1. Pengertian Kurikulum
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas : Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Berdasarkan pengertian tsb, ada dua dimensi kurikulum : (1) rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, (2) cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi
kedua dimensi tsb.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut :
a) Tantangan internal
- Kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
Standar Nasional Pendidikan
- Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif Saat ini jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari
usia tidak produktif (0-14 tahun dan >65 tahun). Jumlah penduduk usia produktif
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 yang mencapai 70%. Oleh
sebab itu tantangan terbesar adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia
produktif dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
b) Tantangan eksternal
- Arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan tekno;ogi dan informasi, kebangkitan industrikreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di ringkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola
hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan
perdagangan modern seperti terlihat di WTO , APEC, AFTA
- Pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
- Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Internasional Trends in International
Mathematics and Scsience Study (TIMSS) dan Program for International Student Assesment
(PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan banwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini
disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak
terdapat dalam kurikulum Indonesia.
c) Penyempurnaan Pola pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut :
- pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari
untuk memiliki kompetensi yang sama
- pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya)
Matapelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan
akademik dan vokasional untuk SMK/MAK.
Matapelajaran ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan dan
didalamnya terdapat pilihan sesuai minat peserta didik. Struktur ini menerapkan
prinsip bahwa peserta didik merupakan subyek dalam belajar yang memiliki hak
memilih matapelajaran sesuai dengan minatnya.
Tabel 1.
Kelompok A (Wajib)
1.Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3.Bahasa Indonesia
4.Matematika
5.Sejarah Indonesia
6.Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7.Seni Budaya
8.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
9.Prakarya dan Kewirausahaan
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per
minggu
Kelompok C (Peminatan)
Matapelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA)
Matapelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi
(SMK/MAK)
JUMLAH JAM PELAJARAN YG HARUS
DITEMPUH PER MINGGU (SMA/MA)
JUMLAH JAM PELAJARAN YG HARUS
DITEMPUH PER MJNGGU (SMK/MAK)
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
24
24
24
18
20
20
24
24
24
42
44
44
48
48
48
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
68
42
72
44
72
44
C. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun.
1. Beban belajar di SMA/MA dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu
a. Beban belajar satu minggu kelas X : 42 jam pelajaran
b. Beban belajar satu minggu kelas XI dan XII : 44 jam pelajaran
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit
2. Beban belajar di kelas X, XI, dan XII dalam satu semester : 18 20 minggu
3. Beban belajar di kelas XII, semester ganjil : 18-20 minggu, genap : 14-16 minggu
4. Beban belajar dalam satu tahun : 36 40 minggu
Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
D. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mapel.
Kompetensi Dasar (KD) dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan kompetensi inti (KI) sebagai berikut :
1. Kelompok 1 : kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1
2. Kelompok 2 : kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2
3. Kelompok 3 : kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3
4. Kelompok 4 : kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
10
Silabus dikembangkan berdasarkan SKL dan SI untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan RPP.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemamdirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD yang
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas :
a. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan
b. Identitas mata pelajaran
c. Kelas/semester
d. Materi pokok
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar denngan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan
g. Kompetensi dasar dan indikator pemcapaian kompetensi
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik. Alam sekitar, atau
sumber lain yang relevan
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup
m. Penilaian hasil pembelajaran.
3. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik
b. Partisipasi aktif perserta didik
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian
11
12
13
SISTEM PENILAIAN
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup : penilaian otentik, penialain
diri, penialaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah.
1. Penilaian otentik : penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada
sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu KD atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan UTS meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikanseluruh KD pada periode tsb.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tsb.
8. Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan
oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UTK meliputi sejumlah KD yang merepresentasikan KI pada tingkat
kompetensi tsb.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UMTK meliputi sejumlah KD yang merepresentasikan KI pada tingkat
kompetensi tsb.
10. Ujian Nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang
dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian SNP, yang dilaksanakan
secara nasional.
11. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
Kurikulum 2013 untuk Telaah Kurikulum
14
15
16
17
(f) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait,
(g) Melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada ortu/wali dan disdik,
(h) Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan pendidik sesuai dengan kriteria : (1)menyelesaikan seluruh program
pembelajaran, (2)mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan,
denganketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) kategori baik,
pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah
ditetapkan, (3)lulus ujian akhir sekolah, (4)lulus UN.
(i) Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta
didik bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
(j) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi
satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
3. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui UN dan UMTK dengan
memperhatikan hal-hal berikut ,
a. Ujian Nasional (UN)
(1) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang
menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan
adil
(2) Hasil UN digunakan untuk : (a)salah satu syarat kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan, (b)salah satu pertimbangan dala seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya, (c)pemerataan mutu, (d) pembinaan dan pemberian
bantuan untuk peningkatan mutu
(3) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat
nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh Pemerintah
(4) Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan,
kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah
(5) Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau
satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap UN
dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
b. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK)
(1) UMTK dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh satuan pendidikan yang
bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan
pendidikan.
(2) UMTK dilakukan sebelum peserta didikmenyelesaikan pendidikan pada
jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran
(3) Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan UMTK mampu memberikan hasil yang
komprehensif sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional.
18
19
20
21