Bab Ii
Bab Ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Manusia di akui sebagai individual differences, berbeda-beda antara
satu dengan yang lainnya. Ada dua jenis perbedaan antar manusia yakni
perbedaan horisontal dan perbedaan vertikal. Perbedaan horisontal
berkenaan dengan ras, suku, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
Sedangkan perbedaan vertikal berkenaan dengan kekuatan fisik,
kecerdasan dalam suatu bidang, ketajaman sensoris, kepekaan sosial dan
sebagainya. Dengan perbedaan itulah manusia menjadi makhluk sosial
yang satu sama lain saling membutuhkan.
Dengan adanya perbedaan vertikal menyebabkan adanya anak-anak
yang berkebutuhan khusus, sehingga pendidikan sebisa mungkin harus
disesuaikan kebutuhan para peserta didik agar mampu mengembangkan
keterampilan yang diinginkan. Oleh karena itu penulis menyusun makalah
ini yang membahas mengenai pengertian, asesmen dan layanan untuk anak
berkebutuhan khusus agar dapat membantu guru dalam melaksanakan
suasana belajar mengajar yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?
2. Apa sajakah assesmen bagi anak berkebutuhan khusus?
3. Bagaimanakah layanan pendidikan bimbingan bagi anak berkebutuhan
khusus?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat memahami mengenai anak berkebutuhan
khusus.
2. Agar mahasiswa dapat memahami asesmen bagi anak berkebutuhan
khusus.
3. Agar mahasiswa dapat memahami bagaimana layanan bimbingan yang
tepat bagi anak berkebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
tujuan-tujuan/kebutuhan
dan
potensinya
secara
2) Tuna Rungu
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau
sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang
mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah
diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Anak tuna rungu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
3) Tuna Daksa
Dari segi fungsi fisik ,tuna daksa diartikan sebagai seseorang
yang fisik dan kesehatannya mengalami masalah sehingga
menghasilkan kelainan didalam berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program
dan layanan khusus. Pengertian yang didasarkan pada anatomi
biasanya digunakan pada kedokteran yang disesuaikan dengan
daerah atau organ yang mengalami kelainan.
Ciri-ciri anak tuna daksa dapat dilukiskan sebagai berikut:
ketidakmapuan
untuk
beradaptasi,
dan
tingkat
yang lain.
Sering kesulitan memperhatikan tugas-tugas atau aktifitas
permainan.
Sering tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara.
Sering tidak mengikuti instruksi untuk menyelesaikan
pekerjaan sekolah.
5) Anak Hiperactive (ADHD/Attention Deficit with Hiperactivity
Disorder)
Perilaku tidak bisa diam
Ketidakmampuan untuk member perhatian yang cukup lama.
Hiperaktivitas
Aktivitas motorik yang tinggi
Canggung
Berbuat tanpa dipikir akibatnya.
assesment yang
berarti penilaian suatu keadaan. Penilaian ynag dimaksud dalam hal ini
berbeda dengan evaluasi, jika evaluasi dilaksanakan setelah anak itu
belajar dan bertjuan untuk menilai keberhasilan anak dalam mengikuti
pelajaran, maka assesmen tidak demikian. Dalam assesmen, penilaian
dilakukan pada saat anak belum diberikan pelajaran atau setelah dari hasil
deteksi ditemukan ditemukan bahwa ia diperkirakan akan berkebutuhan
khusus. Assesmen bukan pula tes, tetapi tes merupakan bagian dari
assesmen.
Assesmen merupakan usaha untuk menghimpun informasi yang
relevan guna memahami atau menentukan keadaan individu. Dalam
bidang pendidikan, assesmen merupakan berbagai proses yang rumit
untuk lebih melengkapi hasil dari tes yang di berikan kepada siswa.
Assesmen pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus merupakan suatuu
proses sistematik dengan menggunakan instrumen yang relevan untuk
mengetahui perilaku belajar anak untuk tujuan penempatan dan
pembelajaran.
a. Faktor yang Perlu di Perhatikan dalam Assesmen:
1. Keadaan Kehidupan Sekarang
Pada assesmen pendidikan, kesehatan merupakan keadaan
kehidupan yang sekarang ini. Keadaan kesehatan dan nutrisi
sangat penting peranannya terhadap penampilan anak-anak pada
saat melakukan pelbagai tugas.
2. Riwayat Pengembangan
Keadaan kehidupan sekarang dari seseorang di pengaruhi oleh
kejadian-kejadian
dalam
riwayat
pengembangan
hidupnya.
guru
pendamping
atau
teman,
menghubungi keluarga
3) Observasi langsung tunanetra, observasi langsung tentang
gerak tunanetra, observasi tidak langsung
4) Tes formal dan informal
5) Penilaian klinis
2. Assesmen penderita tuna grahita
Tujuan assesmen untuk:
1) Untuk menyaring kemampuan anak tunagrahita, hal ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan anak dalam setiap
aspek.
2) Untuk
keperluan
pengklasifikasian,
penempatan
dan
10
program
pendidikan
yang
di
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus bukan hanya anak-anak yang memiliki
kelainan berupa cacat saja, melainkan retardasi mental, gangguan
emosional dan juga anak-anak yang berbakat dengan inteligensi yang
tinggi. Anak-anak berkebutuhan khusus ini memerlukan pendidikan dan
layanan yang khusus, sehingga dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki.
Cakupan konsep anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi
dua kelompok besar yaitu:
13
Deficit
Disorder)
c. Anak hiperactive (ADHD/Attention Deficit with
Hiperactivity Disorder)
Assesmen pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus merupakan
suatuu proses sistematik dengan menggunakan instrumen yang relevan
untuk mengetahui perilaku belajar anak untuk tujuan penempatan dan
pembelajaran.
Faktor yang Perlu di Perhatikan dalam Assesmen:
1. Keadaan kehidupan sekarang
2. Riwayat pengembangan
3. Faktor-faktor ekstrapersonal
4. Interprestasi penampilan ABK
5. Prognosis
Bentuk-bentuk layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
1. Bentuk layanan pendidikan segregasi
a. Sekolah luar biasa (SLB)
b. Sekolah luar berasrama
c. Kelas jauh/kelas kunjung
d. Sekolah dasar luar biasa
2. Bentuk layanan pendidikan terpadu/integrasi
a. Bentuk kelas biasa
b. Kelas biasa dengan ruang bimbingan khusus
14
Yogyakarta: UNY.
Purwanto, Heri. Modul Pembelajaran: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Bandung: UPI.
Smith, J David. 2014. Sekolah Inklusif. Bandung: Nuansa Cendekia.
15