Anda di halaman 1dari 3

BAB II PEMBAHASAN

Etika, moral, dan akhlak


2.1. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak Etika
Etika
Etika dalam islam disebut akhlak. Berasal dari bahasa Arab al-akhlak
yangmerupakan bentuk jamak dari al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat
atauwatak yang tercantum dalam al-quran sebagai konsideran. (Pertimbangan
ygmenjadi dasar penetapan keputusan, peraturan) Sesungguhnya engkau
Muhammad berada di atasbudi pekerti yang agung ( Q.S Al-Qalam: 4 )
Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
upayamenentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik
atauburuk, dengan kata lain aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan
olehakal manusia. Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani ethos ,
yang berarti adatkebiasaan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuantentang asas asas akhlak. Ahmad Amin menegaskan etika ialah
ilmu yangmenjelaskan arti baik dan buruk, menjelaskan apa yang seharusnya
dilakukanoleh manusia.
Etika secara terminologis, menurut Ahmad Amin etika ialah ilmu
yangmenjelaskan arti baik dan buruk yang seharusnya dilakukan oleh
manusia. Etika dalam Encyclopedia Britania dinyatakan sebagai filsafat moral,
yaitustudi tentang sifat dasar dari konsep baik dan buruk, harus, benar dan
salah( Zubair 1980)
Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai
suatumasyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau
filsafat,karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia.
Etikabersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Moral
Moral secara etimologis berasal dari bahasa latin Mores, bentuk plural
dariMos yang berarti kesusilaan, tabiat atau kelakuan.
Dalam
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia,
dari
W.J.S
Poerwodarmintodijelaskan bahwa moral adalah ajaran tentang baik-buruk dari
perbuatan. Moral
secara
terminologis
adalah
suatu
istilah
yang
digunakan untukmenentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat atauperbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar salah, baikburuk (Nata2002)
Moral dipengaruhi oleh budaya. Budaya dilaksanakan ters menerus
menjadi adat kebiasaan . jadi moral akan mengacu pada kebiasaan seseorang.
Akhlak
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, artinya tingkah
laku,perangai, tabiat. Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah daya
kekuatanjiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa
dipikir dandirenung lagi Akhlak adalah sikap yang melekat pada diri
seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.
Ibn Maskawaih menyatakan akhlak ialah
keadaan
jiwa seseorang
yangmendorongnya
untuk
melakukan
perbuatan-perbuatan
tanpa
melaluipertimbangan. Imam Ghozali menyatakan akhlak ialah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwayang darinya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah

Berdasarkan
kutipan
tersebut
dipahami
bahwa
diatas,
moral
dapat
digunakan
untuk
terhadap
memberikan
batasan
dengan
nilai
(ketentuan)
baik
atau
atau
buruk,
benar
salah

tanpa memerlukanpertimbangan pikiran. Akhlak yang baik disebut akhlakul


karimah (akhlak mahmudah).Akhlak yangburuk disebut akhlakul mazmumah.
Akhlak adalah perbuatan secara spontantanitas yang keluar dari hati,
tidak adapaksaan dan rekayasa.
2.2. Hubungan Etika, Moral, dan Akhlak
Apabila etika dan moral dihubungkan maka dapat dikatakan bahwa antara
etika danmoral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang
perbuatanmanusia untuk selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk.
Tolak ukur yangdigunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia
adalah adat istiadat,kebiasaan, dan lainnya yang berlaku dimasyarakat.Menurut
Ibnu Arabi hati manusia itu bisa baik dan buruk, karena di dalam dirimanusia
terdapat 3 nafsu :
SyahwaniyahNafsu ini ada pada diri manusia dan binatang yaitu
nafsu pada kelezatan(makanan,minuman) dan syahwat jasmani. Apabila
manusia tidak mengendalikannafsu ini maka manusia tidak ada bedanya
dengan binatang.
Al-Ghadabiyah
Nafsu ini juga ada pada diri manusia dan binatang , cenderung pada marah,
merusak,ambisi dan senang menguasai dan mengalahkan orang lain serta
lebih kuat di bandingdengan syahwaniyah dan berbahaya jika tidak
dikendalikan.
Al-Nathiqah
Nafsu yang membedakan manusia dengan binatang. Nafsu ini mampu
membuatberzikir, mengambil hikmah, memahami fenomena alam dan
manusia menjadi agung,besar cita-citanya, kagum terhadap dirinya hingga
bersyukur kepada Allah. Yangmenjadikan manusia dapat mengendalikan 2
nafsu di atas dan membedakan manayang baik dan mana yang buruk.
Hubungan akhlak dengan Tasawuf
Tasawuf adalah sebuah ilmu yang berkaitan dengan hati seseorang untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tasawuf muncul karena orang yang
sungguh-sunggh mendekatkan diri kepada Allah SWT , misalnya melalui
pakaian, perkataan, sikap dll
Tasawuf terbagi menjadi :
Takhali : membersihkan hati dari sifat-sifat buruk/ tercela
Tahali : menghiasi diri dari sifat-sifat tercela
Tajali : penampakan sfat-sifat Allah kedalam diri seseorang.
Ibarat gelas sebagai wadah (diri sendiri) yang diisi dnegan air (amal
sholeh)
Berkenaan dengan hubungan akhlak dengan tasawuf lebih lanjut kita
harus memahami beberapa istilah dalam ilmu tasawuf
yang
menghantarkan kita dapat memahami sepenuhnya antara akhlak dengan
tasawuf, sebagai berikut;
Takhalli ialah membersihkan hati dengan mengosongkan hati dari
sifat yang tercela sepert rasa dengki, hasut, sombong dan rasa kecintaan
yang berlebihan kepada dunia. Dunia dan isinya, oleh para sufi,
dipandang rendah. Ia bukan hakekat tujuan manusia. Manakala kita
meninggalkan dunia ini, harta akan sirna dan lenyap. Hati yang sibuk
pada dunia, saat ditinggalkannya, akan dihinggapi kesedihan,
kekecewaan, kepedihan dan penderitaan. Untuk melepaskan diri dari

segala bentuk kesedihan, lanjut para saleh sufi, seorang manusia harus
terlebih dulu melepaskan hatinya dari kecintaan pada dunia, dalam artian
dampak negatif dari pada dunia yang berlebihan harus dijauhi.
Tahalli yaitu mengisi hati yang dikosongkan tadi dengan sifat-siafat
yang terpuji dengan cara berperilaku yang terpuji dan mengasibukkan
hatinya kapanpun dan dimanapun dengan berdzikir kepada allah karena
mendekatkan diri dengan cara bedzikir menurut para sufi dapat
membawa ketentraman pada hati, ibadah yang diwajibkan saja tidak
cukup, untuk lebih memuaskan pendekatan diri kepada tuhan diperlukan
amalan-amalan khusus dengan cara berdzikir.
Tajalli, yang merupakan kelanjutan proses dari takhalli dan tahalli
yang intinya terbukanya pintu hijab yang membatasi manusia dengan
tuhan, para kalangan sufi menyebut dengan ungkapan ma'rifah.
Ketika seorang sufi melakukan tahapan yang utama yaitu tahapan
takhalli( menghilangkan sifat-sifat tercela) , maka ia masih dalam tingkat
berakhlak. Pada tahapan yang kedua yaitu tahalli seorang sufi dapat
dikatakan berakhlak manakala masih menghiasi dirinya dengan sifat-sifat
terpuji( Tahalli) , jika dalam tahap bersyariat, tarekat dan marifat (dalam
arti tahalli) maka ia sudah dalam tahapan tasawuf.
Setelah sang sufi sudah bertakhalli dan bertahalli ( menghiasi
dengan sifat terpuji dan bersyariat, tarekat dan marifat), ia akan menuju
tahapan yang ketiga yaitu Tajalli sebuah tahapan yang terakhir dalam
tasawuf yang disebut marifah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak merupakan awal
dari pada menuju tasawuf dengan cara bertakhalli dan tahalli( dalam
artian menghiasi denan sifat-sifat terpuji) sedangkan tasawuf tujuan
akhir dari pada akhlak yang dengan terpenuhinya tahapan tahalli ( dalam
arti bersyariat, tarekat, hakekat dan marifat) setelah para sufi sudah
bertakhalli dan berhalli maka tahapan ketiga yaitu tajalli yang sering
disebut marifat sebagai kesuksesan dari pada bertasawuf.

Anda mungkin juga menyukai