Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah di Puskesmas 4 Ulu dan
Puskesmas Gandus kota Palembang. Puskesmas 4 Ulu berlokasi di
kelurahan 4 Ulu, kecamatan Seberang Ulu I, kota Palembang. Dilihat dari
data dasar kesehatan kota Palembang tahun 2012, luas wilayah kerja dari
Puskesmas 4 Ulu adalah 256,318 hektar yang mencakup 3 kelurahan
yaitu, kelurahan 2 Ulu, 3-4 Ulu, dan 5 Ulu. Jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas 4 Ulu adalah sebanyak 53.191 jiwa dengan jumlah
masyarakat miskin sebanyak 9.762 jiwa (18,4%). Keadaan dari
lingkungan pemukiman penduduk yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas 4 Ulu adalahkawasan padat penduduk yang berada
disepanjang pinggiran sungaidengan rumah-rumah penduduk saling
berdempet-dempetan(Lampiran 5).
Puskesmas Gandus berlokasi di kecamatan Gandus kota Palembang.
Berdasarkan data dasar kesehatan kota Palembang tahun 2012,
Puskesmas Gandus memiliki luas wilayah kerja sebesar 4.807,814hektar
yang mencakup 5 kelurahan, yaitu kelurahan Pulokerto, Gandus, Karang
Jaya, Karang Anyar, dan 36 Ilir. Jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Gandus adalah sebanyak 58.454 jiwa dengan jumlah
masyarakat

miskin

sebanyak

17.618

jiwa

(30%).Keadaan

dari

lingkunganpemukiman penduduk yang termasuk dalam wilayah kerja


Puskesmas Gandus adalah kawasan yang dekat dengan pabrik industri,
terutama pabrik karet, dan banyak pemukiman yang berada di sepanjang
pinggiran sungai Musi.
4.1.2

Analisis Univariat dan Bivariat

36

37

Hasilpenelitianinididapatkan dari data rekam medik balita sakit yang


datang kePuskesmas 4 Ulu dan Puskesmas Gandus kota Palembang sejak
bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan November 2015. Dari data
yang telah dikumpulkan daridua puskesmas, terdapat 350 kasus yang
dimasukkan ke dalam penelitian karena memenuhi kriteria inklusi, yaitu
30 kasus pneumonia dan 320kasus batuk bukan pneumonia. Berikut ini
adalah pemaparan hasil penelitian.
4.1.2.1 Analisis Univariat
I.
Balita Sakit berdasarkanKategori Usia
Tabel 4.1 Distribusi jumlah kasus balita sakit berdasarkan usia
Kelompok Usia
Jumlah
%
(bulan)
1-4
26
7,4
5-8
38
10,9
9-12
42
12,0
13-16
39
11,1
17-20
24
6,9
21-24
22
6,3
25-28
33
9,4
29-32
24
6,9
33-36
10
2,9
37-40
11
3,1
41-44
20
5,7
45-48
19
5,4
49-52
16
4,6
53-56
14
4,0
56-59
12
3,4
Total
350
100
Dari tabel 4.1dapat dilihat bahwa usia terendah balita yang sakit
adalah 1 bulan, sedangkan usia tertinggi ialah 59 bulan. Menggunakan
rumus sturges, usia balita dikelompokkan menjadi 15 kelompok,
sehingga dapat dilihat bahwa pada kategori usia 9-12 bulan adalah
kategori usia yang memiliki jumlah kasus balita sakit terbanyak dan
kategori usia 33-36 bulan adalah kategori usia yang memiliki jumlah
kasus balita sakit terendah.

38

II.

Balita Sakit berdasarkan Jenis Kelamin


Dari jumlah total kasus balita sakit di dua puskesmas yaitu 350 kasus,
didapatkan hasil 179 kasus balita sakit dengan jenis kelamin laki-laki dan
sebanyak 171 kasus balita sakit dengan jenis kelamin perempuan.
Distribusi balita sakit berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada tabel
4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi kasus balita sakit berdasarkan jenis
kelamin

Puskesmas 4 Ulu
Puskesmas Gandus
Total

Laki-laki
n
%
72 20,5
107 30,6
179 51,1

Perempuan
n
%
67
19,1
104
29,7
171
48,8

Total
N
139
211
350

%
39,7
60,3
100

Dapat dilihat pada tabel 4.2 bahwa kasus balita sakit di Puskesmas 4
Ulu sebanyak 139 kasus (39,7%) terdiri dari 72 kasus (20,5%) berjenis
kelamin laki-laki dan sebanyak 67 kasus (19,1%) berjenis kelamin
perempuan. Kasus balita sakit di Puskesmas Gandus sebanyak 211 kasus
(60,3%), terdiri dari 107 kasus (30,6%) berjenis kelamin laki-laki dan
sebanyak 104 kasus (29,7%) berjenis kelamin perempuan. Di Puskesmas
4 Ulu maupun Puskesmas Gandus memiliki jumlah kasus balita sakit
terbanyak pada balita dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 72 kasus
(20,5%) dan 107 kasus (30,6%).
III.

Klasifikasi Pneumonia
Dari jumlah total kasus balita sakit di dua puskesmas, 139 kasus
(39,7%) balita sakit terdapat di puskesmas 4 Ulu dan sebanyak 211 kasus
(60,3%) terdapat di puskesmas Gandus.Distribusi frekuensi dari
klasifikasi pneumonia di masing-masing puskesmas ditunjukkan pada
tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi klasifikasi pneumonia

39

No.

Puskesmas

1. 4 Ulu
2. Gandus
Total

Batuk Bukan
Pneumonia
n
%
128
36,6
192
54,8
320
91,4

Pneumonia
n
11
19
30

%
3,1
5,4
8,6

Pneumonia
Berat
n
%
0
0
0
0
0
0

Total
N
139
211
350

%
39,7
60,3
100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kasus batuk bukan pneumonia lebih


banyak terdapat di puskesmas Gandus yaitu sebanyak 192 kasus (54,8%),
sedangkan di puskesmas 4 Ulu terdapat 128 kasus (36,6%). Kasus
pneumonia lebih banyak terdapat di puskesmas Gandus yaitu sebanyak
19 kasus (5,4%), sedangkan di puskesmas 4 Ulu terdapat 11 kasus
(3,1%). Kasus pneumonia berat tidak ditemukan di puskesmas 4 Ulu
maupun puskesmas Gandus.
IV.

Klasifikasi Status Gizi


Dari 350 total kasus balita sakit di dua puskesmas, didapatkan 275
kasus(78,6%) balita memiliki gizi baik, 48 kasus(13,7%) balita menderita
gizi kurus, dan 27 kasus (7,7%) balita menderita gizi sangat kurus.
Distribusi

frekuensi

dariklasifikasi

status

gizidi

masing-masing

puskesmas pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi dari klasifikasi status gizi di puskesmas 4


Ulu dan puskesmas Gandus.

No.

Puskesmas

1. 4 Ulu
2. Gandus
Total

Baik
n
83
192
275

%
23,7
54,8
78,6

Kurus
n
34
14
48

%
9,7
4,0
13,7

Sangat
Kurus
n
%
22 6,3
5
1,4
27 7,7

Total
N
139
211
350

%
39,7
60,3
100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah kasus gizi baik terbanyak


terdapat di puskesmas Gandus yaitu sebanyak 192 kasus (54,8%), kasus
gizi kurus terbanyak terdapat di puskesmas 4 Ulu sebanyak 34 kasus

40

(9,4%), dan kasus gizi sangat kurus terbanyak terdapat di puskesmas 4


Ulu sebanyak 22 kasus (6,3%).
4.1.2.2 Analisis Bivariat
I.
Hubungan Status Gizi dan Pneumonia
Tabel 4.5 Hubungan klasifikasi status gizi terhadap kejadian pneumonia

Klasifikasi
Status Gizi

Baik
Kurus
Sangat kurus

Jumlah
Uji Fishers exact t< 0,05
BBP = Batuk Bukan Pneumonia

Diagnosis
Pneumonia
BBP
n
%
n
%
19
6,9
256
93,1
6
12,5
42
87,5
5
18,5
22
81,5
30
8,6
320
91,4

0,059

Pada tabel 4.5 didapatkan kasus balita dengan gizi baik sebanyak 19
kasus (6,9%) menderita pneumonia dan 256 kasus (93,1%) menderita
batuk bukan pneumonia. Kasus balita dengan gizi kurus sebanyak 6
kasus (12,5%) menderita pneumonia dan 42 kasus (87,5%) menderita
batuk bukan pneumonia. Kasus balita dengan gizi sangat kurus sebanyak
5 kasus (18,5%) menderita pneumonia dan 22 kasus (81,5%) menderita
batuk bukan pneumonia.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasi uji statistik > 0.05, maka Ho
diterima, yang berarti secara statistik tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara status gizi balita dengan kejadian pneumonia di
Puskesmas 4 Ulu dan Puskesmas Gandus.
4.2 Pembahasan
Hasil dari pengumpulan data sebanyak 350 kasus balita sakit,
didapatkankasus balita sakit terbanyak terdapat pada kategori usia 9-12
bulan (12%) dan jumlah kasus terendah berada di kategori usia 33-36
bulan (2,9%). Di Puskesmas 4 Ulu maupun di Puskesmas Gandus, kasus
balita sakit lebih banyak terjadi pada balita berjenis kelamin laki-laki,
yaitu sebanyak 72 kasus (20,5%) dan 107 kasus (30,6%). Kejadian gizi
kurang maupun gizi sangat kurus lebih banyak terdapat di Puskesmas 4

41

Ulu yaitu sebanyak 34 kasus (9,7%) dan 22 kasus (6,3%) dibandingkan


dengan Puskesmas Gandus yaitu 14 kasus (4,0%) dan 5 kasus (1,4%).
Hasil dari pengumpulan data didapatkan kejadian pneumonia lebih
banyak ditemukan di Puskesmas Gandus (9%). Hal ini dapat disebabkan
oleh lebih banyaknya jumlah masyarakat miskin di wilayah kerja
Puskesmas Gandus yaitu sebesar 30% dibandingkan dengan di wilayah
kerja Puskesmas 4 Ulu sebesar 18,4%. Hasil ini sesuai dengan penelitian
oleh Hartati (2011) yang memaparkan sosial ekonomi yang rendah
merupakan salah satu faktor risiko balita menderita pneumonia
(OR=4,95). Kasus pneumonia berat tidak ditemukan di Puskesmas 4 Ulu
maupun di Puskesmas Gandus, sehingga analisis hubungan status gizi
hanya dihubungkan dengan kasus pneumonia dan batuk bukan
pneumonia.
Berdasarkan analisis bivariat didapatkan, kasus pneumonia terjadi
pada 19 kasus (6,9%) balita dengan gizi baik, 6 kasus (12,5%) pada balita
dengan gizi kurus, dan 5 kasus (18,5%) pada balita dengan gizi sangat
kurus. Hasil ini sesuai dengan penelitian Arphita, Rehman, dan Aswitha
(2014) yang memaparkan bahwa angka insiden pneumonia meningkat
bersamaan dengan meningkatnya tingkat keparahan gizi kurang pada
balita.
Hasil pengujian hubungan status gizi balita terhadap kejadian
pneumonia di Puskesmas 4 Ulu dan Puskesmas Gandus diperoleh nilai pvalue= 0,059. Berdasarkan hasil analisis bivariat, bila nilai p-value lebih
besar daripada derajat kemaknaan () 0,05 maka Ho diterima dan
hipotesis ditolak, sehinggatidak terdapat hubungan yang bermakna antara
status gizi balita terhadap kejadian pneumonia di Puskesmas 4 Ulu dan
Puskesmas Gandus Kota Palembang.
WHO (2008) menyatakan faktor-faktor risiko pneumonia pada balita
diantaranya adalah gizi kurang,berat badan lahir rendah, ASI tidak
eksklusif, tidak mendapatkan imunisasi lengkap, dan hunian padat.
Pernyataaan gizi kurang sebagai faktor risiko pneumonia pada balita,
tidak sejalan dengan hasilpada penelitian ini. Hasil dari penelitian ini

42

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tamba, Sidhartani,


dan Musrichan (2010),yang memaparkan bahwa gizi kurang, ASI tidak
eksklusif, berat badan lahir rendah, dan polusi udara, tidak memiliki
hubungan yang bermakna terhadap kejadian pneumonia balita, melainkan
terdapat 2 faktor lain yang memiliki hubungan bermakna, yaitu status
ekonomi yang rendah (OR 3,7 p=0,002) dan hunian padat (OR 2,5
p=0,02). Adapun penelitian yang dilakukan oleh Mokoginta, Arsin, dan
Sidik (2014) menyetujui bahwa gizi kurang merupakan suatu faktor
risiko pneumonia pada balita, akan tetapi gizi kurang merupakan suatu
faktor yang memiliki risiko terendah (OR=1,18) dari 3 faktor lainnya
yang diteliti, yaitu rumah yang tidak berventilasi cukup (OR=2,03),
rumah berlantai tanah (OR=3,21), dan ASI tidak eksklusif (OR=4,47).
Pneumonia pada balita disebabkan oleh berbagai faktor
(multifaktorial), oleh karena itu kejadian pneumonia pada balita di
Puskesmas 4 Ulu dan Puskesmas Gandus dapat disebabkan oleh faktorfaktor lain, selain dari faktor gizi kurang. Berdasarkan kondisi fisik
lingkungan wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu dan Puskesmas Gandus,
faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian pneumonia balita adalah
kondisi pemukiman penduduk yang berada di sekitar pinggiran sungai,
letak rumah yang saling berdempet-dempetan,hunian padat (lima orang
atau lebih dalam satu rumah),

dan terpapar oleh polusi udara yang

berasal dari pabrik industri, terutama pabrik karet.Faktor lain yang dapat
memengaruhi kejadian pneumonia balita adalah perilaku orang tua
merokok dan faktor dari aspek individu balita sendiri, yaitu ASI tidak
eksklusif,berat badan lahir rendah, danimunisasi tidak lengkap.
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan

yang

memengaruhi hasil penelitian. Sampel penelitian ini dikumpulkan dari


data rekam medik puskesmas, oleh karena itu kelemahan dari penelitian
ini adalah peneliti hanya menganalisis berdasarkan data rekam medik
yang ada, sehingga varibel-varibel lain yang tidak terdapat di dalam
rekam medik yang mungkin menjadi faktor risiko terjadinya pneumonia,
tidak dapat dipastikan.

Anda mungkin juga menyukai

  • S58156-Rinchi Andika Marry PDF
    S58156-Rinchi Andika Marry PDF
    Dokumen22 halaman
    S58156-Rinchi Andika Marry PDF
    faisal h
    Belum ada peringkat
  • Penulisan Resep
    Penulisan Resep
    Dokumen67 halaman
    Penulisan Resep
    UnhyAwalyaMustamin
    Belum ada peringkat
  • Hernia
    Hernia
    Dokumen23 halaman
    Hernia
    Elsie Stephanie Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Bronkitis
    Bronkitis
    Dokumen8 halaman
    Bronkitis
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    albertyap1993
    Belum ada peringkat
  • Jenis Jenis Luka
    Jenis Jenis Luka
    Dokumen2 halaman
    Jenis Jenis Luka
    Muhammad Adam Mudzakir
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut
    Diare Akut
    Dokumen15 halaman
    Diare Akut
    rudy otniel
    100% (2)
  • 5449 14282 1 PB
    5449 14282 1 PB
    Dokumen7 halaman
    5449 14282 1 PB
    Moch Khamim S
    Belum ada peringkat
  • Referat Hernia
    Referat Hernia
    Dokumen34 halaman
    Referat Hernia
    tyrialtyran
    85% (13)
  • Embriologi Sistem Saraf Pusat
    Embriologi Sistem Saraf Pusat
    Dokumen29 halaman
    Embriologi Sistem Saraf Pusat
    Renard Christian
    Belum ada peringkat
  • Hernia
    Hernia
    Dokumen23 halaman
    Hernia
    Elsie Stephanie Sitorus
    Belum ada peringkat
  • KUISIONER
    KUISIONER
    Dokumen2 halaman
    KUISIONER
    Almira Zada Neysan Susanto
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Otak
    Anatomi Otak
    Dokumen25 halaman
    Anatomi Otak
    Noval Farlan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    albertyap1993
    Belum ada peringkat
  • Wound Toilet Baru
    Wound Toilet Baru
    Dokumen20 halaman
    Wound Toilet Baru
    Fahri Trisnaryan Pratama
    100% (2)
  • Short Case Corpal Konjungtiva
    Short Case Corpal Konjungtiva
    Dokumen9 halaman
    Short Case Corpal Konjungtiva
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen1 halaman
    Bab 1
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • OSIS Asik
    OSIS Asik
    Dokumen3 halaman
    OSIS Asik
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • KUISIONER
    KUISIONER
    Dokumen2 halaman
    KUISIONER
    Almira Zada Neysan Susanto
    Belum ada peringkat
  • KIRIM
    KIRIM
    Dokumen33 halaman
    KIRIM
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Agama Rukun Khutbah
    Agama Rukun Khutbah
    Dokumen1 halaman
    Agama Rukun Khutbah
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Asesmen Terhadap Performance
    Asesmen Terhadap Performance
    Dokumen9 halaman
    Asesmen Terhadap Performance
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Keputusan Pemerintah
    Keputusan Pemerintah
    Dokumen5 halaman
    Keputusan Pemerintah
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Keputusan Pemerintah
    Keputusan Pemerintah
    Dokumen5 halaman
    Keputusan Pemerintah
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • BAB I Case 2
    BAB I Case 2
    Dokumen5 halaman
    BAB I Case 2
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat
  • Keputusan Pemerintah
    Keputusan Pemerintah
    Dokumen5 halaman
    Keputusan Pemerintah
    Rizqi Khairun Nisa
    Belum ada peringkat