miskin
sebanyak
17.618
jiwa
(30%).Keadaan
dari
36
37
38
II.
Puskesmas 4 Ulu
Puskesmas Gandus
Total
Laki-laki
n
%
72 20,5
107 30,6
179 51,1
Perempuan
n
%
67
19,1
104
29,7
171
48,8
Total
N
139
211
350
%
39,7
60,3
100
Dapat dilihat pada tabel 4.2 bahwa kasus balita sakit di Puskesmas 4
Ulu sebanyak 139 kasus (39,7%) terdiri dari 72 kasus (20,5%) berjenis
kelamin laki-laki dan sebanyak 67 kasus (19,1%) berjenis kelamin
perempuan. Kasus balita sakit di Puskesmas Gandus sebanyak 211 kasus
(60,3%), terdiri dari 107 kasus (30,6%) berjenis kelamin laki-laki dan
sebanyak 104 kasus (29,7%) berjenis kelamin perempuan. Di Puskesmas
4 Ulu maupun Puskesmas Gandus memiliki jumlah kasus balita sakit
terbanyak pada balita dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 72 kasus
(20,5%) dan 107 kasus (30,6%).
III.
Klasifikasi Pneumonia
Dari jumlah total kasus balita sakit di dua puskesmas, 139 kasus
(39,7%) balita sakit terdapat di puskesmas 4 Ulu dan sebanyak 211 kasus
(60,3%) terdapat di puskesmas Gandus.Distribusi frekuensi dari
klasifikasi pneumonia di masing-masing puskesmas ditunjukkan pada
tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi klasifikasi pneumonia
39
No.
Puskesmas
1. 4 Ulu
2. Gandus
Total
Batuk Bukan
Pneumonia
n
%
128
36,6
192
54,8
320
91,4
Pneumonia
n
11
19
30
%
3,1
5,4
8,6
Pneumonia
Berat
n
%
0
0
0
0
0
0
Total
N
139
211
350
%
39,7
60,3
100
frekuensi
dariklasifikasi
status
gizidi
masing-masing
No.
Puskesmas
1. 4 Ulu
2. Gandus
Total
Baik
n
83
192
275
%
23,7
54,8
78,6
Kurus
n
34
14
48
%
9,7
4,0
13,7
Sangat
Kurus
n
%
22 6,3
5
1,4
27 7,7
Total
N
139
211
350
%
39,7
60,3
100
40
Klasifikasi
Status Gizi
Baik
Kurus
Sangat kurus
Jumlah
Uji Fishers exact t< 0,05
BBP = Batuk Bukan Pneumonia
Diagnosis
Pneumonia
BBP
n
%
n
%
19
6,9
256
93,1
6
12,5
42
87,5
5
18,5
22
81,5
30
8,6
320
91,4
0,059
Pada tabel 4.5 didapatkan kasus balita dengan gizi baik sebanyak 19
kasus (6,9%) menderita pneumonia dan 256 kasus (93,1%) menderita
batuk bukan pneumonia. Kasus balita dengan gizi kurus sebanyak 6
kasus (12,5%) menderita pneumonia dan 42 kasus (87,5%) menderita
batuk bukan pneumonia. Kasus balita dengan gizi sangat kurus sebanyak
5 kasus (18,5%) menderita pneumonia dan 22 kasus (81,5%) menderita
batuk bukan pneumonia.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasi uji statistik > 0.05, maka Ho
diterima, yang berarti secara statistik tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara status gizi balita dengan kejadian pneumonia di
Puskesmas 4 Ulu dan Puskesmas Gandus.
4.2 Pembahasan
Hasil dari pengumpulan data sebanyak 350 kasus balita sakit,
didapatkankasus balita sakit terbanyak terdapat pada kategori usia 9-12
bulan (12%) dan jumlah kasus terendah berada di kategori usia 33-36
bulan (2,9%). Di Puskesmas 4 Ulu maupun di Puskesmas Gandus, kasus
balita sakit lebih banyak terjadi pada balita berjenis kelamin laki-laki,
yaitu sebanyak 72 kasus (20,5%) dan 107 kasus (30,6%). Kejadian gizi
kurang maupun gizi sangat kurus lebih banyak terdapat di Puskesmas 4
41
42
berasal dari pabrik industri, terutama pabrik karet.Faktor lain yang dapat
memengaruhi kejadian pneumonia balita adalah perilaku orang tua
merokok dan faktor dari aspek individu balita sendiri, yaitu ASI tidak
eksklusif,berat badan lahir rendah, danimunisasi tidak lengkap.
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan
yang