Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah Landasan dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


Dosen Pengampu:
Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd

Oleh:
Ilma Fitriya Hidayati

(1602855)

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016

UJIAN TENGAH SEMESTER


Nama

: Ilma Fitriya Hidayati

Mata Kuliah : Landasan dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum


Dosen
1

: Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd.


Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan
aspek kehidupan manusia, karena pendidikan berpengaruh langsung
terhadap perkembangan pribadi manusia dari lahir hingga dewasa.
Pendidikan, juga menentukan model manusia seperti apa yang akan
dihasilkan. Karena itu kurikulum
memiliki kedudukan yang cukup

sebagai rancangan pendidikan


sentral dalam seluruh kegiatan

pendidikan, dan turut serta menentukan proses pelaksanaan dan hasil


pendidikan.
Kemukakan pendapat atau komentar Anda tentang hal di atas !
Jawab.
Benar sekali adanya jika dikatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam keseluruhan kehidupan manusia, sebab pendidikan berpengaruh
langsung terhadap perkembangan pribadi manusia dari lahir hingga dewasa. Manusia
dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kapanpun dan
dimanapun manusia berada pasti membutuhkan pendidikan, karena pada dasarnya
fungsi utama dari pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia dalam artian
pendidikan berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan yang
ada dalam diri manusia menuju arah yang lebih baik. Begitupun sebaliknya,
pendidikan tidak akan berjalan apabila tidak ada manusia, baik itu manusia yang
menjalankan pross pendidikan ataupun manusia yang akan dididik.

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
Dalam kehidupan, kepribadian individu terus berkembang sejak dia dilahirkan
sampat meninggal dunia. Banyak hal yang dapat berpengaruh terhadap proses
perkembangannya. Mappiare (1982) mengakatakan bahwa kepribadian seseorang
terbentuk berdasarkan tiga faktor, yakni (1) pembawaan (hereditas), merupakan
segala sesuatu yang merupakan pembawaan dari lahir baik itu yang bersifat kejiwaan
ataupun keturunan, (2) lingkungan, segala sesuatu yang berada disekitar individu baik
itu berupa interaksi sosial atau keadaan alam seperti geografis dan klimatologis, dan
(3) citra diri (self concept), yaitu kehidupan kejiwaan yang terdiri dari perasaan sikap
pandang, penilaian, dan anggapan yang keseluruhannya dapat berpengaruh terhadap
keputusan tindakan sehari-hari.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, demi menentukan model seperti apa
manusia akan tercipta, disinilah terdapat peran pendidikan yang sangat sentral.
Mengutip ungkapan dari John Dewey bahwa education is growth, development, life.
Arinya pendidikan adalah tumbuh, berkembang, dan hidup. Pendidikan berlangsung
selama kehidupan individu mulai dari dilahirkan sampai kematiannya. Hal ini berarti
bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan kehidupan dan
pengalaman selama hidup yang berlangsung secara terus-menerus. Oleh karena itu,
pendidikan dapat menentukan model manusia seperti apa yang akan tercipta. Disini
juga pendidikan memiliki peran yang sangat sentral, dimana kurikulum sebagai
komponen penting dalam pendidikan dirancang sedemikian rupa guna mencapai
tujuan pendidikan yakni mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Karena
apabila kita melihat kurikulum sebagai konsepnya ialah, suatu kurikulum merupakan
rencana kegiatan belajar bagi pelajar di sekolah, atau sebagai perangkat untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai yang tertera dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
Jadi, pada hakikatnya pendidikan merupakan salah satu upaya dalam
membentuk jati diri individu melalui kurikulum yang dirancang sedemikian rupa
sesuai dengan kebutuhan individu atau peserta didik yang dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan pendidikannya, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai
sepenuhnya.
2

Dalam konteks pengembangan kurikulum, ada dua bidang Psikologi


yang mendasari pengembangan kurikulum tersebut, yakni Psikologi
Perkembangan dan Psikologi Belajar. Kaduanya diperlukan untuk
merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, serta memilih
metode dan teknik penilaian.
Jelaskan apa maknanya kedua bidang psikologi tersebut ?
Jawab.

a. Psikologi Perkembangan
Dalam Nasution (2012) dijelaskan bahwa psikologi perkembangan merupakan
teori yang membahas perkembangan manusia mulai saat masa konsepsi yaitu masa
pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan manusia tumbuh dewasa dan
pada akhirnya akan meninggal. Terdapat beberapa studi yang mempelajari tentang
psikologi perkembangan ini, studi tersebut bersifat longitudinal, cross sectional,
psikoanalitik, sosiologik atau studi kasus. Studilongitudinal dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap individu kemudian dilakukan kegiatan menghimpun
segala informasi yang diperoleh tentang individu tersebut sepanjang masa
perkembangannya, dari lahir sampai dengan dewasa. Studi cross sectional
mempelajari individu yang jumlahnya sangat banyak dengan mencatat ciri-ciri fisik
dan mental, pola-pola perkembangan dan kemampuan serta perilaku yang tampak
dari masing-masing individu. Studi psikoanalitik merupakan studi dengan
mempelajari individu-individu pada masa sebelumnya, terutama pada masa kanakkanak. Sedangkan studi sosiologik merupakan metode dengan mempelajari

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
perkembangan anak dilihat dari tuntutan akan tugas-tugas perkembangan yang harus
dilaluinya. Dan studi kasus dilakukan dengan mempelajari kasus-kasus tertentu yang
terjadi pada individu.
b. Psikologi Belajar
Hamalik (2008) menjelaskan bahwa psikologi belajar merupakan teori yang
membahas tentang segala hal permasalahan belajar dan sifat-sifat belajar. Belajar
sendiri merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh semua individu mulai dari
bentuk sederhana sampai bentuk komplek dengan tujuan dapat memberi perubahan
terhadap diri individu. Dalam psikologi belajar terdapat beberapa teori tentag konsep
belajar, diantaranya, yaitu (1) psikologi daya, dengan pandangan bahwa dalam diri
individu dapat suatu daya yang harus dilatih agar berfungsi dengan baik seperti
berpikir dan mengingat, (2) teori mental state, menekankan kepada materi atau bahan
yang akan dipelajari artinya bahwa teori ini menanamkan bahan pelajaran sebanyakbanyaknya yang memiliki etika dan nilai-nilai baik, (3) psikologi behaviorisme,
memiliki pandangan bahwa manusia tidak dapat diamati, yang dapat diamati adalah
perilaku jasmani, perilaku tersebut menjelaskan segala sesuatu tentang jiwa manusia,
(4) teori koneksionisme, teori ini berkembang dengan dasar teori behaviorisme, yang
memiliki doktrin pokok yaitu hubungan antara stimulus dan respon, (5) psikologi
Gestalt, berpandangan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan dengan kesatuan
yang utuh dan memberikan pelajaran yang bermakna, implikasinya dalam kurikulum
yaitu menjadikan dasar penyusunan yang terintegrasi dan terpadu.
3

Dalam landasan sosial kurikulum, sekolah adalah satu-satunya institusi


yang utama untuk kepentingan pendidikan dan untuk membentuk sikap
sosial kemasyarakatan. Sekolah secara terus menerus akan memegang
peranan penting dalam masyarakat teknologi, masyarakat industri, dan
masyarakat informasi. Secara tidak langsung, para pekerja kurikulum
dalam menentukan isi, pengalaman, dan lingkungan pendidikan,

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
merupakan kunci penting dalam menentukan dan mensosialkan peserta
didik ke arah itu.
Bagaimana komanter Anda tentang hal tersebut ?
Jawab.
Pada dasarnya, peserta didik merupakan individu yang berasal dari masyarakat
dan pada akhirnya akan kembali pada kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,
sekolah merupakan lembaga yang hendaknya mampu menciptakan peserta didik yang
dapat menjalani kehidupannya sebagai bagian dari masyarakat. Segala program
pendidikan yang dikembangkan, haruslah berdasarkan kepada nilai, masalah,
kebutuhan, serta tantangan yang ada dalam masyarakat sekitarnya.

Akan tetapi

kurang tepat jika sekolah adalah satu-satunya institusi yang utama untuk kepentingan
pendidikan dan untuk membentuk sikap sosial kemasyarakatan, kenapa demikian?
Sebab, pada dasarnya pembelajaran pertama kali diterima dan dialami oleh individu
adalah berasal dari lingkungan keluarga, pembelajaran ini dimulai ketika individu
dilahirkan sampai dengan meninggalkan dunia, pembelajaran ini biasa kita sebut
dengan pedidikan informal.
Orang tua dan anggota keluarga lainnya memiliki peran utama dan sangat
penting dalam pendidikan anak. Selain itu juga keluarga merupakan sebuah wahana
bagi anak untuk didik, diasuh, dan dibimbing dalam kegiatan sosialnya serta dalam
mengembangkan kemampuan diri agar dapat menjalankan fungsinya dalam
masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan guna tercapainya keluarga dan
masyarakat yang sejahtera. Kemudian selanjutnya, pendidikan anak diperoleh di
lingkungan masyarakat secara langsung dan juga diperoleh di lingkungan sekolah
yang menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada di
masyarakat.
Secara tidak langsung, pendidikan anak yang diperoleh disekolah dipengaruhi
oleh kurikulum yang menjadi kunci dalam tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum
bukan satu-satunya penentu keberhasilan, melainkan seluruh pemangku pendidikan

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
pun memiliki peranan yang sangat penting dalam menggerakakkan kurikulum yang
telah dirancang, sehingga kurikulum dapat diimplementasikan secara optimal dan
tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
4

Kurikulum harus secara tegas menyikapi bahwa siswa atau peserta didik
bukan belajar untuk kepentingan mata pelajaran, tetapi mata pelajaran
untuk

medium

mengembangan

kepribadian

siswa.

Karena

itu

pendekatan tentang banyaknya materi yang harus dipelajari, diganti


dengan pendekatan cara belajar sesuai dengan pernyataan it is not
matter how much you have learned but a matter of how you learn it.
Apa makna ungkapan tersebut di atas ? Jelaskan dengan singkat !
Jawab.
Melihat dari makna it is not matter how much you have learned but a matter
of how you learn it, yang artinya bukan masalah seberapa banyak yang kau pelajari
tapi masalahnya ialah bagaimana kamu mempelajarinya. Maknanya adalah bahwa
pendidikan bukan hanya melulu tentang transfer pengetahuan saja, melainkan
terdapat nilai-nilai yang harus diajarkan dan ditanamkan kepada anak melalui
pembelajaran yang kondusif sehingga mendorong anak untuk terus belajar dan
menerapkannya dalam kehidupan. Para pendidik hendaknya memahami kondisi
pribadi peserta didik, pembelajaran disesuaikan dengan kemampuannya, metode yang
digunakan sesuai dengan karakteristik individu, serta pembelajaran dilakukan
berdasarkan kebutuhn peserta didik. Jika demikian, maka proses pembelajaran yang
dilaksanakan lebih bermakna bagi peserta didik yang nantinya dapat dijadikan bekal
dalam kehidupan pribadinya pada masa saat ini ataupun dimasa yang akan datang.
5

Dalam Pengembangan Kurikulum ada beberapa

model

konsep

kurikulum yang setiap modelnya memiliki karakteristik tertentu, di


antaranya adalah model subject academic curriculum; model humanistic

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
curriculum;

model technological/competence based

curriculum;

dan

model social reconstruction curriculum.


Jelaskan dengan singkat model mana yang lebih tepat (cocok) untuk
dapat diterapkan di Indonesia saat ini? Beri alasan seperlunya !
Jawab.
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa model yang dapat
diterapkan. Masing-masing model tersebut memiliki karakteritik yang berbeda-beda.
Model-model pengembangan kurikulum yang diklasiifikasikan oleh McNeil,
Syaodih, dan Hamalik tersebut diantaranya: (1) model subject academic curriculum,
model kurikulum ini menekankan bahwa keberhasilah peserta didik ditentukan oleh
pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena itu kurikulum ini dikembangkan hanya
berdasarkan isi atau materi pelajaran yang harus diketahui oleh peserta didik.
Kelemahannya adalah tidak memberikan perhatian kepada aspek lain yang harus
dimiliki peserta didik, serta tidak memperhatikan perkembangan zaman yang semakin
kompleks sehingga tidak dapat menjawab berbagai permasalahan yang terus-menerus
timbul, (2) model humanistic curriculum, merupakan kurikulum yang disusun dengan
menekankan kepada pembelajaran disusun guna memberikan pengalaman kepada
peserta didik yang sangat berperan bagi perkembangan individunya. Dalam
kurikulum ini guru dituntut untuk dapat membangun hubungan emosional dengan
peserta didik agar dapat membantu perkembangan individunya, dan sedangkan
peserta didik diajarkan melalui pembelajaran penuh makna, (3) model technological/
competence

based curriculum,

kurikulum ini lebih memfokuskan kepada

pengembangan kemampuan atau penguasaan kompetensi dalam bidang-bidang


praktis tertentu. Kompetensi merupakan perbuatan atau perilaku yang menunjukkan
kecakapan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan standar suatu pekerjaan atau
profesi, dan (4) model social reconstruction curriculum, kurikulum ini sangat
memperhatikan hubungan kurikuum dengan sosial masyarakat, tujuannya adalah
untuk menyiapkan peserta didik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
manusia dan kemanusiaan. Dalam kurikulum ini guru dituntut untuk menghubungkan
peserta didik dengan tujuan lokal, nasional ataupun internasional, sedangkan peserta
didik dituntuk untuk dapat menemukan dan menyelesaikan permasalahan yang ada di
masyarakat.
Seluruh model kurikulum yang ada, merupakan kurikulum yang sangat baik
pada masanya, masing-masing kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan. Model
mana yang cocok untuk Indonesia pada saat ini? Menurut saya yang cocok saat ini
adalah kurikulum rekonstruksi sosial. Melihat kondisi masyarakat yang kebanyakan
belum mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dialami dalam
kehidupannya, sehingga kurikulum yang dikembangkan haruslah disesuaikan dengan
permasalahn yang timbul dikalangan masyarakat.
Daftar Referensi
Hamalik, Oemar. (2011). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
McNeil, J. D. (2006). Contemporary Curriculumin Though and Action Sixth Edition.
Indianapolis: Wiley Jossey-Bass Education.
Nasution, S. 2012. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai