Pengertian
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves
merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya
peningkatan produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan
yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.
b.
Etiologi
Diduga akibat peran antibodi terhadap peningkatan produksi tiroid
serta adanya adenoma tiroid setempat (suatu tumor) yang tumbuh di dalam
jaringan tiroid dan ensekresikan banyak sekali hormon tiroid.
c.
Patofisiologi
Hipothalamus
Hipofisis anterior
Tiroid Hipertrofi
Tirotoksin
Peningkatan
metabolisme
Antibodi
imunoglobulin
Adenoma tiroid setempat
Hipertiroid
Peningkatan kebutuhan kalori
Peningkatan sirkulasi darah
Kelelahan otot
Resiko kerusakan integritas jar. mata
Gambaran Klinik
1.
10) Dispnea
2.
Eksoftalmus.
11) Berkeringat
3.
Palpitasi, takikardia.
12) Diare
4.
5.
14) Oligomenore/amenore
6.
7.
e.
8.
9.
hipertiroidi
2) Keberatan terhadap antitiroid
2.
Pengkajian
Data dasar pada pengkajian pasien dengan morbus basedow adalah:
1.
Aktivitas/istirahat
Gejala: insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan
koordinasi, kelelahan berat.
Tanda: Atrofi otot.
2.
Sirkulasi
Gejala: palpitasi, nyeri dada (angina).
Tanda: disritmia (Fibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat istirahat,
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis).
3.
Eliminasi
Gejala: urine dalam jumalh banyak, perubahan dalam feses (diare).
4.
Integritas ego
Gejala: Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik.
Tanda: Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi.
5.
Makanan/cairan
Gejala: Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
Tanda: Pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah
pretibial.
6.
Neurosensori
Tanda: Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku,
seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis,
stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian
tersentak sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
7.
Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri orbital, fotofobia.
8.
Pernafasan
Tanda: frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru
(pada krisis tirotoksikosis).
9.
Keamanan
Gejala: tidak toleransi teradap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan).
Tanda: suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan
b)
c)
d)
e)
Tiroglobulin: meningkat
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
kardiomegali.
b.
1.
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; ,
perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan
frekuensi, irama dan konduksi jantung.
2.
emosional,
gugup,
tegang,
perilaku
gelisah,
kerusakan
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang
relatif, hiperglikemia.
4.
c.
1.
Perencanaan
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol,
keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam arus
balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi
jantung.
Tujuan asuhan keperawatan: mempertahankan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital
stabil, denyut nadi perifer normal, pengisisan kapiler normal, stauts mental
baik, tidak ada disritmia.
Rencana tindakan dan rasional:
i.
Mandiri
a)
Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.
c)
d)
e)
f)
g)
h)
dan
dapat
meningkatkan
diuresis/dehidrasi
dan
k)
Aktivitas
akan
meningkatkan
kebutuhan
Kondisi
ini
mempengaruhi
pilihan
terapi
(misal
ii.
Kolaborasi
a)
b)
2.
emosional,
gugup,
tegang,
perilaku
gelisah,
kerusakan
Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat, takikardia (di
atas 160x/mnt) mungkin akan ditemukan.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Kolaborasi:
i)
Berikan
obat
sesuai
indikasi
(sedatif,
mis:
fenobarbital/luminal, transquilizer/klordiazepoksida/librium.
3.
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/peasukan dengan penurunan
berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia.
Tujuan asuhan keperawatan: Menunjukkan berat badan yang stabil
disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda
tanda malnutrisi.
Rencana tindakan/rasional:
Mandiri:
a) Auskultasi bising usus.
Bising
usus
hiperaktif
menerminkan
peningkatan
polidipsia,
poliuria,
perubahan
kecepatan
dan
d) Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga
makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang
mudah dicerna.
Membantu
menjaga
pemasukan
kalori
cukup
tinggi
untuk
Kolaborasi:
a) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori,
protein, karbohidrat dan vitamin.
Mungkin
memerlukan
bantuan
untuk
menjamin
(2)
Dilakukan
dalam
mengendalikan
glukosa
darah
jika
Oftalmopati
infiltratif
(penyakit
graves)
adalah
akibat
dari
gangguan
penglihatan
dapat
memperburuk
atau
Kolaborasi:
a) Berikan obat sesuai dengan indikasi:
(1)
(2)
(3)
Obat antitiroid
(4)
Diuretik
DAFTAR PUSTAKA:
Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Carolyn M. Hudak, Barbara M. Gallo (1996), Keperawatan Kritis; Pedekatan
Holistik Volume II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Donna D. Igatavicius, Kathy A. Hausman ( 1995), Medical Surgical Nursing: Pocket
Companoin For 2 nd Edition, W. B. Saunders Company, Philadelphia
Lynda Juall Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis
edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana
Asuhan
Keperawatan:
Pedoman
Untuk
Perencanaan
dan
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2002 pada pukul 14.30 WIB yaitu
pada hari I post operasi. Klien didampingi oleh suami.
IDENTITAS
Nama
: Ny. Hmd
Tgl MRS
: 24 12 - 2001
Umur
: 27 th
Register
: 10115399
Jenis kelamin
: Perempuan
Diagnose
: Morbus Basedow
Suku Bangsa
: Madura
Agama
: Islam
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Alamat
Timur.
Alasan di rawat
Upaya yang telah dilakukan: Berobat jalan di praktek dokter swasta dan di
URJ
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Therapi/operasi yang pernah dilakukan
propanolol),
namun dengan keluhan tersebut pun klien belum juga berobat. Tahun 1999
setelah melahirkan anak kedua, klien menderita hipertensi berat sehingga harus
dirawat lebih kurang 1 bulan di RSUD Dr. Soetomo. Keluhan lain yang dirasakan
klien adalah: kaki bengkak dan mata semakin dirasakan menonjol. Semenjak itu
klien mulai minum obat antitiroid yaitu PTU dan propanolol. Keluar dari RS,
klien kontrol ke praktek dr. Swasta hingga tekanan darahnya turun menjadi
120/80, gemetar (-).
2.2 Riwayat penyakit sekarang
Soetomo pada akhir tahun 2001 dengan keluhan: mata membelalak, badan
gemetar, nafsu makan meningkat, berat badan menurun, rambut rontok. Klien
disarankan untuk rawat inap dengan rencana operasi pengangkatan kelenjar
tiroid. Untuk persiapan operasi tersebut, klien diberikan terapi logolisasi 3x15
tetes selama 10 hari menjelang operasi, pemeriksaan BMR rutin setiap hari,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan rontgen. Tanggal 7 Januari klien
dilakukan operasi sub total tiroidektomi, usai operasi klien diobservasi sementara
di ruang ICU untuk mengobservasi adanya krisis tiroid. Kemudian pada tanggal 8
januari, klien dipindahkan kembali ke Ruang Bedah A, dalam keadaan sadar baik,
terpasang infus Totofusin 20 tts/mnt, drain 2 buah pada luka operasi, MSS,
therapi: Clindamycin 3x300 mg, Gentamycin 2x80 mg, Antrain 3x1 ampul,
Frisium tab 10 mg 0 0 1, dilakukan pemeriksaan darah lengkap
2.3 Riwayat kesehatan keluarga
keluarga yang memiliki penyakit sama dengan klien. Hanya Bapak menderita
hipertesi.
Genogram:
Keterangan:
= laki - laki
= klien
= perempuan
=
anak
perempuan
klien
meninggal
= bapak klien menderita HT
: taa
3. Body System
3.1 Pernafasan
Hidung
Dada
- Bentuk
: simetris
- Gerakan
: simetris, teratur.
Batuk
: taa
Sputum
: taa
Cyanosis
: taa
Frekwensi nafas
: teratur
3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada
: (-)
Pusing
: ya
Kram kaki
: (-)
Sakit kepala
: (-)
Palpitasi
: (-)
Clubing finger
: (-)
Suara jantung
: normal, SR
Edema
: (-)
3.3 Persarafan
Kesadaran
: CM.
GCS
: 456
Mata
: esoftalmus
Sklera
: bersih
Konjunctiva
: merah muda
Pupil
: isokor
Leher
: baik
Reflek patologis
: (-)
Pendengaran
Penciuman
: baik
Pengecapan
: baik
Penglihatan
: baik
Perabaan
: baik
Warna urine
: kuning jernih
: taa
Tenggorokan
Abdomen
: Taa
Rectum
: taa
Bab
: (-)
Kulit:
- Warna kulit
: sawo matang
- Akral
:hangat
- Turgor : baik
3.7 Sistem Endokrin
Terapi hormon : Tyraxol 3x1 tablet, PTU 3x1 tab, logolisasi 3x15 tts.
Karakteristik seks sekunder: normal.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik: kekeringan kulit dan rambur
(+), eksoftalmus (+), goiter (+), hipoglikemia (+), tidak toleran thd panas dan
dingin (+), polidipsi (+), poliphagi (+), kelemahan (+).
3.8 Sistem Hematopoietik
Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: taa
Type darah:taa
3.9 Reproduksi
Perempuan: keadaan aat reproduksi dalam batas normal, siklus haid teratur.
4.0 Psikososial
Konsep diri:
Citra diri:
-
Bagian tubuh yang tidak disukai: keadaan mata dan leher yang membesar
Identitas:
-
Peran:
-
Ideal diri/harapan:
Harapan klien thd penyakit yg diderita: ingin cepat sembuh dan bisa segera
pulang.
Harga diri:
-
Sosial/interaksi:
-
3.11 Spiritual:
-
Persepsi thd penyebab penyakit: karena pola hidup serta lingkungan tempat
tinggal.
Pemeriksaan penunjang:
1. tanggal 27/12-2001
DL: glukosa darah: 109 mg/dl; HB: 13,6 gr/dl; HCT: 41,2 %; PLT: 290 x 10
cg/l; SC: 0,48 mg/dl
2. Tanggal 28/12-2001
Test Elisa: T3: 1,46 ug/ml; T4: 14,20 ug/ml
3. tanggal 4/1 2002
Test Elisa: TSH: 0,006 uIu/ml; T3: 1,26 ug/ml; T4: 10,60 ug/ml
4. Tanggal 8/1-2002
DL: HB: 11,3 gr/dl; HCT: 34%; PLT: 285 x 10 cg/l; LED: 38 mm/jam
5. Tanggal 27/12-2001
Foto thoraks AP dan leher AP/L, hasil:
-
kedua sinus phrenicocostalis tajam, tdk tampak soft tissue mass parasteral
Alignment tulang baik, subchondral bone layer dan trabekulasi (n), corpus,
pedicle dan spatium intervertebralis (n)
6. tanggal 26/12-2001
Konsul anestesi, hasil: tyrazol 3x1 tab, Frisium 10 mg 0-0-1, Vitamin 1x1 tab
7. tanggal 27/12-2001
Konsul kardiologi: ECG: (n)
Terapi: pada tgl 8/1-2002: Clyndamycin 3x300 mg; Gentamycin 2x80 mg, Antrain
3x1 tab, Frisium tab 10 mg 0-0-1, PTU 3x1 tab, logol 3x15 tts, IVFD Tutofusin 20
tts/mnt, observasi drain.
ANALISA DATA
Data
Etiologi
Patofisiologi
Masalah
S: Klien mengeluh Immobilisasi. Immobilisasi metabolisme Peningkatan
mual,
kepala
pusing, badan
menggigil.
tubuh meningkat.
O:
Klien
menggigil,
klien post op hr
I, diet MSS,
TD: 120/80, N:
80x/mnt,
S:37,80C
S: Klien mengeluh Manipulasi
nyeri pada leher bedah
post operasi.
jaringan.
O: Klien banyak
berbaring,
post
mobilisasi (-),
skala nyeri 5-6.
S: Klien banyak Kurang
bertanya
dan
tentang informasi
tidak
mampu
mengenal knowledge
penyakitnya.
O: -
defisit knowledge.
Rumusan Masalah:
1. Nyeri post operasi b/d manipulasi bedah thd jaringan tubuh.
2. Peningkatan suhu tubuh b/d immobilisasi.
3. Defisit knowledge b/d kurang informasi.
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan prioritas:
1. Nyeri post operasi b/d manipulasi bedah thd jaringan tubuh.
Data penunjang: S: Klien mengeluh nyeri pada leher post operasi, O:
Klien banyak berbaring, mobilisasi (-), skala nyeri 5-6.
2. Peningkatan suhu tubuh b/d immobilisasi.
Data penunjang: S: Klien mengeluh mual, kepala pusing, badan menggigil.
O: Klien menggigil, klien post op hr I, diet MSS, TD: 120/80, N:
80x/mnt, S:37,80C
Intervensi
Mandiri:
Bermanfaat
Rasional
dlm mengevaluasi
nyeri,
verbal
10), lamanya.
Letakkan
posisi
3.
Mencegah
pasien
kepala
leher
dan
semifowler
sokong
hiperekstensi
dan
dengan
bantal.
selama
perubahan
4.
posisi.
5.
ada
akan
posisi.
Pertahankan meja pasien Menurunkan
6.
nyeri
tenggorok
tetapi
klien
untuk
mefokuskan
kembali
7.
menggunakan
teknik
relaksasi
untuk
mengurangi nyeri.
Kolaborasi:
meningkatkan istirahat.
Berikan
obat/analgetik
2.
INTERVENSI
Mandiri:
1.
RASIONAL
Mengawasi adanya peningkatan tanda vital
ksususnya suhu tubuh.
2.
Urine
erupakan
salah
satu
kontrol
4.
Ubah
posisi
Memberikan
informasi
tentang
status
klien perdarahan.
Anjurkan
mobilisasi
secara Mobilisasi
mandiri.
meningkatkan
proses
bagi
klien.
Selimut
dapat
7.
ruangan.
Beri kompres hangat.
Kompres hangat membantu hipotalamus
8.
9.
tubuh
akan
dapat
menjadi
penyebab
post operasi.
Parasetamol merangsang penurunan paas
ynag lebih cepat dan efektif.
3.
hasil:
Klien
mengatakan
pengertiannya
tentang
perawatan
Intervensi
Mandiri:
1.
Diskusikan
Rasional
garam beryodium
beryodium.
sering
kali
cukup
untuk
Sarankan
untuk Merupakan
kontraindikasi
setelah
misalnya
laut
berlebihan,
yang
kacang
kedelai, lobak.
Identifikasi
4.
tinggi
makanan Memaksimalkan
suplai
dan
absorbsi
ulang
pasca
operasi
terganggu.
latihan
dilakukan
Fleksi,
dan
ekstensi,
pergerakan
sirkulasi
dan
proses
rotasi penyembuhan.
lateral
istirahat
relaksasi,
emosi
yang
berlebihan.
7.
Instruksikna
untuk Memberikan
melakukan
kesemapatna
klien
untuk
dan
membalutnya).
Tinaju ulang terapi obat Jika penggantian tiroid diperlukan karena
kebutuhan
melanjutkannya
Identifikasi
yang
membutuhkan seperti
evaluasi
medis
infeksi,
(mis. hipotiroidisme,
atau
diare,
insomnia,
badan
meningkat,
kelelahan,
dapat
ke
berat
hipertiroidisme,
mengantuk
arah
atau
mencegah
situasi
yang
berat.
Implementasi:
Tgl/jam
No
Implemetasi
Evaluasi
Dx.Kep.
8-1-2002
14.30 WIB
1,2
S;
37,80C,
TD:
120/80
Memberi
kompres 20x/mnt.
hangat.
Mengatur
posisi
tidur Klien
semifowler.
tidur
dlm
semifowler.Klien
mengatakan
2
2
dengan
Memberikan
posisi
yang
Menggigil berkurang.
1,3
nyaman
selimut diberikan.
ekstra
16.30 WIB
posisi
netes
lancar
35
tts/mnt.
Menagjarkan
teknik
Klien
dapat
mencoba
keluarga
mobilisasi
18.00 WIB
19.00 WIB
klien.
Memberikan
1,2
aman
09.00 WIB
dengan
minuman
berkurang.
keluaran drainase.
3
klien
baik.
Mencatat
9-1-2002
bagi mobilisasi
Drainase: 50 cc
dan
tentang:
-
Makanan
keluarga Klien
dan
keluarga
mengatakan
memahami
yang penyuluhan
yang
harus
seperti:
dikurangi diberikan .
ikan
lauk,
kacang kedelai,lobak.
-
Makanan
yang
secara
2
10-1-2002
09.00 WIB
Mobilisasi
efektif.
1,2
Perawatan
operasi.
10.00 WIB
peningaktan
penurunan
atau kamar
didampingi
oleh
produksi suami.
kelenjar tiroid.
Membuka
3
Observasi perdarahan.
pantangan
dan
makanan
anjuran
yang
Memberi
kesempatan
TGL/Jam
10-1-2002
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
1.
Nyeri post operasi b/d S: Klien mengatakan nyeri menelan
manipulasi
13.00 WIB
bedah
thd
jaringan tubuh.
banyak
Skala nyeri : 2
berbaring,
2.
Peningkatan
mual,
kepala x/mnt.
3.
berjanji
denagn baik.
penyakitnya.
akan
melaksanakan