Anda di halaman 1dari 5

A.

Judul penelitian :
Penggunaan media konkrit dan diskusi kelompok untuk meningkatkan pemahaman
siswa pada konsep bangun datar di kelas VI SDN. Impres PANTAI ENGGROS
Tahun Ajaran 2011/2012"
B. Bidang Kajian : pembelajaran Matematika di SDN. Impres PANTAI ENGGROS Tahun
Ajaran 2011/2012
C. Latar Belakang : Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikan.
Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai,
terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat
dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, dengan adanya berbagai upaya
peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat bangsa
indonesia. Untuk mencapainya , pembaharuan pendidikan di indonesia perlu terus
dilakukan untukk menciptakan dunia pendidikan yang adaptif (mudah menyesuaikan diri
dengan keadaan, program kbbi v1.1) terhadap perubahan zaman.
Berbagai upaya yang telah di tempuh untuk meningatkan kualitas pembelajaran,
antara lain : pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan model pembelajaran,
perubahan sistem penilaian, dan lain sebagainya. Salah satu unsur yang sering dikaji dalam
hubungannya dengan keaktifan dan hasil belajar siswa adalah model yang digunakan Guru
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Selama ini kegiatan pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas berpusat kepada guru, sehingga siswa cenderung kurang aktif.
Banyak cara yang dapat dilaksanakan agar siswa menjadi aktif, salah satunya adalah
dengan merubah paradigma pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran,
melainkan sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator. selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, siswalah yang dituntut untuk aktif sehingga guru tidak merupakan peran

utama pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang
mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa . pemilihan model pembelajaran harus
mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam befikir logis, kritis, dan kreatif.
Kenyataan yang terjadi di lapangan saat ini , hasil belajar matematika siswa masih
rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan dalam proses pembelajaran matematika
guru umumnya hanya berkonsentrasi pada latihan menyelesaikan soal. Dalam kegiatan
pembelajaran, guru biasanya menjelaskan konsep secara informatif, memberikan contoh
soal, dan memberikan soal-soal latihan. Guru merupakan pusat kegiatan, sedangkan siswa
selama kegiatan pembelajaran cenderung pasif. Siswa hanya mendengarkan, mencatat
penjelasan, dan mengerjakan soal. Dengan demikian pengalaman belajar yang telah
mereka miliki tidak berkembang.
Kesulitan pada matematika salah satunya disebabkan karena pembelajaran
matematika kurang bermakna, siswa masih belum aktif terlibat dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga pemahaman siswa tentang konsep matematika sangat lemah.
Menurut Rahmat Johar (2003), hal ini karena pembelajaran matematika pada saat ini pada
umumnya siswa menerima begitu saja apa yang disampaikan guru. Padahal pada umumnya
siswa telah mengenal ide-ide matematia sejak dini. Siswa memiliki pengalaman belajar,
sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk berkembang. Dengan demikian,
pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dengan
pengalaman yang telah dimiliki siswa.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, diperoleh informasi bahwa Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa kelas VI SDN. Impres
PANTAI ENGGROS. Salah satu aspek materi pelajaran matematika di kelas VI yang
dianggap sulit oleh siswa adalah aspek konsep bangun datar. Dalam masalah ini siswa
masih kesulitan dalam menentukan rumus pada bangun datar. Hal ini disebabkan karena

pemahaman siswa akan konsep bangun datar masih kurang. Kurang aktifnya siswa dalam
proses pembelajaran dan kurangnya alat bantu pembelajaran yang menyebabkan siswa
bermasalah dalam materi ini.
Berdasarkan observasi di SDN. Impres PANTAI ENGGROS pada tanggal 27
Oktober 2011, khususnya di kelas VI diperoleh data bahwa dari jumlah siswa 28, terdapat
12 siswa yang belum mengerti tentang materi ini atau belum memenuhi KKM yang telah
ditetapkan Sekolah yaitu 60, sedangkan sisanya 16 siswa sudah memahami materi konsep
bangun datar ini.
Proses pembelajaran yang kurang evektif menyebabkan masih banyak siswa yang
belum memahami konsep bangun datar ini, dalam proses belajar mengajar di SDN Impres
PANTAI ENGGROS guru kelas VI khususnya, hanya menerapkan pembelajaran langsung
dengan metode ceramah dan penugasan saja, sedangkan pembelajaran matematika di sd ini
membutuhan pembelajaran yang mampu membawa siswa kepada pembelajaran yang
mengarah kepada kehidupan yang kongkrit/nyata sehingga siswa dapat dengan mudah
memahaminya.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus
dapat membantu suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan
pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk
mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat
mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk
mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal,
peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik

dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep
mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan
materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran
Matematika dalam konsep bangun datar. Misalnya dengan memberikan contoh-contoh
yang kongkrit/nyata dengan begitu siswa dapat dengan mudah memahami materi tentang
Konsep Bagun Datar ini, karena dengan adanya benda kongkrit siswa dapat mengetahui
bentuk-bentuk nyata dari berbagai jenis bangun datar. Selain itu dengan pembentukkan
kelompok siswa akan lebih aktif dalam kelompok tersebut, dengan bimbingan guru, siswa
di tuntut untuk dapat menemukan masalah secara bersama-sama dalam teman
kelompoknya. Dengan begitu pembelajaran yang tadinya hanya guru yang aktif akan
berubah menjadi siswa yang aktif.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan penggunaan
media kongkrit dan diskusi kelompok untuk mengungkapkan apakah dengan penggunaan
media kongkrit dan diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi
konsep bangun datar di kelas VI. Penulis menggunakan metode pembelajaran ini
mengkondisikan siswa terhadap pemahaman materi dalam bentuk-bentuk nyata dan
mendiskusikannya dalam kelompok kerja siswa.
Dari latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul
Penggunaan media kongkrit dan diskusi kelompok untuk meningkatkan pemahaman
siswa pada konsep bangun datar di kelas VI SDN. Impres PANTAI ENGGROS Tahun
Ajaran 2011/2012
D. Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai
berikut :

Apakah penggunaan media konkrit dan diskusi kelompok dapat meningkatkan


pemahaman siswa pada konsep bangun datar di kelas VI Siswa SDN. Impres
PANTAI ENGGROS?

Mengapa sebagian besar (18 siswa dari 28 siswa) kelas VI SDN Impres PANTAI
ENGGROS tidak memahami konsep bangun datar?

2. Pemecahan masalah
a. Letak masalah
Siswa tidak dapat mengetahui rumus-rumus bangun datar.
b. Faktor penyebab masalah
Dari hasil wawancara dengan guru kelas VI yang dilakukan ketikan penelitian ada
beberapa kendala yang mempengaruhi mengapa materi konsep bangun datar ini menjadi
masalah di kelas VI SDN. Impres PANTAI ENGGROS diantaranya :
1. Masih banyak siswa yang belum hafal perkalian.
2. Kurangnya media ajar atau alat peraga ketika proses pembelajaran
3. Guru hanya mengajar dengan menjelaskan materi setelah itu diberikan soal latihan untuk
dikerjakan
4. Masih banyak siswa yang bermain ketika proses pembelajaran berlangsung.
c. Pemecahan masalah
Melihat permasalahan yang ada, maka pemecahan masalah yang akan digunakan penulias
adalah :
Dengan penggunakan media konkrit dan diskusi kelompok, untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada konsep Bangun Datar.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diutarakan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami konsep bangun datar
dengan menerapkan penggunaan media konkrit dan diskusi kelompok.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media konkrit dan diskusi kelompok
dalam pembelajaran konsep bangun datar

Anda mungkin juga menyukai