Anda di halaman 1dari 2

By: N Faqot

Keyakinan VS Kemampuan?
Keyakinan... ataukah kemampuan? Dua hal itu merupakan memiliki penganut serta
pemahaman yang berbeda. Persepsi dalam opsi yang mau diambil lumayan sulit juga untuk
dipilih salah satu. Keduanya memiliki kekuatan. Tidak lupa akan kekurangan yang dimiliki
masing-masing kubu. Hal ini bergantung pada persepsi individu. Jika individu itu memiliki kubu
A, maka kubu B sayang untuk diambil. Begitu pun sebaliknya. Pada masa ini sering sekali
masyarakat menemukan sifat-sifat keduanya. Secara mayoritas masing-masing memiliki salah
satunya. Tak jarang pula keduanya dapat membawa kita kepada kesesatan, kelak akan merugikan
bahkan menjerumuskan pada jurang kemaksiatan.
Pendefinisian dua hal tersebut perlu ditinjau terlebih dahulu. Paparan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia,

keyakinan adalah kepercayaan yang dilakukan dengan sungguh-

sungguh. Pengertian tersebut maksudnya segala sesuatu yang dipercayai terhadap ilmu dan
pengetahuan yang didapat dilakukan dengan sangat sungguh-sungguh. Sehingga semua ilmu
yang dipahaminya ia laksanakan dengan konsisten. Apabila sesuatu tersebut tidak dilaksanakan,
maka tumbuhlah rasa gemetar dan ketidaktenangan seseorang, karena ketidakterbiasanya
individu tersebut dalam melanggarnya. Definisi kata kedua yaitu kemampuan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia kemampuan adalah kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu.
Penjelasan dari definisi tersebut bahwa kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam
melakukan terhadap segala sesuatu yang dikuasainya, baik itu dari segi fisik, mental, serta ilmu
pengetahuan.
Keyakinan merupakan hal yang paling aman dalam melakukan segala sesuatu yang
diyakini. Individu tersebut konsisten melakukan terhadap ilmu yang dimilikinya. Meskipun ilmu
tersebut diibaratkan hanya setetes air saja, namun individu tersebut tetap konsisten untuk
melakukannya. Oleh sebab itu, keyakinan sangat berpengaruh terhadap kualitas pendalaman ilmu
yang dikuasai. Hal ini juga tidak terlepas pada kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
Kelemahan tersebut terletak pada minimnya pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga dari kubu
keyakinan mudah terpengaruh oleh kubu kemampuan. Sehingga kubu keyakinan tidak
jarang terbawa arus dari kubu kemampuan.

Perlu digaris bawahi dalam arti kemampuan. Kesanggupan seseorang terhadap segala
sesuatu yang dipahaminya bisa saja dilakukan, bisa juga tidak dilakukan. Karena dalam kata
sanggup berarti segala perlakuan-perlakuan yang dilakukan tidak ia yakini, yakni hanya
sebatas memahami terhadap ilmunya. Bahayanya, jika hal itu tidak ia yakini maka segala sesuatu
yang dilakukan tidak akan mendapatka pahala dan keberkahan. Kelemahan pun juga turut
memburuinya. Kelemahan dari kubu kemampuan karena ketiadaan keyakinan, maka ia pun
juga mudah terjerumus pada kesesatan.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari perbedaan antara keduanya biasanya sering terjadi
pada pemahaman keagamaan. Semisal terjadi pada perdebatan tentang pelaksanaan sahur di
waktu puasa sunat. Masing-masing kubu memiliki alasan dan pemahamannya sendiri. Kubu
keyakinan dibarengi dengan melaksanakan sahur. Karena apabila melaksanakan sahur adalah
sesuatu yang dapat mendapat pahala. Sedangkan dari kubu kemampuan, mereka tidak
melaksakan sahur pada saat puasa sunat. Namun pada dasarnya masing-masing kubu itu tahu dan
paham bahwa apabila berpuasa dengan sekaligus melaksanakan sahur akan mendapatkan
tambahan pahalanya. Namun pemahamannya itu tidak mereka aplikasikan.
Masing-masing individu berbeda. Mereka diberikan kelebihan, atau pun kekurangan.
Meskipun tampaknya pada kekurangan, bisa jadi kelebihan yang dimiliki mampu
mengalahkanmu. Bahkan sebaliknya, yang tampak dominan pada kelebihannya, namun bisa jadi
itulah cara mereka menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang teramat lebih buruk. Jadi,
semua pilihan ada di tangan kalian. Apa kau mau click kubu keyakinan, ataukah
kemampuan?
Bangkalan, 13 April 2016

Anda mungkin juga menyukai