Anda di halaman 1dari 3

SIARAN PERS

1,7 JUTA PENERIMA KIS-PBI TIDAK BERHAK LAGI


MENDAPAT BANTUAN IURAN DI TAHUN 2016

BPJS Kesehatan Membentuk Pos Pemantauan dan


Penanganan Pengaduan Distribusi KIS-PBI

Jakarta (07/01/2016) : Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah tanda


kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang komprehensif pada
fasilitas kesehatan melalui mekanisme sistem rujukan berjenjang
dan atas indikasi medis. KIS diterbitkan oleh BPJS Kesehatan
untuk seluruh peserta jaminan kesehatan termasuk Penerima
Bantuan Iuran (PBI). KIS yang diterbitkan oleh BPJS Kesehatan
terbagi menjadi dua jenis kepesertaan. Pertama, kelompok
masyarakat yang wajib mendaftar dan membayar iuran, baik
membayar sendiri (mandiri), ataupun berkontribusi bersama
pemberi kerjanya (segmen buruh atau pekerja). Kedua, kelompok
masyarakat miskin dan tidak mampu yang didaftarkan oleh
pemerintah dan iurannya dibayari oleh pemerintah (segmen
Penerima Bantuan iuran atau PBI). Untuk Kartu lainnya seperti
Kartu Eks Askes, Eks Jamkesmas, KJS, Kartu JKN BPJS
Kesehatan, masih tetap berlaku sesuai ketentuan sepanjang
belum diganti dengan KIS.

Tahun 2015, jumlah peserta KIS-PBI adalah 86,4 juta jiwa,


sedangkan di tahun 2016 dari 86,4 juta jiwa yang terdata di tahun
2015 terdapat 1,754 juta yang tidak lagi berhak mendapatkan
bantuan iuran di tahun 2016 berdasarkan SK Menteri Sosial
Nomor 170/HUK/2015. Terkait dengan hal tersebut, masyarakat
yang namanya sudah tidak ada dalam data PBI tersebut dan
sudah dinon-aktifkan dalam masterfile BPJS Kesehatan agar
mengetahui melalui siaran pers ini. Selanjutnya masyarakat yang
namanya sudah dinon-aktifkan sebagai peserta KIS-PBI dihimbau
untuk menjadi peserta JKN-KIS non-PBI dengan mendaftarkan
diri ke kantor BPJS Kesehatan setempat dan membayar iuran
secara rutin setiap bulannya. Mengingat kepesertaan JKN-KIS
bersifat wajib, kartu tanda kepesertaan KIS yang sudah diterima
agar disimpan karena dapat digunakan kembali setelah
mendaftar sebagai peserta JKN-KIS non-PBI.

Untuk memastikan kelengkapan informasi lebih lanjut, BPJS


Kesehatan sudah membentuk Posko Pemantauan dan
Penanganan Pengaduan Distribusi KIS-PBI baik di tingkat Kantor
Pusat, Kantor Divisi Regional, Kantor Cabang dan Kantor
Layanan Operasional Kabupaten/Kota (KLOK). Untuk hotline
yang dapat dihubungi di tingkat Kantor Pusat : 08119104999
(Hangga dan Vonica) dan atau dikirim melalui alamat e-mail
pengaduan lapor.pusat@bpjs-kesehatan.go.id. Saat ini, seluruh
Kantor Divisi Regional dan Kantor Cabang BPJS Kesehatan telah
menyediakan hotline dengan nomor sebagaimana dapat dilihat
pada website www.bpjs-kesehatan.go.id.

Posko Pemantauan dan Penanganan Pengaduan Distribusi KISPBI ini juga berfungsi untuk memantau distribusi KIS-PBI yang
sudah 100% diserahkan BPJS Kesehatan ke pihak ke-3 (PT
Pos/TIKI/JNE/Mitra BPJS Kesehatan) untuk memastikan apakah
KIS-PBI tersebut sudah sampai atau belum ke peserta eksJamkesmas sesuai dengan data masterfile peserta yang
2

didaftarkan Kementerian Kesehatan kepada BPJS Kesehatan di


tahun 2015, yang datanya ditetapkan oleh Kementerian Sosial
sebagaimana diatur dalam PP Nomor 101 Tahun 2012 yang
sudah diperbaharui melalui PP Nomor 76 Tahun 2015 tentang
Penerima Bantuan Iuran. Posko ini juga menampung pengaduan
tentang distribusi KIS-PBI yang berpotensi masalah antara lain
(1) peserta pindah domisili (2) peserta sudah meninggal dunia
dan (3) peserta yang sudah tidak miskin lagi, serta permasalahan
distribusi lainnya.

-Selesai-

Informasi lebih lanjut hubungi:

Departemen Komunikasi dan Hubungan Masyarakat


BPJS Kesehatan Kantor Pusat
+62 21 424 6063
humas@bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai