pada luka tersebut lalu menyuruh anak mengatupkan mulutnya. Peganglah gigi pada
mahkota gigi, jangan pada akarnya (karena hal tersebut akan merusak sel-sel yang diperlukan
untuk menempelnya gigi ke tulang) kemudian cuci gigi dengan kucuran air bersih tetapi
jangan di gosok. Selanjutnya masukan gigi pada mulut di antara pipi dan gusi untuk menjaga
tetap lembab atau bila memungkinkan bungkus dengan kasa bersih dan masukan ke dalam
wadah yang di isi susu. Selama gigi terlepas, gigi harus selalu berada dalam keadaan yang
lembab. Simpanlah gigi dalam kassa steril yang sudah dibasahi NaOCl fisiologis 0,9%, dalam
susu murni, atau dengan menggunakan saliva sendiri. Namun, bukanlah dengan cara
direndam, tetapi dimasukkan segera ke dalam mulut yang penuh dengan saliva.
Selama penanganan gigi yang avulsi sebaiknya dihindari memegang bagian akar gigi. Setelah
gigi direplantasi, fiksasi gigi tersebut selama 3-8 minggu. Periksa vitalitas gigi secara berkala
(tiap satu minggu), apabila gigi menjadi non vital maka harus segera dilakukan perawatan
endodontik.
Keberhasilan
replantasi sangat berhubungan dengan lamanya waktu gigi di luar mulut dan kondisi
ekstraoral sebelum replantasi. Apabila replantasi yang segera tidak dapat dilakukan, gigi
dapat disimpan di dalam suatu media penyimpanan yang sederhana seperti saliva, larutan
saline, dan air susu murni. Jika ada bisa bertemu dokter gigi dalam waktu jam
prognosisnya akan baik, jika lebih dr itu, maka keberhasilan replantasi akan berkurang antara
80- 60 %. Golden periode untuk melakukan replantasi gigi adalah 2 jam setelah gigi tersebut
terlepas. Apabila gigi direplantasi lebih dari 2 jam, kemungkinan gigi akan menjadi non vital
sehingga gigi tersebut perlu dilakukan perawatan endodontik setelah difiksi. Sesegera
mungkin menghubungi dokter gigi terdekat untuk dilakukan penanaman kembali (replanted)
dan splinting (fiksasi gigi).