Oleh :
Ninik Sri Rahayu,SE,MM
OKTOBER 2007
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
RINGKASAN
Perempuan yang menerjuni usaha mikro selama ini dikenal sebagai
kelompok yang sering berhadapan dengan sejumlah kendala dalam hal akses maupun
kontrol terhadap sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk: Pertama, mengetahui
sejauh mana akses dan kontrol perempuan pelaku usaha mikro terhadap sumber daya
fisik. Kedua, sejauh mana perempuan pelaku usaha mikro di dapat melakukan akses
dan kontrol terhadap sumber daya sosial budaya. Ketiga, mengidentifikasi kendala
yang dialami perempuan pelaku usaha mikro dalam hal akses dan kontrol terhadap
berbagai sumber daya. Keempat, merumuskan strategi penguatan terhadap perempuan
pelaku usaha mikro. Responden penelitian adalah perempuan pelaku usaha mikro di
Kabupaten Bantul yang berjumlah 90 orang. Penarikan sampel menggunakan
pendekatan multistage area sampling. Dengan menggunakan analisis deskriptif
terungkap bahwa secara umum akses dan kontrol responden penelitian terhadap
sumber daya fisik sudah cukup baik, sedangkan akses dan kontrol terhadap sumber
daya sosial masih mengalami berbagai hambatan. Terdapat beberapa kendala yang
dihadapi pelaku usaha terkait dengan akses dan kontrol terhadap berbagai sumber
daya, yaitu 1) Tahah untuk tempat usaha masih menyewa. 2) Bagi pengusaha yang
menggunakan bahan baku yang masih harus didatangkan dari luar daerah, aktifitas
usaha sangat bergantung pada kelancaran pasokan dari luar daerah. 3) Transportasi
menjadi kendala bagi pelaku yang belum mempunyai kendaraan sendiri. 4) Sulit
mengembangkan usaha karena keterbatasan modal. 5) Masih sulit mendapatkan
kucuran kredit dari sektor perbankan. 6). Menggunakan alat produksi yang sederhana
sehingga ketika terjadi lonjakan permintaan sulit untuk dipenuhi. 7) Untuk jenis
usaha yang memerlukan tenaga kerja dengan tingkat keahlian cukup tinggi susah
untuk mereka perolah. 8) Sulit untuk menggunakan teknologi tepat guna karena
keterbatasan skill. 9) Distribusi informasi mengenai program-program pelatihan,
pendampingan usaha tidak merata di kalangan pelaku usaha. Berkaitan dengan
berbagai kendala yang dihadapi oleh pengusaha perempuan maka diperlukan upayaupaya penguatan berupa program, atau kegiatan bantuan permodalan, pemberian
pelatihan, pendampingan dan fasilitasi, bantuan teknis dan konsultasi, penyediaan
informasi, bantuan sarana, dan bantuan promosi pasar yang dilakukan baik secara
individu dan kelompok.
Kata kunci : Akses, Kontrol, Usaha Mikro.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.2 Landasan Teori
1. Usaha Mikro
2. Gambaran Kondisi Perempuan di Indonesia
3. Fenomena Cinderella Complex Pada Perempuan
4. Akses dan Kontrol Perempuan Terhadap Berbagai Sumber
Daya
2.3 Kerangka Pikir
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
3.3 Kontribusi Penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2 Metode Sampling
4.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian
4.4 Teknik Pengumpulan Data
4.5.1 Wawancara
4.5.2 Kuisioner
4.5.3 Uji Instrumen Penelitian
4.5 Metode Analisa Data
4.5.1 Analisis Deskriptif
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
1
2
4
5
6
7
8
10
12
13
13
14
15
15
16
17
17
17
18
21
21
5.1.6
37
41
5.3 Pembahasan
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
50
47
48
LAMPIRAN
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
BAB 1
PENDAHULUAN
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
daya fisik maupun sumber daya sosial budaya sebagai modal untuk menjalankan
usahanya. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap secara empirik bagaimana
akses dan kontrol perempuan pengusaha mikro di Kabupaten Bantul terhadap
berbagai sumber daya. Relevan dengan isu tersebut penelitian ini merumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Sejauh mana perempuan pelaku usaha mikro di Kabupaten Bantul dapat
melakukan akses dan kontrol terhadap sumber daya fisik ?
2. Sejauh mana perempuan pelaku usaha mikro di Kabupaten Bantul dapat
melakukan akses dan kontrol terhadap sumber daya sosial budaya?
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
BAB III
TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh perempuan pelaku usaha mikro di
Kabupaten Bantul dalam menjalankan usahanya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui sejauh mana perempuan pelaku usaha mikro di Kabupaten
Bantul dapat melakukan akses dan kontrol terhadap sumber daya fisik.
2. Mengetahui sejauh mana perempuan pelaku usaha mikro di Kabupaten
Bantul dapat melakukan akses dan kontrol terhadap sumber daya sosial
budaya.
3. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala bagi perempuan pelaku usaha
mikro di Kabupaten Bantul dalam melakukan akses dan kontrol terhadap
berbagai sumber daya.
4. Mengidentifikasi strategi penguatan terhadap perempuan pelaku usaha
mikro di kabupaten Bantul.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
BAB IV
METODE PENELITAN
4.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh perempuan pelaku usaha
mikro di Kabupaten Bantul. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pertimbangan
bahwa wilayah ini merupakan sentra industri di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta sehingga dimungkinkan populasi perempuan pelaku usaha mikro lebih
banyak di banding dengan wilayah lain.
4.2. Metode Sampling
Metode sampel yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sampel daerah
multitahap (Multistage Area Sampling). Multistage Area Sampling adalah prosedur
pengambilan sampel yang melibatkan penggunaan kombinasi teknik sampel
probabilitas (Kuncoro :2003). Tahap-tahap pengambilan dijelaskan sebagai berikut:
1.
2.
Jumlah
Kecamatan (17)
17 x 10% = 1,7
Desa (75)
75 x 10% = 7,5
3.
Dari tiap-tiap desa yang dipilih secara acak diambil 10 -15 responden yang
memiliki karakteristik sebagai anggota sampel.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
4.
4.5.2 Kuisioner
Proses pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan angket
yang berisi pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Desain kuisioner
dikembangkan berdasar indikator-indikator variabel penelitian yaitu akses terhadap
sumber daya fisik, kontrol terhadap sumber daya fisik, akses terhadap sumber daya
sosial budaya dan kontrol terhadap sumber daya sosial budaya. Desain kuisioner
tersebut dibuat pertanyaan dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
1. Jika responden mendapat kesempatan untuk melakukan/menggunakan
kegiatan tersebut (+), skornya adalah 3
2. Jika responden tidak mempunyai pendapat tentang kegiatan tersebut (N),
skornya adalah 2
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
{ NX (X )} { NY ) - Y )}
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS 15 for windows.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji validitas adalah (Santoso
2000):
a) Menentukan hipotesis
Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor
H1 = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor
b) Menentukan nilai r tabel
Dengan jumlah kasus sebanyak 90 maka diperoleh besarnya df = 90-2 =88.
Jika tingkat signifikansi yang dipakai adalah 5% maka besarnya r adalah
0.1279
c) Mencari r hasil
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
r hasil pada tiap item dapat dilihat dari pada kolom corrected item-total
corelation. (Tabel 4.1)
d) Mengambil keputusan
Jika r hasil positif, r hasil > r tabel, maka butir tersebut valid
Jika r hasil positif, r hasil < r tabel, maka butir tersebut tidak valid
R-stat
R-tabel
Keterangan
A11
,312
0.1279
Valid
A12
,284
0.1279
Valid
A13
,312
0.1279
Valid
A14
,202
0.1279
Valid
A15
-,057
0.1279
Tidak Valid
A16
,051
0.1279
Tidak Valid
A17
,159
0.1279
Valid
A18
,007
0.1279
Tidak Valid
A21
,208
0.1279
Valid
A22
,200
0.1279
Valid
A23
,212
0.1279
Valid
A24
,439
0.1279
Valid
A25
,364
0.1279
Valid
A26
,462
0.1279
Valid
A27
,450
0.1279
Valid
A28
,246
0.1279
Valid
B11
,323
0.1279
Valid
B12
,522
0.1279
Valid
B13
,568
0.1279
Valid
B14
,492
0.1279
Valid
B21
,451
0.1279
Valid
B22
,390
0.1279
Valid
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
B23
,238
0.1279
Valid
B24
,288
0.1279
Valid
N ( r12 )
1+{( r12 ) ( n -1)}
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS 15 for windows.
Langkah yang ditempuh untuk melakukan pengujian adalah sebagai berikut :
a)
Menentukan hipotesis
Ho = Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktor
H1 = Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktor
b)
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Mencari r hasil
r hasil adalah nilai Alpha (terletak di akhir ouput)
d)
Mengambil keputusan
Jika r hasil positif, r Alpha > r tabel, maka butir tersebut reliabel
Jika r hasil positif, r Alpha < r tabel, maka butir tersebut tidak reliabel
Nilai Alpha
0.3157
0.6904
0.8136
0.6984
R-tabel
0.1279
0.1279
0.1279
0.1279
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Analisa Deskriptif
Valid
20-29 tahun
30-39 tahun
40-49 tahun
50-59 tahun
diatas 59 tahun
Total
Frequency
28
41
17
3
1
90
Percent
31,1
45,6
18,9
3,3
1,1
100,0
Valid
Percent
31,1
45,6
18,9
3,3
1,1
100,0
Cumulative Percent
31,1
76,7
95,6
98,9
100,0
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Sedangkan jika dicermati dari status pernikahan responden (Tabel 5.2) terlihat bahwa
lebih lebih dari separuh responden penelitian berstatus menikah yakni sebesar 72,2%
dan responden yang belum menikah hanya sebesar 27,8%.
Tabel 5.2 : Status Perkawinam
Belum kawin
Kawin
Total
Frequency Percent
25
27,8
65
72,2
90
100,0
Valid
Percent
27,8
72,2
100,0
Cumulative Percent
27,8
100,0
Dari 90 responden penelitian sebesar 43 responden memiliki jumlah anak tidak lebih
dari 2 orang dengan persentase sebanyak 47,8%. Sementara responden penelitian
yang belum memiliki anak juga memperlihatkan angka yang cukup besar yakni 27
orang atau 30%.
Tabel 5.3 : Jumlah Anak
Frequency
27
43
15
5
90
Percent
30,0
47,8
16,7
5,6
100,0
Valid
Percent
30,0
47,8
16,7
5,6
100,0
Cumulative
Percent
30,0
77,8
94,4
100,0
Jenis usaha yang digeluti oleh responden penelitian sebenarnya cukup beragam, hal
ini bisa dipahami sebab wilayah Bantul merupakan salah satu sentra industri di
Propinsi DIY. Dalam penelitian ini, jenis-jenis UKM yang diminati oleh perempuan
antara lain gerabah, handycraft, kerajinan, makanan ringan, toko kelontong, konveksi,
salon, warung makan/restoran, mebel, tanaman hias, peternakan dan batik. Namun
demikian, tampaknya konsentrasi usaha yang ditekuni responden lebih banyak pada
bidang industri dengan persentase total 68,9% yang terdiri dari usaha gerabah,
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Percent
8,9
Valid
Percent
8,9
Cumulative
Percent
8,9
30
32,2
32,2
41,3
6
7
13
4
5
17
90
6,7
7,8
14,4
4,4
5,6
18,9
100,0
6,7
7,8
14,4
4,4
5,6
18,9
100,0
48
55,8
70,2
74,6
80,2
100,0
Frequency
Valid
Gerabah
Kerajinan
bambu/anyaman/tas
Kelontong
Konveksi
makanan ringan
Salon
warung makan/restoran
lain-lain
Total
Dalam penelitian ini, sebesar 45,6% dari responden telah merintis usaha antara 0-4
tahun, sedangkan yang menjalankan usaha dalam rentang waktu 5-9 tahun
memperlihatkan persentase sebesar 35,6%. Sangat sedikit responden yang memiliki
usaha selama 10 14 tahun ataupun lebih dari 14 tahun, yakni hanya berkisar 8,9%
dan 10%.
Valid
0-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
> 14 tahun
Total
Frequency
41
32
8
9
90
Percent
45,6
35,6
8,9
10,0
100,0
Valid Percent
45,6
35,6
8,9
10,0
100,0
Cumulative Percent
45,6
81,1
90,0
100,0
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Dalam mengelola usahanya, 80% responden didukung oleh sekitar 1-4 tenga kerja
dan hanya sekitar 14,4% yang memperkerjakan 5-9 orang. Sedangkan responden
yang memiliki karyawan antara 10-14 orang atau lebih dari 14 orang menunjukan
persentase yang kurang signifikan yakni 2,2% dan 3,3%. Hal ini sekaligus
mengisyaratkan bahwa skala usaha yang dijalankan oleh mayoritas responden masih
relatif kecil sehingga memerlukan sedikit tenga kerja. Sebagian besar tenaga kerja
yang dipergunakan berasal dari anggota keluarga sendiri karena alasan lebih
menghemat biaya produksi.
Valid
1-4 orang
5-9 orang
10-14 orang
> 14 orang
Total
Frequency
72
13
2
3
90
Percent
80,0
14,4
2,2
3,3
100,0
Valid Percent
80,0
14,4
2,2
3,3
100,0
Cumulative Percent
80,0
94,4
96,7
100,0
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Valid
< 1.000.000
1.000.000-2.900.000
3.000.000-5.900.000
6.000.000-8.900.000
9.000.000-11.900.000
> 11.900.000
Total
Frequency Percent
33
36,7
41
45,6
9
10,0
5
5,6
1
1,1
1
1,1
90
100,0
Valid
Percent
36,7
45,6
10,0
5,6
1,1
1,1
100,0
Cumulative Percent
36,7
82,2
92,2
97,8
98,9
100,0
Valid
Mendapat hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapat kesempatan
Total
Frequency
24
17
Percent
26,7
18,9
Valid
Percent
26,7
18,9
Cumulative
Percent
26,7
45,6
49
54,4
54,4
100,0
90
100,0
100,0
Dalam penelitian ini, sebesar 54,4% responden menyatakan tidak menemui kesulitan
untuk mengakses dan menggunakan sumber daya fisik berupa tanah untuk usaha.
Artinya, perempuan pengusaha mikro di wilayah Bantul tidak mengalami hambatan
dalam mengakses sumber daya tersebut untuk menjalankan proses produksi dan
kelangsungan usaha. Sedangkan perempuan yang mengaku mendapat hambatan
untuk mengakses sumber daya tanah hanya sebesar 26,7%.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Valid
Cumulative
Percent
Percent
26,7
26,7
17,8
44,4
Frequency
24
16
Percent
26,7
17,8
50
55,6
55,6
90
100,0
100,0
100,0
Dalam persoalan bahan baku produksi, diakui oleh 55,6% responden penelitian
peluang untuk mengakses sumber daya tersebut tersedia bagi mereka. Sedangkan
jumlah perempuan pelaku usaha mikro yang mengakui sulit untuk mendapatkan
informasi mengenai bahan baku usaha hanya sebesar 26,6%.
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Frequency Percent
22
24,4
Valid
Percent
24,4
Cumulative
Percent
24,4
23
25,6
25,6
50,0
45
50,0
50,0
100,0
90
100,0
100,0
Sedangkan akses perempuan pelaku usaha mikro terhadap sarana transportasi juga
tidak mengalami hambatan berarti, dimana sebesar 50% responden menyatakan
tersedia kesempatan untuk mengakses sarana transaportasi yang dipergunakan untuk
menjalankan kegiatan usahanya dan hanya sebesar 24,4% responden yang
menyatakan mengalami hambatan dalam mengakses sarana transportasi.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Frequency
32
Percent
35,6
Valid Percent
35,6
Cumulative
Percent
35,6
12
13,3
13,3
48,9
46
51,1
51,1
100,0
90
100,0
100,0
Persoalan modal usaha biasanya menjadi masalah pelik bagi setiap pelaku usaha
mikro, namun demikian dalam penelitian ini sebesar 51,1% perempuan pelaku usaha
mikro mendapatkan akses atau informasi mengenai modal usaha, sumber permodalan
yang biasa mereka manfaatkan berasal dari pinjaman informal misalkan dari family,
relasi, arisan dan paguyuban yang mereka ikuti sedangkan sebesar 35,6% mengaku
mengalami hambatan untuk mengakses sumber daya modal untuk menggerakan
usahanya terutama modal yang berasal dari perbankan.
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak berpendapat
Mendapat kesempatan
Total
Frequency
16
Percent
17,8
Valid Percent
17,8
Cumulative
Percent
17,8
17
18,9
18,9
36,7
57
63,3
63,3
100,0
90
100,0
100,0
Akses terhadap sumber daya fisik berikutnya yaitu tenaga kerja juga menunjukan
kecenderungan serupa dimana sekitar 63,3% responden menyatakan akses atau
informasi mengenai sumber daya tenaga kerja dapat mereka peroleh. Dalam
mengelola usahanya tenaga kerja banyak didukung dari anggota keluarga sendiri,
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
hanya pada saat-saat tertentu saja menggunakan tenaga kerja lepas. Di sisi lain sekitar
17,8% responden masih merasa kesulitan untuk mengakses sumber daya tenaga kerja,
biasaya ini dialami oleh usaha yang membutuhkan tenaga kerja dengan skill yang
cukup tinggi.
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Frequency
24
Percent
26,7
Valid Percent
26,7
Cumulative
Percent
26,7
20
22,2
22,2
48,9
46
51,1
51,1
100,0
90
100,0
100,0
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Frequency
24
Percent
26,7
Valid Percent
26,7
Cumulative
Percent
26,7
27
30,0
30,0
56,7
39
43,3
43,3
100,0
90
100,0
100,0
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Dalam penelitian ini, sebanyak 43,3% dari perempuan pelaku usaha mikro
mengungkapkan bahwa mereka mempunyai kewenangan penuh untuk mengambil
keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya produktif berupa bahan baku
produksi. Namun demikian, persentase responden yang tidak memberikan pendapat
mengenai persoalan bahan baku tersebut juga cukup banyak yakni sebesar 30% dan
sisanya sebanyak 26,7% mengatakan mendapat hambatan untuk melakukan kontrol
atau penguasaan terhadap sumber daya ini.
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Frequency
29
Percent
32,2
Valid Percent
32,2
20
41
90
22,2
45,6
100,0
22,2
45,6
100,0
Cumulative
Percent
32,2
54,4
100,0
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Frequency
28
Percent
31,1
Valid Percent
31,1
Cumulative
Percent
31,1
18
20,0
20,0
51,1
44
48,9
48,9
100,0
90
100,0
100,0
Keputusan mengenai pemanfaatan dan pemanfaatan hasil dari modal usaha, diakui
oleh 48,9% responden penelitian berada dalam kewenangan perempuan pelaku usaha
mikro di wilayah Bantul. Akan tetapi, sekitar sepertiga (31,1%) dari responden
penelitian mengaku masih mengalami kendala dalam melakukan kontrol terhadap
penggunaan sumber daya modal untuk memajukan usahanya. Hal ini diakibatkan oleh
masih tercampurnya manajemen modal usaha dankeluarga sehingga seringkali modal
usaha digunakan untuk menambal kebutuhan keluarga sehari-hari.
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Mendapat Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapat Kesempatan
45
20
50.0
22,2
50,0
22,2
50,0
50,0
25
27,8,0
27,8
100,0
Total
90
100,0
100,0
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Frequency
30
14
Percent
33,3
15,6
Valid Percent
33,3
15,6
Cumulative
Percent
33,3
48,9
46
51,1
51,1
100,0
90
100,0
100,0
Valid
Mendapat Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapat Kesempatan
Total
Frequency
30
15
Percent
33,3
16,7
Valid Percenrt
33,3
16,7
Cumulative
Percent
33,3
50,0
45
50,0
50,0
100,0
90
100,0
100,0
Keputusan untuk menggunakan faktor produksi tenaga kerja dikatakan oleh 50%
responden penelitian di bawah kewenangan mereka, akan tetapi sebanyak 33,3%
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
perempuan pelaku usaha mikro yang menjadi responden penelitian mengatakan masih
mengalami hambatan untuk melakukan kontrol terhadap faktor produksi tenaga kerja.
8. Kontrol Terhadap Teknologi (A2.8)
Tabel 5.23 : Kontrol Terhdap Teknologi
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Frequency
40
16
Percent
44,4
17,8
Valid Percent
44,4
17,8
Cumulative
Percent
44,4
55,6
34
37,8
37,8
100,0
90
100,0
100,0
Total
Penguasan terhadap teknologi tepat guna yang mendukung kegiatan usaha perempuan
pelaku usaha mikro di Kabupaten Bantul belum bisa dikatakan memadai, hal ini
tercermin dari 44,% persentase responden yang men yatakan masih mengalami
hambatan dan jumlah responden yang mengaku tidak mengalami hambatan untuk
melakukan kontrol terhadap teknologi adalah 37,7%.
5.1.4
1.
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Total
Frequency
46
15
Percent
51,1
16,7
Valid
Percent
51,1
16,7
Cumulative
Percent
51,1
67,8
29
32,2
32,2
100,0
90
100,0
100,0
mengenai kegiatan-kegiatan pelatihan baik dari dinas terkait maupun lembaga swasta
dan hanya sebesar 32,2% responden yang menyatakan tidak kesulitan untuk
mengakses berbagai bentuk kegiatan pelatihan yang mendukung usaha mereka.
2.
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Frequency
45
15
Percent
50,0
16,7
Valid Percent
50,0
16,7
Cumulative
Percent
50,0
66,7
30
33,3
33,3
100,0
90
100,0
100,0
Total
Tidak berbeda jauh dengan akses terhadap pelatihan usaha, akses responden
penelitian terhadap pasar juga terbilang masih terlilit kendala, hal ini diindikasikan
dari 50% responden yang menyebutkan bahwa akses/informasi pasar masih dirasakan
sulit oleh perempuan pelaku usaha mikro. Kedati demikian, sebesar 33,3% lainya
merasakan bahwa peluang untuk memasuki pasar cukup terbuka.
3.
Frequency
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Total
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
38
17
42.2
18.9
42.2
18.9
42.2
61.1
35
38.9
38.9
100.0
90
100.0
100.0
Dari aspek akses untuk melakukan promosi, nampak bahwa antara responden yang
menyatakan mendapat hambatan dan memperoleh peluang menunjukan perbandingan
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
yang tidak begitu mencolok yakni 42,2% : 38,9% dan hanya sebagian kecil dari
responden (18,9%) yang tidak berpendapat terhadap aspek tersebut.
4.
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Total
Frequency
38
20
Percent
42,2
22,2
Valid Percent
42,2
22,2
Cumulative
Percent
42,2
64,4
32
35,6
35,6
100,0
90
100,0
100,0
Sebesar 42,2% dari responden merasakan bahwa informasi/akses mengenai programprogam penyuluhan maupun mendampingan tidak mudah untuk mereka terima
sedangkan 35,% lainya mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk mengakses
kegiatan penyuluhan yang berkaitan dengan usaha yang mereka jalankan.
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Total
Frequency
32
16
Percent
35,6
17,8
Valid Percent
35,6
17,8
Cumulative
Percent
35,6
53,3
42
46,7
46,7
100,0
90
100,0
100,0
dibawah kewenangan dan kendali mereka, sedangkan 35,6% lainnya mengaku masih
mendapati sejumlah hambatan terkait dengan kontrol terhadap kegiatan pelatihan.
2.
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Total
Frequency
31
18
Percent
34,4
20,0
Valid Percent
34,4
20,0
Cumulative
Percent
34,4
54,4
41
45,6
45,6
100,0
90
100,0
100,0
Sejumlah 45,6% perempuan pelaku usaha mikro yang menjadi responden penelitian
menyebutkan bahwa mereka memiliki kewenangan penuh dalam mengambil
keputusan untuk memasuki pasar dan sebanyak 34,4% lainnya mengatakan masih
kesulitan untuk melakukan kontrol terhadap kegiatan tersebut.
3.
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Total
Frequency
38
Percent
42,2
Valid Percent
42,2
Cumulative
Percent
42,2
16
17,8
17,8
60,0
36
40,0
40,0
100,0
90
100,0
100,0
Di lihat dari aspek kontrol terhadap kegiatan promosi, tergambar bahwa antara
responden yang menyatakan mendapat hambatan dan memperoleh kesempatan untuk
melakukan kontrol terhadap aktifitas promosi menunjukan komparasi yang cukup
berimbang yakni 42,2% : 40%9% dan hanya sebagian kecil dari responden (17,8%)
yang tidak berpendapat terhadap aspek tersebut.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
4.
Valid
Mendapatkan Hambatan
Tidak Berpendapat
Mendapatkan Kesempatan
Total
Frequency
39
Percent
43,3
Valid Percent
43,3
Cumulative
Percent
43,3
14
15,6
15,6
58,9
37
41,1
41,1
100,0
90
100,0
100,0
Sama halnya dengan kontrol terhadap promosi, kontrol responden penelitian terhadap
aktifitas penyuluhan juga memperlihatkan kecenderungan yang serupa dimana terjadi
perimbangan komposisi antara responden yang menyatakan dapat melakukan kontrol
sepenuhnya (41,1%) dan responden yang mendapat hambatan untuk melakukan
kontrol terhadap kegiatan penyuluan (41,1%).
yang rusak akibat gempa menjadikan informasi atau akses terhadap sumber
daya fisik ini menjadi terhambat.
2. Hambatan berikutnya adalah yang berkaitan dengan akses dan kontrol
terhadap sumber daya bahan baku. Disebutkan oleh perempuan pengusaha
mikro bahwa bahan baku menjadi persolan bagi mereka ketika bahan baku
yang harus di datangkan dari luar Yogyakarta mengalami keterlambatan
sehingga hal ini kerap mengganggu jalannya proses produksi. Sedangkan bagi
pengusaha yang menggunakan bahan baku lokal sering dihadapkan pada
persoalan kelangkaan pasokan bahan baku terutama pada kejadian pasca
gempa
dimana
harga
bahan
baku
mengalami
peningkatan
diluar
6. Akses dan kontrol terhadap pengadaan alat produksi kerap menjadi persoalan
bagi pelaku usaha mengingat penambahan faktor produksi tersebut biasanya
memakan biaya yang cukup besar. Akibatnya, ketika terjadi kenaikan
permintaan atau pesanan dalam jumlah besar menyebabkan permintaan pasar
sulit untuk dipenuhi karena terbatasnya peralatan produksi yang dimiliki.
7. Jenis usaha yang ditekuni oleh perempuan pelaku usaha mikro biasanya
mempunyai kharakteristik yang cukup khas yaitu produk yang dihasilkan
relatif sederhana dan tidak membutuh keahlian tinggi. Dalam menjalankan
usahanya, para pelaku usaha yang menjadi sampel penelitian lebih banyak
memanfaatkan anggota keluarga dalam proses produksi mengingat usaha yang
dijalankan masih bersifat industri rumahan dengan kapasitas produksi yang
terbatas. Salah satu alasan yang mendasari utilitasi tenaga kerja dari anggota
keluarga sendiri adalah untuk menghemat ongkos produksi karena tidak perlu
memberikan upah. Dalam batas ini, akses dan kontrol terhadap faktor
produksi tenaga kerja tidak mengalami hambatan, persoalan baru muncul
ketika pada kondisi tertentu dihadapkan pada tingginya jumlah permintaan,
maka akses dan kontrol terhadap tenaga kerja dari luar anggota kelurga sulit
untuk mereka dapatkan.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
umumnya belum dipahami oleh usaha mikro. Misalnya dari pengakuan salah
satu responden yang menyebutkan bahwa untuk memasukkan kue ke tokotoko besar usaha mikro harus terlebih dulu memiliki izin dari Departemen
Kesehatan, di samping harus memenuhi beberapa kualifikasi dari segi mutu.
