Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Psikologi Kognitif merupakan salah satu cabang ilmu Psikologi yang baru lahir.
Setidaknya dapat dibuktikan dengan hadirnya sebuah buku pengantar di akhir tahun
1970-an oleh Ulric Neisser. Namun, jauh sebelum itu, para pemikir dan ilmuan setelahnya
telah lebih dulu mencoba untuk merumuskan beberapa hal yang saat ini telah menjadi
bahan pokok kajian dalam Psikologi Kognitif itu sendiri. Lantas, dari mana dan sejak
kapan proses awal itu mulai?
Sebagaimana kita ketahui, Psikologi berawal dari keberanian untuk memisahkan diri
dari Filsafat dan berada di kubu yang berkebalikan, dalam konteks tendensi metodologis.
Maka menjadi niscaya kemudian jika para sejarawan Psikologi melacak akar-akar paling
awal kemunculannya dalam dua pendekatan yang berbeda. Pertama, Filosofis, yang
berusaha memahami hakikat umum dari aspek-aspek segala sesuatunya, utamanya
melalui metode intraspeksi (yaitu sebuah pengujian terhadap ide-ide dan pengalamanpengalaman bathiniyah). Kedua, Fisiologis, yaitu studi ilmiah tentang fungsi-fungsi yang
mempertahankan kehidupan di dalam materi hidup atau organik, utamanya lewat metodemetode empiris.
Dewasa ini sering kita lihat banyak anak-anak yang mengalami kemunduran dan
kesulitan dalam belajar. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal .
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar adalah kurangnya
motivasi. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. .Motivasi juga merupakan kekuatan yang
mendorong dan mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu.
Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau pun dari luar dirinya.
Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi instrinsik, dan yang
berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik. Motivasi mempunyai peranan yang strategis
dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.
Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga
harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian jika sebuah
motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran
energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali. Dan pada makalah ini, kami akan
mencoba membahas tentang motivasi dan macam-macam teori motivasi.

2 Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:
1

Apakah Pengertian Motivasi?

Bagaimana teori-teori motivasi menurut para ahli?

Bagaimana Pengaruh Motivasi terhadap siswa/pelajar?

3 Tujuan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas, maka makalah ini mempunyai beberapa
tujuan:
1. Untuk mengetahui apa itu Motivasi dalam Ilmu Psikologi.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikologi.

BAB II
PEMBAHASAN
1.

Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa inggris "motivation" kata dasarnya "motive" yang berarti

tujuan. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu
tujuan. Motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu. Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor
lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut
motivasi. Michel J. Jucius menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan
kepada

seseorang

atau

diri

sendiri

untuk

mengambil

suatu

tindakan

yang

dikehendaki.Menurut Dadi Permadi, motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat
sesuatu, baikyang positif maupun yang negatif.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga
bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai peranan starategis dalam
aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan
dalam aktivitas sehari-hari.

2.

Teori-teori Motivasi
A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua


manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang
berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat
kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari
kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya
akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat
paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya
menjadi penentu tindakan yang penting. Berikut 5 tingkatan yang dikemukakan
Abraham Maslow;
1. Kebutuhan Fisiologis.
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling
dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum,
2.

perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.


Kebutuhan Rasa Aman.
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul
kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa
aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja,
jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada
saat mereka tidak lagi bekerja
3. Kebutuhan Sosial.
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal,
maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan,
afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi
akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak,
supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas
prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta
efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling
tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang
sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan,
keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Seseorang yang didominasi
oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas tugas yang
menantang kemampuan dan keahliannya.

B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)


Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor
itu disebutnya :
1) Faktor Higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,
termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi
lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik).
2) Faktor Motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan,
kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negatif) dan teori Y
(positif) Menurut teori X (negative) empat pengandaian yag dipegang manajer :
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang
dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negatif, ini mengenai kodrat manusia ada empat teori
Y (positif):
a. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat
dan bermain.
b. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka
komit pada sasaran.
c. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)

Teori dari Vroom (1964) tentang Cognitive Theory Of Motivation menjelaskan


mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan.
Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu;

Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.


Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil
dalam melakukan

suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan

outcome tertentu).
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral,

atau negatif.
Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan
Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

E. TEORI ACHIEVEMENT MC CLELLAND (1961)


Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal
penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan

soscialneed-nya Maslow)
Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. TEORIMOTIVASIALDERFER(ERG)
Teori ini beranggapan bahwa orang berusaha keras untuk memenuhi hierarki
kebutuhan tentang keberadaan yang berasal dari beberapa kebutuhan fisiologis,
hubungan(relatedness)berasal darikebutuhan berhubungandengan oranglain,
keluarga,atasan,bawahan,teman,ataubahkanmusuh,danpertumbuhan(growth)
mendorongseseoranguntuklebihkreatifataulebihproduktif.
ERG . Akronim ERG dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama
dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness
(kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan
akan pertumbuhan) Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal
penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori ataumodel
yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena Existence dapat
dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow;
Relatedness senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut
konsep Maslow dan Growth mengandung makna sama dengan self
actualization menurut Maslow.
Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu
diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih

lanjut akan tampak bahwa : Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu,
makin besar pula keinginan untuk memuaskannya; Kuatnya keinginan memuaskan
kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah
telah dipuaskan; Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya
lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih
mendasar.
3.

CIRI-CIRI DAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI PADA SISWA


.Ciri-ciri motivasi Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi pada diri seseorang itu
memiliki ciri-ciri:

Tekun menghadapi tugas


Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
Lebih senang bekerja mandiri
Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
Dapat mempertahankan pendapatnya
Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri tersebut, berarti siswa mempunyai motivasi

yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik jika siswa memiliki minat
untuk belajar, tekun dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam
mengatasi kesulitan belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
b. Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.
c. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar.
Kemampuan belajar Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan
ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya
penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi siswa yang
mempengaruhi motivasi belajar di sini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi
psikologis. Seorang siswa yang kondisi jasmani dan rohani yang terganggu, akan
menganggu perhatian belajar siswa, begitu juga sebaliknya. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Kondisi
lingkungan yang sehat, kerukuan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi

mutunya dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat
dan motivasi belajar mudah diperkuat.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah
unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadangkadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya keadaan
emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain. Upaya guru dalam
pembelajaran siswa Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru
mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi,cara
menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan
lain-lain.
Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan
siswa, maka diharapkan dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.
4.

DIMENSI MOTIVASI

Kebutuhan : Kebutuhan timbul dalam diri individu apabila si-individu merasa adanya
kekurangan dalam dirinya ( ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan
apa yang menurut persepsi si-individu harus dimiliki ).
Dorongan:
1. Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, dalam diri si-individu akan timbul
dorongan berupa usaha pemenuhan kebutuhan secara terarah.
2. Maka, dorongan biasanya berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar
dilakukan oleh seseorang/individu.
Tujuan: Pencapaian tujuan berarti mengembangkan keseimbangan dalam diri
seseorang/si-individu.

5. UNSUR PENGGERAK MOTIVASI


Motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh perangsangnya. Perangsangnya dimaksud
merupakan mesin penggerak motivasi tenaga kerja, sehingga menimbulkan pengaruh
perilaku individu tenaga kerja yang bersangkutan. Beberapa unsur penggerak motivasi
yaitu :
1. Kinerja (Achievement)
Seseorang yang memiliki keinginan berkinerja sebagai suatu kebutuhan dapat
mendorongnya mencapai sasaran. Melalui suatu Achievement Training (AMT) maka
interprenership, sikap hidup untuk berani mengambil resiko untuk mencapai sasaran

yang lebih tinggi dapat dikembangkan.


2. Penghargaan (Recognition)
Penghargaan, pengakuan atau recognition atas suatu kinerja yang telah dicoba
seseorang akan merupakan perangsang yang kuat. Pengakuan atas suatu kinerja akan
memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan dalam bentuk
materi atau hadiah. Penghargaan atau pengakuan dalam bentuk piagam penghargaan
atau medali, dapat dijadikan perangsang.
3. Tantangan (Challenge)
Adanya tantangan yang dihadapi, merupakan perangsang kuat bagi manusia untuk
mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat dicapai
biasanya tidak mampu menjadi perangsang. Tantangan demi tantangan biasanya akan
menumbuhkan gairah untuk mengatasinya.
4. Tanggung jawab (Responsibility)
Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa
bertanggung jawab
5. Pengembangan (Development)
Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalamn kerja atau kesempatan
untuk maju, dapat merupakan perangsang kuat bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih
giat atau lebih bergairah.
6. Keterlibatan (Involvement)
Rasa ikut terlibat atau involved dalam suatu proses pengambilan keputusan yang
dijadikan masukan untuk manajemen, merupakan perangsang yang cukup kuat untuk
tenaga kerja.
7. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari tingkat
bawah sampai tingkat manajemen puncak merupakan perangsang yang cukup kuat bagi
tenaga kerja.

BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika
suatu motif telahndihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif
adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak
dapat dilihat begitu saja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang
tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dari yang tampak. Dari tujuan-tujuan yang

tidak selalu disadari ini, kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang tidak
disadari itu. Karena teori motivasi yang sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap
kehidupan tidak sadar.
Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang mungkin
dikarenakanoleh penggunaan metode observasi yang berbeda-beda, studi tentang berbagai
kelompokusia dan jenis kelamin yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang
motivasiyang digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.
Ada macam-macam motivasi dalam satu perilaku. Motivasi mempunyai peranan
penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru
mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan
meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan
semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar. Suatu
perbuatan atau keinginan yangdisadari dan hanya mempunyai satu motivasi bukanlah hal
yang biasa, tetapi tidak biasa.Karena suatu keinginan yang disadari atau perilaku yang
bermotivasi dapat berfungsisebagai penyalur untuk tujuantujuan lainnya.
Apabila dapat terjadi keseimbangan, hal tersebut mencerminkan hasil
pekerjaanseseorang yang berhadapan dengan potensinya untuk perilaku, yang dapat
diidentifikasisebagai kemampuannya. Jadi, motivasi memegang peranan sebagai
perantara untukmentransformasikan kemampuan menjadi hasil pekerjaan.

Daftar Pustaka
http://hamdanial.blogspot.com/2012/11/makalah-teori-motivasi.html
http://butuhjilbab.wordpress.com/2013/04/17/pengertian-motivasimenurut-para-ahli-definisifungsi-jenis-sifat-teori-ciri
Sardiman,A.M.2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Grafindo.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...........................................................................................................

1.2.Rumusan Masalah .......................................................................................................


1.3.Tujuan..........................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Motivasi.................................................................................................................
2. Teori-teori Motivasi.........................................................................................................

3. Ciri-ciri dan Faktor-faktor Motivasi pada Siswa..........................................................


4. Dimensi Motivasi....................................................................................................................
5. Unsur Penggerak Motivasi......................................................................................................

BAB III
KESIMPULAN....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................................

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan
meminta ampunan.
Alhamdulillah
kami
dapat
menyelesaikan
Makalah
yang
berjudul MOTIVASI sebagai analisis untuk melihat bagaimana Motivasi berpengaruh
terhadap minat belajar siswa/pelajar.
Didalam makalah ini, kami tidak akan terlalu membahas begitu detail mengenai
Motivasi kami hanya membahas hal-hal dasar dan umum/general mengenai Motivasi ini

dengan mengambil beberapa teori-teori yang ada menurut para ahli dan mengkaitkannya
dengan motivasi siswa dalam poses belajar .
Kami hanya dapat berdoa, kiranya apa yang kami tulis disini bermanfaat bagi kita
semua. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa apa yang kami tulis masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca sangat Kami harapkan.
Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini..
Bandung, 28 November 2014

PENGANTAR PSIKOLOGI
MOTIVASI

Disusun oleh :
Antya Charissa

(10080014246)

M. Khoerul Habib

(10080014240)

Ramainda Ady P.

(10080014258)

Sandi Ega

(10080014249)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai