2015
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
DWI DESTY YUMINA
KIMIA MIPA UNIVERSITAS HALU OLEO
ABSTRAK
Dalam analisis suatu zat kimia digunakan berbagai macam metode. Salah satu
metode yang di pakai untuk penetapan kadar logam adalah Kompleksometri.
Metode ini didasarkan atas pembentukan senyawa komplek antara logam dengan zat
pembentuk komplek. Sebagai zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam
titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamina tetra asetat (dinatrium
EDTA). Kestabilan dari senyawa komplek yang terbentuk tergantung dari sifat kation
dan pH dari larutan, sehingga titrasi harus dilakukan pada pH tertentu. Untuk
menetapkan titik akhir titrasi (TAT) digunakan indikator logam, yaitu indikator yang
dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara
indikator dan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan kompleks atau larutan
titer dan ion logam. Larutan indikator bebas mempunyai warna yang berbeda dengan
larutan kompleks indikator. Indikator yang banyak digunakan
dalam
titrasi
kompleksometri adalah kalkon, asam kalkon karboksilat, hitam eriokrom-T dan
jingga xilenol.
1. PENDAHULUAN
Analisa kuantitatif pada dasarnya terdapat dua macam reaksi yang paling penting
untuk analisa yaitu reaksi spesifik atau reaksi khas dari pereaksi spesifik untuk
bahan tertentu dan reaksi sensitif atau peka, yang mampu menunjukkan bahan
yang hanya sedikit sekali. Dapat pula disebut reaksi selektif, yaitu reaksi yang
terjadi atas sekelompok bahan yang berbeda-beda. Analisa kimia kuantitatif untuk
cara
komplesometri
untuk
menganalisis
ion
logam.
2. KAJIAN TEORI
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksireaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.
Contoh reaksi titrasi kompleksometri :Ag+ + 2CN- Ag(CN)2 dan Hg2+ + 2Cl-
HgCl2. Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan
titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang
larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah
kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah
anion atau molekul netral (Khopkar, 2002).
Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks,
jadi membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukkan kompleks
atau menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak.
Kompleks ialah suatu satuan baru yang terbentuk dari satuan-satuan yang dapat
berdiri sendiri tetapi membentuk ikatan baru dalam kompleks itu. Ligan yang
mempunyai donor lebih banyak lagi bila mengkompleks suatu ion logam akan
membentuk lingkaran kelat lebih dari satu. Dalam analisa kimia dan dalam
penggunaannya yang lain di luar kimia analitik, pengkelat yang sangat terkenal
dan banyak dipakai adalah EDTA (Hardjadi, 1990).
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik
melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun
sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang
dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau
molekul netral (Basset, 1994).
Bahan-bahan yang digunakan adalah air sumur, dapar ammonia (pH 10), EBT dan
Na2EDTA. Adapun alat-alat yang digunakan adalah yaitu pipet tetes, gelas ukur
25 mL, erlenmeyer 250 mL, buret, filler, pipet volume, statif dan klem serta gelas
kimia.
Perlakuan
Hasil pengamatan
Sebelum
Sesudah
Larutana
berwarna ungu
2. Analisis data
Diketahui : V sampel
= 25 mL
V dapar ammonia = 3 mL
V Na2EDTA
= 1,75 mL = 17,5 x 10-4 L
M Na2EDTA
= 0,06 M
Ditanyakan : kadar Ca2+ = ?
N
=Mxa
Larutan berwarna
biru langit (1,75
mL)
= 0,06 mol/L x 4 ek
= 0,24 mol ek/L
Be Ca =
Ar Ca
a
40 g/mol
2 ek
= 20 g/mol ek-1
(V x N) Na EDTA x Be Ca
2
Vsampel
Kadar Ca =
= 33,6 ppm
3. Reaksi
Ca2+ + HIn2-
CaIn- + H2Y2(ungu)
A.
CaIn- + H+
(ungu)
CaY2- + HIn2- + H+
(biru)
dua kali proses titrasi ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata Na 2EDTA yang
terpakai dalam proses titrasi, sehingga rata-rata dari kadar Ca 2+ juga dapat
larutan berwarna ungu yang terbentuk akibat reaksi antara indikator EBT dengan
ion logam seperti Ca2+. Perubahan ini terjadi karena reaksi sebagai berikut.
Perubahan warna juga dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Ca2+ + HIn2-
CaIn- + H+
(ungu)
Gambar 1.
Perubahan warna ungu merupakan warna yang dihasilkan dari
pembentukan senyawa CaIn- selanjutnya dapat dilakukan titrasi dengan
menggunakan Na2EDTA. Titik akhir dari titrasi ini akan ditandai dengan
perubahan warna yang terjadi yaitu warna biru langit, yang terbentuk akibat ion
Ca2+ yang terdapat dalam sampel telah habis berikatan dengan Na 2EDTA dengan
kata lain dapat diketahui bahwa mol titrat dan mol titran telah mencapai titik
ekivalen. Seperti pada reaksi berikut dapat dilihat perubahan warna ang terjadi
dari warna ungu menjadi biru. Perubahan dapat dilihat pada gambar 2 dibawah
ini.
CaIn- (ungu) + H2Y2-
CaY2- + HIn2- + H+
(biru)
Gambar 2.
C. Penentuan Kadar Cu
5. KESIMPULAN
penentuan kadar kalsium dapat dilakukan dengan titrasi kompleksometri. Dimana
titrasi kompleksometri adalah salah satu titrasi dimana antara titran dan titrat
saling mengkompleks, dalam titrasi ini terjadi pengikatan ion logam. Kandungan
kalsium dalam sampel air sumur tersebut adalah 33,6 ppm.
6. DAFTAR PUSTAKA