109
ANATOMI SISTEM SYARAF
Dosen Pembimbing :
Rodiyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disusun Oleh:
1. Faradelah Sendi (151001013)
2. Gigih Budisantoso (151001018)
3. Okvita Tri Susanti (151001035)
4. Tita Heni Febrianti (151001041)
5. Verra Shintya Putri (151001043)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
Bab I Pendahuluan
1
2
Bab II Pembahasan
a.
b.
c.
d.
e.
3
3
5
6
9
13
a. Kesimpulan
b. Saran
c. Daftar Pustaka
13
13
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron
yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang
kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi,
serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam
integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan
orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika
dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada
sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf
imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan
sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan
tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur jalur saraf ini dipertahankan,
dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke
seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan
tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera.
Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan
untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan
alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua
sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja
untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya
untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita
terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan
meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses pakailah, jika tidak akan
hilang. Setelah sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi
karena manusia terus belajar dari rangkaian pengalaman yang dijalani.
Sebagai contoh, tindakan membaca makalah ini sedikit banyak mengubah
aktivitas saraf otak, karena ada informasi yang diserap kedalam ingatan
pembaca.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2) Apa saja penyusun sistem saraf ?
3) Apa saja fungsi sistem saraf ?
4) Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
5) Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6) Apa saja penyakit dan kelainan pada sistem saraf ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.
2) Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
3) Untuk mengetahui apa saja penyusun sistem saraf.
4) Untuk mengetahui fungsi sistem saraf
5) Untuk mengetahui klasifikasi sistem saraf.
6) Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
7) Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
mersepon
rangsangan
yang
cukup
kuat.
Neuron
tidak
bisa
mengalami
pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu
membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
a. Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.
1) Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat
berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian
diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
2) Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan
dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan
rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada
umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung
selubung myelin maupun neurolema.
3) Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi
berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik ,yaitu sebagai
berikut:
Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-serabut
halus.Bagian-bagian inilah yang memilik tugas pokok untuk meneruskan impuls.
Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut schwan. Selubung mielin
merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi
akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan
yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi
selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan bagian ini, terlihat
bagian akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami tentang
struktur dan bentuk neuron.
4) Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu
kemudian dilanjutkan pada sal saraf berikutnya dengan cara rambatan potensial
kerja.
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa
oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
b. Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan.
Rangkaian (jalur) saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung
refleks, yaitu terdiri dari 5 komponen dasar: (1) reseptor, (2) jalur aferen
sensorik, (3) pusat pengintegrasi, (4) jalur aferen motorik, (5) efektor. Respon
merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan atau kimia dalam
lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor mengubah energi
stimulus menjadi energi bioelektrik disebut potensial reseptor yang berbentuk
potensial bertingkat. Potensial reseptor ini akan dirambatkan ke pusat
pengintegrasi refleks-refleks dasar, sedangkan bagian otak yang lebih tinggi
memproses refleks yang dipelajari. Pusat pengintegrasian memproses semua
informasi yang dapat diperoleh dari reseptor tersebut termasuk semua informasi
dari input lain, kemudian membuat suatu keputusan tentan respon yang sesuai.
Instruksi dari pusat pengintegrasi diteruskan melalui lintasan eferen ke efektor
(suatu otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. Berikut
adalah macam-macam gerak refleks berdasarkan pengklasifikasiannya, antara
lain:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi
sebagai media komunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai
pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon.
Penyusun sistem saraf yaitu terdiri dari dua yaitu berdasarkan bentuknya serta
berdasarkan struktur dan fungsinya, berdasarkan bentuknya penyusun sistem
saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson,sedangkan berdasarkan struktur
dan fungsinya penyusun sistem saraf terdiri dari sel saraf sensorik,sel saraf
motorik,dan sel saraf intermediet (asosiasi). Sistem saraf mempunyai beberapa
fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut: menerima berbagai sensasi dari dalam
dan luar tubuh,bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis
atau merasakan dan memikirkannya,menyimpan memori dan melepaskannya
bila dibutuhkan,mengekspresikan emosi,mengirimkan pesan untuk bagiab
sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain, serta mengontrol
tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi
bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan. Susunan sistem saraf
manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf
tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. Ada dua
mekanisme jalannya impuls saraf , yaitu impuls dihantarkan melalui sel saraf dan
impuls dihantarkan lewat sinaps. Adapun penyakit dan kelainan pada sistem
saraf yaitu stroke,
poliomielitis,migrain,parlinso,transeksi,neurasthoni,neuritis,amnesia,cutter dan
lain-lain.
Saran
Supaya dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi
materi dari berbagai sumber keilmuan, kita harus dapat mengkaitkan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga kita lebih mengerti dan memahaminya
DAFTAR PUSTAKA