Anda di halaman 1dari 27

6.

Aspek Keuangan / Finansial


Aspek keuangan merupakan aspek yang sangat primer dan penting untuk
dipertimbangkan oleh perusahaan. Adapun analisis yang dilakukan oleh PT
DOUZE OPTIMUS sebagai berikut.
6.1 Pengumpulan Data
Kebutuhan dana ini meliputi biaya investasi, biaya operasional, dan
depresiasi.
Direct
1. Tenaga Kerja Langsung (Operator)
2. Bahan Baku (Biji Kakao)

Indirect
1. Tenaga Kerja Tidak Langsung
(Terlampir pada Biaya Tenaga Kerja
Tidak Langsung)
2. Bahan Baku Tidak Langsung

6.1.1 Biaya Investasi


Biaya investasi ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
manfaat yang tidak hilang selama kurang lebih satu tahun (Mulyadi, 2005).
A. Biaya Persiapan Lokasi
1. Biaya Pembebasan Lahan
Tabel 1. Biaya Pembebasan Lahan

Biaya pembebasan tanah

= Luas total keseluruhan x harga per m2


= 1359,3513 m2 x Rp200.000
= Rp271.870.260

2. Biaya Pendahuluan Pengerjaan Proyek


Biaya ini dibutuhkan untuk melakukan survey, perizinan, dan sebagainya
yang berkaitan dengan kegiatan sebelum proyek dikerjakan.
Tabel 2. Biaya Pendahuluan Pengerjaan Proyek

B. Biaya Pengerjaan Sipil


Biaya pengerjaan sipil untuk bangunan = Luas Bangunan x Biaya
= 1359,3513 m2 x Rp3.997.000
= Rp5.433.327.146
C. Investasi Mesin dan Peralatan
PT Douze Optimus menjabarkan investasi mesin dan peralatan berdasarkan
stasiun kerja mandiri yang ada. Investasi mesin dan peralatan ini digunakan
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Tabel 3. Investasi Mesin dan Peralatan

D. Biaya Instalasi Listrik, Air, Telepon, dan Internet


Berikut ini adalah estimasi dari biaya instalasi listrik, air, telepon, serta
internet yang akan dibayarkan oleh PT Douze Optimus.
Tabel 4. Biaya Instalasi Listrik, Air, Telepon, dan Internet

Tabel 5. Biaya Instalasi Listrik, Air, Telepon, dan Internet (Lanjutan)

E. Investasi Kendaraan Operasional


PT Douze Optimus hanya memiliki satu jenis kendaraan yang terlibat dalam
melancarkan kegiatan produksi.
Tabel 6. Biaya Instalasi Listrik, Air, Telepon, dan Internet

F. Biaya Perlengkapan Kantor


Adapun perlengkapan kantor yang dimiliki oleh PT Douze Optimus dapat
diuraikan sebagai berikut.
Tabel 7. Biaya Perlengkapan Kantor

6.1.2 Biaya Operasional


Biaya operasional merupakan biaya yang digunakan oleh PT Douze
Optimus untuk melakukan kegiatan produksi secara langsung.
A. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi Chocolate DOptimus
terdiri dari 4 jenis untuk setiap varian rasa.
Tabel 8. Biaya Bahan Baku Dark Chocolate

Tabel 9. Biaya Bahan Baku White Chocolate

Tabel 10. Biaya Bahan Baku Gold Chocolate

Tabel 11. Biaya Bahan Baku Choco-strawberry

B. Biaya Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja dibedakan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan tidak
langsung.
Tabel 12. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tabel 13. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

C. Biaya Iklan dan Promosi


Biaya iklan dan promosi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
mendukung kelangsungan kegiatan perusahaan agar produk yang dihasilkan
lebih mudah dan cepat sampai di tangan konsumen.
Tabel 14. Biaya Iklan dan Promosi

D. Biaya Reparasi dan Perawatan Aktiva Tetap


Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk melakukan perawatan, perbaikan,
dan pemeliharaan agar aset, fasilitas, dan perlengkapan produksi tetap
bertahan lama dan tidak cepat rusak.
Tabel 15. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Tetap

E. Biaya Penggunaan Utilitas


Tabel 16. Biaya Penggunaan Utilitas

F. Biaya Penjualan dan Distribusi


Tabel 17. Biaya Penjualan dan Distribusi

6.1.3 Depresiasi
Depresiasi dihitung untuk melihat berapa besar pengurangan nilai yang
dimiliki oleh aset-aset perusahaan akibat dipakai dalam proses produksi.
Tabel 18. Depresiasi

6.1.4 Pajak Penghasilan


Pajak penghasilan yang diperoleh merupakan aturan tarif pajak penghasilan
pada Pasal 17 (http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-tarif-pph-pasal-17)
dilansir pada 10 Maret 2016 21:36 WIB). Berikut adalah tarif pajak penghasilan
per tahun berikut.
Tabel 19. Pajak Penghasilan

6.1.5 Suku Bunga dan Inflasi


Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan bank yang menjadi referensi
untuk mencari nilai suku bunga dan inflasi untuk satu tahun terakhir. Berikut
adalah uraian suku bungan dan tingkat inflasi BNI.
Tabel 20. Suku Bunga dan Inflasi

6.1.6 Sumber Dana


Persentase sumber dana yang dipertimbangkan oleh PT Douze Optimus
adalah sebagai berikut :
Tabel 21. Sumber Dana

6.2 Pengolahan Data


Kebutuhan dana ini merupakan biaya yang dibutuhkan dalam persiapan dan
pendirian pabrik yang didirikan. Berikut adalah biaya yang diperhitungkan untuk
kebutuhan dana.
6.2.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC
Metode Activity Based Costing (ABC) adalah metode yang digunakan untuk
menentukan harga pokok produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
menghasilkan barang yang mana barang tersebut dapat dijual.
A. Dark Chocolate

HPP Total

= Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + Biaya


administrasi + Biaya reparasi dan pemeliharaan
= Rp6.115.018.046,31 + Rp29.920.000 + Rp31.000 +
Rp24.000 + Rp2.165.968
= Rp6.147.159.014

HPP per Unit = HPP Total / Unit Produksi


= Rp6.147.159.014 / 380259 Unit
= Rp16.166 / unit
B. White Chocolate
HPP Total
= Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + Biaya
administrasi + Biaya reparasi dan pemeliharaan
= Rp3.536.859.914,99 + Rp29.920.000 + Rp31.000 +
Rp24.000 + Rp2.165.968
= Rp3.569.000.883
HPP per Unit = HPP Total / Unit Produksi
= Rp3.569.000.883 / 380259Unit
= Rp9.386 / unit
C. Gold Chocolate
HPP Total
= Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + Biaya
administrasi + Biaya reparasi dan pemeliharaan
= Rp1.103.510.489 + Rp29.920.000 + Rp31.000 +
Rp24.000 + Rp2.165.968
= Rp1.135.651.457
HPP per Unit = HPP Total / Unit Produksi
= Rp1.135.651.457 / 253506 Unit
= Rp4.480 / unit
D. Choco-strawberry
HPP Total
= Biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + Biaya
administrasi + Biaya reparasi dan pemeliharaan
= Rp1.103.177.635,46 + Rp29.920.000 + Rp31.000 +
Rp24.000 + Rp2.165.968
= Rp1.135.318.603

HPP per Unit = HPP Total / Unit Produksi


= Rp1.135.318.603 / 253506 Unit
= Rp4.478 / unit
6.2.2 Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan ini merupakan harga yang ditetapkan oleh
perusahaan dalam menjual produk ke masyarakat. Dalam hal ini, PT Douze
Optimus menetapkan keuntungan sebesar 30%.
A. Dark Chocolate
Harga Pokok Penjualan = (Harga Pokok Produksi / Jumlah Unit Produksi)
x (1+%keuntungan)
= (Rp6.147.159.014 / 380259 unit) x (1+30%)
= Rp21.015 per unit
B. White Chocolate
Harga Pokok Penjualan = (Harga Pokok Produksi / Jumlah Unit Produksi)
x (1+%keuntungan)
= (Rp3.569.000.883 / 380259 unit) x (1+30%)
= Rp12.201 per unit
C. Gold Chocolate
Harga Pokok Penjualan = (Harga Pokok Produksi / Jumlah Unit Produksi)
x (1+%keuntungan)
= (Rp1.135.651.457 / 253506 unit) x (1+30%)
= Rp5.824 per unit
D. Choco-strawberry
Harga Pokok Penjualan = (Harga Pokok Produksi / Jumlah Unit Produksi)
x (1+%keuntungan)
= (Rp1.135.318.603 / 253506 unit) x (1+30%)
= Rp5.822 per unit
6.2.3 Perhitungan Break Even Point (BEP)
BEP merupakan titik impas yang menunjukkan kondisi perusahaan yang
tidak mendapat untung atau rugi.
A. Fixed Cost
Fixed Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tanpa melihat
banyaknya produksi yang dilakukan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT
Douze Optimus untuk semua tipe produk Chocolate DOptimus adalah :
Tabel 22. Fixed Cost

