Anda di halaman 1dari 24

Tugas Makalah Kelompok

SISTEM KARDIOVASKULER

(ELECTROCARDIOGRAFI)

Nama
Moh. Kamil perkasa a
Arso Pranindyo Utomo
Laode Ardiasyah

Nim
15/387992/PKU/15214
15/390281/PKU/15651
15/387991/PKU/15213

MINAT ILMU FAAL


PRODI ILMU KEDOKTERAN DASAR DAN BIOMEDIS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II ELEKTROKARDIOGRAM NORMAL
A. Karakteristik Elektrokardioram Normal ....................................................
3
B. Manfaat Penggunaan EKG .................................................................. ...
7
C. Metode Perekaman Elektrokardiografi ....................................................... 8
D. SadapanSadapan Elektrokardiografik .....................................................
10
BAB III SISTEMATIKA MEMBACA ELEKTROKARDIOGRAM
A. Frekuensi ..................................................................................................... 13
B.
13
Irama ...........................................................................................................
.........
C.

14
Posisi ..................................................................................................................

..
D. Zona

14

Transisi .........................................................................................................
E.

14
Durasi .................................................................................................................
...

F.

15
Morfologi ...........................................................................................................

....
BAB V KESIMPULAN ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

17
22

Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas elektrik jantung,


sedangkan elektrokardiogram(EKG) adalah suatu grafik yang mengambarkan
rekaman elektrik yang terekam memlalui rekaman elektrode elektrode yang
diapsang pada tubuh. Dengan berkembangnya ilmu kedokteran dalam rangaka
menyongsong era globalisasi maka dokter umum harus selalu menigkatkan baik
ilmu maupun keterampilanlannya guna ikut bersaing dengan kemampuan dokter
dokter dari luar negri.
Kemampuan ataupun keterampilan membaca EKG merupakan salah satu
keterampilan yang harus dikuasai oleh doter umum, dokter ahli penyakit dalam,
dokter ahli anastesi dan tenaga medis lainnya seperti perawat unit gawat
daruratdan unit perawatan jantung intensif.
Pemeriksaan EKG merupakan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan
diagnosis penyakit penderita, oleh karenanya harus selalu diingat

bahwa

pemeriksaan ini hanyalah pemeriksaan penunjang belaka dan hanya dilakukan


atas indikasi tertentu. Perlu diperhatikan betul bahwa hasil kesimpulan pada
pembacaan rekaman EKG tidak selalu menunjukkan bahwa jantung penderita
pasti normal.

Gb1. Mesin EKG

BAB II
ELEKTROKARDIOGRAM NORMAL
A. Karakteristik Elektrokardioram Normal
Sewaktu impuls jantung melewati otot jantung, arus listrik juga akan
meyebar dari jantung kedalam jaringan didekatnya yang ada disekeliling
jantung. Sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar kesegala arah
mencapai permukaan tubuh . bila ditempatkan elektroda pada kulit disis
berlawanan dari jantung

maka potensial listrik yang dcetuskan oleh arus

tersebut akan dapat direkam, rekamamn ini dikenal sebagai elektrokardio gram.

Gambar 2. Gambaran rekaman EKG normal


Gambat lektrokardiogram normal terdiri atas subuah gelombang P,
sebuah kompleks QRS, dan sebuah gelombang T. Biasanya kompleks
gelombang QRS terdiri atas gelombang yang terpisah yakni gelombang Q
gelombang R, dan gelombang S.

Gelombang P disebabkan oleh potensial listrik

yang dicetuskan

sewaktu atrium berdepolarisasi, yakni sebelum kontraksi atrium. Kompleks


QRS disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel
berdepolarisasi

sebelum

berkontraksi,

yaitu

sewaktu

gelombang

berdepolarisasi sebelum berkontraksi, yakni sewaktu gelombang depolarisasi


melewati gelombang ventrikel. Oleh karena itu, baik gelombang P maupun
komponen - komponen QRS tersebut sebagai gelombang depolarisasi.
Gelombang T disebabkan oleh ventrikel listrik yang decetuskan
sewaktu ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi(fase repolarisasi ventrikel).
Didalam otot ventrikel proses ini normalnya terjadi 0,25 sampai 0,35 detik
sesudak depolarisasi, dan gelombang T dikenal sebagai gelombang
repolarisasi. Jadi gambaran elektrokardiogram terdiri atas gelombang
repolarisasi dan gelombang repolarisai.
Hubungan antara Kontraksi Atrium dan Kontraksi Ventrikel
Sebelum kontraksi otot dapat terjadi proses depolarisasi harus
menyebar keseluruh otot jantung untuk mengawali proses kimiawi dan
kontraksi. Gelombang P terjadi pada permulaan kontaksi atrium dan
gelombang kompleks QRS terjadi pada awal kontraksi ventrikel. Ventrikel
akan tetap berkontraksi sampai sesudah proses repolarisasi terjadi, yakni
sampai proses gelombang T berakhir. Atrium mengalami proses repolarisasi
sekitar 0,15 sampai 0,2 detik setelah gelombang P berakhir. Saat bertepatan
dengan terjadinya kompleks QRS yang direkam dalam elektrokardiogram.

Oleh karena itu gelombang repolarisasi atrium dikenal sebagai gelombang T


atrium, biasanya menjadi lebih tertutup oleh besarnya kompleks QRS. Oleh
karena alasan tersebut gelombang T atrium jarang dapat dilihat dalam
elektrokardiogram.
Dalam gambar elektrokardiogram normal, gelombang T adalah
gelombang repolarisasi ventrikel. Biasanya beberapa serap ventrikel mulai
berepolarisasi kirakira 0,20 detik sesudah permulaan gelombang depolarisasi
(kompleks QRS), namun pada kebanyakan serat lainnya proses repolarisasi
membutuhkan waktu sampai 0,35 detik. Jadi proses repolarisasi ventrikel akan
membutuhkan waktu yang lama, kirakira 15 detik. Dengan alasan inilah
gelombang T dalam gambar elektrokardiogram normal merupakan gelombang
yang memanjang, namun voltase gelombang T itu sngat kecil dibanding
dengan voltase kompleks QRS, sebagian disebabkan oleh perpanjangan proses
repolarisasi.
Kalibrasi Voltase dan Waktu pada Elektrokardiogram
Semua rekaman elektro kardiogram dibuat dengan garis kalibrasi yang
tepat pada kertas rekaman. Garis kalibrasi ini dapat sudah digariskan pada
sebuah kertas, seperti bila dipergunakan alat pena rekaman atau dapat juga
dibuat diatas kertas pada waktu yang bersamaan dengan perekaman
elektrokardiogram, yang akan ditemukan bila menggunakan elektrokardiogram
fotografi. Biasanya kalibrasi horizontal diatur sedemian rupa sehingga 10 kota

kecil diatur kebawah atau keatas dalam elektrokardiogram menunjukan voltase


sebesar 1 milivolt, dengan kepositipan kearah atas dan negatif kearah bawah.
Garis ventrikel yang terdapat pada elektrokardiogram menunjukan kalibrasi
waktu. Sebuah elektrokardiogram lazimnya dijalankan pada kertas dengan
kecepatan 25 mm/detik, meskipun kadangkadang kecepatan yang lebih tinggi
juga digunakan, oleh sebab itu, tiap 25 mm kearah horizontal adalah sebesar 1
detik dan tiap 5 mm segmen, ditunjukan oleh garis ventrikel tebal menunjukan
waktu sebesar 0,20 detik, interval 0,20 ditik ini dibagi lagi menjadi lima
interval yang lebih kecil oleh garis tipis, dan setiap interval yang kecil ini
besarnya 0,04 detik.
Rekaman

besarnya

voltase

gelombang

yang

terdapat

dalam

elektrokardiogram normal bergantung pada cara pemasangan elektroda pada


permukaan tubuh yang jarak elektroda ke jantung. Bila salah satu elektroda
dipasang tepat diatas ventrikel dan elektroda kedua yang kedua ditempatkan
dibagian tubuh yang lain yang jauh dari jantung, voltase QRS kompleks
mungkin sebesar 3 sampai 4 milivolt. Bila elektrokardiogram dipasang dengan
memasang elektroda pada kudua lengan atau satu lengan dan satu tungkai,
voltase kopleks QRS biasanya sebesar 1 sampai 1,5 milivolt, mulai dari puncak
gelombang R sampai kedasar gelombang S, besarnya voltase gelombang P
antara 0.1 sampai o,3 milivolt, dam voltase gelombang T antara 0,2 sampai 0,3
milivolt.

a. Interval PQ atau Interval PR merupakan lama waktu antara permulaan


gelombang P dengan kompleks QRS yaitu interval waktu antara permulaan
eksitasi listrik atrium dan permulaan eksitasi ventrikel. Interval PQ/PR
normalnya kirakira 0,16 detik.
b. Interval QT merupakan kontraksi dari permulaan gelombang Q sampai
akhir gelombang T, biasanya kirakira 0,36 detik.
Frekuensi denyut jantung dapat dengan mudah ditentukan dengan
bantuan EKG, sebab ferkuensi denyut jantung berbanding terbalik dengan
interval waktu diatara dua denyut jantung yang berurutan. Bila interval diantara
dua denyut jantung seperti yang ditentukan dengan garis kalibrasi waktu adalah
1 detik, maka frekuensi denyut jantung adalah 60 kali/menit. Interval normal
diantara dua komleks QRS yang berurutan pada orang dewasa kirakira 0,83
detik. Jadi frekuensi denyut jantung sebesar 60.0,83 kali/menit, atai 72
kali/menit.
B. Manfaat Penggunaan EKG
Adapun manfaat penggunaan EKG yaitu:
1. Mengetahui adanya kelainankelainan irama jantung, misal : arrhytmia
2. Mengetahui kelainan otot jantung, misal : ACS, hipertrofi, dilatasi
3. Pengaruh efek obat pada jantung, misal : digitalis
4. gangguangangguan elektrolit, misal hiperkalsemia, hipokalsemia,
hipomagnesemia, dll.
5. Perikarditis(radang selaput otot jantung)
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung
C. Metode Perekaman Elektrokardiografi
Kadang arus listrik yang dicetuskan oleh otot jantung selama satu denyut
jantung dapat mengubag besarnya potensial listrik dan polaritas pada sisisisi

yang berurutan dari jantung dalam waktu kurang dari 0,01 detik. Oleh karena
itu, penting kiranya ditekankan bahwa setiap alat perekam elektrokardiogram
mampu menanggapi dengan cepat setiap perubahan potensial listrik ini.
Alat Perekam Elektrokardiograf
Sebagian besar elektrokardiograf klinik moderen menggunakan sistem
berbasis

komputer

dan

gambar

elektronik,

sementara

yang

lainya

menggunakan sebuah pena perekam langsung, yang akan menulis gambaran


elektrokardiogram dengan sebuag pena langsung pada lapisan kertas yang
berjalan. Kadangkadang pena merupakan sebuah pipah kecil yang satu
ujungnya dihubungkan dengan tempat penampung tinta dan ujung bagian
perekam dihubungkan dengan sistem elektromaknetik kuat yang mampu
menggerakan pena maju dan mundur pada kecepatan tinggi. Sewaktu kertas
bergerak kedepan pena akan merekam elektrokardiogram, pergerakan pena
dikendalikan dengan penguat elektronik yang sesuai yang dihubungkan dengan
kedua elektronik yang sesuai, yang dihubungkan ke elektrokardiografi pada
pasien.
Sistem

pena

lainnya

menggunakan

kertas

khusus

yang

tidak

membutuhkan tinta dalam jarum perekamnya. Kertas jenis itu akan menjadi
hitam bila terpapar dengan panas, jarum itu sendiri dibuat menjadi sanat panas
oleh arus listrik yang mengalir melalui ujungnya. Jenis kertas yang lain akan
menjadi hitam sewaktu arus listrik mengalir dari ujung jarum melalui elektroda

yang terdapat dibalik kertas itu. Cara ini akan meninggalkan suatu garis hitam
pada kertas yang disentuh oleh jarum.

Aliran Listrik yang Mengelilingi Jantung pada Dada


Impuls jantung mulamula akan sampai dibagian septum ventrikel dan
selanjutnya segera menyebar kepermukaan dalam dan sisa ventrikel lainnya.
Keadaan ini akan menyebabkan kenegarifan dibagian dalam ventrikel,
sedangkan dibagian luar akan mengalami kepositifan, dengan aruslistrik yang
mengalir melewati cairan yang terdapat disekeliling ventrikel menurut jalaur
elips, bila semua garis aliran listrik dirataratakan menurut perhitungan aljabar
(jalur elips), maka kita akan menjumpai aruslistrik ratarata dengan
kenegatifan mengalir kebasal jantung dan arus listrik ratarata dengan
kepositifan akan mengalir kebagian apeks.
Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi, arus juga
tetap mengalir menurut arah penyebaran yang sama, sementara dopolarisasi
menyebar dari permukaan endokardium keluar melalui massa otot ventrikel.
Kemudian, sesaat sebelum massa proses depolarisasi selesai melintasi
membran ventrikel, selama kirakira 0,01 detik, ratarata arah aliran listrik ini
akan terbalik, yakni akan megalir dari aveks ventrikel menuju kebagian basal,
bagian akhir yang terdepolarisasi adalah dinding bagian luar ventrikel yang
dekat dengan basal jantung.

Gambar 3. Aliran listrik pada otot jantung


Dengan demikian pada ventrikel jantung yang normal,selama hampir
seluruh siklus depolarisasi, arus mengalir dari negatif kepositif, terutama dari
arak basal jantung menuju ke apeks, kecuali bagian terakhir pada proses
depolarisasi. Bila alat pengukur dihubungkan dengan elektroda dipermukaan
tubuh, elektroda yang terdekat dengan bagian basal akan menjadi negatif,
sedangkan yang dekat dengan bagian apeks akan menjadi lebih positif, dan alat
perekam akan memperlihatkan rekman yang positif dalam elektrokardiogram.
D. SadapanSadapan Elektrokardiografik
Terdapat 12 sadapan (lead) standard yang perlu direkam pada EKG,
yang digolongkan dalam 3 kelompok besar, yaitu:
1.

Sadapan bipolar (bipolar limb leads = sadapan Einthoven)


a.

Sadapan I: menunjukkan perbedaan potensial antara lengan kiri


dan lengan kanan (lengan kiri positif).

b.

Sadapan II: menunjukkan perbedaan potensial antara lengan kanan


dan tungkai kiri (tungkai kiri positif)

c.

Sadapan III: menunjukkan perbedaan potensial antara tangan kiri


dan tungkai kiri (tungkai kiri positif)

2.

Sadapan unipolar

a.

Sadapan aVR: mempunyai elektrode positif pada lengan kanan,


sementara lengan kiri dan tungkai kiri sebagai elektrode indiferen
(negatif)

b.

Sadapan aVL: mempunyai elektrode positif pada lengan kiri,


sementara lengan kanan dan tungkai kiri sebagai elektrode indiferen
(negatif)

c.

Sadapan aVF: mempunyai elektrode positif pada tungkai kiri,


sementara lengan kiri dan lengan kanan sebagai elektrode indiferen
(negatif)

Sadapan precordial
a.

Sadapan V1: ditempatkan pada sela iga IV linea parasternalis


kanan.

b.

Sadapan V2: ditempatkan pada sela iga IV line aparasternalis kiri.

c.

Sadapan V3: ditempatkan diantara sadapan V2 dan V4.

d.

Sadapan

V4:

ditempatkan

pada

sela

iga

kiri

linea

midclavicularis.
e.

Sadapan V5: ditempatkan sejajar V4 pada linea axillaris anterior


kiri.

f.

Sadapan V6: ditempatkan sejajar V4 dan V5 pada linea axillaris


media kiri.
Sadapan precordial atau sadapan dada akan melihat jantung secara

bidang horizontal, sementara sadapan extremitas akan melihat dada secara


bidang vertikal (frontal). Gabungan beberapa sadapan menghasilkan hubungan
secara anatomi yang erat, yaitu: sadapan II, III dan aVF melihat sisi inferior
jantung; sadapan V1 sampai V4 melihat sisi anterior jantung; sadapan I, aVL,
V5 dan V6 melihat sisi lateral jantung; V1 dan aVR melihat atrium kanan dan
ruang ventrikel kiri; V1 dan V2 sesuai dengan ventrikel kanan; V3 dan V4
sesuai dengan septum interventrikulare; V5 dan V6 sesuai dengan ventrikel
kiri.

Gambar 4. Sadapan-sadapan pada EKG

Gambar 5. Sistem heksasial jantung

BAB III
SISTEMATIKA MEMBACA ELEKTROKARDIOGRAM
A. Frekuensi

Pada kebanyakan EKG frekuensi jantung sudah dapat dibaca di sadapan


I. Rumusnya yaitu 300 dibagi jumlah kotak yang besar antara dua gelombang
R yang berurutan. Sehingga kita harus mengingat angka 2, 3, dan 5. Pada jarak
antara 2 gelombang R terdapat 2 kotak besar atau kurang dan sementara itu tiap
gelombang P selalu diikuti oleh gelombang QRS maka frekuensinya 300 : 2 =
150/menit atau lebih sehingga memungkinkan takhi aritmia pada penderita inin
adalah takrial takikardi atau jungtional atas tahikardi. Pada keadaan yang susah
dibedakan maka kita bisa menyebutnya sebagai supra ventrikular takhikardi.
Pada jarak antara 2 gelombang QRS berurutan adalah 3 atau kurang akan tetapi
lebih dari 2 maka diagnosanya sinus takhikardi. Dan apabila jaraj antara dua
gelombang R antara 3 sampai dengan 5 berarti sinus normal, dan kalau lebih
dari 5 sinus berarti bradikardi.
B. Irama
Dikenal ada 4 macam irama yaitu sinus, atrial, juntional, dan ventrikular.
Pada keadaan normal irama adalah sinus dengan pacemaker di SA node dengan
tanda tiap gelombang P sesalu diikuti dengan QRS di semua sadapan dan
gelombang P di sadapan bawah (II, III dan aVF) ketiganya, salah dua ataupun
salah satu harus positif. Irama atrial misalnya pda atrial takhikardi, atrial flutter
dan atrial fibrillasi. Irama juntional ada 3 yaitu atas, tengah, dan bawah. Irama
ventrikuler, disini gelombang QRS berbentuk abnormal (lebar) karena
depolarisasi ventrikel tidak lewat jaringan konduksi akan tetapi lewat antara sel
otot ventrikel dan didepan QRS tidak ada gelombang P.
C. Posisi
Yang dimaksud posisi adalah arah aksis atau vektor dari aktifitas elektrik
pada ventrikel terletak didaerah horisontal, semi horizontal, intermediet, semi
ventrikel ataukah vertikal. Pada orang yang gemuk atau anakanak sering kali

