Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Motor bakar merupakan suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi
kimia menjadi energi mekanik. Daya yang berguna yang langsung dimanfaatkan
sebagai penggerak adalah daya pada poros suatu mesin. Proses perubahan energi
mulai dari proses pembakaran sampai menghasilkan daya pada poros motor bakar
melewati beberapa tahapan dan tidak mungkin perubahan energinya 100 %. Selalu ada
kerugian yang dihasilkan selama proses perubahan, hal ini sesuai dengan hokum
termodinamika kedua yaitu tidak mungkin membuat sebuah mesin yang mengubah
semua panas atau energi yang masuk menjadi kerja. Jadi selalu ada keterbatasan
dan keefektifitasan dalam proses perubahan, inilah yang dinamakan efisiensi.
Kemampuan mesin motor untuk mengubah energi yang masuk yaitu bahan bakar
sehingga menghasilkan daya berguna disebut kemampuan mesin atau prestasi mesin.

I.

II.

Rumusan Masalah
A. Apakah yang dimaksud dengan daya dan torsi suatu mesin?
B. Bagaimana menghitung daya dan torsi suatu mesin?
C. Bagaimana menguji power atau daya suatu mesin?
D. Apakah yang dimaksud tahanan gelinding?
E. Apakah yang dimaksud air resistance?
F. Apakah yang dimaksud tahanan tanjakan?
G. Apakah yang dimaksud konsumsi bahan bakar spesifik?
Tujuan Penulisan
A. Mengetahui apa yang dimaksud dengan daya dan torsi suatu mesin.
B. Mengetahui cara bagaimana menghitung daya dan torsi suatu mesin.
C. Mengetahui cara menguji power atau daya suatu mesin.
D. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tahanan gelinding.
E. Mengetahui apa yang dimaksud dengan air resistance.
F. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tahanan tanjakan.
G. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan bakar spesifik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Daya dan Torsi Suatu Mesin

Penjelasan di latar belakang dapat kita lihat pada gambar diatas yang mana
hasil dari proses pembakaran di dalam mesin menghasilkan energi 100 % yang mana
energi tersebut dirinci sebagai berikut :
1. 25 % daya berguna
2. 5 % gesekan dan aksesoris
3. 30 % pendingin
4. 40 % gas buang
Dari keterangan gambar di atas disimpulkan bahwa daya yang dihasilkan oleh
mesin yang bisa digunakan hanya 25 % dari energi total yang dihasilkan mesin uraian
lebih lanjut dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Menurut bahan ajar Daya adalah banyaknya usaha yang dihasilkan atau
dipakai setiap satuan waktu yang mana satuannya adalah Joule/second (watt).
Sedangkan menurut bahan yang di dapat di internet Daya adalah Jumlah energi yang
dihasilkan mesin setiap waktunya.
Pada motor bakar, daya dihasilkan dari proses pembakaran di dalam silinder
dan biasanya disebut dengan daya indikator. Daya tersebut dikenakan pada piston
yang bekerja bolak-balik di dalam silinder mesin. Jadi dalam silinder mesin, terjadi
perubahan energi kimia bahan bakar dengan proses pembakaran menjadi energi
mekanik pada piston.
Daya indkator merupakan sumber tenaga per satuan waktu operasi mesin untuk
mengatasi semua beban mesin. Mesin selama bekerja mempunyai komponen yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya membenuk kesatuan yang kompak.
Komponen-komponen mesin juga merupakan beban yang harus diatasi daya indikator.
Sebagai contoh pompa air untuk sistem pendingin, pompa pelumas untuk sistem
pelumasan, kipas radiator dan lain lain, komponen ini biasanya disebut aksesoris
3

mesin. Aksesoris ini biasanya dianggap parasit bagi mesin karena mengambil daya
dari daya indikator.
Untuk menghitung daya indikator yang satuannya HP (Horse Power).
Ne = Ni ( Ng + Na ) (HP)
Dengan Ne = daya efektif atau daya poros (HP)
Ni = daya indikator (HP)
Ng = kerugian daya gesek (HP)
Na = kerugian daya aksesoris (HP)
Torsi atau momen putar motor adalah gaya dikalikan dengan panjang lengan
(Arends&Berenschot 1980:21), pada motor bakar gaya adalah daya motor sedangkan
panjang lengan adalah panjang langkah torak. Bila panjang lengan diperpanjang untuk
menghasilkan momen yang sama dibutuhkan gaya yang lebih kecil, juga sebaliknya
bila jaraknya sama tapi gaya diperbesar maka momen yang dihasilkan akan lebih besar
pula. Ini berarti semakin besar tekanan hasil pembakaran di dalam silinder maka akan
semakin besar pula momen yang dihasilkan.Torsi dapat diperoleh dari hasil kali antara
gaya dengan jara.( T = F x r ).
Torsi maksimum tidak harus dihasilkan pada saat daya maksimum pada saat
yang bersamaan. Torsi (momen) sangat erat hubunganya dengan efisiensi volumetrik
dari motor itu, artinya momen sangat tergantung pada jumlah bahan bakar yang dapat
dihisap masuk kedalam silinder dan kemudian dibakar , karena semakin banyak bahan
bakar yang dapat dibakar berarti semakin tinggi atau besar pula gaya yang dihasilkan
untuk mendorong torak. Torsi motor akan maksimum pada saat efisiensinya juga
maksimum.
Torsi adalah kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu
energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang iasa digunakan untuk menghitung
energi yang dihasilkan dari benda berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari
torsi adalah sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya
sentrifugal sebesar F, benda berputar pada poros dengan jari-jari sebesar b, maka
torsinya adalah :
T = F x b (N.m)
Dengan T = Torsi benda berputar (N.m)
4

F = gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)


b = jarak benda ke pusat rotasi (m)
Torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap porosnya, dan benda
akan berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan besar sama dengan arah yang
berlawanan.

Pada motor bakar untuk mengetahui daya poros harus diketahui dulu torsinya.
Pengukuran torsi pada poros motor bakar menggunakan alat yang dinamakan
Dinamometer. Prinsip kerja alat ini adalah dengan member beban yang berlawanan
terhadap arah putaran sampai putaran mendekati 0 rpm. Beban ini nilainya sama
dengan torsi poros.

Dari gambar di atas dapat dilhat pengukuran torsi pada poros (rotor) dengan
prinsip pengereman dengan stator yang dikenai beban sebesar w. Mesin dinyalakan
kemudian pada poros disambungkan dengan dynamometer. Untuk mengukur torsi
mesin pada poros mesin diberi rem yang disambungkan dengan w pengereman atau
pembebanan. Pembebanan diteruskan sampai poros mesin hamper berhenti berputar.
Beban maksimum yang terbaca adalah gaya pengereman yang besarnya sama dengan
5

gaya putar poros mesin F. dari definisi disebutkan bahwa perkalian antara gaya dengan
jaraknya adalah sebuah torsi, dengan definisi tersebut Torsi pada poros dapat diketahui
dengan rumus :
T = w x b (N.m)
Dengan T = Torsi mesin (N.m)
w = beban (kg)
b = jarak pembebanan dengan pusat putaran (m)
Pada mesin sebenarnya, pembebanan terjadi pada komponen-komponen mesin
sendiri yaitu aksesoris mesin (pompa air, pompa peluams, kipas radiator), generator
listrik (pengisian aki, listrik penerangan, penyalaan busi), gesekan mesin dan
komponen lainnya.
Dari perhitungan torsi di atas dapat diketahui jumlah energi yang dihasilkan
mesin pada poros. Energi yang diukur pada poros mesin dayanya disebut daya poros.
B. Perhitungan Daya dan Torsi Suatu Mesin
1. Untuk menghitung daya indikator yang satuannya HP (Horse Power).
Ne = Ni ( Ng + Na ) (HP)
Dengan Ne = daya efektif atau daya poros (HP)
Ni = daya indikator (HP)
Ng = kerugian daya gesek (HP)
Na = kerugian daya aksesoris (HP)
2. Untuk menghitung Torsi
T = w x b (N.m)
Dengan T = Torsi mesin (N.m)
w = beban (kg)
b = jarak pembebanan dengan pusat putaran (m)

C. Pengujian Power atau Daya Suatu Mesin


Sebelum mengetahui pengujian power atau daya mesin kita harus mengetahui
alat untuk menguji power mesin yaitu Dinamometer.
Tipe dinamometer adalah :
6

1. Dinamometer Transmisi
Pada Dinamometer ini daya yang ditransmisikan melalui peralatan yang
telah diukur. Peralatan tidak berupa generator daya maupun pengabsorpsi
daya dan Dinamometer ini menggunakan poros transmisi daya antara
penggerak utama dan beban.
2. Dinamometer Penggerak
Selain

untuk

mengukur

dinamometer

ini

juga digunakan

untuk

menggerakan peralatan yang akan diukur atau dinamometer ini adalah


generator daya seperti motor listrik.
3. Dinamometer Absorpsi
Dinamometer absorpsi mengubah energi mekanik sebagai torsi yang
diukur, sehingga sangat berguna untuk mengukur daya atau torsi yang dihasilkan
sumber daya seperti motor bakar atau motor listrik.
Dinamometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur prestasi sebuah
mesin. Menurut cara/ metode pengukurannya, dinamometer dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu Engine Dinamometer (ED) dan Chassis Dinamometer (CD).
Metode

pengukuran dengan

dihubungkan

langsung

dinamometer

dengan

tipe

(ED),

poros

dinamometer, sedangkan

output

untuk

tipe

mesin
CD

pengukuran daya dilakukan melalui roda penggerak kendaraan. Mesin dihidupkan


dalam waktu yang relatif singkat hingga mencapai kecepatan putar maksimal lalu
besar hasil pengukuran dapat dilihat melalui monitor atau panel analog yang
terdapat pada unit dynamometer
Komponen-kompone dynotest :
1. Layar atau unit computer

2. Sensor atau pembaca putaran mesin

3. Roller yang dihubungkan dengan roda belakang

Proses pengujian Power dan Torsi mesin


8

1. Siapkan kendaraan yang akan diuji


2. Naikkan kendaraan yang akan diuji ke dynotest
3. Pasang pengikat kendaraan agar kendaraan aman sewaktu menguji dan kaitkan
4.
5.
6.
7.

roda dengan roller sempurna


Pasang alat atau kabel penghubung dari mesin dynotest ke koil pada kendaraan
Hidupkan kendaraan lalu gas sampai top power tertinggi
Jalankan kendaraan dalam kecepatan 0 sampai seterusnya
Lihat pembacaan grafik dari layar monitor, maka akan didapatkan data power

dan torsi dari nilai yang tertinggi.


D. Tahanan Gelinding
Akibat terjadinya Rolling Restance maka ban kendaraan mengalami hambatanhambatan atau tahanan-tahanan. Tahanan ini disebabkan saat ban mengalami fase
maju atau mundur. Besarnya tahanan yang dialami tergantung pada berat kendaraan
antara gesekan ban dan permukaan jalan. Setelah iti perhitungan jumlah kendaraan.
( GVW)= 2300 Kg
Besarnya gesekan perlawanan jalan (Rr)
Rr = f x W
W = berat total kendaraan ( GVW )= 2300 Kg
f = Koefisien tahanan gelinding ( o,0112 ) untuk aspal beton
maka Rr = 2300 Kg x 0.0112
= 25,8 Kg
E. Air Resistance
Tahanan angin terjadi saat kendaraan bergerak, ini bergantung dengan
kecepatan angin, kecepatan kendaraan, luas permukaan, dan koefisien dari bentuk
kendaraan tersebut.
Besarnya tahanan angin (Ra):
Ra = /2 x Ca . A .Vr2 (Kg)
Dimana:
9

: Massa jenis
Ca = Kapasitas tekanan angin (0,6)
A = 1,7 X 1,6 = 2,72 m2
Vr = kecepata angin di tambah dengan kecepatan kendaraan max
= 110 Km/Jam + 10 Km/Jam
= 120 Km/Jam
= 33,33 m/dt
Jadi Ra = 22/2 x 0,6 x 2,72 x (33,33)2
= 113 Kg
Besarnya tahanan total (R total) :
R total = Rr +Ra = 25,8 + 113
= 138,8 kg
Daya yang diperlukan pada ban kendaraan dapat dihitung dengan rumus:
(Hp)
Dimana:
R total: besar tahanan total ( 138,8)
V max: kecepatan kendaraan max (m/dt)
= 110 (m/dt)
= 30,55 m/dt
Maka:
Nb = 30,55 x 138,8 : 75
10

= 56,54 HP
Daya yang hidup untuk mengatasi gesekan saat menghidupkan gaya dari mesin
ke ban/roda. Daya ini biasanya dinyatakan dengan efisiensi: kopling, gear box,
diferensial gear.
Total = kopling . gear box . diferensial gear.
Dimana:
Kopling = 0,96

Gear box = 0,95

Diferensial gear = 0,96


Maka: total = 0,96 . 0,95 . 0,96 = 87,55%
Besar daya yang dihasilkan motor penggerak:
Nm = Nt + Nb + Nax
Dimana:
Nb : daya yang dibutuhkan roda 56,54 Hp
Nt : daya tranmisi (Hp)
: (1 x total) x Nm
: (1 x 0,8755) x Nm
: 0,1225nm
Nax : daya yang digunakan untu menggerakan poros cam, pompa minyak
pelumas, kipas, air pendingin, bahan bakar, dll. (5%)
Nm = 56,54Hp + 0,1225Nm + 0,5Nm
56,54Hp = Nm 0,1725Nm
11

56,54Hp = 0,8275Nm
Nm = 68,33Hp
Jadi daya motor penggerak (efektif) = 68,33Hp
F. Tahanan Tanjakan
Faktor yang mempengaruhi tanjakan yaiitu:
1. Besarnya sudut tanjakan
2. Rolling resistance saat tanjakan
Pada arah tanjakan berlawanan tahanan angin dapat diabaikan karena kecepatan
kendaraan relatif kecil.
Tahanan tanjakan = R total = Rg + Rr
Dimana:
Rr = rolling resistan (25,8 kg)
Rg = tahanan akibat gaya kendaraan W x sin
= 30o
W = 2300 Kg
Jadi Rg = 2300kg x sin 30
=1150kg
R total = 25,8 x 1150kg
=1175,8kg
Jadi tahanan tanjakan 1175,8kg
Kecepatan kendaraan saat tanjakan ( V1):
12

V1 = Nm . total . 270 : R total


= 68,33Hp . 270 . 0,8775 : 1175,8
= 13,76km/jm
Jadi dengan daya motor 68,33Hp, kendaraan mampu menanjak dengan sudut
30o dengan kecepatan 13,76km/jm.
Jadi kecepatan kendaraan menanjak dengan beban maksimum dan tahanan
total kendaraan saat menanjak pada sudut 30o:
V = Nm . total . 270 : R total + beban maksimum
= 68,33Hp . 270 . 0,8775 : 1175,8 + 2300kg
= 4,657km/jm
Jadi kendaraan mampu menanjak dengan beban maksimum dan tahanan total
kendaraan saat menanjak pada sudut 30o dengan kecepatan 4,657km/jam
G. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
Konsumsi bahan bakar spesifik, sering disingkat menjadi SFC, adalah sebuah
rekayasa istilah yang digunakan untuk menggambarkan efisiensi bahan bakar dari
sebuah mesin desain. Ini mengukur jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk
memberikan daya yang diberikan untuk suatu periode tertentu.
SFC tergantung pada desain mesin, dengan perbedaan di SFC antara mesin
yang berbeda cenderung cukup kecil. Sebagai contoh, khas bensin mesin akan
memiliki SFC dari sekitar 0,5 lb / hp.h (0,3 kg / kWh), terlepas dari desain mesin
tertentu. Satu perkecualian adalah bahwa SFC dalam kelas tertentu mesin akan
bervariasi berdasarkan rasio kompresi , mesin dengan rasio kompresi yang lebih tinggi
akan memberikan SFC lebih baik karena itu ekstrak kekuatan lebih dari bahan bakar.
Mesin diesel memiliki SFCs lebih baik dari bensin terutama karena mereka memiliki
rasio kompresi lebih tinggi, cara mereka membakar bahan bakar mereka sebenarnya
kurang efisien.

13

Modern mesin jet s benar-benar memiliki rasio kompresi lebih tinggi jauh dari
piston mesin s, yang tidak selalu terjadi.. Sedangkan Diesel yang baik mungkin
memiliki rasio kompresi 22:1, Rolls-Royce RB-211 dikembangkan untuk L-1011 di
tahun 1960-an berjalan di 29:1, dan RR terbaru Trent berjalan pada 41:1. Namun jet
memberikan jauh lebih buruk SFC, yang karena kompresor mereka yang jauh kurang
efisien daripada piston untuk rentang tekanan yang paling.

Skema pengujian
MULAI

PERSIAPAN
PENGUJIAN

TIPE BUSI
STANDAR DAN
RACING

METODE
PENGUJIAN
14

PENGUJIAN
POWER

PENGUJIAN
TORSI

PENGUJIAN
EMISI GAS
BUANG

DATA
PENGUJIAN

HASIL DAN
ANALISA

Pmax = 90.6 W
Qmax= 126.6 Nm

KESIMPULAN

SELESAI

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Daya motor merupakan salah satu parameter dalam menentukan performa
motor. Pengertian dari daya itu adalah besarnya kerja motor selama kurun
waktu tertentu. Dalam penelitian ini untuk mengukur daya motor digunakan
alat Hydraulic Engine Test Bed.
2. Untuk menentukan daya motor

yang

dibutuhkan

ialah

dengan

mempertimbangkan faktor-faktor hambatan yang dialami ooleh kendaraan


yakni:
a. Tahanan gelinding ( Rolling Restance)
15

b. Tahanan angin (Air Restance)


c. Tahanan tanjakan ( Gradien Restance)
3. Torsi atau momen putar motor adalah gaya dikalikan dengan panjang lengan),
pada motor bakar gaya adalah daya motor sedangkan panjang lengan adalah
panjang langkah torak
4. Konsumsi bahan bakar spesifik, sering disingkat menjadi SFC, adalah sebuah
rekayasa istilah yang digunakan untuk menggambarkan efisiensi bahan bakar
dari sebuah mesin desain. It measures the amount of fuel needed to provide a
given power for a given period. Ini mengukur jumlah bahan bakar yang
diperlukan untuk memberikan daya yang diberikan untuk suatu periode
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Afni adelina (Online) ( http://www.academia.edu/7068192/BAB_12_PRESTASI_MESIN. di
unduh tanggal 21 November 2016)
Arimunandar, W, dan Tsuda, K,Motor Diesel Puetaran Tinggi, cetakan kesepuluh, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2004.
Fuad (Online) (https://fuadmje.wordpress.com/2012/02/22/daya-motor/ diakses tanggal 28
Oktober 2016)
Mercubuana (Online) (http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!
@file_skripsi/Isi3844428057331.pdf di unduh tanggal 21 November 2016)
Petrovsky,N,1989. Marine Internal Combustion Engines. Moscow: MIR Publishers.
16

17

Anda mungkin juga menyukai