi maupun
pengobatannya. Tujuan prevensi adalah untuk mencegah terjadinya osteoporosis dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko osteoporosis. Prevensi ini bisa dilakukan dengan
melakukan penyuluhan terhadap penduduk, agar mereka dapat mengendalikan hal-hal yang
dapat meningkatkan terjadinya ostreoporosis seperti misalnya :
1. Mencegah dan menghentikan kebiasaan seperti merokok dan minum alcohol
2. Mengatur diet yang baik / dengan benar seperti mengkonsumsi sayuran, susu tinggi kalsium dll.
3. Olah raga teratur

Anda mungkin juga menyukai