Laporan Praktikum
Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah teknik pengelasan TIG dan
MIG dengan dosen pengempu :
Asep Hadian Sasmita, M.Pd
Disusun oleh :
Nama : Arif Sukmawan
NIM : 1005372
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenanNYA laporan
praktikum Pengelasan TIG dan MIG dapat diselesaikan. Salawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Teknik Pengelasan TIG dan MIG dengan dosen pengempu Bapak Asep
Hadian Sasmita, M.Pd.
Penyusun mengharapkan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan pembuatan laporan praktek di kemudian hari. Semoga laporan
praktikum ini dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam pelaksanaan
Pengelasan TIG dan MIG dan menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan
datang.
Bandung,
Juni 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
.............................................................................
............................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................
C. Tujuan Penulisan .................................................................
i
ii
1
1
1
LANDASAN TEORI
1. Pengelasan TIG
A. Teknologi Las GTAW ....................................................
B. Elektroda Tungsten .........................................................
C. Bahan Consumable Las GTAW ......................................
D. K3 Pengelasan GTAW ....................................................
E. Teknik Pengelasan GTAW pada posisi bawah tangan ....
2. Pengelasan MIG
A. Proses Mesin Las MIG ...................................................
B. Aplikasi Penggunaan Las MIG .......................................
C. Kelebihan dan Kelemahan Las MIG ...............................
D. Peralatan Utama Las MIG ...............................................
E. Peralatan Bantu Las Mig .................................................
F. Pemasangan atau Pengetesan Mesin Las MIG ................
G. Penyetelan Peralatan MIG ...............................................
H. Macam-macam Teknik Pengelasan .................................
2
5
7
9
12
14
15
15
16
20
20
21
22
25
30
............................................................................. 35
....................................................................................... 35
.................................................................................................. 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan dibuatnya laporan ini, sebagai hasil praktikum yang sudah
dilakukan dan berberapa pengalaman maupun temuan semasa praktikum, kita
dapat mengevaluasinya secara tertulis melalui laporan ini, baik dari tinjuan
langsung ketika praktek, landasan teori maupun dari segi kesalahan atau
sesuatu yang menghambat proses pengerjaan pada benda kerja. Untuk itu,
fungsi hasil dari pada laporan praktikum ini dapat kita pelajari dan
memahaminya agar lebih siap dan fokus ketika melakukan praktikum atau
terjun kedunia pekerjaan.
B. Rumusan Masalah
Berikut
merupakan
rumusan
masalah
pada
praktikum Teknik
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas).
A. Teknologi Las GTAW.
Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas)
merupakan salah satu pengembangan dari pengelasan yang telah ada
yaitu pengembangan dari pengelasan secara manual yang khususnya
untuk pengelasan non ferro (alumunium, magnesium kuningan dan lainlain, baja spesial (Stainless steel) dan logam-logam anti korosif.lainnya
Jerman atau kalau dalam bahasa Indonesia dapat kita sebut sebagai las
busur gas elektroda tungsten. Jenis las ini adalah salah satu metode yang
termasuk paling penting dalam pengerjaan baja paduan tingggi (highalloy) dan logam bukan besi (non-ferrous) seperti aluminium, tembaga,
titanium, Molibdenum dan paduan dari padanya. Karena stabilitas busur
yang tinggi, maka las TIG atau GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
adalah yang terbaik dari proses las listrik modern, karena penyebaran
panas yang berlebihan pada benda kerja dikurangi dengan adanya
penambahan gas pelindung inert yang sekaligus sebagai gas pendingin.
(http://www.manulia.de/, 10.12.2013)
Las GTAW (TIG welding, EN ISO 4063:. Proses 141) berasal dari
Amerika Serikat, di mana pada saat itu tahun 1936 dikenal sebagai argon
arc welding. Tidak sampai awal tahun 1950-an, mulai dikembangkan di
Eropa. Di negara-negara berbahasa Inggris, berarti proses las TIG atau
GTAW. Dalam kedua singkatan tersebur ditemukan kata "Tungsten", itu
adalah istilah dalam bahasa Inggris untuk Wolfram, didaratan Eropa
terutama Jerman atau negara-negara yang berbahasa Jerman, disebut las
WIG (Wolfram Inert Gas). Sebutan tersebut didasarkan pada karakter
komponen yang digunakan, yakni elektrodanya terbuat dari logam
wolfram (tungsten) dan gas pelindung yang digunakan berupa gas inert
(netral).
Metode ini dibandingkan dengan proses pengelasan fusi lainnya,
lebih memiliki sejumlah keunggulan. Dalam hubungannya dengan las
TIG berpulsa dan TIG arus bolak-balik dalam proses pengelasannya
dapat meningkatkan kemampuan pencairan material las. Dalam
pengelasan TIG, hampir tidak ada cacat las, dan beban kesehatan karena
asap las relatif rendah. Sebuah keuntungan tertentu dari pengelasan TIG
adalah bahwa juru las tidak bekerja dengan elektroda habis sekali pakai.
Pengelasan dilakukan dengan penambahan logam pengisi. Juru las dapat
menyesuaikan kekuatan las secara optimal untuk tugas pengelasan dan
harus memahami hanya sebanyak pengisian yang diperlukan. Hal ini
membuat metode ini sangat cocok untuk akar lasan (root) dan segala
posisi pengelasan. Sistem pengelasan TIG terdiri dari sumber daya yang
dapat dihubungkan, dalam banyak kasus pada pengelasan arus searah
atau bolak-balik, dan pembakar las yang terhubung ke sumber arus las
melalui paket selang dan kabel. Paket selang dan kabel saat pengelasan
mengalirkan pasokan gas pelindung, arus las, dan air pendingin (untuk
sistem pendingin air).
Gambaran tentang Las Busur Gas adalah cara pengelasan dimana
aliran gas pelindung menyelubungi daerah lasan dan melindunginya dari
pengaruh buruk udara atmosfer, busur las menyala diantara elektroda
wolfram (tidak mencair) dan benda kerja. Gas inert yang tidak
menimbulkan reaksi kimia, seperti Argon dan Helium atau campuran dari
padanya menyelubungi sekaligus melindungi elektroda wolfram dan
kawah las dari pengaruh udara.
dibandingkan
Pure
tungsten.
Terutama
dengan
dengan
unjuk
kerja
pengelasan
yang
baik.
Ceriated
Tungsten
adalah
bahan
non-
Kode warna
Hijau
Kuning
Merah
Violet
Orange
Coklat
Putih
Hitam
Biru muda
WC 20
oksid
1,8 2,2 % Cherium oksid
Abu-abu
Warna Lama
Biru
Hijau
Warna Baru
Putih/biru
Hitam/abu-abu
Hijau/abu-abu
mudah terbakar
Asetilen
Kuning
Gas-gas lain yang mudah Merah
Coklat
Merah/merah
terbakar
Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kebocoran tabung yaitu
melakukan inspeksi secara berkala. Untuk itu semua tabung gas
bertekanan mempunyai masa inspeksi secara reguler. Interval waktu
inspeksi yang dianjurkan.
Lindungi silinder, terutama bagian krannya, dari kerusakan fisik baik
dalam keadaan isi atau kosong. Jangan biarkan bagian manapun dari
silinder itu terkena panas di atas 55 C. Periksa apakah silinder-silinder
telah berlabel.
Jika tabung gas mengalami kebocoran maka tindakan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut: Pindahkan ke tempat yang berventilasi
baik., Hentikan kebocoran bila memungkinkan, Kosongkan tempattempat dari arah pergerakan gas, Bila kebocoran tidak dapat dihentikan,
pindahkan silinder ke tempat yang aman dan biarkan sampai menjadi
kosong.
b) Bahaya pada arus listrik
Pada proses las dengan energi listrik, bahaya arus listrik
sangatlah tinggi. Perangkat keselamatan kerja untuk mencegah
bahaya ini adalah isolasi yang baik. Sarung tangan kulit dan sepatu
boot merupakan isolasi yang baik, artinya mereka memiliki nilai
hambatan listrik yang besar. Dalam beberapa kasus kita harus
menggunakan mesin las dengan batas tegangan sirkuit terbuka.
Berikut ini tabel tegangan terbuka maximum yang dianjurkan untuk
operasional mesin-mesin pengelasan.
Tabel 3.2 Tegangan terbuka maximum yang dianjurkan untuk
operasional mesinmesin pengelasan
Kondisi operasional
Menimbulkan bahaya listrik
Jenis
arus
DC
AC
Tegangan maksimum
Tegangan Tegangan
puncak
113 V
68 V
efektif
48V
operasional
tanpa
secara
mekanis
Proses plasma
Bawah air dengan orang
dalam air
DC
AC
113 V
113 V
80 V
DC
AC
113 V
78 V
55 V
DC
AC
141 V
141 V
100 V
DC
AC
DC
AC
710 V
710 V
65 V
Tidak
500 V
Tidak
diijinkan
diijinkan
Gambar 5. Sambungan T
Sambungan T merupakan jenis sambungan yang paling sering
dijumpai pada suatu konstruksi baja. Setiap pertemuan dari
percabangan suatu pipa maupun pelat akan membentuk suatu
sambungan T atau Fillet Joint.
c) Sambungan I pada pelat baja.
Gambar 6. Sambungan I
d) Sambungan V pada pelat baja.
Gambar 7. Sambungan V
2. Pengelasan MIG (Metal Inert Gas).
Las MIG ( Metal Inert Gas ) yaitu merupakan proses penyambungan
dua material logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan
setempat, dengan menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama
dengan logam dasarnya (base metal) dan menggunakan gas pelindung (
inert gas ). Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan las busur gas yang
menggunakan kawat las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut
berupa gulungan kawat ( rol ) yang gerakannya diatur oleh motor listrik. Las
ini menggunakan gas argon dan helium sebagai pelindung busur dan logam
yang mencair dari pengaruh atmosfer.
Secara bagan perkembangan las GMAW (Gas Metal Arc Welding)
dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
Dengan contoh dalam pembuatan kapal terbang, rangka mobil, teralis besi
dan sebagainya. Adapun contoh gambar aplikasi pengunaan las MIG dapat
dilihat seperti pada gambar di bawah ini:
a) Mesin las
Sistem pembangkit tenaga pada mesin MIG ( metal inert gas
) pada prinsipnya adalah sama dengan mesin SMAW yang dibagi
dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating
Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus searah (Direct
Current/DC Welding Machine), namun sesuai dengan tuntutan
pekerjaan dan jenis bahan yang di las yang kebanyakan adalah jenis
baja, maka secara luas proses pengelasan dengan MIG (metal inert
gas) adalah menggunakan mesin las DC. Adapun gambar rangkaian
perlengkapan mesin las adalah sebagai berikut:
mesin
las
bertegangan
konstan.
Tenaga
yang
b) Welding Gun
BAB III
PEMBAHASAN PRAKTIKUM
1. Pengelasan TIG
A. Pengelasan rigi tanpa bahan tambah
-
Kategori
Alat utama
Mesin
las
Perlengkapan
TIG dan perlengkapannya
dsb.
Sikat kawat
Penjepit las
Penggores
Penggaris
Topeng las
Safety shoes
Sarung tangan las
Gambar kerja
Bahan
-
Apron
Terlampir.
Baja ST40 (70x30x3,7 mm).
Langkah pengelasan
8) Pastikan gas keluar ketika handel pada slang las ditekan. Tekan handle
kemudian atur jarak dengan benda kerja serta atur sudut pengelasan
75-800.
9) Lakukan proses pengelasan sesuai dengan gambar kerja.
10) Periksa hasil lasan kemudian bersihkan benda kerja.
11) Bersihkan tempat kerja dan simpan peralatan sesuai dengan
tempatnya.
Temuan praktikum
Ditengah hasil lasan terjadi retakan yang memanjang dari ujung ke
ujung, hal ini disebabkan karena terlalu lama laju kecepatan mengelas
praktikan.
Kategori
Alat utama
Mesin
las
Perlengkapan
TIG dan perlengkapannya
dsb.
Sikat kawat
Penjepit las
Penggores
Penggaris
Topeng las
Safety shoes
Sarung tangan las
Gambar kerja
Bahan
Apron
Terlampir.
Baja ST40 (70x30x3,7 mm).
Bahan tambah tembaga.
Langkah pengelasan
Temuan praktikum
Hasil lasan praktikan cukup bagus tapi diujung lasan terjadi lelehan
yang disebabkan semburan las.
C. Pengelasan sambungan I
-
Kategori
Alat utama
Mesin
las
Perlengkapan
TIG dan perlengkapannya
dsb.
Sikat kawat
Penjepit las
Penggores
Penggaris
Topeng las
Safety shoes
Apron
Terlampir.
Baja ST40 (70x30x3,7 mm).
Bahan tambah tembaga.
Langkah pengelasan
1) Persiapkan peralatan utama, peralatan bantu, peralatan keselamatan
kerja dan gambar kerja.
2) Sambungkan konektor mesin las TIG dan pompa air pendingin ke
arus listrik.
3) Sambungkan kabel massa pada meja las.
4) Buka keran tabung gas, atur tekanan aliran gas 5 bar, nyalakan
mesin las TIG lalu setting mesin las TIG pada control panel sesuai
5)
6)
7)
8)
15o.
9) Lakukan proses pengelasan sesuai dengan gambar kerja.
10) Periksa hasil lasan kemudian bersihkan benda kerja.
11) Bersihkan tempat kerja dan simpan peralatan sesuai dengan
tempatnya.
Temuan praktikum
Hasil lasan praktikan cukup bagus tapi diujung lasan terjadi lelehan
yang disebabkan semburan las.
Kategori
Alat utama
Mesin
las
Perlengkapan
TIG dan perlengkapannya
dsb.
Sikat kawat
Penjepit las
Penggores
Penggaris
Topeng las
Safety shoes
Sarung tangan las
Gambar kerja
Bahan
Apron
Terlampir.
Baja ST40 (70x30x3,7 mm).
Bahan tambah tembaga.
Langkah pengelasan
1) Persiapkan peralatan utama, peralatan bantu, peralatan keselamatan
kerja dan gambar kerja.
2) Sambungkan konektor mesin las TIG dan pompa air pendingin ke
arus listrik.
3) Sambungkan kabel massa pada meja las.
4) Buka keran tabung gas, atur tekanan aliran gas 5 bar, nyalakan
mesin las TIG lalu setting mesin las TIG pada control panel sesuai
5)
6)
7)
8)
15o.
9) Lakukan proses pengelasan sesuai dengan gambar kerja.
10) Periksa hasil lasan kemudian bersihkan benda kerja.
11) Bersihkan tempat kerja dan simpan peralatan sesuai dengan
tempatnya.
Temuan praktikum
Hasil lasan praktikan cukup bagus tapi diujung lasan terjadi lelehan
yang disebabkan semburan las.
2. Pengelasan MIG
A. Pengelasan rigi posisi 2G.
-
Kategori
Alat utama
Mesin
Alat bantu
las
Perlengkapan
MIG dan perlengkapannya
Penjepit las
Penggores
Alat keselamatan kerja
Penggaris
Topeng las
Safety shoes
Sarung tangan las
Gambar kerja
Bahan
-
Apron Dada
Terlampir.
Baja ST40 (70x30x3,7 mm).
Langkah pengelasan
1) Persiapkan peralatan utama, peralatan bantu, peralatan keselamatan
kerja dan gambar kerja.
2) Sambungkan konektor mesin las MIG ke arus listrik.
3) Sambungkan kabel massa pada meja las.
4) Buka keran tabung gas, atur tekanan aliran gas 5 bar, nyalakan
mesin las MIG lalu setting mesin las MIG pada control panel
5)
6)
7)
8)
Tekan handle kemudian atur jarak stang las dengan benda kerja.
9) Lakukan proses pengelasan sesuai dengan gambar kerja.
10) Periksa hasil lasan kemudian bersihkan benda kerja.
Temuan praktikum
Hasil lasan praktikan kurang bagus dikarenakan stang las yang tidak
otomatis serta laju kecepatan pengelasan yang tidak konstan.
Kategori
Alat utama
Mesin
Alat bantu
las
Perlengkapan
MIG dan perlengkapannya
Penjepit las
Penggores
Alat keselamatan kerja
Penggaris
Topeng las
Safety shoes
Sarung tangan las
Gambar kerja
Bahan
-
Apron Dada
Terlampir.
Baja ST40 (70x30x3,7 mm).
Langkah pengelasan
1) Persiapkan peralatan utama, peralatan bantu, peralatan keselamatan
kerja dan gambar kerja.
2) Sambungkan konektor mesin las MIG ke arus listrik.
3) Sambungkan kabel massa pada meja las.
4) Buka keran tabung gas, atur tekanan aliran gas 5 bar, nyalakan
mesin las MIG lalu setting mesin las MIG pada control panel
sesuai kebutuhan dengan arus mencapai 3 A.
5) Bersihkan permukaan benda kerja yang akan dilas.
6) Atur posisi benda kerja sesuai dengan gambar kerja.
7) Pastikan elektroda tersedia pada gulungan.
Temuan praktikum
Hasil lasan praktikan kurang bagus dikarenakan stang las yang tidak
otomatis serta laju kecepatan pengelasan yang tidak konstan.
C. Pengelasan pipa.
-
Kategori
Alat utama
Mesin
Alat bantu
las
Perlengkapan
MIG dan perlengkapannya
Penjepit las
Penggores
Alat keselamatan kerja
Penggaris
Topeng las
Safety shoes
Sarung tangan las
Gambar kerja
Bahan
-
Apron Dada
Terlampir.
Baja ST40 (70x30x3,7 mm).
Langkah pengelasan
1) Persiapkan peralatan utama, peralatan bantu, peralatan keselamatan
kerja dan gambar kerja.
2) Sambungkan konektor mesin las MIG ke arus listrik.
Tekan handle kemudian atur jarak stang las dengan benda kerja.
9) Lakukan proses pengelasan sesuai dengan gambar kerja.
10) Periksa hasil lasan kemudian bersihkan benda kerja.
11) Bersihkan tempat kerja dan simpan peralatan sesuai dengan
tempatnya.
Temuan praktikum
Hasil lasan praktikan kurang bagus dikarenakan stang las yang tidak
otomatis serta laju kecepatan pengelasan yang tidak konstan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum teknik pengelasan TIG dan MIG,
praktikan dapat menyimpulkan diantaranya :
1) Sebelum melakukan pengelasan TIG dan MIG, pastikan benda kerja
bersih dari karat atau kotoran, hal ini akan berpengaruh pada hasil lasan.
2) Pada pengelasan TIG dan MIG, laju kecepatan pengelasan harus konstan,
hal ini akan berpengaruh pada hasil lasan terutama yang memerlukan
tembusan pada celah antara benda kerja.
3) Pada pengelasan MIG, pastikan kecepatan putaran chuck benda kerja
harus sesuai sehingga lelehan akan menembus dan tidak akan terjadi
lelehan berlebih.
B. Saran
Pengelasan TIG dan MIG bias dibilang lebih mudah dan lebih aman
dilakukan, dibandingkan dengan pengelasan dengan las listrik. Terlepas dari
hal tersebut, tetap perlu adanya latihan untuk mendapatkan hasil lasan yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Dadang (2013). Teknik Las GTAW Edisi Pertama. Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Tim Fakultas teknik UNY. 2004 . Mengelas Dengan Proses Las Gas Metal.