posisi aksi ventrikel adalah horisontal, pada pembesaran ventrikel kiri, infark
inferior bisa jadi aksisnya menjadi abnormal left axis deviation. Pada orang
kurus dan sudah tua aksis ventrikel cenderung kearah vertikal. Dikenal istilah
normal aksis deviation, left axis deviation, right axis deviation dan abnormal
right deviation.
D. Zona Transisi
Zona transisi ini adalah sadapan diperikordial dimana gelombang QRS
nya nol (artinya gelombang R dikurangi dalam gelombang q dan s adalah nol).
Didalam hal tidak ada sadapan dengan gelombang QRS yang nol, maka adalah
perpindahan sadapan dari gelombang QRS yang negatif menjadi positif.
Normalnya terletak diantara sdapan V3 dan V4. Pada counter clockwise
rotation zona transisi bergeser kearah sadapan V1 (misalnya di V3, antara V2
V3, V2 dan antara V1V2) sedangkan pada clockwise rotation zona transisi
bergeser kearak V6 (misalnya V4, V4V5, V5 dan V5V6)
E. Durasi
Interval PR ini adalah durasi waktu yang ditempuh perjalanan rangsang
dari awal terjadinya depolarisasi atrium sampai dengan akan terjadinya
depolarisasi ventrikel. Normal antara 0,12detik sampai dengan 0,22 detik.
Kalauterlalu cepat kurang dari 12 detik, artinya ada jaringan konduksi lain
selain AV node dapat langsung menghantarkan rangsang dari atrium
keventrikel (sindrom WPW atau LGL) . kalau terlalu lambat berarti ada AV
blok derajat I.
Interval QRS adalah waktu ditempuh selama depolarisasi ventrikel baik
kanan maupun kiri, normalnya kurang dari 0,12detik. Pada keadaan diaman
interval QRS lebih atau sama dengan 0.12biasa berati 2 pertama pada irama
sinus (adanya gelombang P didepan gelombang QRS yang merupakan satu

kesatuan aktivitas jantung)artinya ada hambatan dicabang serabut his sebelah


kanan atau cabang serabut his sebelah kiri, irama ventrikel gelombang QRS
abnormal tersebut tidsk didahului oleh gelombang P.
Interval QT, adalah waktu yang ditempuh selama aktifitas elektrik
ventrikel yaitu dari awal depolarisasi ventrikel sampai dengan akhir
repolarisasi ventrikel dengan mengambil repolarisasi tambahan.
F. Morfologi
Pada rekaman EKG yang normal, irama harus sinus artinya pusat
rangsangan jantung ada di SA node dengan tanda gelombang P selalu ada dan
kenek dengan gelombang QRS diamna gelombang P disadapan bawah (II, III
dan aVF) paling tidak salah satu diantaranya harus positif (karenan aksis
rangsang SA node menuju kearah bawah) disadapan I dan II gelombang QRS
harus positif artinya tingginya gelombang R dalamnya gelombang S dan Q
masih lebih tinggi gelombang R. QRS negatif pada sadapan I biasanya terdapat
pada LPHB, sedangkan di sadapan II biasanya pada LAHB atau infark inferior.
Gelombang QRS disadapan V1 normalnya berupaq rS artinya tingginya
gelombang R kurang dari 5mm dan dalamnya gelombang S lebih dari 5mm dan
tidak ada gelombang Q. Kemudian kearah V6 berturut turut tingginya
gelombang R meningkat dan dalamnya gelombang S semakin dangkal,
gelombang R tertinggi terdapat di V4 karena letak V4 dekat dengan apeks
jantung dan titik balik terjadinyaperubahan QRS yang positif menjadi negatif
terletak antara V3 dan V4 . Di V5 gelombang QRS menjadi lengkap artinya
terdapat gelombang Q selain gelombang R dan S. Di V6 gelombang S harus
tidak ada lagi pada kompleks QRS dan apabila gelombang S masih ada di V6
harus dicurigai adanya pembesaran ventrikel kanan, untuk membuktikannya

harus diambil V3R yaitu sadapan persis sama dengan V3 hanya saja letaknya
didada kanan. Kalau di V3R rasio gelombang R dibanding S lebih dari 1
(gelombang R lebih tinggi dari S) maka ada pembesaran ventrikel kanan, kalau
tidak hanya merupakan variasi normal saja.

BAB IV KESIMPULAN
1.Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas kelistrikan
otot jantung. Elektrokardiogram ( EKG ) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung. Sedangkan, elektrokardiograf adalah
alat perekam aktifitas listrik jantung.
2.EKG sangat penting dan merupakan baku emas untuk diagnosis
penyakit-penyakit pada otot jantung, terutama yang berhubungan dengan
kelistrikan(eksitasi), misal : aritmia, infark miokard, gangguan elektrolit, dll.
3.Masing-masing gelombang pada EKG menunjukkan aktivitas elektrik
yang berbeda-beda, seperti:
Gelombang P;gambaran proses depolarisasi atrium.
Gelombang QRS;gambaran proses depolarisasi ventrikel
Gelombang T;gambaran proses repolarisasi ventrikel.
Gelombang U;timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P
berikutnya
Interval PR;diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan
gelombang QRS.

4.Kondisi gelombang atau segmen pada EKG bisa dipakai untuk


mendiagnosis kelainan pada jantung. Misalnya:
Gelombang T terbalik menunjukkan adanya infark miokard
Elevasi segmen ST menunjukkan adanya STEMI
Depresi segmen ST menunjukkan adanya NSTEMI
Elevasi ST pada masing-masing segmen bisa dipakai untuk mendeteksi
otot jantung bagian mana yang mengalami infark. Seperti:
Elevasi segmen V1-V6 menunjukkan infark di anterior luas
Elevasi segmen V1-V3 menunjukkan infark di anterior
Elevasi segmen V4-V5 menunjukkan infark anteroseptal
Elevasi segmen V6 menunjukkan infark lateral atas
Elevasi segmen lead II,II,a VF menunjukkan infark inferior

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
Nazar,Abu. 2014. Sistematika Membaca EKG. Trans Info Media Jakarta.
Irawan,Bambang. 2006. Interpretasi Elektrokardiografi Secara Praktis. Midika.
Fakultas Kedokteran UGM
Guyton A.C. and J.E. Hall 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
http://www.bing.com/images/search?
q=lead+EKG&view=detailv2&&id=076D0283D9C65D58CFF7220529250F7F6
AA48BAE&selectedIndex=0&ccid=rsouixkc&simid=608036824830838913&thi
d=OIP.Maeca2e8b191ce14a7b6253e2f5de3c20H0&ajaxhist=0
http://www.bing.com/images/search?
q=aliran+listrik+jantung&view=detailv2&&id=D6EC38CFCC02AC1964AEE87
D3DABDCD217437A08&selectedIndex=13&ccid=amwq4SfC&simid=6080003
43379020437&thid=OIP.M6a6c2ae127c28acc4c57031e3d6a963eo0&ajaxhist=0
http://www.bing.com/images/search?
q=EKG+Machine&view=detailv2&&id=B11AE738FA29E7453CEED71240843
C72321F9434&selectedIndex=0&ccid=neaFLvmX&simid=60799669265603203
1&thid=OIP.M9de6852ef9979b4456f5054001679e83H0&ajaxhist=0
http://www.bing.com/images/search?q=SA%20block&qs=n&form=QBIR&pq=sa
%20block&sc=8-8&sp=-1&sk=

http://www.bing.com/images/search?q=av%20block%201st%202nd
%203rd&qs=AS&form=QBIR&pq=av%20block%201st&sc=612&sp=3&sk=AS2
http://www.bing.com/images/search?q=av%20block%201st%202nd
%203rd&qs=AS&form=QBIR&pq=av%20block%201st&sc=612&sp=3&sk=AS2
http://www.bing.com/images/search?q=av%20block%201st%202nd
%203rd&qs=AS&form=QBIR&pq=av%20block%201st&sc=612&sp=3&sk=AS2
ww.bing.com/images/search?q=av block 1st 2nd
3rd&qs=AS&form=QBIR&pq=av block 1st&sc=6-12&sp=3&sk=AS2
http://www.bing.com/images/search?q=ekg
%20hypercalcemia&qs=n&form=QBIR&pq=ekg%20hypercalcemia&sc=817&sp=-1&sk=
http://www.bing.com/images/search?q=ekg
%20hypertrophy&qs=n&form=QBIR&pq=ekg%20hypertrophy&sc=8-15&sp=1&sk=
http://www.bing.com/images/search?q=ekg
%20hypertrophy&qs=n&form=QBIR&pq=ekg%20hypertrophy&sc=8-15&sp=1&sk=

Anda mungkin juga menyukai