Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BENIH
PENETAPAN 1000 BUTIR BENIH

Dosen pembimbing: Ir. Zayin Sukri. Mp


oleh
Ella Aulia Syahda
NIM A31140455
PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2016

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih yang bermutu tinggi yang berasal dari berbagai varietas/klon
merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya
produksi tanaman, maka sebelum menanam carilah benih yang baik lebih dahulu.
Bila membeli di toko bibit,identifikasinya tercantum, pada pembungkusnya.
Bacalah keterangan-keterangan tersebut , bila perlu ukurlah atau timbanglah per
1000 butir, selanjutnya ukurlah daya dari kecepatan perkecambahan. Bila benih
tak berkecambah atau mengandung penyakit atau gaya genetisnya tidak cukup,
maka factor factor produksi lainnya tidak akan berguna, Karena tanaman tidak
dapat memanfaatkan lingkungan.Tanaman dalam berkembang biak, ada yang
secara vegetatif dan ada yang secara generatif.
Benih bermutu dan memiliki kualitas yang baik adalah benih yang berasal dari
bibit yang unggul dan setelah dibudidayakan mempunyai hasil dengan kuantitas
dan kualitas yang baik pula. Salah satu cara untuk menjaga mutu dan kualitas
benih adalah dengan penggunaan benih bersertifikat yang pada proses
produksinya

diterapkan

cara dan

persyaratan tertentu

sesuai

dengan

ketentuan sertifikasi benih. Bobot1000 biji merupakan salah satu persyaratan


dalam kegiatan sertifikasi benih sehingga diperlukan teknik dan metode tertentu
dalam menentukan bobot 1000 biji. Biji memiliki viabilitas yang berbeda beda.
Viabilitas biji juga dapat dipengaruhi dari bobotnya. Penghitungan 1000 biji dapat
dijadikan patokan atau takaran dalam menguji tingkat viabilitas biji
1.2 Tujuan
Untuk menentukan berat 1000 butir dari suatu benih tanaman

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Benih atau biji mempunyai arti dan pengertian yang bermacam-macam, tergantung
dari bidang, dan dari segi mana peninjauannya. Biji merupakan alat untuk
mempertahankan kelanjutan hidup jenis (spesies) suatu tumbuhan yaitu dengan cara
mempertahankan atau memeperpanjang kehidupan embryonic

axis. Kehidupan

embryonic axis dalam biji kemudian berubah menjadi kehidupan bentuk baru sampai
bertahun-tahun sesudah tanaman induknya mati (Jurnalis Kamil, 1979)..
Menurut Kartasapoetra, dkk (1992), benih yang berkualitas tinggi itu memiliki daya
tumbuh lebih dari 90 persen, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya
menjadi tanaman yang baik atau mampu berkecambah (tumbuh dengan normal)
merupakan tanaman yang menghasilkan atau sering disebut juga sebagai benih
yang matang.
2. Memiliki kemurnian (trueness seeds), artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari
benih jenis tanaman lain, terbebas dari benih varietas lain, dan terbebas dari biji
herba, hama, dan penyakit.
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih. Pengujian
kualitas benih dilakukan di laboratorium untuk menentukan baik mutu fisik maupun mutu
fisiologik suatu jenis atau kelompok benih. Pengujian terhadap mutu fisik benih
mencakup kegiatan pengambilan contoh benih, kadar air benih dan berat 1000 butir
benih. Sedangkan pengujian terhadap mutu fisiologik benih mencakup kegiatan pengujian
daya kecambah, kekuatan tumbuh, dan kesehatan benih (Lita Sutopo, 2002).
Penentuan bobot 1000 biji suatu tanaman untuk mengetahui produktivitas suatu
tanaman pada suatu luas tertentu yang diharapkan dapat menentukan hasil dari suatu
varietas yang dapat beradaptasi dengan lingkungan. Untuk penentuan berat 1000 butir
benih, prinsip pelaksanaannya adalah 1000 butir benih hasil uji kemurnian benih
ditimbang dengan tingkat kepekaan penimbangan pada uji kemurnian benih, dapat juga
dilakukan dengan penimbangan per 100 butir. (Kuswanto, 1997).

BAB 3. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu , 9 November 2016 . Pada pukul
09.00 11.00 bertempat di Laboratorium Tanaman Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan

Alat
1. Alat tulis
2. Timbangan digital
Bahan
1. Benih jagung
2. Kertas
2.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Menghitung benih sebanyak 100 butir dan menimbang benih tersebut.
3. Melakukan pengulangan 8 kali prosedur kerja diatas.
4. Mencatat berat tiap ulangan benih.
5. Menghitung variance, standart deviasi, dan koef. Variance dengan rumus
sebagai berikut:

Keterangan : V = Variance
x = Jumlah berat masing masing ulangan
n = Jumlah ulangan
S
Keterangan : S = Standart deviasi
V = Variance

KV
Keterangan : KV = Koefisien variance
S = Standart Deviasi
x = Jumlah berat masing masing ulangan
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ulangan
1
2
3
4
5
6

Berat sampel (x)


9,604
7,726
9,494
9,007
8,809
9,571

Berat rata rata (x2)


92,2268
59,691
90,136
81,126
77,598
91,604

7
8

Rata - rata

9,543
10,000
73,7549
9,2196

91,068
100,000
683,4602
85,4325

KV

Berat 1000 butir = x 10


= 9,2196 10
= 92,196 gram
Berdasarkan hasil penimbangan benih 1000 butir. Hasil penimbangan 1000
benih dengan cara satu kali penimbangan yaitu 92,196

Pembahasan
Pengujian benih bertujuan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh
benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas. Faktor kualitas benih
ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanmaan lain, biji herba,
terbebasnya benih dari penyakit dan hama tanaman, kadar air benih serta hasil
pengujian berat per seribubiji benih, sedangkan pengujian kemurnian benih
merupakan kegiatan-kegiatan menelaah tentang kepositifan fisik komponenkomponen benih termasuk pula persentase berat dari benih murni, benih tanaman
lain, benih varietas lain, biji-biji herba dan kotoran-kotoran lain pada masa benih.
Table diatas mengenai pengujian berat 1000 benih menunjukan berat benih
rata-rata 9,2196 gram dengan standard deviasi 0. standard deviasi menunjukan
tingkat keseragaman benih, semakin tinggi standard deviasi berati semakin
beragam komponen benih dan sebaliknya. Standard deviasi 0 artinya benih sangat
seragam. Keseragaman ini memungkinkan perkecambahan benih yang seragam.
koefisien variance 7,65.
Dari hasil perhitungan diatas, data dinyatakan tidak falid karena KV 4
dimana seharusnya nilai koefisien variance dikatakan falid 4. Terjadinya data
yang tidak falid kemungkinan dikarenakan beberapa hal, yaitu adanyanya otoran
benih yang ikut ditimbang, benih tidak genap 100 butir dalam penimbangan, dan
benih yang pecah ikut ditimbang.

BAB 5. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan praktikum diatas, dapat disimpulkan bahwa data diatas
dinyatakan tidak falid karena KV 4 dimana seharusnya nilai koefisien variance
dikatakan falid 4. Terjadinya data yang tidak falid kemungkinan dikarenakan
beberapa hal, yaitu adanyanya otoran benih yang ikut ditimbang, benih tidak
genap 100 butir dalam penimbangan, dan benih yang pecah ikut ditimbang.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/192724766/Laporan-Praktikum-DasarPemuliaan-Tanaman-Bobot-1000-Biji
http://ferdyz-ferdyz.blogspot.co.id/2010/10/laporan-praktikumteknologi-benih.html
http://erikjonsitanggang.blogspot.co.id/2012/01/mengetahui-berat1000-butir-benih.html
http://ghannipw.blogspot.co.id/2014/01/menentukan-bobot-1000biji.html

Anda mungkin juga menyukai