Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan kesehatan,
yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan masyarakat (public
health). Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat
berubahnya pola penyakit, gaya hidup, kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan, dan
demografi.
Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa masa seperti ini sering terjadi
ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja
sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Namun sering kali dalam pencarian jati
diri ini remaja cendrung salah dalam bergaul sehingga banyak melakukan hal yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masayarakat. Seperti perkelahian dan
minum-minuman keras, pencurian, perampokan, perusakan/pembakaran, seks bebas
bahkan narkoba. Perilaku menyimpang remaja tersebut dapat dikatakan sebagai
kenakalan remaja.
Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan.
Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita
ditelevisi maupun di radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya kebiasaan
merokok, tawuran , pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar sma , pemakain narkoba
danlain-lain.
Di kalangan remaja, sangat banyak kasus tentang penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan hasil survei badan narkoba nasional (bnn) tahun 2005 terhadap 13.710
responden di kalangan pelajar dan mahasiswa menunjukkan penyalahgunaan narkoba
usia termuda 7 tahun dan rata-rata pada usia 10 tahun. Survai dari bnn ini memperkuat
hasil penelitian prof. Dr. Dadang hawari pada tahun 1991 yang menyatakan bahwa 97%
pemakai narkoba yang ada selama tahun 2005, 28% pelakunya adalah remaja usia

17-

24tahun.
Hasil survei membuktikan bahwa mereka yang beresiko terjerumus dalam masalah
narkoba adalah anak yang terlahir dari keluarga yang memiliki sejarah kekerasan dalam
rumah tangga, dibesarkan dari keluarga yang broken home atau memiliki masalah
perceraian, sedang stres atau depresi, memiliki pribadi yang tidak stabil atau mudah
terpengaruh, merasa tidak memiliki teman atau salah dalam pergaulan. Dengan alasan
tadi maka perlu pembekalan bagi para orang tua agar mereka dapat turut serta mencegah
1

anaknya terlibat penyalahgunaan narkoba.kehidupan remaja pada masa kini mulai


memprihatinkan.
Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi
menjadi jaminan untuk kemajuan bangsa dan negara. Bahkan perilaku mereka cenderung
merosot.melihat latar belakang diatas maka kami mengangkat judul makalah kenakalan
remaja ( tentang narkoba ) yang terfokus pada pengetahuan tentang narkoba dan
akibatnyan bagi remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari narkoba?
2. Apa saja jenis jenis narkoba?
3. Apa saja dampak dari penyalahgunaan narkoba?
4. Bagaimana pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi pada kasus
narkoba pada pelajar?
C. Tujuan
Dari penyusunan makalah diatas memiliki tujuan diantaranya:
1. Untuk mengetahui definisi dari narkoba
2. Untuk mengetahui jenis dari narkoba
3. Untuk mengetahui dampak dari penyalahgunaan narkoba
4. Untuk mengetahui pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi pada
kasus narkoba pada pelajar

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Narkoba

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya


lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau
perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi )
fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
(Undang-Undang No. 22 tahun 1997)
B. Jenis Narkotika
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan

atau

perubahan

kesadaran,

hilangnya

rasa,

mengurangi

sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan Narkotika sendiri


dikelompokkan lagi menjadi :
Golongan I: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan

ketergantungan.

Contoh:

Heroin,

Kokain,

Ganja.

Golongan II: Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Morfin, Petidin.
Golongan III: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein. Menurut UU RI No 5 / 1997,
Psikotropika adalah: zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar narkotik dan psikotropoika meliputi : Minuman Alkohol, mengandung etanol etil
alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
3

kehidupan manusia sehari hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan
dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam
tubuh manusia.
ada 3 golongan minuman beralkohol :
1. Golongan A: kadar etanol 1-5 % (Bir)
2. Golongan B: kadar etanol 5-20 % (Berbagai minuman anggur)
3. Golongan C: kadar etanol 20-45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker)
Inhalasi, gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan
sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah: Lem, Tiner, Penghapus
Cat Kuku, Bensin.
C. Dampak Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Remaja
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematiaan
a. Dampak Pisikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisaHilang h
2. kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
b. Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
c. Dampak Langsung bahaya Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia
Gangguan pada jantung, Gangguan pada hemoprosik, Gangguan pada traktur
urinarius, Gangguan pada otak, Gangguan pada tulang, Gangguan pada pembuluh darah,
Gangguan pada endorin, Gangguan pada kulit, Gangguan pada sistem syaraf, Gangguan

pada paru-paru, Gangguan pada sistem pencernaan, Dapat terinfeksi penyakit menular
berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
d. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.Menyebabkan gangguan jiwa berat atau psikotik.
2. Menyebabkan bunuh diri
3. Menyebabkan

melakukan

tindak

kejehatan,

kekerasan

dan

pengrusakan.

Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat
atau,kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal
yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba
dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
e. Dampak Fisik
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver,
jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka
panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung
yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi
kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang
sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.

TEMPO.CO, Medan: Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara


menyatakan peradaran narkoba di provinsi ini sudah masuk ke sekolah-sekolah dan
melibatkan siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala BNN Sumut Komisaris Besar Rudi Trenggono menyatakan, baru-baru ini BNN
menemukan siswa SD dan SMP di Kota Medan terlibat penggunaan narkoba, bahkan juga
masuk dalam jaringan pengedar narkoba.
Siswa yang terlibat jaringan pengedar narkoba, kata Rudi Trenggono, dimanfaatkan
jaringan pengedar narkoba dengan bujuk rayu. Media pertemuan bandar narkoba dengan
pelajar selalu di warung internet (warnet) yang kerap dikunjungi pelajar.
"Beberapa waktu lalu ada siswa SMP yang tertangkap gurunya saat bolos sekolah di
warnet. Ada siswa kelas 2 SMP yang tertangkap gurunya membawa 2 paket sabu," kata
Rudi kepada Tempo, Rabu, 26 Februari 2014. Saat diperiksa BNN, remaja tersebut
mengaku terjerat narkoba di warnet.
Dari pengakuan siswa itu, ujar Rudi, saat sering membolos dengan menghabiskan waktu di
warnet, para pelajar ditawari oleh sindikat narkoba untuk mencoba memakai sabu.
BAB 3
Setelah terjerumus sebagai pengguna, para siswa SMP itu belakangan juga dipaksa untuk
mengedarkan barang terlarang itu ke rekannya
sesama pelajar di sekolah. Bahkan saking
PEMBAHASAN
parahnya peredaran narkoba di Sumut, BNN menemukan seorang siswa kelas 5 SD di
kawasan Medan Tembung sudah menggunakan sabu.
CONTOH KASUS
"Siswa SD ini tertangkap tangan oleh orang tuanya saat akan menggunakan sabu. Oleh
rangtuanya, si anak kemudian dibawa ke BNN Sumut untuk direhabilitasi, dan identitasnya
dirahasiakan. BNN Provinsi Sumut terus memburu pengedar yang menjerat siswa SD dan
SMP itu," tutur Rudi.
BNN, kata Rudi, sudah memasukkan Provinsi Sumut masuk dalam zona bahaya peredaran
narkoba. "Terlebih secara keseluruhan pengguna narkotika di Sumut mencapai 3,2 persn, di
atas rata-rata nasional yang hanya 2,2 persen," tutur Rudi.
BNN Sumut dalam keterangan persnya kemarin juga menjelaskan tertangkapnya tiga orang
pengedar sabu antar provinsi di Jalan Kapten Muslim Medan. Dari tangan ketiganya, BNN
menyita sabu seberat 2 kilogram." Tapi yang menjadi perhatian BNN adalah dua di antara
jejaring pengedar sabu itu masih berusia belia (di bawah 20 tahun)." kata Rudi.

1. PENGKAJIAN
-

Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara menyatakan peradaran narkoba di provinsi


ini sudah masuk ke sekolah-sekolah dan melibatkan siswa Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kepala BNN di Medan Sumut menemukan siswa SD dan SMP terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba, bahkan juga ikut ke jaringan pengedar narkoba

Siswa yang terlibat jaringan pengedar narkoba, dimanfaatkan jaringan pengedar


narkoba dengan bujuk rayu. Media pertemuan bandar narkoba dengan pelajar selalu
di warung internet (warnet) yang kerap dikunjungi pelajar.

Setelah terjerumus sebagai pengguna, para siswa dipaksa untuk mengedarkan barang
terlarang itu ke rekannya sesama pelajar di sekolah.

2. INTERVENSI
Intervensi keperawtan yang harus dilakukan pada kasus narkoba pda siswa pelajar yakni
dengan cara melakukan promosi kesehatan pada siswa SD dan SMP mengenai bahaya
penyalahgunaan narkoba pada generasi muda, antara lain;
a. Ajarkan pendidikan Agama sejak dini
8

b. Bina kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh perhatian dan kasih
sayang.
c. Jalin komunikasi yang konstruktif antara orang tua dan anak
d. Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anak-anak.
e. Berikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis, dan dampak negatifnya

3. IMPLEMENTASI
a. Mengajarkan pendidikan Agama sejak dini
b. Membina kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh perhatian dan kasih
sayang.
c. Menjalin komunikasi yang konstruktif antara orang tua dan anak
d. Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anak-anak.
e. Memberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis, dan dampak
negatifnya

4. EVALUASI
-

Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk melakukan pemantaun dengan tes urin
bagi semua pelajar setiap 3 bulan sekali

memberikan motivasi pada para pelajar agar tetap fokus menggapai cita cita di masa
depan dengan rajin belajar.

10

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Judul

: Penyuluhan Narkoba

Sasaran

: Siswa/i SMPN 2 Medan beserta wali murid

Waktu

: 35 menit

Hari / Tanggal

: Rabu, 27 Mei 2016

Tempat

: Aula SMPN 2 Medan

A. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan peserta diharapkan mampu memahami
tentang dampak penggunaan Napza.
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan peserta diharapkan mampu :
1. Mengetahui Pengertian NAPZA
2. Mengetahui Akibat penyalahgunaan Narkoba
3. Mengetahui Peran orang tua menjauhkan anaknya dari narkoba
4. Mengetahui Ciri-ciri anak pengguna narkoba dan NAPZA
5. Mengetahui Dampak penggunaan narkoba
6. Mengetahui Kiat pencegahan narkoba

C. MATERI (Terlampir)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengertian NAPZA
Akibat penyalahgunaan Narkoba
Peran orang tua menjauhkan anaknya dari narkoba
Ciri-ciri anak pengguna narkoba dan NAPZA
Dampak penggunaan narkoba
Kiat pencegahan narkoba

D. METODE
11

Ceramah
Tanya Jawab

E. MEDIA
Leaflet
F. EVALUASI
Siswa mampu:
1. Menjelaskan Pengertian NAPZA
2. Menjelaskan Akibat penyalahgunaan Narkoba
3. Menjelaskan Peran orang tua menjauhkan anaknya dari narkoba
4. Menjelaskan Ciri-ciri anak pengguna narkoba dan NAPZA
5. Menjelaskan Dampak penggunaan narkoba
6. Menjelaskan Kiat pencegahan narkoba

G. SISTEMATIKA PELAKSANAAN PEMBERIAN PENYULUHAN

No.

1.

Tahap

Alokasi

Kegiatan

Waktu

Kegiatan

5 Menit

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran

Penanggung
Jawab

1.
2.
3.
4.

Membuka pembelajaran dengan salam


Memperkenalkan diri
Menginformasikan topik penyuluhan
Menjelaskan tujuan penyuluhan

15 Menit
1. Menjelaskan Pengertian NAPZA
2. Menjelaskan Akibat penyalahgunaan
Narkoba
3. Menjelaskan

2.

Peran

orang

tua

menjauhkan anaknya dari narkoba


4. Menjelaskan Ciri-ciri anak pengguna
narkoba dan NAPZA
5. Menjelaskan Dampak
Kegiatan
Penutup

Total 7
Menit
(5 Menit)

penggunaan

narkoba
6. Menjelaskan Kiat pencegahan narkoba

a. Evaluasi

12

Lisan :
(5 Menit)
(5 Menit)

Memberikan kesempatan bertanya.


Menanyakan
seputar

ulang

penyuluhan

kepada

siswa

yang

telah

disampaikan.

b. Kesimpulan
3.

Menyimpulkan materi penyuluhan


c. Menutup pertemuan dengan salam

H. LAMPIRAN MATERI
Narkoba
1. Pengertian Napza.
NAPZA merupakan singkatan dari Narkotik, Alkohol, Psikotropika, dan Zat
Adiktif.
Narkotik adalah, adalah zat/bahan aktif yang bekerja pada sistem syaraf
pusat (otak), yang dapat menyebabkan penurunan sampai hilangnya kesadaran
dari rasa sakit (nyeri) serta dapat menimbulkan ketergantungan (ketagihan). Zat
yang termasuk golongan ini, antara lain:Putaw (heroin), Morfin, dan Opiat
lainnya.
Psikotropika, adalah zat bahan aktif bukan narkotika, bekerja pada sistem
syaraf pusat dan dapat menyebabkan perasaan khas pada aktifitas mental dan
perilaku serta dapat menimbulkan ketergantungan (ketagihan). Zat yang termasuk
golongan ini, antara lain: Shabu-shabu, Amphetamin, dan Ekstasi.
Zat Adiktif, adalah zat bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika, bekerja
pada sistem syaraf pusat dan dapat menimbulakn ketergantungan. Zat yang
termasuk golongan ini adalah:LSD, Psisolin, Psilosibin, Meskalin, Ganja dan
beberapa pelarut seperti lem, cat, dan lain-lain.

2. Akibat penyalahgunaan Narkoba

13

Akibat seseorang terlibat menyalah gunakan obat-obatan terlarang,


pada awalnya mandapat tawaran oleh temannya. Bisa juga mereka hanya
sebatas ingin mengetahui dan merasakan, terutama bila mereka memiliki
teman pemakai obat-obatan terlarang tersebut atau karena adanya tekanan
dari temannya, akhirnya dengan terpaksa ikut mencobanya.
Namun secara singkat faktor-faktor penyebab penyalahgunaan
narkoba, adalah sebagai berikut:
a. Keingintahuan yang besar tanpa sadar akibatnya.
b. Keinginan untuk mencoba-coba karena penasaran.
c. Keinginan untuk bersenang-senang.
d. Keinginan untuk mengikuti tren atau gaya.
e. Keinginan untuk diterima oleh lingkungannya.
f. Menghindari dari rasa kebosanan.
g. Adanya

salah

pengertian,

bahwa

pengguanaan

sekali

tidak

menimbulkan ketagihan
3. Peran orang tua menjauhkan anaknya dari narkoba:
a. Bantu mereka untuk selalu berfikir positif tentang dirinya seperti
memberikan dorongan dengan pujian yang positif setiap anak berhasil
melakukan tugasnya misalnya bekarja membersihakan rumah, juara
kelas, dan menolong teman dalam kesulitan.
b. Sediakan waktu untuk anak. Ajak mereka bicara apa saja yang
sifatnya positif, termasuk kehidupan dunia remaja, sekolah.
c. Ajari mereka tentang fakta narkoba seperti memanfaatkan informasi
yang berkembang di masyarakat untuk lebih mengetahui tentang
penyalahgunaan narkoba dan minuman keras.
d. Memanfaatkan waktu yang tepat untuk berbicara tentang narkoba
dengan anak bersamaan ketiaka acara televisi membahas narkoba dan
minuman keras.
e. Gunakan kalimat yang mudah diingat dan dipahami oleh anak,
contohnya:Narkoba dan minuman keras akan membuat kamu sakit.
4. Ciri-ciri anak pengguna narkoba dan minuman keras:
a. Adanya perubahan tingkah laku yang tiba-tiba terhadap kegiatan
sekolah, keluarga, dan teman-teman.
14

b. Suka marah yang tidak terkendali.


c. Mencuri uang di rumah, sekolah, atau toko untuk membeli narkoba
dan minuman keras.
d. Sering menipu karena kehabisan uang jajan.
e. Berat badan tuerun derastis, karena nafsu makan yang tidak menentu.
5. Dampak narkoba:
A. Kondisi fisik
1. Dampak yang ditimbulakn terhadap kondisi fisik misalnya gangguan
impotensi, gangguaan fungsi ginjal, kanker usus, aritmia jantung, dan
pendarahan otak.
2. Akibat bahan campuran atau pelarut menimbulkan infeksi.
3. Akibat alat yang digunakan tidak steril,menimbulkan berbagai infeksi,
terjangkitnya hepatitis, dan HIV serta AIDS.

B. Kondisi mental.
1. Timbulnya perilaku yang tidak wajar.
2. timbulnya perasaan defresi dan ingin bunuh diri.
3. Gangguan perspsi dan daya pikir.

C. Kondisi kehidupan sosial.


1. Gangguan terhadap prestasi sekolah, kuliah, dan bekerja.
2. Gangguan terhadap hubungan dengan keluarga, dan teman
3. Gangguan terhadap perilaku normal, munculnya keinginan untuk
mencuri dan melukai orang lain.
6. Kiat pencegahan narkoba.
Langkah-langkah yang paling tepat untuk mencegah peredaran dan
penyalah gunaan narkoba lebih meluas adalah melihat kepedulian para oarng
tua, pendidik, dan segenap anggota masyarakat secara terpadu. Hal ini tidak
lain agar keterlibatan semua elemen masyarakat akan membantu pihak
pemerintah dalam membasmi penggunaan narkoba sebagai paenyakit
masyarakat yang setiap tahun jumlah penggunanya terus meningkat.

15

A. Peran orang tua


Keberadaan orang tua merupakan pendidik utama bagi putra putrinya
sekalogus menjadi figur untuk menjadi panutan, teladan, dan yang
dihormati. Dengan figur tersebut, peran orang tua sangat besar, sehingga
diharapkan mampu melakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1. Terciptanya suasana harmonis, hangat, gairah, penuh kasih sayang,
perhatian, dan penuh dengan rasa kekeluargaan
2. Selalu mendengarkan dan menghargai pendapat anak, sekaligus untuk
memberikan bimbingan agar mereka mampu membuat suatu keputusan
yang bijaksana.
3. Selalu memberikan pujian jika anak berbuat baik, atau memperoleh
prestasi, misalnya juara kelas, hatam mengaji bagi yang beragama
islam.
4. Selalu meluangkan waktu untuk berkumpul dan berdiskusi dengan
anak dirumah.
5. Menanmkan nilai-nilai budi pekerti, disiplin, dan selalu melaksanakan
perinatah dan menjauhi larangan agama.
B. Peran pendidik
Sebagai mana diketahui bahwa para pendidik merupakan pengganti
orang tua di sekolah. Dengan predikat seperti itulah keberadaan pendidik
harus mendidik siswanya penuh dengan rasa kasih sayang dan penuh
dedikasi, oleh karena pendidik di sekolah sangat dianjurkan untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Kenalilah setiap anak didiknya dengan baik.
2. Selalu bersikap sensitif terhadap keberadaan dan permasalahan setiap
anak didiknya.
3. Membina dan mengembangkan kepribadian anak didiknya seoptimal
mungkin.
4. Menanmkan nilai-nilai budi pekarti, moral, dan spiritual sesuai dengan
agamanya masing-masing dan pancasila.
5. Selalu menciptakan saling percaya, keterbukaan, dan bersikap jujur.

16

C. Peran anggota masyarakat.


Tiap anggoata masyrakat memilki tanggung jawab sekaligus
mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
membantu upaya pencegahan dan pemberantasan penyalah gunaan dan
peredaran narkoba di lingkungan masyarakat. Peran serta anggoata
masyrakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Gunakan obat secara wajar, sesuai dengan resp dokter.
2. Kembangkan potensi yang dimiliki serta melibatkan diri sebagai
anggoata masyrakat dalam berbagai kegiatan positif.
3. Belajar cara mengatasi berbagai permasalahan dan tekanan hidup,
tanpa mengalihkan kepada penyalahgunaan narkoba dan minuman
keras.
4. Mengembangkan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat yang
bersipat positif, misalnya kegiatan olah raga, kebersihan lingkungan,
pengajian.

17

BAB 4
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebiasaan menggunakan narkoba di kalangan remaja amat membahayakan baik
ditinjau dari segi pendidikan maupun kesehatan serta sosial ekonomi. Dipandang dari
segi pendidikan sudah jelas bahwa hal ini akan mengganggu pelajarannya, sedangkan
dari segi kesehatan akibat kebiasaan menggunakan narkoba akan menyebabkan berbagai
penyakit. Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak kriminal, kenakalan
remaja, keamanan, kedamaian, keharmonisan, akan mudah diciptakan. Dengan sikap
kepedulian ini, maka motto bahwa, Pencegahan lebih baik dari mengobati, akan benarbenar

terbukti

dalam

kasus

pemakaian

obat-obat

terlarang.

Pada tahap awal kehidupan manusia agen sosialisasi pertama adalah keluarga. Oleh
karena itu, orang tua merupakan orang penting (significant other) dalam sosialisasi. Guna
mencegah terjerumusnya para penerus bangsa tersebut ke dunia Narkoba, maka campur
tangan dan tanggung jawab orang tua memegang peranan penting di sini. Karena baik
atau buruknya perilaku anak sangat bergantung bagaimana orang tua menjadi teladan
bagi putra-putrinya
3.2 Saran
Bagi para pecandu coba bersikap terbuka terhadap orang yang dia percaya (tepat)
untuk mendapatkan respons yang baik. Jangan berfikir YOU CAN SOLVE THEM BY
YOURSELF dan jangan takut untuk menuju perubahan. Intinya DONT BE AFFRAID
TO SPEAK UP !!.

18

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Luqman, 2008. Modul Dasar-Dasar Sosiologi & Sosiologi Kesehatan I. Jakarta:
PSKM FKK UMJ.
Kartono, Kartini, 1992. Patologi II Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali.
Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus,
2007.Pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia.
Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua, Guru,
dan Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di Kalangan
Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

19

20

21

Anda mungkin juga menyukai