1, JULI 2016 : 78 - 85
PENDAHULUAN
Harga daging sapi di tingkat
eceran masih stabil dengan tingkat
harga yang cukup tinggi. Menurut teori
keseimbangan
pasar
(market
equilibrium), harga suatu komoditi
dipengaruhi oleh penawaran dan
permintaan pasar dari komoditi yang
bersangkutan dengan asumsi kondisi
lainnya tetap (ceteris paribus). Harga
yang tinggi merupakan salah satu
indikasi
bahwa
adanya
ketidakseimbangan antara pasokan
dengan permintaan. Pada kasus daging
sapi, harga daging yang tetap tinggi
menunjukkan bahwa
ada indikasi
masalah dalam hal pasokan (supply)
terutama dari pasokan dalam negeri/
lokal. Hal ini juga ditunjukkan dengan
masih tingginya impor sapi siap potong
untuk menopang kekurangan pasokan
yang bersumber dari lokal. Permintaan
daging sapi tidak hanya untuk kebutuhan
konsumsi rumah tangga tetapi juga
untuk kebutuhan industri, hotel, restoran
dan katering.
Secara teori, untuk mengetahui
kapan terjadi kelangkaan penawaran
dapat dihitung dengan pendekatan
selisih
antara
permintaan
dan
METODOLOGI
Daerah
sentra
konsumsi
diidentifikasi sebagai daerah defisit
dalam kegiatan perdagangan sapi antar
provinsi, sedangkan daerah produksi
diidentifikasikan sebagai daerah surplus
dalam kegiatan perdagangan sapi antar
provinsi. Berdasarkan data dari Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian, sentra konsumsi
utama daging sapi di Indonesia sebagian
besar terletak di wilayah barat Indonesia
yaitu di provinsi DKI Jakarta, Banten dan
Jawa Barat. Ketiga provinsi ini pada
periode
2011-2015
mencatat
pemasukan sapi sebanyak 3,3 juta ekor
atau
sebesar
55,6%
dari
total
pemasukan sapi seluruh provinsi di
Indonesia. Perhitungan pemasukan sapi
di sentra konsumsi ini dihitung
berdasarkan data yang ada pada Tabel
1.Selama tahun 2015 jumlah pemasukan
sapi lokal ke Jawa Barat sebesar
350.216 ekor, Banten sebanyak 278.825
ekor dan DKI Jakarta sebanyak 97.894
ekor.
81
No
Pemasukan Sapi
Surplus
2011-2015 (ekor)
(ekor)
2,372 882,353
0 319,378
119 288,186
0 150,178
99,705 131,730
731,829 111,517
3,908
70,654
63,742
10,565
6,808
5,589
0
670
908,483 1,970,820
Sentra Produksi
Jawa Timur
Sulawesi Selatan
NTB
NTT
Lampung
Bali
DI Yogyakarta
Gorontalo
Maluku
Sulawesi Barat
Sentra Konsumsi
DKI Jakarta
Banten
Kalimantan Timur
Kalimantan Barat
Riau
Sumatra Selatan
Jawa Barat
Aceh
Sumatra Utara
Prov. Lainnya
Total Indonesia
82
% Thd
Populasi
4,326,261
1,340,540
1,046,772
902,326
598,740
570,436
322,775
194,593
102,873
85,561
27.92%
8.65%
6.76%
5.82%
3.86%
3.68%
2.08%
1.26%
0.66%
0.55%
2,129
57,156
141,855
158,945
242,205
261,515
447,999
536,930
666,496
3,488,181
15,494,288
0.01%
0.37%
0.92%
1.03%
1.56%
1.69%
2.89%
3.47%
4.30%
22.51%
100.00%
dalam
kondisi
hidup
di
tempat
karantina(Kontan, 2016a).
Selama 4,5 bulan beroperasi sejak
di launching November 2015, Kapal
Ternak KM Camara Nusantara I sudah
melakukan tujuh kali pemberangkatan
dengan rute NTT-Jakarta dengan jumlah
total angkutan sapi sebanyak 2.979 ekor
sapi yang dikirim sebagian besar dikirim
ke Jakarta dan Cirebon dan sebagian lagi
dikirim ke Surabaya.
Tabel 4 Kinerja Angkut Kapal KM Camara
Nusantara I Tahun 2016
No.
Tanggal
1
2
3
4
02/02/2016
16/02/2016
01/03/2016
15/03/2016
Rute
NTT-JKT
NTT-JKT
NTT-JKT
NTT-JKT
Sumber:
Media
(FLPI,2016)
Pasokan Ke Tujuan
Jumlah
angkut Jakarta Cirebon Surabaya
500
300
167
33
500
400
100
0
500
450
50
0
480
413
67
0
Indonesia
(2016b);
Pemerintah
mewajibkan
bagi
perusahaan pengguna kapal ternak untuk
menjual paket daging sapi pada kisaran
paling mahal Rp 90.000,00 per kg. Harga
ini lebih rendah dari harga di pasaran
yang mencapai Rp120.000,00 per kg.
Harga sapi hidup di pelabuhan kupang
sekitar Rp 34.000,00 per kg, dan estimasi
harga sapi di pelabuhan Tanjung Priok Rp
40.000,00 per kg. Selanjutnya dipasarkan
ke konsumen dengan harga Rp85.000Rp90.000 per kg (Harian Terbit, 2016).
PT Berdikari selaku pengguna kapal
ternak pada bulan Februari melakukan
penjualan daging kepada masyarakat
dengan harga Rp 85.000 per kg yang
diselenggarakan di acara car free day
(CFD) di Jakarta dan Bogor.
Berdasarkan
informasi
dari
kementerian
Pertanian,
kapal
pengangkutan sapi dengan kapal ternak
ternak lebih efisien dibandingkan dengan
pengangkutan konvensional dari sisi
waktu, biaya, susut berat sapi, dan
banyaknya
rantai
yang
dilalui
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.
Sebelum ada kapal ternak, dari NTT sapi
diangkut menggunakan kapal kargo atau
kapal penumpang ke Surabaya, lalu
Pemerintah
mengharapkan
dengan
adanya pengangkutan sapi dengan kapal
ternak lambat laun akan membuat harga
daging sapi lebih murah
(Kompas,
2015a). Pada tahun 2016 pemerintah
menambah pesanan dua buah kapal
ternak sehingga total kapal yang telah
dipesan sebanyak 7 buah kapal ternak
dengan harga per unitnya mencapai Rp
60 miliar.
Sampai dengan bulan April 2016,
fasilitas kapal ternak belum bisa
membawa efek apapun terhadap harga
daging sapi di Jakarta. Berdasarkan
survei harga komoditas yang dirilis
Kementerian Perdagangan per 11 April
2016, harga daging sapi di Jakarta Masih
stabil tinggi pada tingkat Rp 112.273 per
kg.Hal ini terjadi karena kebutuhan sapi di
Jabodetabek mencapai rata-rata 500 ekor
perhari. Jika kapal ternak hanya bisa
mengangkut 1000 ekor dalam sebulan,
maka jumlah tersebut hanya setara
kebutuhan dua hari saja (Kontan, 2016b)
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Makro.
Seminar
Nasional
Pengembangan Sapi Bali Berkelanjutan
Dalam Sistem Peternakan Rakyat.
Harian Terbit. 2016. Mentan: Harga Daging
Rp 85 Ribu per Kg. Bisnis, 22 Februari.
Ilham, Nyak, dan Yusmichad Yusdja. 2004.
Sistem Transportasi Perdagangan
Ternak Sapi dan Implikasi Kebijakan di
Indonesia. Analisis Kebijakan
Pertanian 37-53.
Kementan. 2013. Statistik Peternakan dan
Kesehatan Hewan 2013. Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian RI.
Kompas. 2016. "Efektivitas Kapal Ternak Beri
Harapan Baru." Ekonomi, Februari 10.
Kompas. 2015a. Harga Sapi Lebih Rendah.
Ekonomi, 12 Desember.
Kompas. 2015b. Menata Struktur Pasar.
Rubrik Ekonomi, 8 Desember.
Kontan. 2016a. "Berdikari Siap Memborong
250 Ekor Sapi asal NTT dan NTB."
Industri, Februari 11.
Kontan. 2016b. Sapi NTT Tak Mampu Tekan
Harga Daging. Rubrik Peternakan, 12
April.
Media Indonesia. 2016a. Pengiriman Sapi
Belum Berjalan. Pangan, 25 Januari.
Media Indonesia. 2016b. Distribusi Pangan
akan Diubah. Rubrik Ekonomi, 10
Februari.
Trobos. 2016. Agri Ternak. Januari 1. Diakses
Mei 22, 2016.
http://www.trobos.com/detailberita/2016/01/01/8/6965/pelayaranperdana-kapal-khususternak.
World Bank. 2013. State of Logistics
Indonesia
2013.
85