B. Dark Chocolate
Total biaya variabel yang dikeluarkan PT Douze Optimus adalah :
Tabel 23. Total Variable Cost

Tabel 24. FC, TVC, TC dan Income Dark Chocolate

Fixed Cost (FC) = Rp34.506.989


BEP

= FC / (Harga Pokok Penjualan VC) x 1 Unit


= Rp34.506.989 / (Rp21.015 Rp16.081,56) x 1 Unit
= 6994 unit

Gambar 6.1 Kurva BEP Dark Chocolate


C. White Chocolate
Total biaya variabel yang dikeluarkan PT Douze Optimus adalah :
Tabel 25. Total Variable Cost

Tabel 26. FC, TVC, TC dan Income White Chocolate

Fixed Cost (FC) = Rp34.506.989


BEP

= FC / (Harga Pokok Penjualan VC) x 1 Unit


= Rp34.506.989 / (Rp12.201 Rp9.301,56) x 1 Unit
= 11900 unit

Gambar 6.2 Kurva BEP White Chocolate


D. Gold Chocolate
Total biaya variabel yang dikeluarkan PT Douze Optimus adalah :
Tabel 27. Total Variable Cost

Tabel 28. FC, TVC, TC dan Income Gold Chocolate

Fixed Cost (FC) = Rp34.506.989


BEP

= FC / (Harga Pokok Penjualan VC) x 1 Unit


= Rp34.506.989 / (Rp5.824 Rp4.353,56) x 1 Unit
= 23472 unit

Gambar 6.3 Kurva BEP Gold Chocolate


E. Choco-strawberry Chocolate
Total biaya variabel yang dikeluarkan PT Douze Optimus adalah :
Tabel 29. Total Variable Cost

Tabel 30. FC, TVC, TC dan Income Choco-strawberry

Fixed Cost (FC) = Rp34.506.989


BEP

= FC / (Harga Pokok Penjualan VC) x 1 Unit


= Rp34.506.989 / (Rp5.822 Rp4.352,24) x 1 Unit
= 23478 unit

Gambar 6.4 Kurva BEP Choco-strawberry


6.2.4 Perhitungan Laba Rugi
Laba rugi dihitung untuk melihat seberapa besar keuntungan atau kerugian
yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk.
A. Dark Chocolate
Laba Rugi
= Penerimaan Total Pengeluaran
= (380259 x Harga Pokok Penjualan) - HPP
= (585 unit x Rp21.015 per unit) Rp6.147.159.014
= Rp1.844.147.704
B. White Chocolate
Laba Rugi
= Penerimaan Total Pengeluaran
= (380259 x Harga Pokok Penjualan) - HPP
= (585 unit x Rp12.201 per unit) Rp3.569.000.883
= Rp1.070.700.265
C. Gold Chocolate
Laba Rugi
= Penerimaan Total Pengeluaran
= (253506 x Harga Pokok Penjualan) - HPP
= (253506 unit x Rp5.824 per unit) Rp1.135.651.457
= Rp340.695.437
D. Choco-strawberry
Laba Rugi
= Penerimaan Total Pengeluaran
= (253506 x Harga Pokok Penjualan) - HPP
= (253506 unit x Rp5.822 per unit) Rp1.135.318.603
= Rp340.595.581

6.2.5 Rekapitulasi Biaya Investasi

Berdasarkan uraian biaya investasi yang telah ditampilkan di atas, dapat


diketahui total biaya investasi yang dikeluarkan oleh PT DOUZE OPTIMUS
adalah sebagai berikut.
Tabel 31. Rekapitulasi Total Biaya Investasi

6.2.6 Rekapitulasi Biaya Operasional


Berikut adalah rekapitulasi biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh
PT DOUZE OPTIMUS.
Tabel 32. Rekapitulasi Total Biaya Operasional

6.2.7 Estimasi Sales Revenue


Estimasi sales revenue ini merupakan perhitungan untuk memprediksi
berapa besar pendapatan dari penjualan produk selama periode investasi. Dalam
hal ini PT DOUZE OPTIMUS melakukan investasi selama 10 tahun, mulai dari
tahun 2017 hingga 2026. Berikut adalah perhitungan estimasi sales revenue yang
telah diuraikan.
Tingkat Pertumbuhan (t)

= 0,04%

Tingkat Kenaikan Harga (s) = 2%


Tabel 33. Sales Revenue

Tabel 33. Sales Revenue (Lanjutan)

Tabel 33. Sales Revenue (Lanjutan)

Tabel 33. Sales Revenue (Lanjutan)

Tabel 33. Sales Revenue (Lanjutan)

Tabel 33. Sales Revenue (Lanjutan)

Tahun 2017
Permintaan

Dark Chocolate = (4563112 unit + (4563112 unit * 0,04%)) = 4564936 unit


White Chocolate = (4563112 unit + (4563112 unit * 0,04%)) = 4564936 unit
Gold Chocolate = (3042074 unit + (3042074 unit * 0,04%)) = 3043291 unit
Choco-strawberry = (3042074 unit + (3042074 unit * 0,04%)) = 3043291 unit
Harga produk :
Dark Chocolate = (Rp21.015 + (Rp21.015 * 2%)) = Rp21.435
White Chocolate = (Rp12.201 + (Rp12.201 * 2%)) = Rp12.445
Gold Chocolate = (Rp5.824 + (Rp5.824 * 2%)) = Rp5.940
Choco-strawberry = (Rp5.822 + (Rp5.822 * 2%)) = Rp5.938
6.2.8 Sumber Dana dan Pembayaran Pinjaman
Sumber dana yang dimiliki oleh PT DOUZE OPTIMUS berasal dari
pinjaman bank dan modal sendiri berikut adalah penjelasan dari sumber dana PT
DOUZE OPTIMUS.
A. Sumber Dana
Pinjaman bank = 70% x (total biaya investasi + total biaya operasional)
= 70% x (Rp6.100.907.906 + Rp143.613.989.159)
= Rp104.800.427.945
Modal sendiri = 30% x (total biaya investasi + total biaya operasional)
= 30% x (Rp6.100.907.906 + Rp143.613.989.159)
= Rp44.914.469.119

B. Pembayaran Pinjaman
Berikut adalah uraian pembayaran pinjaman yang dilakukan oleh PT
DOUZE OPTIMUS setiap tahun.
Tabel 34. Pembayaran Pinjaman

Tahun ke-1
Bunga akhir tahun ke-1 = %bunga pinjaman bank x jumlah pinjaman akhir tahun
= 10,5% x Rp104.800.427.945
= Rp11.004.044.934
Jumlah pinjaman + bunga akhir tahun = Rp104.800.427.945 + Rp11.004.044.934
= Rp115.804.472.880
1

Pi

Pembayaran pada tiap akhir tahun =

1 i

Rp104.800. 427.945 10,5%

1 10,5%

= Rp17.423.838.351
Jumlah pinjaman akhir tahun

= Rp115.804.472.880 - Rp17.423.838.351
= Rp98.380.634.529

C. Net Cash Flow


Net cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai hasil pengurangan
arus biaya terhadap arus manfaat (Fajarwati, 2007). Berdasarkan perhitungan net

cash flow, laba rugi akan dapat diketahui. Berikut adalah uraian perhitungan net
cash flow PT DOUZE OPTIMUS.
Tabel 35. Perhitungan Laba Rugi

Tabel 35. Perhitungan Laba Rugi (Lanjutan)

Tabel 35. Perhitungan Laba Rugi (Lanjutan)

Tahun 2017
Laba rugi sebelum angsuran = Total pendapatan total pengeluaran
= Rp190.808.242.178 - Rp143.613.989.159
= Rp47.194.253.019
Laba rugi sebelum pajak

= Laba rugi sebelum angsuran total angsuran pinjam


= Rp47.194.253.019 - Rp17.423.838.351
= Rp29.770.414.669

Laba rugi bersih

= Laba rugi sebelum pajak pajak


= Rp29.770.414.669 - Rp8.922.620.734
= Rp20.819.448.380

D.

Kelayakan Investasi
Kelayakan investasi sebuah perusahaan dapat dilihat dari nilai net present

value (NPV), internal rate of return (IRR), payback period (PP), dan profitability
index (PI).
1.

Net Present Value (NPV)


Metode analisis keuangan yang memperhatikan adanya perubahan nilai
uang karena faktor waktu; proyeksi arus kas dapat dinilai sekarang
(periode awal investasi) melalui pemotongan nilai dengan faktor

pengurang yang dikaitkan dengan biaya modal (persentase bunga)


(Afandi, 2009).
Berikut adalah perhitungan uraian Net Present Value (NPV) yang
dilakukan oleh PT DOUZE OPTIMUS.
Tabel 36. Net Present Value (NPV)

Keputusan : Karena NPV = Rp38.956.512.280 > 0, maka INVESTASI LAYAK


Tahun ke-1
Net cash flow

= laba rugi bersih tahun 2017 = Rp20.819.448.380

Discount Factor = 1 / (1 + suku bunga bank)^tahun 1


= 1 / (1 + 10,5%)^1
= 0,905
Present Value

= Net cash flow x Discount Factor


= Rp20.819.448.380 x 0,905
= Rp18.841.129.755

2.

Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mengukur berapa tingkat pengembalian


intern yang diperoleh dari suatu investasi (Afandi, 2009). Berikut adalah
uraian IRR yang diperhitungkan oleh PT DOUZE OPTIMUS.
Tabel 37. Internal Rate of Return (IRR)

MARR

= ((1 + bunga deposito) x (1 + laju inflasi) 1) x 100%


= ((1 + 6,25%) x (1 + 4,42%) 1) x 100%
= 10,9%

IRR

= ((tingkat bunga 2 tingkat bunga 1) x PV1)/((PV1 PV2) +


tingkat bunga 1)
= ((27% - 7%) x Rp75.887.862.568) / ((Rp75.887.862.568 Rp(-53.955.332.994)) + 7%)
= 11,69%

Keputusan : IRR = 11,69% > 10,9% = MARR, maka INVESTASI LAYAK

3.

Payback Period (PP)

Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka


waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha (Afandi,
2009).
Tabel 36. Payback Period (PP)

Tahun balik modal = antara tahun 5 dan tahun 6


Tahun

= 5 + (Pendapatan kumulatif tahun 5 / pendapatan berjalan


tahun 6)
= 5 + (Rp17.859.449.199 / Rp34.990.193.564)
= 5,51 tahun

Payback period

= 5 tahun 6 bulan 3 hari

Keputusan : karena PP = 5,51 tahun < 10 = waktu maksimum, maka INVESTASI


LAYAK

4.

Profitability Index (PI)

Indeks profitabilitas adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai


sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek
(Afandi, 2009).

Profitability Index (PI) =

Total PV Kas Bersih


Total Investasi

Rp188.671. 409.344
Rp149.714. 897.065

= 1,26
Keputusan : Karena PI = 1,26 > 1, maka INVESTASI LAYAK
6.3 Kesimpulan
Bisnis keripik coklat yang diusulkan oleh PT Douze Optimus layak untuk
diteruskan / didirikan. Investasi dilakukan oleh PT Douze Optimus selama 10
tahun, dari tahun 2017 sampai 2026. Hal ini dapat dilihat dari laba rugi yang
mana setiap jenis produk keripik coklat menghasilkan profit. Selain itu, dibuktikan
dengan nilai Net Present Value (NPV) = Rp38.956.512.280. Internal Rate of
Return (IRR) = 11,69%. Investasi dari PT Douze Optimus akan balik modal pada
tahun ke-5, tepatnya 5 tahun 6 bulan 3 hari (5,51). Kelayakan dari bisnis PT
Douze Optimus juga ditunjukkan oleh nilai PI (Indeks profitabilitas) = 1,26.

DAFTAR PUSTAKA
Afandi. (2009). Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha
Distribusi PT Aneka Andalan Karya. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma.
Fajarwati, Diana. (2007). Analisis Cashflow (Arus Kas) sebagai Sumber
Informasi Bagi Serikat Pekerja di Wilayah Kabupaten/Kota Bekasi. Jurnal
Optimal Vol. 1 No. 2 September 2007.
Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
https://perizinansitaro.wordpress.com/imb/, diakses pada 13 November 2017
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-tarif-pph-pasal-17, diakses pada 14
November 2017
http://shbj.bantulkab.go.id/standarisasi-harga/iii_konstruksi/III_E.pdf, diakses
pada 19 November 2016
http://www.bri.co.id/, diakses pada 19 November 2017

ANALISIS PERANCANGAN PERUSAHAAN


STUDI KELAYAKAN BISNIS

Dosen :
Nilda Tri Putri, Ph.D

Oleh :
Meylia Vivi Putri

(1310931017)

Recha Sundari

(1310931027)

Mutiara Yulanda Adha

(1310931055)

Lukita Dea Kutari

(1310932023)

Sri Nurnaeni

(1310932039)

Riske

(1310932041)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016

Anda mungkin juga menyukai