Anda di halaman 1dari 5

INTERPRETASI EVALUASI SUMATIF

Interpretasi terhadap nilai yang diperoleh siswa, misalnya kedudukan siswa


dibandingkan dengan kelompoknya atau posisi siswa dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditentukan. Dengan demikian dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa, baik dilihat dari
kelompoknya maupun dari tujuan yang harus dicapinya. Interpretasi ini berkaitan dengan
perbandingan bersifat mutlak atau relatif dan penilaian acuan norma atau patokan. Sedangkan
data perkembangan belajar siswa dilaporkan dalam bentuk catatan khusus sebagai pelengkap
data hasil belajarnya. Catatan khusus ini berkenaan dengan aspek perilaku siswa seperti
kehadiran, disiplin, motivasi, dan kesulitan belajar.
Penilaian sumatif, dalam penilaiannya dapat menggunakan penilaian yang bersumber
pada criteria mutlak dan penilaian yang bersumber pada norma relative kelompok.
Pengolahan hasil penilaian berdasarkan unukuran mutlak (PAP)

berarti penilaian yang

membandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengertian ini menunjukan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih
dahulu harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil
pengukuran agar hasil itu mempunyai arti. Sedangkan pengolahan hasil penilaian berdasarkan
norma relatif (PAN) ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil
dalam kelompoknya.
Nilai akhir ditentukan dengan cara menjumlahkan rata-rata nilai tes formatif (bulanan)
ditambah dengan nilai tes sumatif kemudian dibagi dua atau (Mf + S) : 2. Nilai akhir ini
digunakan untuk mengisi rapor, nilai kenaikan kelas, atau digunakan untuk nilai dalam ijazah.
Bila nilai dari post test ikut digunakan dalam menentukan nilai akhir ini maka nilai yang
diambil ialah nilai harian individu, dengan menggunakan operasi sebagai berikut: nilai ratarata harian ditambah dengan rata-rata formatif, lalu dibagi dua.
Menentukan Entering Behavior (gambaran tentang kesiapan siswa).
a. Masalah kesiapan
Ini yang pertama dan yang paling utama. Teknik yang paling mudah dalam
menentukan kesiapan ialah menyelenggarakan pretest. Pretest ini bukan mengenai
bahan yang akan diajarkan melainkan mengenai bahan yang mendahuluinya

(prerequistite-nya). Tes mengenai penguasaan bahan dapat mempermudah siswa


mempelajari bahan yang akan diajarkan.
b.

Hal kematangan.
Ini adalah konsep yang menyangkut keadaan biologis dan psikologis yang

sering disebut dengan istilah masa peka. Entering behavior siswa yang menyangkut
kematangan dapat ditetapkan dengan cara mengajukan pertanyaan. Apakah sudah
tepat waktunya dengan cara mengajarkan bahan ini kepada siswa ini? Kesiapan dan
kematangan merupakan dua pertimbangan entering behavior yang amat erat
hubungannya. Siswa yang belum matang (peka) tentu saja belum siap, tetapi siswa
yang belum siap mungkin saja sudah matang.
c.

Perbedaan individu
Yang penting dalam menentukan entering behavior siswa dalam pengajaran

agama islam adalah: perbedaan umum, jenis kelamin, dan perbedaan paham
keagamaan.
d.

Perbedaan individu siswa


Perbedaan individu siswa memang sulit dipakai oleh guru agama. Teori-teori

tentang kepribadian termasuk bagian yang sulit dalam psikologi. Ada siswa yang
kepribadiannya terbuka ada yang tertutup, ada yang pendiam ada yang lincah, dan
sebagainya. Dalam operasinya pengetahuan kita tentang keadaan kepribadian siswa
akan mengilhami keputusan kita mengenai entering behavior siswa.
Tujuan utama menentukan entering behavior siswa ialah agar guru dapat
menyelesaikan pengajaran yang efektif dan efisien. Keputusan kita tentang entering
behavior siswa akan menentukan pemilihan materi pengajaran, bentuk interaksi
(metode), pemilihan alat, evaluasi, dan lain-lain.

B.

Skala, Distribusi, dan Standar Penilaian

1.

Beberapa Skala Penilaian

a. Skala Bebas: yaitu skala yang tidak tetap, adakalanya skor tertinggi 20, 25, atau
50. Ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dari skala
yang digunakan tidak selalu sama.
b. Skala 1 -10: Dalam skala 1-10, guru jarang memberikan angka pecahan, misalnya
5,5. Angka tersebut kemudian dibulatkan menjadi 6. Padahal angka 6,4 pun akan
dibulatkan menjadi 6. Jadi dalam rapor akan muncul dalam satu wajah, yaitu angka 6.
c. Skala 1-100: Dengan menggunakan skala 1-100, dimungkinkan melakukan
penilaian yang lebih halus karena terdapat 100 bilangan bulat.
d. Skala huruf: A, B, C, D, E (ada juga yang menggunakan sampai dengan G, tetapi
pada umumnya 5 huruf ini).

2.

Distribusi Nilai
Distribusi nilai yang dimiliki oleh siswa- siswanya dalam suatu kelas
didasarkan pada dua macam standar:
a. Distribusi nilai berdasarkan standar mutlak
Dengan dasar bahwa hasil belajar siswa dibandingkan dengan
sebuah standar mutlak atau dalam hal ini skor tertinggi yang diharapkan,
maka tingkat penguasaan siswa akan terlihat dalam dalam berbagai bentuk
kurva. Apabila soal-soal ulangan yang dibuat oleh guru sangat mudah,
sebagian besar siswa akan dapat berhasil mengerjakan soal-soal itu, dan
b.

tingkat pencapaiannya tinggi.


Distribusi nilai berdasarkan standar nilai relatif
Dalam hal ini tanpa menghiraukan apakah distribusi skor terletak
dalam kurva juling positif atau juling negatif, tetapi dalam normreferenced selalu tergambar dalam kurva normal.

3.

Standar Nilai

Pendapat Gronlund dalam distribusi nilai ini yaitu: skor-skor siswa


direntangkan menjadi 9 nilai (disebut juga Standar Nines atau Stanines).
Seperti berikut ini:
Stanines
9
8
7
6
5
4
3
2
1

(4%)
(7%)
(12%)
(17%)
(20%)
(17%)
(12%)
(17%)
(4%)

Interpretasi
Tinggi
Di atas rata-rata

(4%)
(19%)

Rata-rata

(54%)

Di bawah rata-rata

(19%)

Rendah

(4%)

Dengan adanya persentase yang ditentukan inilah maka semua situasi skor
siswa dapat direntangkan menjadi nilai 1-9 di atas.

Selain dengan standar sembilan

(stanines), ada pula yang menggunakan standar enam. Dalam hal ini hanya berkisar
antara 4 sampai 9, yaitu nilai- nilai 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Persentase penyebaran nilai
dengan standar enam adalah sebagai berikut:
Standar enam
9
8
7
6
5
4

a.

(5%)
(10%)
(20%)
(40%)
(20%)
(5%)

Interpretasi
Baik sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Kurang
Kurang sekali

Standar eleven (stanel)


Dengan stanel ini, sistem penilaian membagi skala menjadi 11
golongan, yaitu angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, yang satu sama lain
berjarak sama. Tiap-tiap angka menempati interval sebesar 0,55 SD, bertitik

b.

tolak dari Mean: 5.


Standar sepuluh

Tahap-tahap yamg dilalui dalam mengubah skor mentah menjadi nilai


berskala 1-10 adalah sebagai berikut:
1)

Menyusun distribusi frekuensi dari angka-angka atau skor-skor mentah

2)

Menghitung rata-rata skor

3)

Menghitung deviasi standar atau standar deviasi

4) Mentransformasi (mengubah) angka-angka mentah ke dalam nilai berskala


1- 10.

c.

Standar lima
Yaitu dengan menggunakan huruf, tetapi Gronlund tidak menggunakan
huruf E, tetapi huruf F singkat dari Fail (gagal).

DAFTAR PUSTAKA
Jason

Walker.

2013.

Laporan

dan

Pemanfaatan

Hasil

Penilaian.

(http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.co.id/2013/09/makalah-pelaporan-danpemanfaatan-hasil.html) diakses tanggal 28 Oktober 2016 pukul 20:37 WIB.

Ang. _ . Intepretasi Nilai.(http://simbahstress1987.blogspot.co.id/2012/11/interpretasinilai-mengolah-nilai.html) diakses tanggak 28 oktober 2016 pukul 20.39 WIB.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Makalh
    Cover Makalh
    Dokumen3 halaman
    Cover Makalh
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Makalah Betty
    Makalah Betty
    Dokumen12 halaman
    Makalah Betty
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Penerapan PJBL
    Penerapan PJBL
    Dokumen13 halaman
    Penerapan PJBL
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Ekologi Dan Ilmu Lingkungan
    Ekologi Dan Ilmu Lingkungan
    Dokumen31 halaman
    Ekologi Dan Ilmu Lingkungan
    Alie Noerdien Kamaroe
    Belum ada peringkat
  • Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
    Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
    Dokumen36 halaman
    Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Tugas MSDM
    Tugas MSDM
    Dokumen18 halaman
    Tugas MSDM
    Jimmy Suhendra
    Belum ada peringkat
  • Form Surat Ijin Penelitian Pps Uns New
    Form Surat Ijin Penelitian Pps Uns New
    Dokumen2 halaman
    Form Surat Ijin Penelitian Pps Uns New
    Dany Lastchild SiiUnyu Unyu
    Belum ada peringkat
  • Kuitansi
    Kuitansi
    Dokumen1 halaman
    Kuitansi
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Form Keterangan Aktif Kuliah1
    Form Keterangan Aktif Kuliah1
    Dokumen2 halaman
    Form Keterangan Aktif Kuliah1
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • PSIBELaaaa
    PSIBELaaaa
    Dokumen9 halaman
    PSIBELaaaa
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Geografi
    Geografi
    Dokumen21 halaman
    Geografi
    api-3830148
    100% (3)
  • Lampiran Hidrogeo
    Lampiran Hidrogeo
    Dokumen2 halaman
    Lampiran Hidrogeo
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Jepon
    Jepon
    Dokumen79 halaman
    Jepon
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Migran
    Migran
    Dokumen1 halaman
    Migran
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Angka Melek
    Angka Melek
    Dokumen2 halaman
    Angka Melek
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Allphi
    Allphi
    Dokumen3 halaman
    Allphi
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Laju
    Laju
    Dokumen2 halaman
    Laju
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Tugas Demografi
    Tugas Demografi
    Dokumen5 halaman
    Tugas Demografi
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat
  • Allphi
    Allphi
    Dokumen3 halaman
    Allphi
    Achmad Hidayaht
    Belum ada peringkat