Anda di halaman 1dari 8

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

BAB 1
PERNDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan yang diuperuntukkan bagi lalu


lintas yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan dan/ atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
tol, dan jalan kabel. (Peraaturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).
Jalan raya adalah jalur jalur tanah diatas permukaan bumi yang dibuat
oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya sehingga
dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengagkut barang dari tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat
(Clarkson H.Oglesby, 1999).
Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentyuk geometriknya harus
ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan
akhir dari perencanaan geometric ini adalah menghasilkan insfrastruktur yang
aman, efisieni pelayanan atus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat
penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.

1
Kelompok 7

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

1.2

PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

1.2.1

KLASIFIKASI MEDAN JALAN


Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar

kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. keseragaman kondisi
medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan keseragaman kondisi medan
menurut secara trase jalan dengan mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian
kecil dari segmen jalan tersebut. Klasifikasi menurut medan jalan untuk
perencanaan geometrik dapat dilihat dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1 Klasifikasi Medan Jalan


No.

Jenis Medan

Notasi

Kemiringan Medan (%)

Datar

<3

Perbukitan

3 - 25

Pegunungan

> 25

Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997

Contoh perhitungan ketinggian pada jarak -30 m (kanan sumbu jalan):


y1 = h + (b x (A1 / (A1 + A2)))
y1 = 103,75 (0,25 x

355,11
)
355,11 133,36

y1 = 103,93 meter.

Contoh perhitungan ketinggian pada jarak +30 m (kiri sumbu jalan):


y2 = h + (b x (B1 / (B1 + B2)))
y2 = 103,75 (0,25 x

328,25
)
328,25 184,17

y2 = 103,91 meter.

Dimana : y1

= ketinggian pada jarak -30 meter sebelah kanan sumbu jalan

y2

= ketinggian pada jarak +30 meter sebelah kiri sumbu jalan

= ketinggian kontur

= beda tinggi kontur


2

Kelompok 7

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

A1, B1 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat dibawahnya


A2, B2 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat diatasnya

Perhitungan untuk penentuan medan dapat ditentukan terhadap


kemiringan medan. Berikut adalah contoh perhitungan penentuan medan.

Contoh perhitungan:
Kemiringan medan = |(y1 y2)/ 60 |

Diketahui

: y1 = 103,93meter pada titik 0+000


y2 = 103,91 meter pada titik 0+000

Ditanya

: kemiringan medan?

Jawab

: kemiringan medan

= |( y1 y2)/ 60 |
= |(103,93 103,91)/ 60 |
= 0,0003
atau 0,03 %

3
Kelompok 7

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Berikut ini merupakan tabel perhitungan kemiringan medan beserta klasifikasinya.


Tabel 1.2 Pengklasifikasian Medan Jalan
STA

0+000
0+075
0+150
0+225
0+300
0+375
0+450
0+525
0+600
0+675
0+750
0+825
0+900
0+975
1+050
1+125
1+200
1+275
1+350
1+425
1+500
1+575
1+650
1+725
1+800
1+875
1+950
2+025
2+100
2+175
2+250
2+325
2+400
2+475

KETINGGIAN KONTUR
-30
0
30
A
CL
B

103.93
103.89
103.85
103.82
103.78
103.82
103.79
103.78
103.78
103.77
103.77
103.77
103.48
103.44
103.40
103.36
103.31
103.02
103.21
103.13
103.05
102.94
102.87
102.81
102.75
102.69
102.63
102.58
102.52
102.43
102.32
102.22
102.09
102.04

103.92
103.88
103.85
103.81
103.77
103.88
103.85
103.81
103.76
103.74
103.71
103.67
103.49
103.45
103.41
103.36
103.32
103.03
103.22
103.14
103.06
102.98
102.92
102.87
102.84
102.78
102.71
102.64
102.58
102.53
102.41
102.29
102.19
102.11

103.91
103.87
103.84
103.80
103.76
103.87
103.84
103.81
103.78
103.74
103.71
103.68
103.50
103.48
103.42
103.37
103.33
103.00
103.24
103.15
103.07
103.51
102.97
102.93
102.89
102.85
102.81
102.77
102.71
102.61
102.52
102.40
102.27
102.18

PERSENTASE

KLASIFIKASI
MEDAN

-0.036
-0.044
-0.030
-0.027
-0.024
0.091
0.094
0.050
0.000
-0.054
-0.107
-0.159
0.025
0.068
0.027
0.023
0.023
-0.034
0.043
0.042
0.042
0.945
0.152
0.195
0.245
0.268
0.298
0.328
0.318
0.309
0.330
0.297
0.302
0.223

Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar

Sumber: Perhitungan

4
Kelompok 7

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Tabel 1.2 Pengklasifikasian Medan Jalan (Lanjutan)


STA

2+550
2+625
2+700
2+775
2+850
2+925
3+1000
3+075
3+150
3+225
3+300
3+375
3+450
3+525
3+600
3+675
3+750
3+825
3+900
3+975
4+050
4+125
4+200
4+275
4+350
4+425
4+500
4+575
4+650
4+725
4+800
4+875
4+950
5+025

KETINGGIAN KONTUR
-30
0
30
A
CL
B

101.28
101.20
101.12
101.29
101.23
101.16
101.09
101.78
102.24
102.07
102.44
102.35
102.25
102.59
102.96
102.88
102.80
103.21
103.12
103.02
103.43
103.34
103.74
103.64
103.55
103.99
103.97
103.95
103.94
103.93
103.93
103.92
103.92
103.92

102.03
102.20
102.11
102.03
101.82
101.76
101.71
101.91
102.18
102.01
102.41
102.31
102.69
102.52
102.93
102.85
102.77
103.18
103.08
103.49
103.39
103.30
103.71
103.61
103.52
103.99
103.98
103.96
103.95
103.93
103.92
103.91
103.89
103.88

102.09
102.00
101.79
101.72
101.64
101.85
101.79
101.82
102.13
102.47
102.37
102.27
102.61
102.97
102.89
102.81
103.11
103.14
103.04
103.45
103.36
103.26
103.67
103.58
104.00
103.99
103.97
103.96
103.95
103.93
103.92
103.79
103.89
103.88

PERSENTASE

KLASIFIKASI
MEDAN

1.344
1.337
1.124
0.708
0.695
1.156
1.162
0.065
-0.179
0.669
-0.121
-0.128
0.604
0.642
-0.115
-0.113
0.507
-0.130
-0.128
0.710
-0.120
-0.118
-0.115
-0.104
0.753
-0.001
0.010
0.011
0.006
-0.003
-0.015
-0.229
-0.044
-0.060

Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar
Datar

Sumber: Perhitungan

5
Kelompok 7

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

1.3

PENENTUAN MEDAN
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada pembahasan

sebelumnya, frekuensi dan persentase dari masing-masing kriteria medan dapat


dilihat pada tabel 1.3.

Tabel 1.3 Penentuan Medan Jalan


Frekuensi

Persentase

(unit)

(%)

Datar

46

100,00

Bukit

0,00

Gunung

0,00

Total

46

100,00

Kriteria Medan

Sumber: Perhitungan

Persentase terbanyak terdapat pada medan datar yaitu 100 %. Sehingga


dapat disimpulkan medan untuk rencana jalan ini adalah datar.

1.4

PANJANG BAGIAN LURUS MAKSIMUM


Panjang bagian lurus maksimum dilihat dari medan dan fungsi jalan

seperti pada tabel 1.4 di bawah ini. Panjang bagian lurus maksimum ini
mempertimbangkan faktor keselamatan pemakai jalan, ditinjau dari segi kelelahan
pengemudi, maka panjang maksimum bagian jalan yang lurus harus ditempuh
dalam waktu tidak lebih dari 2,5 menit (sesuai VR). (Sumber: Departemen PU,
1997).

6
Kelompok 7

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Tabel 1.4 Panjang Bagian Lurus Maksimum


Panjang Bagian Lurus Maksimum
(m)

Fungsi
Datar

Bukit

Pegunungan

Arteri

3000

2500

2000

Kolektor

2000

1750

1500

Lokal

1500

1200

750

Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997

Karena medan jalan yang didapat dari data-data sebelumnya adalah datar,
dan panjang maksimum jalan yang diizinkan adalah 2000 meter (lihat tabel 1.4),
maka dalam perencanaan geometrik jalan ini akan didesain panjang lurus
maksimum yaitu 2000 meter, jadi didapat dari tabel 1.4 di atas fungsi jalan yang
didesain adalah kolektor.

1.5

LEBAR LAJUR
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka

lajur jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan bermotor
sesuai kendaraan rencana. Lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kendaraan
rencana, yang dalam hal ini dinyatakan dengan fungsi dan kelas jalan seperti
ditetapkan dalam tabel 1.5 di bawah ini.

Tabel 1.5 Lebar Lajur Ideal (m)


Fungsi

Kelas

Lebar Lajur Ideal (m)

3,75

II, III A

3,50

Kolektor

III A, III B

3,00

Lokal

III C

3,00

Arteri

Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997

Fungsi jalan yang direncanakan adalah kolektor kelas III A, maka lebar lajur
idealnya adalah 3,0 meter.
7
Kelompok 7

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

1.6

KECEPATAN RENCANA
Kecepatan rencana adalah kecepatan maksimum yang aman dan dapat

dipertahankan di sepanjang bagian tertentu pada jalan raya tersebut jika kondisi
yang beragam tersebut menguntungkan dan terjaga oleh keistimewaan perencanaan
jalan. VR untuk masing-masing fungsi jalan dapat diterapkan pada tabel 1.6. Untuk
kondisi medan yang sulit, VR suatu segmen jalan dapat diturunkan dengan syarat
bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 km/jam. (sumber: Departemen PU,
1997).
Tabel 1.6 Kecepatan Rencana
Fungsi

Kecepatan Rencana, VR, km/jam


Datar

Perbukitan

Pegunungan

Arteri

70-120

60-80

40-70

Kolektor

60-90

50-60

30-50

Lokal

40-70

30-50

20-30

Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997

Berdasarkan data yang diperoleh, fungsi jalan yang direncanakan adalah


arteri datar dengan kecepatan rencana 60 - 90 km/jam.

8
Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai