BAB I
LATAR BELAKANG
BAB II
METODOLOGI
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Produksi Bersih
Kementerian Lingkungan Hidup mendefinisikan produksi bersih adalah
kerugian
masukan
bahan
berbahaya
dan
karenanya
3.2
1994 dengan tujuan awal untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk
yang berada di sekitar lokasi industri. Pada awal berdirinya, industri ini hanya
berproduksi sebesar 250-300 gelas plastik dalam sehari, namun sekarang sudah
memproduksi sebesar 1000-1200 gelas plastik dalam sehari dan memiliki
berbagai macam pilihan rasa dan warna. Jumlah pekerja pada perusahaan ini
sebanyak 20 orang yang bertugas pada pembuatan starter, pencucian peralatan,
pembuatan Nata De Coco, pembersihan Nata, pemotongan Nata, pembuatan sirup
Nata, pengepakan dan penjualan Nata hasil produksi kepada konsumen di
berbagai wilayah pemasaran.
Bahan baku yang digunakan pada pembuatan Nata De Coco adalah air
kelapa. Air kelapa yang digunakan pada industri ini diperoleh dari pabrik kopra
dan dari pasar-pasar tradisional. Perusahaan memperoleh bahan baku ini dengan
datang langsung ke lokasi penjualan bahan baku. Bahan baku ini dibawa dengan
menggunakan jerigen plastik (kapasitas 40 liter) dengan menggunakan mobil bak
terbuka untuk kemudian ditampung dalam drum plastik besar (kapasitas 150 liter).
Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan Nata De Coco ini adalah gula
pasir, pupuk ZA, asam cuka dan starter/bibit Nata.
Peralatan yang digunakan pada produksi ini masih sederhana yaitu:
1. Saringan
2. Jerigen plastik
3. Drum plastik
4. Dandang besar
5. Kompor pompa minyak tanah
6. Pengaduk
7. Corong plastic
8. Botol kaca
9. Baki atau Loyang plastik
10. Gayung plastik
11. Kertas koran bekas
12. Karet gelang
11. Melakukan pengendalian persediaan agar tidak ada bahan baku yang
menumpuk yang bias mengakibatkan bahan bau terletak terlalu lama
sehingga masam dan tidak dapat digunakan lagi.
12. Melakukan pemisahan limbah padat, semi padat, dan cair agar
memudahkan dalam proses pemanfaatannya.
13. Menghindari terjadinya kebocoran pada saat pengemasan dengan gelas
yaitu dengan memberikan pengarahan dan pelatihan pengemasan yang
baik kepada tenaga kerja bagian pengemasan.
14. Mencatat faktor-faktor penyebab terjadinya masalah dalam produksi, baik
dalam pembuatan starter maupun dalam pembuatan Nata De Coco untuk
kemudian dicari pemecahannya.
Menurut Ariyanti, 2014, langkah produksi bersih yang dapat diterapkan pada
industri Nata De Coco, yaitu:
1) penjualan sisa potongan Nata kepada pedagang minuman jelly drink,
2) pemanfaatan kotoran hasil penyaringan, pembersihan kulit Nata dan Nata
reject untuk pembuatan pupuk,
3) penggunaan kembali (reuse) air bekas terakhir sisa perendaman Nata, air
pembersihan Nata dan air bekas pencucian botol serta nampan untuk
proses pencucian selanjutnya ,
4) penjualan koran bekas penutup nampan fermentasi kepada pihak ketiga,
5) pemanfaatan kembali sisa cairan fermentasi untuk pembuatan starter.
Langkah penerapan produksi bersih akan mengurangi risiko dampak
terhadap lingkungan dan mendorong industri hijau Nata De Coco yang
berkelanjutan.
Tindakan produksi bersih dapat diterapkan untuk mengurangi timbulan
limbah, dan bermanfaat positif terhadap lingkungan dan ekonomi. Tindakan
penerapan produksi bersih yang dilakukan akan memberikan manfaat positif dari
sisi lingkungan dan ekonomi. Manfaat ekonomi yang diperoleh adalah
penghematan biaya produksi dari segi penggunaan bahan baku, bahan penunjang,
dan penggunaan air serta peningkatan keuntungan. Sedangkan manfaat
lingkungan berupa pengurangan timbulan limbah cair dan pengurangan timbulan
limbah padat. Selain itu juga terjadi efisiensi penggunaan bahan baku, air, dan
energi.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Good Housekeeping merupakan kegiatan memberdayakan sumber
daya yang dimiliki untuk mengatur penggunaan bahan baku secara
optimal dan bertujuan untuk meningkatkan produktifitas kerja dan
upaya pencegahan pencemaran lingkungan.
2. Dalam menerapkan Good Housekeeping, sebenarnya bisa dilakukan
Saran
Industry nata de coco memiliki potensi yang besar di pasaran sehingga
dapat meningkatkan keuntungan tanpa perlu pengeluaran dana yang besar untuk
pembuatan IPAL maka perlu dilakukannya produksi bersih. Beberapa sistem
produksi bersih yang dapat diterapkan pada industry nata de coco yaitu
penggantian teknologi, pengoperasian yang baik, dan melakukan konsep reuse and
recycling.
Referensi
Hakimi, R. 2006. Aplikasi Produksi Bersih (Cleaner Production) Pada Industri
Nata
Dwi Nugraha, W. 2006. Studi Penerapan Produksi Bersih (Studi Kasus Pada
Perusahaan Pulp And Paper Serang).
Ariyanti, M. 2014. Peluang Penerapan Produksi Bersih Pada Agroindustri Nata
De Coco Cv. Bima Agro Makmur Yogyakarta. Universitas Diponegoro.