Anda di halaman 1dari 6

D4 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Kekuatan tanah dapat didefinisikan sebagai ketahanan tanah terhadap keretakan (fracture)
oleh tegangan geser (shear stress), atau terhadap deformasi oleh tegangan kompresi
(compression). Kekuatan tanah menentukan daya dukung (bearing capacity) tanah terhadap
kendaraan (mesin-mesin pertanian) dan ternak, ketahanan terhadap akar yang bertumbuh dan
kemudahan untuk pengolahan tanah.
Tegangan geser secara empirikal ditentukan oleh kohesi dan friksi antar partikel,
sebagaimana digambarkan oleh formula Mohr-Coulomb:
t = c + tan
Dimana, t adalah tegangan geser yang dibutuhkan untuk mengakibatkan keretakan (failure),
adalah tegangan normal terhadap permukaan geser (shear plane) dan tan adalah koefisien
friksi internal.
Kekuatan tanah dipengaruhi oleh kadar air, bulk density atau distribusi ukuran pori, dan
distribusi ukuran partikel.
Di bawah ini adalah kekuatan pikul tanah berdasarkan jenis tanahnya

Pasir yang disiram air sampai padat = 0,50 s/d 0,80 Kg/cm2

Tanah lumpur berpasir 30 s/d 70% = 0,80 s/d 1,60 Kg/cm2

Tanah kapur bercampur tanah liat = 1,00 s/d 1,50 Kg /cm2

Tanah liat dengan dasar pasir/krikil = 1,00 s/d 2,00 Kg/cm2

Pasir di tepi laut/sungai = 2,00 s/d 3,50 Kg/cm2

Pasir berlapis tanah liat keras = 2,50 s/d 5,00 Kg/cm2

Tanah liat berwarna kelabu dan berlapis tebal = 3,00 s/d 5,50 Kg/cm2

Tanah dengan banyak krikil = 3,00 s/d 7,00 Kg/cm2

Tanah liat padat campur pasir = 4,00 s/d 5,00 Kg/cm2

Tanah liat berwarna kuning berlapis tebal = 4,50 s/d 6,50 Kg/cm2

Tanah liat keras berwarna merah kekuningan = 5,50 s/d 8,00 Kg/cm2

Pasir padat dengan ketebalan sampai 6m

dan di bawahnya terdapat batu kerikil = 6,00 s/d 7,50 Kg/cm2

Tanah padat biasa bercampur banyak kerikil = 7,00 s/d 10,0 Kg/cm2

Tanah bercampur batu = 8,00 s/d 20,0 Kg/cm2

D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Kapasitas Daya Dukung Menurut Terzaghi


Analisis kapasitas dukung didasarkan kondisi general shear failure, yang dikemukakan
Terzaghi (1943) dengan anggapan-anggapan sebagai berikut:

Tahanan geser yang melewati bidang horisontal di bawah pondasi diabaikan


Tahanan geser tersebut digantikan oleh beban sebesar q = . Df
Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi tiga bagian
Tanah adalah material yang homogen, isotropis dengan kekuatan gesernya yang
mengikuti hukum Coulumb.
= c + . tan
(1.1)
dimana :
= tegangan geser
c = kohesi tanah
= tegangan normal
= sudut geser dalam tanah

Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi
Analisa distribusi tegangan di bawah dasar pondasi menurut teori Terzaghi seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.7, dimana bidang keruntuhan dibagi menjadi 3 (tiga) zona
keruntuhan yaitu:

Gambar 1.7 Analisa distribusi tegangan di bawah pondasi menurut teori Terzaghi
(1943)
Zona I
Bagian ACD adalah bagian yang tertekan ke bawah dan menghasilkan suatu
keseimbangan plastis dalam bentuk zona segitiga di bawah pondasi dengan sudut ACD =
CAD = = 45o + /2. Gerakan bagian tanah ACD ke bawah mendorong tanah
disampingnya ke samping.

D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Zona II
Bagian ADF dan CDE disebut radial shear zone (daerah geser radial) dengan curve DE
dan DF yang bekerja pada busur spiral logaritma dengan pusat ujung pondasi.
Zona III
Bagian AFH dan CEG dinamakan zona pasif Rankine dimana bidang tegangannya
merupakan bidang longsor yang mengakibatkan bidang geser di atas bidang horisontal
tidak ada dan digantikan dengan beban sebesar
q = . Df
Terzaghi (1943), memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk geometri pondasi
tersebut. Rumus-rumus yang dimaksud antara lain:
Untuk tanah dengan keruntuhan geser umum (general shear failure)
1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc + Df Nq + 1/2 B N

(1.2)

2. Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R


qu = 1,3 c Nc + Df Nq + 0,6 R N

(1.3)

3. Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B


qu = 1,3 c Nc + Df Nq + 0,4 B N
4. Kapasitas daya dukung pondasi segi empat (B x L)
qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) + Df Nq + 1/2 B N (1-0,2 . B/L)
dimana:

(1.4)
(1.5)

qu = daya dukung maksimum


c

= kohesi tanah

B
L

= berat isi tanah


= lebar pondasi (= diameter untuk pondasi lingkaran )
= panjang pondasi

Df = kedalaman pondasi
Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan memakai
Tabel 1.1 atau dengan grafik

D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Untuk tanah dengan keruntuhan geser setempat (local shear failure)


Untuk harga c diganti c = 2/3 c dan harga diganti = tan-1 (2/3 tan ). Dari nilai c dan
didapatkan faktor-faktor daya dukung untuk kondisi keruntuhan lokal: Nc; Nq; N
(Table 1.2 atau Gambar 1.8).
1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc + Df Nq + 1/2 B . N

(1.9)

2. Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R


qu = 1,3 c Nc + Df Nq + 0,6 R N

(1.10)

3. Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B


qu = 1,3 c Nc + Df Nq + 0,4 B N
4. Kapasitas daya dukung pondasi persegi empat (BxL)
qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) + Df Nq + 1/2 B Ny (1-0,2.BL)

(1.11)
(1.12)

Tabel
1.2
Faktor-faktor
daya dukung
modifikasi
untukfak
Tabel 1.1 Faktor Daya Dukung Terzaghi
untuk
Kondisi
Keruntuhan
Geser Terzaghi
Umum (general
shear

D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Untuk Mendapatkan nilai c dan , dapat dilakukan dengan 2 praktikum di laboratorium


Direct Shear
Bertujuan untuk mendapatkan kekuatan geser tanah (kohesi dan sudut geser dalam)
tanah berbutir kasar (Pasir).
Pada bidang runtuh terdapat dua gaya yang bekerja yaitu, gaya normal yang
berasal dari beban vertikal sebesar Pn dan gaya geser akibat gaya horizontalsebesar
Ph yang timbul pada saat kotak geser didorong. Tegangan normal ( n ) dan
tegangan geser ( ) yang dapat dihitung dengan rumus :
n=

Pn
A

Ph
A

Dimana (A) adalah luas penampang benda uji (luas kotak geser) dan biasanya
tidak dikoreksi terhadap perubahan luas sampel yang disebabkan oleh displasemen
lateral akibat gaya geser Ph.
Nilai c dan , didapatkan dengan mengeplotkan nilai tegangan normal dan
nilai tegangan geser pada grafik.
Triaxial Test
Keruntuhan tanah merupakan akibat gerak relatif antara butir-butir tanah tersebut,
bukan karena hancurnya butir-butir tersebut. Dengan demikian, kekuatan geser c
(Shear Failure) tanah dapat dianggap terdiri dari dua komponen, yaitu :
1.
2.

Bagian yang bersifat kohesi dan tergantung pada macam tanah dan kepadatannya.
Bagian yang mempunyai sifat gesekan (Frictional) yang sebanding dengan
tegangan efektif yang bekerja pada bidang gesernya.
Oleh karena itu, kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
S = c + ( - u ) tan
dimana :
S

= Kekuatan geser tanah (shear strength)

= tegangan total pada bidang geser

= tegangan air pori (pore water pressure)

= kohesi efektif tanah

= sudut geser dalam efektif

D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Percobaan kekuatan geser dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :


1. Pemberian tegangan normal.
2. Pemberian tegangan geser sampai terjadi failure dimana saat itu tercapai tegangan
geser maksimum.
Pada percobaan triaxial, pengukuran kekuatan geser dilakukan dengan memberikan
tekanan vertikal pada sampel. Dari proving ring dapat diketahui tekanan vertikal
maksimum, yaitu pada waktu terjadi failure.
Bila M = pembacaan pada proving ring yang maksimum, maka :
Gaya vertikal = K x M
dimana :
K = kalibrasi alat proving ring = 0,1334 kg

Tegangan vertikal =

K xM
A

dimana :
A = luas sampel pada saat pembacaan M tercapai tegangan vertikal
3 = tegangan sel
1

K xM
A

+ 3

1 - 3 =

K xM
A

maka
dimana :
1 - 3 = tegangan deviator
Untuk mengukur harga c dan digunakan lingkaran Mohr yaitu cara grafis untuk
menentukan tegangan-tegangan yang bekerja pada suatu badan.
Dengan
menggunakan kedua sampel didapat dua buah lingkaran Mohr. Garis singgung dari
kedua lingkaran ini adalah garis kekuatan geser yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai