Kekuatan tanah dapat didefinisikan sebagai ketahanan tanah terhadap keretakan (fracture)
oleh tegangan geser (shear stress), atau terhadap deformasi oleh tegangan kompresi
(compression). Kekuatan tanah menentukan daya dukung (bearing capacity) tanah terhadap
kendaraan (mesin-mesin pertanian) dan ternak, ketahanan terhadap akar yang bertumbuh dan
kemudahan untuk pengolahan tanah.
Tegangan geser secara empirikal ditentukan oleh kohesi dan friksi antar partikel,
sebagaimana digambarkan oleh formula Mohr-Coulomb:
t = c + tan
Dimana, t adalah tegangan geser yang dibutuhkan untuk mengakibatkan keretakan (failure),
adalah tegangan normal terhadap permukaan geser (shear plane) dan tan adalah koefisien
friksi internal.
Kekuatan tanah dipengaruhi oleh kadar air, bulk density atau distribusi ukuran pori, dan
distribusi ukuran partikel.
Di bawah ini adalah kekuatan pikul tanah berdasarkan jenis tanahnya
Pasir yang disiram air sampai padat = 0,50 s/d 0,80 Kg/cm2
Tanah liat berwarna kelabu dan berlapis tebal = 3,00 s/d 5,50 Kg/cm2
Tanah liat berwarna kuning berlapis tebal = 4,50 s/d 6,50 Kg/cm2
Tanah liat keras berwarna merah kekuningan = 5,50 s/d 8,00 Kg/cm2
Tanah padat biasa bercampur banyak kerikil = 7,00 s/d 10,0 Kg/cm2
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi
Analisa distribusi tegangan di bawah dasar pondasi menurut teori Terzaghi seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.7, dimana bidang keruntuhan dibagi menjadi 3 (tiga) zona
keruntuhan yaitu:
Gambar 1.7 Analisa distribusi tegangan di bawah pondasi menurut teori Terzaghi
(1943)
Zona I
Bagian ACD adalah bagian yang tertekan ke bawah dan menghasilkan suatu
keseimbangan plastis dalam bentuk zona segitiga di bawah pondasi dengan sudut ACD =
CAD = = 45o + /2. Gerakan bagian tanah ACD ke bawah mendorong tanah
disampingnya ke samping.
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
Zona II
Bagian ADF dan CDE disebut radial shear zone (daerah geser radial) dengan curve DE
dan DF yang bekerja pada busur spiral logaritma dengan pusat ujung pondasi.
Zona III
Bagian AFH dan CEG dinamakan zona pasif Rankine dimana bidang tegangannya
merupakan bidang longsor yang mengakibatkan bidang geser di atas bidang horisontal
tidak ada dan digantikan dengan beban sebesar
q = . Df
Terzaghi (1943), memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk geometri pondasi
tersebut. Rumus-rumus yang dimaksud antara lain:
Untuk tanah dengan keruntuhan geser umum (general shear failure)
1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc + Df Nq + 1/2 B N
(1.2)
(1.3)
(1.4)
(1.5)
= kohesi tanah
B
L
Df = kedalaman pondasi
Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan memakai
Tabel 1.1 atau dengan grafik
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
(1.9)
(1.10)
(1.11)
(1.12)
Tabel
1.2
Faktor-faktor
daya dukung
modifikasi
untukfak
Tabel 1.1 Faktor Daya Dukung Terzaghi
untuk
Kondisi
Keruntuhan
Geser Terzaghi
Umum (general
shear
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
Pn
A
Ph
A
Dimana (A) adalah luas penampang benda uji (luas kotak geser) dan biasanya
tidak dikoreksi terhadap perubahan luas sampel yang disebabkan oleh displasemen
lateral akibat gaya geser Ph.
Nilai c dan , didapatkan dengan mengeplotkan nilai tegangan normal dan
nilai tegangan geser pada grafik.
Triaxial Test
Keruntuhan tanah merupakan akibat gerak relatif antara butir-butir tanah tersebut,
bukan karena hancurnya butir-butir tersebut. Dengan demikian, kekuatan geser c
(Shear Failure) tanah dapat dianggap terdiri dari dua komponen, yaitu :
1.
2.
Bagian yang bersifat kohesi dan tergantung pada macam tanah dan kepadatannya.
Bagian yang mempunyai sifat gesekan (Frictional) yang sebanding dengan
tegangan efektif yang bekerja pada bidang gesernya.
Oleh karena itu, kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
S = c + ( - u ) tan
dimana :
S
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
Tegangan vertikal =
K xM
A
dimana :
A = luas sampel pada saat pembacaan M tercapai tegangan vertikal
3 = tegangan sel
1
K xM
A
+ 3
1 - 3 =
K xM
A
maka
dimana :
1 - 3 = tegangan deviator
Untuk mengukur harga c dan digunakan lingkaran Mohr yaitu cara grafis untuk
menentukan tegangan-tegangan yang bekerja pada suatu badan.
Dengan
menggunakan kedua sampel didapat dua buah lingkaran Mohr. Garis singgung dari
kedua lingkaran ini adalah garis kekuatan geser yang bersangkutan.