Karena sulitnya pemasaran, banyak usaha mikro yang tergantung kepada para
pengepul (tengkulak) yang biasanya menekan harga jual mereka.
12. Akses dan kontrol terhadap program penyuluhan ataupun pendampingan
usaha bagi pelaku usaha mikro masih dirasakan minim oleh responden
penelitian. Hal ini berkait erat dengan realitas bahwa usaha yang ditekuni oleh
perempuan masih bersifat informal dan tidak berbadan hukum sehingga
keberadaanya sukar untuk diketahui, sehingga program-program penyuluhan
bagi pelaku usaha perempuan jarang mereka terima.
5.1.7 Strategi penguatan usaha bagi perempuan pelaku usaha mikro di
Kabupaten Bantul
Tidak diragukan lagi bahwa kiprah perempuan di sektor perekonomian mikro
cukup menonjol, mengingat porsinya cukup banyak maka penguatan ekonomi pada
usaha yang digeluti oleh perempuan patut menjadi perhatian berbagai pihak terutama
pemerintah. Temuan dilapangan menyebutkan bahwa akses dan kontrol perempuan
pelaku usaha mikro terhadap sumber daya produktif terutama sumber daya non fisik
seperti pelatihan, pendampingan informasi pasar dan promosi masih tersumbat
sehingga hal ini dapat menjadi pijakan untuk melakukan program penguatan. Bentukbentuk penguatan yang dapat dilakukan antara lain melalui upaya berupa program,
atau kegiatan bantuan permodalan, pemberian pelatihan, pendampingan dan fasilitasi,
bantuan teknis dan konsultasi, penyediaan informasi, bantuan sarana, dan bantuan
promosi pasar. Tidak menutup kemungkinan dalam satu upaya terdapat lebih dari
satu kegiatan, misalnya bantuan modal disertai dengan kegiatan pelatihan atau
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
bimbingan teknis. Atau bisa juga misalnya bantuan berupa sarana yang diperuntukan
kepada kelompok kegiatan tertentu, seperti bantuan mesin/alat produksi dilengkapi dengan
bantuan lain, yaitu berupa pelatihan atau pendampingan agar sarana usaha yang diberikan
dapat berhasil guna. Agar bantuan sarana yang diberikan sesuai dengan kebutuhan atau
kemampuan penerima upaya, maka perlu diperhatikan aspek kebutuhan atau karakteristik
wilayah penerima upaya tersebut. Selain pelatihan, bentuk kegiatan lain yang dapat
diberikan langsung kepada usaha mikro adalah kesempatan untuk melakukan studi
banding ke usaha sejenis di daerah lain atau mengikutsertakan usaha mikro dalam
pameran. Namun demikian, jenis upaya ini biasanya hanya dinikmati oleh usaha
mikro tertentu yang memiliki produk unggulan setempat dan berkualitas. Upaya
berupa pelatihan, pendampingan atau bimbingan, dan bantuan sarana, hendaknya
bersifat
cuma-cuma atau hibah, sementara upaya berupa bantuan modal dapat berupa dana
pinjaman. Dalam prakteknya apabila bantuan modal berasal dari pemerintah, ada
upaya yang bersifat semi hibah (wakaf) kepada lembaga perantara, tetapi bersifat
pinjaman bagi sasaran akhir, baik masyarakat maupun usaha mikro. Tetapi, jika
bantuan modal tersebut berasal dari perbankan diberikan dalam bentuk kredit
komersial sedangkan bantuan modal dari ornop dan lembaga lain berbentuk dana
bergulir. Biasanya bantuan modal dari perusahaan, baik BUMN maupun swasta,
diberikan dalam bentuk kredit berbunga rendah. Sasaran upaya penguatan usaha
mikro dapat dilakukan melalui dua cara yaitu, pertama langsung ditujukan kepada
usaha mikro/kecil, dan kedua, melalui lembaga perantara . Lembaga perantara
tersebut bisa berupa pemanfaatan lembaga yang sudah seperti koperasi dan BMT
maupun membentuk lembaga perantara baru. Meskipun melalui lembaga perantara,
tujuan akhir dari program bantuan ini tetap diperuntukan bagi pengembangan usaha
mikro. Seperti upaya dalam bentuk bantuan modal, lembaga perantara diposisikan
sebagai pengelola dana pinjaman bagi usaha mikro.
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam upaya penguatan
usaha mikro yaitu pendekatan secara individu, pendekatan secara kelompok, dan
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
gabungan dari keduanya. Sebenarnya sejauh ini upaya penguatan terhadap pengusaha
mikro sudah cukup banyak dilakukan baik oleh pemerintah, ornop, BUMN maupun
dari sektor perbankan. Namun demikian tampaknya hal ini belum banyak dinikmati
oleh pengusaha perempuan di wilayah penelitian, ini didindikasikan dari minimnya
jumlah responden yang menyatakan pernah menerima program-program penguatan.
Pada umumnya upaya yang dilakukan oleh kalangan perbankan dan perusahaan
swasta/BUMN disalurkan kepada individu, sedangkan program dari pemerintah,
ornop dan lembaga lainnya menggunakan pendekatan kelompok. Hal ini karena
sasaran upaya dari perbankan dan swasta/BUMN umumnya merupakan usaha mikro
yang sudah berjalan dan memiliki potensi untuk dikembangkan, serta memiliki
administrasi dan pengelolaan keuangan yang relatif baik. Sementara upaya dari
pemerintah dan ornop seringkali dikaitkan dengan masalah penanggulangan
kemiskinan, dimana pada umumnya penerima upaya masih marginal dan perlu
diberdayakan, sehingga pendekatan secara kelompok dianggap lebih tepat.
5.2
Pembahasan
Secara umum akses dan kontrol perempuan pelaku usaha mikro di Kabupaten
Bantul terhadap sumber daya produktif khususnya sumber daya fisik seperti tanah,
bahan baku, transportasi ,modal usaha, pengajuan kredit ke bank, alat produksi,
teknologi dan tenaga kerja sudah cukup baik meskipun masih dihadapan dengan
sejumlah kendala. Sumber daya yang terlihat masih sukar diakses dan dikuasi oleh
pelaku usaha adalah jenis sumber daya non fisik atau sosial berupa kegiatan pelatihan
usaha, pendampingan, bantuan promosi maupun pembukaan jaringan pasar. Oleh
sebab itu, program-program pembangunan dan penguatan terhadap usaha perempuan
perlu untuk dilakukan mengingat sumbangan perempuan di sektor perekonomian
marginal ini cukup tinggi. Kegiatan usaha mikro memang tidak bisa dilepaskan dari
peran kaum perempuan, usaha mikro banyak diminati oleh perempuan karena usaha
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
ini selain mudah untuk dimasuki, tidak membutuhkan tingkat keahlian tinggi juga
dipandang sebagai alternatif untuk menopang kehidupan ekonomi rumah tangga dan
dapat memenuhi kebutuhan pengembangan diri perempuan. Secara khusus usaha
mikro dapat memberikan dampak spesifik bagi perempuan yakni meningkatkan
kondisi ekonomi perempuan, menciptakan lapangan kerja bagi perempuan, serta
meningkatkan keberanian perempuan dalam mengemukakan pendapat dan tidak
terlalu bergantung kepada suami secara ekonomi. Sedangkan dampak secara umum,
jenis usaha ini dipandang sebagai katup pengaman kebutuhan rumah tangga,
sebagai alternatif usaha dan dapat meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat
khususnya rumah tangga pelaku usaha mikro. Sektor ekonomi yang digerakan oleh
perempuan merupakan bagian integral dari perekonomian secara makro, artinya
partisipasi perempuan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pembangunan ekonomi nasional. Sehingga upaya-upaya keberpihakan terhadap
penguatan usaha mikro yang dikelola oleh perempuan patut menjadi perhatian tidak
saja oleh pemerintah namun juga lembaga-lembaga terkait lainnya sehingga akses
dan kontrol terhadap berbagai sumber daya produktif yang menjadi mesin penggerak
usaha dapat mereka nikmati. Perempuan pelaku usaha mikro dengan berbagai
keterbatasan yang dimiliki akan sulit untuk mengembangkan usahanya sendiri tanpa
ada uluran dari pihak lain. Terlebih lagi, dalam menjalankan usahanya perempuan
seringkali berhadapan dengan kendala-kendala tertentu yang dikenal dengan istilah
tripple burden of women, yaitu ketika mereka diminta menjalankan fungsi
reproduksi, produksi, sekaligus fungsi sosial di masyarakat pada saat yang
bersamaan. Hal tersebut menyebabkan kesempatan perempuan untuk memanfaatkan
peluang ekonomi yang ada menjadi sangat terbatas.
Dalam penelitian ini usaha mikro yang digerakan oleh pengusaha perempuan
di Kabupaten Bantul secara umum memiliki beberapa karakteristik antara lain : masih
bersifat informal, tidak berbadan hukum, bersifat fluktuatif baik dari segi omzet
maupun tenaga kerja dan hanya menggunakan teknologi sederhana. Omzet dan
tenaga kerja bergantung pada permintaan, musim, serta ketersediaan bahan baku.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Misalnya saja pengalaman yang dialami oleh salah satu pengusaha kue kering yang
mengatakan hanya mengalami lonjakan pesanan pada saat menjelang hari raya idul
fitri tiba. Ketika permintaan tinggi, omzet akan naik dan tenaga kerja yang terlibat
juga meningkat. Oleh sebab itu banyak tenaga kerja di usaha mikro yang sifatnya
tenaga kerja lepas karena pada hari-hari biasaya mereka lebih banyak memanfaatkan
anggota keluarga dalam proses produksinya. Omzet usaha mikro yang relatif stabil
terjadi di sektor perdagangan, terutama usaha warung makan/restoran dan warung
kelontong karena yang dijual umumnya adalah kebutuhan sehari-hari yang
permintaannya tidak dipengaruhi oleh musim.
Pengamatan di lapangan penunjukan sebagian responden masih merasa
kesulitan untuk mengembangkan usaha karena terbentur faktor modal usaha.
Misalnya ketika terjadi lonjakan permintaan akan sulit mereka penuhi karena
sempitnya modal yang dimiliki. Kedatipun pemerintah secara resmi telah menetapkan
tahun 2005 sebagai tahun keuangan mikro sebagai bentuk kepedulian terhadap
pengusaha mikro tidak berarti kemudahaan dalam mendapatkan akses pembiayaan
antara pengusaha mikro laki-laki sama persis dengan apa yang dialami oleh
perempuan pengusaha mikro. Fakta ini terungkap dilapangan dimana sebagian
perempuan pelaku usaha mikro mengaku masih kesulitan untuk mendapatkan
kucuran kredit dari sektor perbankan. Selama ini mereka lebih banyak mengandalkan
pinjaman modal dari kredit informal seperti arisan, paguyuban, tukang kredit keliling
dan pinjaman dari keluarga maupun relasi yang terkadang jumlahnya tidak cukup
untuk memenuhi biaya kenaikan produksi tatkala jumlah permintaan meningkat.
Agaknya sifat dan cara mengelola usaha mikro itu sendiri menjadi salah satu alasan
sulitnya mengakses modal perbankan karena biasanya bank mensyaratkan adanya
administrasi yang tertib dan tertata bagi pengusaha yang ingin mengajukan kredit,
sementara sebagian besar responden belum melakukan manajemen administrasi yang
mendukung hal tersebut. Selain itu, seringkali hasil atau pendapatan usaha mikro
digunakan untuk menutup kebutuhan sehari-hari sehingga tujuan menambah modal
sulit terpenuhi. Bahkan tidak jarang usaha mikro dikorbankan ketika ada kebutuhan
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Karakteristik dominan perempuan pelaku usaha mikro yang menjadi responden
penelitian adalah berusia antara 30-39 tahun, sudah menikah dengan jumlah
anak 1-2 orang.
2. Sedangkan karakteristik usaha adalah bergerak pada bidang usaha industry,
lama usaha adalah 0-4 tahun, memiliki jumlah tenaga kerja 0-4 orang dan
omzet perbulan antara Rp.2000.000-2.900.00 perbulan, usaha yang dijalankan
masih bersifat informal, tidak berbadan hukum, bersifat fluktuatif baik dari
segi omzet maupun tenaga kerja dan hanya menggunakan teknologi
sederhana.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
3. Akses dan kontrol perempuan pelaku usaha mikro terhadap sumber daya
produktif yang bersifat fisik seperti sumber daya tanah, bahan baku,
transportasi ,modal usaha, alat produksi, dan tenaga kerja sudah cukup baik,
namun akses dan kontrol terhadap modal perbankan dan teknologi masih
mengalami hambatan
4. Akses dan kontrol perempuan pelaku usaha mikro terhadap sumber daya
produktif
yang bersifat
non
fisik/sosial
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2001.
Managing
a
Small
Business.
Available
at
http://www.bizmove.com/skills/m8b.htm
Bapeda DIY.2005. Peningkatan Peran Wanita Dalam Pengembangan Usaha Kecil
Menengah Berwawasan Gender di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
available at www.bapeda_pemda-DIY.go.id.html
Ekumah & Essel.2001. Gender Acces To Credit Under Ghanas Financial Sector
Reform: A Case Study of Two Rural Banks In The Central Region of Ghana.
available
at
www.ilo.org/public/english/
employment/finance/download/fslwp4.pdf
Firdaus.2005. Aspek Keadilan Gender Pada Lembaga Kredit Mikro. Kompas,
Senin 7 Maret.
Harsiwi, Agung. 2004. Studi Pandangan Akademisi Wanta Terhadap Prospek Karir
dan Kesetaraan Kesempatan di Wilayah Kopertis VI Jawa Tengah available
at www.http://artikelpendidikan.htm
Ishengoma,Christy.2002. Accessibility of Resources by Gender: The Case of
Morogoro
Region
in
Tanzania.
available
at
www.codesria.org/Links/conferences/gender/ISHENGOMA.pdf
Irwan A.,1997. Dari Domestik ke Publik : Jalan Panjang Pencaharian Identitas
Perempuan , hal. 176 193. Sangkan Paran Gender. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Irwan A.,2003. Sangkan Paran Gender. Pusat Penelitian Kependudukan Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad,2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Mustafa, Zainal. 2002. Metodologi Penelitian, Magister Managemen UII Yogkakarta,
tidak dipublikasikan.
Mulyani, Sri Wigati Mardi.2000. Cinderella Complex, Anima Indonesian
Psycological Journal, Vol.16, No. 1, hal 41-50.
Neumark, David dan Mc Michelle, Lennan. 1999. Sex Discrimination and Women
Labour Market Outcomes The International Journal of human Resources
Management, volume 4, hal 714-740.
Persepsi.2000. Pengalaman dalam Mengembangkan UKM dan Pengembangan
Usaha
Mikro
Berperspektif
Gender,
available
at
http://suarapublik.org/Profil/Pro_per.htm
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Rubery, Jill et.al. 1997. Payment Structure and Gender Pay Defferential : some
Social effect, The International Journal of Human Resources Management,
volume 8:3, Hal. 131-149.
Setyawati, Trias. 2002. Pengantar Analisis Gender, Makalah dalam seminar
PelatihanTeknik dan Analisis Gender, Yogyakarta, tidak dipublikasikan.
Smeru.2003. Peta Upaya Penguatan Usaha Kecil/Mikro di Tingkat Pusat 1997/2003.
available at www.smeru.or.id
Stefeni dkk. 2000. Hubungan Antara Peran Gender dan Persepsi Terhadap
Dukungan Suami Dengan Fear of Success Pada Wanita Karier, Anima,
Volume 16, Hal 51-73.
Sadli, Saparinah.2000. Beberapa Hasil Penelitian Kelompok Kerja Convenction
Wacth Dilihat Dari Perspektif Gender (dalam, Ihromi dkk, Penghapusan
Diskrimasi Terhadap Wanita ), ALUMNI, Bandung
Sihete,Romany Rampean.1995. Pola Kegiatan Wanita di Sektor Informal (dalam,
Ihromi, Kajian Wanita Dalam pembangunan), Yayasan Obor Indonesia.
Statistik Kesejahteraan Rakyat. 2003.available at www.bps.go.id
Santosa, Singgih.2004. Statistis Parametrik, Elex Media KOmputindo, Jakarta
Truss, Catherine.1996. Human Resources Gender Terrain ?, The International
Journal of Human Resources Management, volume 10:2, Hal. 180-199.
Worlbank.2000. Pembangunan Berperspektif Gender, available at
www.worlbank.org
Utrecht, A., 1989. Womens Role in Rural Industrialisation: the Case of Java (MA
thesis), The Hague, ISS.
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta
Penelitian Kajian Wanita, Didanai oleh Dirjen Dikti 2007 Dalam Proses
Penerbitam dalam Jurnal Utilitas Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta