PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemanfaatan sumberdaya alam serta pelestarian lingkungan perlu diatur untuk
menghindari
kerusakkan
lingkungan
atau
bencana
lingkungan
sehingga
produk
hukum
dibuat
oleh
pemerintah
terkait
dengan
pengelolaan
pelestarian
lingkungan
juga
perlu
diperhatikan
di
dalam
pengaturan tata ruang. Berbagai kebijakan pemerintah cukup jelas dan tegas
mengatur tata ruang pengembangan wilayah baik dari tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten atau kota dengan memperhatikan aspek lingkungan ke dalam penataan
ruang wilayah yang harus dilindungi untuk kepentingan kelestarian fungsi lingkungan.
Kawasan lindung dan kawasan budidaya ditetapkan untuk menjaga keharmonisan
antara pembangunan daerah dengan kelestarian fungsi lingkungan. Pengelolaan
kawasan lindung secara khusus diatur oleh Keputusan Presiden nomor 32 tahun 1990.
Kebijakan tersebut disusun sebagai pedoman pengelolaan kawasan lindung di dalam
pengembangan pola tata ruang wilayah. Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang juga menyebutkan keharusan penetapan kawasan lindung selain
kawasan budidaya.
Kelemahan di dalam upaya pengendalian penerapan rencana tata ruang
menjadi kendala utama di dalam menjamin kelestarian fungsi kawasan lindung yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya informasi yang aktual dan valid terkait
dengan kondisi kawasan lindung juga akan menyulitkan upaya pengendalian tata
ruang. Karenanya sistem pemantauan secara reguler perlu dikembangkan untuk
mengetahui apakah rencana tata ruang yang dibuat sesuai dengan kondisi di
lapangan, bagaimana kondisinya serta perubahan apa yang terjadi di dalam kawasan
lindung tersebut. Informasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan perbaikan kebijakan terkait dengan pengelolaan kawasan lindung
sehingga dapat memaksimalkan fungsinya untuk melindungi dan mencegah terjadinya
bencana lingkungan.
1.2
Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota Tentang Kawasan Lindung Kota Malang
sesuai dengan yang disampaikan didalam Kerangka Acuan Kerja adalah sebagai
berikut.
Executive Summary
1.2.1
Maksud
Maksud
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.2.2
Tujuan
Tujuan
umum
penyusunan
laporan
pendahuluan
ini
pada
umumnya
memberikan esensi terhadap pemahaman kembali Kerangka Angka Acuan Kerja yang
telah dibuat. Sedangkan tujuan dari Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan
Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang
Tahap Persiapan;
2.
3.
4.
Sehingga mampu :
1)
2)
Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta
nilai sejarah dan budaya daerah;
3)
Mewujudkan tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang sebagai kota
pendidikan yang berkualitas dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
didukung sektor penunjang pariwisata serta sektor industri, perdagangan dan jasa
agar tercipta kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
4)
Menjamin
Sasaran
Adapun Sasaran dari Penyusunan Kawasan Lindung Kota Malang ini adalah :
1.
Executive Summary
aturan perundang-undangan.
2.
3.
dapat
2.
Tahap Persiapan :
a.
b.
b.
c.
3.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
4.
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada dasarnya berfungsi untuk membatasi suatu pokok
bahasan agar tetap fokus dalam mencapai tujuan dan sasaran. Adapun ruang lingkup
dalam kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota
tentang Kawasan Lindung Kota Malang terdiri dari ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup substansi serta kegiatan.
Executive Summary
1.3.1
Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang adalah seluruh wilayah
Kota Malang, yang meliputi luas Kota Malang 110,06 km2, yang terdiri dari 5 Kecamatan
dan 57 Kelurahan, dengan batas-batas wilayah, yaitu:
Utara
Timur
wilayah kota:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Untuk pemahaman lebih lanjut terkait wilayah administrasi Kota Malang dapat dilihat
pada peta 1.1.
1.3.2
meliputi:
1.
Tahap Persiapan;
Kegiatan persiapan bertujuan membuat persiapan khusus yang diperlukan bagi
pelaksanaan kegiatan, termasuk melakukan koordinasi tim dalam menyusun
jadwal dan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang efektif, sehingga tidak
melebihi waktu yang telah ditetapkan. Lingkup kegiatannya meliputi :
a) Perencanaan survei;
b) Mapping obyek dan kelompok kawasan lindung;
c) Persiapan alat survei;
2.
survei
instansional,
untuk
memperoleh
data
sekunder
Executive Summary
Executive Summary
c) Pelaksanaan
studi
literatur
dan
aturan
untuk
memperoleh
acuan
b.
c.
Memetakan seluruh kawasan lindung, dengan peta dasar hasil foto udara
atau citra satelit;
d.
e.
f.
Analisis
pemanfaatan
ruang
melalui
kegiatan
budidaya
yang
masih
4.
g.
h.
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
Undang-Undang,
Peraturan
Daerah
Provinsi,
atau
Bab VI : Penutup
Daftar Pustaka
Executive Summary
b) Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota dalam bentuk naskah hukum atau
legal drafting, dengan sistematika mengacu pada Undang-Undang No. 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yakni :
-
Judul
Pembukaan
--- Frasa Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
--- Jabatan Pembentuk Peraturan perundang-undangan
--- Konsiderans
--- Dasar Hukum
--- Diktum
Batang Tubuh
--- Ketentuan Umum
--- Materi Pokok yang Diatur
--- Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
--- Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
--- Ketentuan Penutup
1.4
Penutup
Kerangka Berpikir
Adapun kerangka pikir dan tahapan Penyusunan Naskah Akademis dan
sebagai berikut.
Executive Summary
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan
Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang
Executive Summary
2.1
2.1.1
Sungai Brantas
Sungai Brantas mengaliri Malang Utara, MalangTimurLaut,Malang Timur, Malang
Tengah, dan MalangTenggara. Sungai ini memiliki lebar 5,5 meter dan kedalaman 3070 cm, tepatnya di Kecamatan Klojen. Dilihat dari kedalaman sungai terhadap kriteria
penetapan, maka garis sempadan Sungai Brantas ditetapkan 10 meter diukur dari tepi
kiri dan kanan sungai sepanjang aliran sungai.
Sungai Bango
Sungai Bango mengaliri Malang Timur Laut, dan Malang Timur. Sungai ini memiliki
Sungai Amprong
Sungai Amprong mengaliri Malang Timur, dan Malang Tenggara. Sungai ini memiliki
Sungai Mewek
Sungai Mewek mengaliri Malang Utara, dan Malang Timur Laut. Sungai ini memiliki
lebar 10 meter dan kedalaman 2 meter. Dilihat dari kedalaman sungai terhadap
kriteria penetapan, maka garis sempadan Sungai Mewek ditetapkan 10 meter diukur
dari tepi kiri dan kanan sungai sepanjang aliran sungai.
Executive Summary
Berdasarkan penetapan garis sempadan sungai tersebut di atas serta melalui
perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung setempat
untuk sungai di tiap BWK Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 1 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Sungai Tiap BWK
Kota Malang
No.
1
2
3
4
5
6
Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
229,59
102,09
85,12
145,43
333,43
83,38
979,05
Kondisi Eksisting
- Semakin
banyak
pengkorvesian
lahan-lahan
konservasi menjadi kawasan
permukiman
- Semakin
sproradisnya
pertumbuhan permukiman di
bantaran sungai dan sungai
lain serta anak sungainya
sehingga
menjebabkan
penyempitan dimensi sungai
yang
nantinya
akan
berdampak terjadi bencana
banjir
- Pertumbuhan di sepanjang
bantaran
sungai
dapat
menyebabkan
penurunan
citra kota (slum area)
- Kurang
terawatnya
serta
kurang
maksimal
dalam
memanfaatkan
ruang
terbuka di BWK Malang Utara
sebagai pembentuk citra
kota.
- Luasan Kawasan sempadan
sungai cenderung berkurang
karena adanya alih fungsi
lahan
Sungai
Metro
Kebutuhan Penanganan
Penataan kembali
permukiman di
bantaran sungai
Sosialisasi larangan
mendirikan
bangunan di
bantaran sungai
Untuk
kawasan
sepanjang bantaran
sungai yang terletak
di
kawasan
permukiman
perlu
adanya
pengendalian
sempadan
bangunan
untuk
mempertahankan
fungsi sungai sebagai
penampung aliran air
hujan
dan
pembuangan limbah
rumah tangga di
daerah perkotaan.
Lokasi
BWK
Malang
Utara
Penataan kembali
permukiman di
bantaran sungai
BWK
Malang
Barat
10
Executive Summary
Lokasi
Sungai
Brantas
Kondisi Eksisting
Mulyorejo.
- Masyarakat
menggunakan
sungai untuk MCK
Kebutuhan Penanganan
Sosialisasi larangan
mendirikan
bangunan di
bantaran sungai
pengendalian
sempadan
bangunan
untuk
mempertahankan
fungsi sungai sebagai
penampung aliran air
hujan
dan
pembuangan limbah
rumah tangga di
daerah perkotaan.
Peningkatan
kesadaran
masyarakat
yang
tinggal
di
sekitar
bantaran
sungai
untuk
tidak
mencemari
sungai
dengan membuang
sampah ke aliran
sungai tersebut.
Penataan
permukiman
di
bantaran sungai
Pengendalian
kegiatan yang telah
ada disekitar sungai
Penyediaan tempat
pengolahan limbah
yang disediakan di
tiap
lingkungan
permukiman, agar
tidak mencemari air
sungai karena pada
akhirnya
pembuangan akhir
ke sungai
Peningkatan
kesadaran
masyarakat
yang
tinggal di sekitar
bantaran
sungai
untuk
tidak
mencemari sungai
dengan membuang
sampah ke aliran
sungai tersebut.
Pembangunan jalan
inspeksi
di
sepanjang
sungai
Lokasi
BWK
Malang
Tengah
11
Executive Summary
Lokasi
Sungai
Amprong
Sungai
Brantas
Kali Asin
Kondisi Eksisting
Kebutuhan Penanganan
untuk memudahkan
pengawasan
terhadap
berkembangnya
kawasan terbangun
pada
sempadan
sungai maupun alih
fungsi lahan lainnya.
pembuatan tanggul
di sempadan sungai
Penataan
permukiman
di
bantaran sungai
Pengendalian
kegiatan yang telah
ada disekitar sungai
Penyediaan tempat
pengolahan limbah
yang disediakan di
tiap
lingkungan
permukiman, agar
tidak mencemari air
sungai karena pada
akhirnya
pembuangan akhir
ke sungai
Peningkatan
kesadaran
masyarakat
yang
tinggal di sekitar
bantaran
sungai
untuk
tidak
mencemari sungai
dengan membuang
sampah ke aliran
sungai tersebut.
Pembangunan jalan
inspeksi
di
sepanjang
sungai
untuk memudahkan
pengawasan
terhadap
berkembangnya
kawasan terbangun
pada
sempadan
sungai maupun alih
fungsi lahan lainnya.
Lokasi
BWK
Malang
Tenggara
12
Executive Summary
Lokasi
Sungai
Bango
(tidak
bertanggul
)
Sungai
Brantas
(tidak
bertanggul
)
Kondisi Eksisting
Semakin
banyak
pengkorvesian lahan-lahan
konservasi
menjadi
kawasan permukiman
Bahaya banjir bandang,
yang
tidak
dapat
diperkirakan kapan akan
terjadi banjir bandang, dan
sebagainya.
Semakin
sproradisnya
pertumbuhan permukiman
di bantaran sungaidapat
menyebabkan
penyempitan
dimensi
sungai dan aliran sungai
yang
deras
dapat
menyebabkan
terjadinya
erosi di bibir sungai , yang
lama-lama menyebabkan
longsor
Pertumbuhan di sepanjang
bantaran sungai dapat
menyebabkan penurunan
citra kota (slum area)
Kebutuhan Penanganan
- Sebaiknya
difungsikan
untuk
kawasan
penghijauan, selain
berfungsi
untuk
melindungi
juga
dapat memberikan
kontribusi
bagi
pelestarian
lingkungan kota yang
lebih asri.
- Penataan kembali
permukiman di
bantaran sungai
- Sosialisasi larangan
mendirikan
bangunan di
bantaran sungai
- Untuk
kawasan
sepanjang bantaran
sungai yang terletak
di
kawasan
permukiman
perlu
adanya
pengendalian
sempadan
bangunan
untuk
mempertahankan
fungsi sungai sebagai
penampung aliran air
hujan
dan
pembuangan limbah
rumah tangga di
daerah perkotaan.
- Pembangunan jalan
inspeksi di sepanjang
sungai
untuk
memudahkan
pengawasan
terhadap
berkembangnya
kawasan terbangun
pada
sempadan
sungai maupun alih
fungsi lahan lainnya.
Lokasi
BWK
Malang
Timur
Laut
13
Executive Summary
14
Executive Summary
15
Executive Summary
16
Executive Summary
17
Executive Summary
18
Executive Summary
19
Executive Summary
2.1.2
telah dilakukan analisa komparatif antara kebijakan yang mengatur tentang irigasi
dengan kondisi eksisting yang ada saat ini. Merujuk dari hasil analisa tersebut serta
kesepakatan antara tim teknis maka penetapan kawasan sempadan irigasi di Kota
Malang dapat ditetapkan sebagai berikut.
(1) Saluran Irigasi Tidak Bertanggul yang sebagian besar mendominasi di seluruh
BWK Kota Malang ditetapkan 3 meter di ukur dari tepi saluran parit. Untuk
penetapan sempadan saluran irigasi yang memiliki kondisi karakteristik saluran
dengan ketentuan debit/kemampuan mengalirkan air dan kedalaman air
berbeda dapat ditetapkan,
batas mendirikan bangunan diukur dari tepi luar parit saluran baik disisi
kanan dan kiri saluran.
Saluran irigasi tidak bertanggul dengan ketinggian kurang dari 1 meter dan
memiliki kemampuan dalam mengalirkan air kurang dari 1m/detik, maka
sempadan irigasi ditetapkan 2 meter yang sekaligus merupakan batas
20
Executive Summary
mendirikan bangunan diukur dari tepi luar parit saluran baik disisi kanan dan
kiri saluran.
Berdasarkan penetapan garis sempadan saluran irigasi tersebut di atas serta melalui
perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung
setempat untuk saluran irigasi di tiap BWK Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 3 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Irigasi Tiap BWK
Kota Malang
No.
Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
9,74
2,52
0,59
5,50
3,45
5,25
27,08
1
2
3
4
5
6
Jenis Saluran
Irigasi Primer
amprong,
Metro,
dan
Sukun)
(Kali
Kali
Kali
Karakteristik
dan
kondisi
Saluran
Untuk
kali
amprong
Memiliki
debit
0,49
m3/det,
kali
metro
memiliki
debit
2,873
m3/det di akhir tahun
2011
Penggunaan
lahan
sekitar saluran sebesar
80% berupa sawah dan
areal terbuka
Kebutuhan Penanganan
Normalisasi
saluran
secara rutin
Mempertahankan serta
melestarikan
daerah
hijau di sisi kanan dan
kiri saluran
Membatasi
kegiatan
yang
mengeksplorasi
sumberdaya alam yang
terkandung
dalam
sungai/ saluran
Meminimalisasi
faktor
pembawa sedimentasi
dari hulu ke hilir
Menerapkan
garis
sempadan
saluran
yang sudah ditetapkan
untuk
membatasi
21
Executive Summary
No.
Jenis Saluran
Karakteristik
dan
kondisi
Saluran
terbuka hijau di sisi kanan
dan kiri saluran setebal
2m
2
Irigasi
Sekunder
Rata- rata memiliki debit
(melalui
Kel.
0,5-1,5 m3/detik di akhir
Kedungkandang,
tahun 2011
Kel.
Buring,
Kel.
Memiliki
ratarata
Bumiayu,
Kel.
kedalaman kurang dari 1
Wonokoyo,
Kel.
m dan tidak bertanggul
Gadang,
Kel.
Berfungsi sebagai saluran
Cemorokandang)
irigasi sekunder yang
menyuplai daerah irigasi
BWK Malang Tenggara
Penggunaan
lahan
sekitar
di
beberapa
saluran ada yang melalui
kawasan
permukiman
sehingga permasalahan
yang
terjadi
saluran
irigasi tertutup sampah
dan bangunan bahkan
difungsikan
sebagai
saluran drainase
Memiliki
ratarata
kedalaman 30-50 cm
dan tidak bertanggul
namun
beberapa
saluran sudah diperkeras/
diplengseng dan masih
ada pula yang masih
alami
Kebutuhan Penanganan
bangunan- bangunan
liar di tepi saluran
Menerapkan
garis
sempadan
saluran
yang sudah ditetapkan
untuk
membatasi
bangunan- bangunan
liar di tepi saluran
Memisahkan
saluran
irigasi dengan saluran
pembuang
drainase
kota terutama pada
saluran yang melintasi
kawasan permukiman
Menyediakan
ruang
atau
jalan
setelah
sempadan irigasi untuk
upaya konservasi dan
pemeliharaan saluran
Perbaikan saluran yang
telah tertutup material
bangunan
Meningkatkan jaringan
irigasi terutama saluran
irigasi tersier untuk area
petak sawah yang sulit
dijangkau
Menerapkan
garis
sempadan
saluran
yang sudah ditetapkan
untuk
upaya
pelestarian saluran
Perbaikan
saluransaluran tersier alami
yang masih mengalami
penyempitan
saluran
dengan membangun
plengsengan saluran
22
Executive Summary
23
Executive Summary
2.2
Bangunan cagar budaya, yang meliputi Balai Kota Malang, Stasiun Kereta Api,
Bank Indonesia, Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, Masjid Jami, Gereja
Kayu Tangan, Gereja Immanuel, Toko Oen, RS RKZ, Sekolah Cor Jessu, Klenteng
Toa Pek Tong, RS Tentara Soepraoen, Gedung PLN, serta perumahan yang ada
di
sepanjang
Jl.
Ijen,
Jl.Besar
Ijen,
Jl.Semeru,
Jl.Kahuripan,
Jl.Tugu,
Jl.Kertanegara.
2.
Jl. Trunojoyo
Kebutuhan
Penanganan
Kondisi Eksisting
Tidak mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1905.
Saat
ini
bangunan
tersebut
masih
berfungsi sebagai
kantor
Kotamadya
Malang
Tidak
banyak
mengalami
perubahan sejak
direnovasi tahun
1930.
Saat
ini
bangunan
tersebut
masih
berfungsi sebagai
Bangunan cagar
budaya diatur
dalam Peraturan
Daerah untuk
mengatur dan
melindungi
Mempertahankan
dan
memelihara
keberadaan cagar
budaya
Upaya-upaya
penanganan
dengan konservasi,
preservasi
24
Executive Summary
No.
Jenis Cagar
Budaya
Lokasi
3.
Bank Indonesia
Jl. Klayatan
4.
Kantor
Perbendaharaan
dan Kas Negara
5.
Masjid Jami
Jl.
Merdeka
Barat
6.
Gereja
Tangan
Kayu
Jl.
Basuki
Rahmat
7.
Gereja Immanuel
Jl.
Merdeka
Barat
8.
Toko Oen
Jl.
Basuki
Rahmat
9.
RS RKZ
Jl.
Usman
10.
Jl. Celaket
Yulius
Kondisi Eksisting
Kebutuhan
Penanganan
stasiun KA.
Tidak mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1916
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1882
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1824
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan 1887
Saat ini masih
digunakan
sebagai gereja
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1914
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1929.
Saat
ini
masih
berfungsi
sebagai
rumah
sakit umum
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1900-an. Saat ini
bangunan masih
berfungsi sebagai
25
Executive Summary
No.
Jenis Cagar
Budaya
Lokasi
11.
Jl. Laksamana
Martadinata
12.
RS
Tentara
Soepraoen
Jl.
Margono
13.
Gedung PLN
Pertigaan Jl.
Kayutangan,
Jl.
Oro-oro
Dowo, dan Jl.
Celaket
Lingkungan
Cagar
Budaya
1.
Candi Badut
2.
3.
4.
5.
6.
Lingkungan
Candi Tidar
Lingkungan
Gunung Buring
Situs Tlogomas
Lingkungan
Polowijen
Komplek
Pemakaman
Sukun
Kebutuhan
Penanganan
Kondisi Eksisting
Arif
Kelurahan
Karang Besuki,
Kecamatan
Sukun
tempat
pendidikan
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1900-an. Saat ini
masih
berfungsi
sebagai tempat
ibadah
Saat ini masih
berfungsi sebagai
rumah sakit
Saat ini masih
berfungsi sebagai
gedung PLN
Kondisi
candi
tidak utuh lagi.
Bagian
yang
tersisa
tinggal
batur candi, kaki
candi, dan tubuh
candi
lengkap
dengan
lima
buah
bagian
relungnya. Selain
itu Candi Badut
kehilangan
tampak
pandangan
(view) dari jalan
desa dikarenakan
tertutup
oleh
rumah warga.
Melestarikan
benda
cagar budaya serta
masyarakat
ikut
melindungi,
dan
memelihara. Selain itu,
diperlukan
promosi
Candi Badut karena
pada saat ini Candi
Badut tersebut sepi dari
wisatawan.
Tlogomas
Kelurahan
Polowijen,
Kecamatan
Blimbing
Kecamatan
sukun
Melestarikan,
melindungi,
memelihara
dan
melakukan promosi
untuk
menarik
wisatawan
26
Executive Summary
Jenis Cagar
Budaya
Komplek
Pemakaman
Samaan
No.
7.
Lokasi
Kondisi Eksisting
Kebutuhan
Penanganan
Masih digunakan
sebagai
pemakaman
umum
Kemiringan Lahan
Semakin tinggi kemiringan lahan maka kemungkinan terjadi banjir semakin kecil
Tekstur Tanah
Tekstur tanah yang sangat halus memiliki peluang yang tinggi terjadi banjir
Penggunaan Lahan
Daerah yang banyak ditumbuhi oleh pepohonan akan sulit mengalirkan air
limpasan, sehingga kemungkinan terjadi banjir lebih kecil daripada daerah yang
tidak ditanami oleh vegetasi.
Kota Malang memiliki dominasi kemiringan lahan 0-2% dan 2-5%, dilalui oleh
banyak sungai, baik sungai besar maupun sungai-sungai kecil, serta penggunaan lahan
didominasi penggunaan lahan perkotaan, seperti permukiman, perdagangan dan jasa,
perkantoran dan fasilitas pendukung, bahkan penggunaan lahan di sempadan sungai
telah dimanfaatkan untuk kawasan perumahan penduduk, terutama pada sungaisungai yang terletak di sekitar pusat kawasan perkotaan.Sehingga Kota Malang,
khususnya daerah yang berada di sekitar sempadan daerah aliran sungai berpotensi
terjadi banjir, karena kawasan sempadan sungai merupakan kawasan rawan banjir.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, kawasan rawan
bencana banjirdi Kota Malang ditetapkan sebagai berikut :
Kawasan rawan banjir dengan tingkat kerawanan rendah atau agak rawan
terletak di daerah yang dialiri sungai (sempadan sungai) dengan jarak 100-250
meter dari tepi sungai.
27
Executive Summary
28
Executive Summary
B.
di
sempadan
sungai,
pengendalian
sempadan
bangunan
untuk
mempertahankan fungsi sungai sebagai penampung aliran air hujan serta perbaikan
penampang sungai atau normalisasi dengan melebarkan sungai atau memperdalam
(pengerukan) sungai dan pembuatan tanggul. Pengertian normalisasi sungai sering
dilakukan dengan meluruskan sungai, melebarkan sungai, atau memperdalam
penampang, dengan maksud agar aliran air lebih cepat dan kapasitas sungai dalam
menampung air menjadi lebih besar.
2.4
2.4.1
dipertahankan
keberadaannya
dan
RTH
ditetapkan
sebagai
kawasan
lindung
RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Penahan Silau Lampu Kendaraan
29
Executive Summary
Meliputi Jl. Raya Dieng, Jl. Raya Langsep, Jl. Besar Ijen, Jl. Danau Toba, Jl.
Danau Kerinci Raya, Jl. Galunggung, dan Jl. Veteran.
Penyerap Kebisingan
Pemecah Angin
Pembatas Pandang
Kebutuhan Penanganan
30
Executive Summary
No.
Kebutuhan Penanganan
kurang dari 3 m
Silau
Lampu
2.4.2
Kota
di
Kota
Malang
yang
sekaligus
akan
direncanakan
Bagian
Wilayah
Kota
BWK Malang Barat
BWK Malang
Tengah
Nama/Jenis RTH
RTH Taman Kelurahan
Karangbesuki
RTH Taman Kelurahan Mulyorejo
RTH Taman Kelurahan Bandulan
RTH Taman Kelurahan
Bandungrejosari
RTH Taman Kelurahan Bakalan
Krajan
RTH Taman Supit urang Kelurahan
Mulyorejo
Taman cimacam
Taman Segitiga Pekalongan
Taman Cibogo
Taman Terusan Cikampek
Taman Cikampek
Taman Alun-alun Merdeka
Taman Choiril Anwar
Taman alun-alun tugu
Taman Kertanegara
Luas
(M)
297.000
159.200
1.114
346
2.604
1.619
197
23.970
43
10.923
2.758
31
Executive Summary
No.
Bagian
Kota
Wilayah
Nama/Jenis RTH
Taman Trunojoyo
Taman Ronggowarsito
Taman Adipura/Arjuna
Taman TGP
Taman Melati
Taman Simpang Balapan
Taman Wilis
3
BWK Malang Timur
RTH Taman Kota Velodrom
RTH Taman Kecamatan berupa
taman bermain dan lapangan
RTH taman kelurahan berupa
taman bermain dan lapangan
4
BWK Malang Utara Taman tata surya di Kelurahan
Tlogomas
Taman
Soekarno
Hatta
di
Kelurahan Jatimulyo
Taman
Puspo
di
Kelurahan
Lowokwaru
Taman Sarangan
Taman sarangan dan Taman
Soekarno Hatta di Kelurahan
Mojolangu
Tanah
Kosong
di
Kelurahan
Tulusrejo
5
BWK Malang
RTH taman kecamatan yang
Tenggara
meliputi seluruh taman bermain
dan taman lingkungan
RTH taman Kelurahan yang
meliputi seluruh taman bermain
dan taman lingkungan
6
BWK Malang Timur
Taman Kali Mewek
Laut
Taman Serayu
Taman Cidurian
Taman Ciujung
Taman Cisadea
Sumber : Masterplan RTH Kota Malang, 2012
Luas
(M)
5.840
3.305
395
201
210
1.810
700
4 ha
10 ha
7 ha
-
17 ha
11 ha
5.002
135
350
160
1.005
32
Executive Summary
yang terlihat dari adanya kesan kesatuan merupakan upaya untuk memunculkan
kesan utama, karakter atau identitas melalui unity yang terjadi, karakter taman
dapat terlihat dengan jelas. Sebagai contoh taman yang memiliki karakter sebagai
taman bermain, taman rumah, taman formal, taman tropis, taman sebagai
gerbang kota.
2.4.3
naskah akademis ini akan mengacu pada masterplan RTH Kota Malang yang telah
disusun pada tahun 2012. Adapun penetapan kawasan lindung RTH Makam dan
lapangan olahraga di Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 8 Jenis dan Lokasi RTH Makam dan Lapangan Olahraga di Masing- masing BWK
Kota Malang
No
1
Bagian Wilayah
Kota
BWK Malang Utara
BWK
Tengah
33
Executive Summary
No
Bagian Wilayah
Kota
34
Executive Summary
No
Bagian Wilayah
Kota
35
Executive Summary
berupa pohon peneduh yang memiliki ketinggian relatif tinggi dan ditempatkan di
sekeliling lapangan atau mengelompok di beberapa sudut lapangan.
Berdasarkan penetapan RTH Makam dan Lapangan Olahraga tersebut di atas serta
melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung
RTH Kota untuk jenis makam dan lapangan olahraga di tiap BWK Kota Malang
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 9 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Makam dan Lapangan Olahraga Tiap
BWK Kota Malang
No.
1
2
3
4
5
6
2.4.4
pada masterplan RTH Kota Malang yang telah disusun pada tahun 2012. Adapun
penetapan lokasi kawasan RTH hutan kota dan taman bibit di Kota Malang adalah
sebagai berikut.
Tabel 2. 10 Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit di masing- masing
BWK Kota Malang
No.
1
2
4
5
Kecamatan
36
Executive Summary
Setelah adanya penetapan sempadan jalur kereta api seperti yang telah
dijabarkan di atas, ditetapkan pula kriteria garis sempadan jalur rel kereta api yang
dapat dimanfaatkan untuk RTH. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat
apabila jalan rel kereta api lurus
(2) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari
kaki tanggul
(3) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian, diukur dari
puncak galian tanah atau atas serongan
(4) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari
as jalan rel kereta api
(5) Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 meter
diukur dari lengkung dalam sampai as jalan. Dalam jalur tanah yang bebas,
yang secara berangsur angsur melebar dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari
23 meter. Pelebaran tersebut dimulai dalam jarak 20 meter di muka lengkungan
untuk selanjutnya menyempit lagi sampai jarak lebih dari 11 meter.
37
Executive Summary
(6) Garis sempadan jalan rel kereta api yang dimaksud pada poin 1 tidak berlaku
apabila jalan rel kereta api terletak di tanah galian yang dalamnya 3,5 meter
(7) Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan
jalan raya adalah 30 meter dari as jalan rel kereta api pada titik perpotongan
as jalan rel kereta api
menuju pada jarak lebih dari 11 meter dari as jalan rel kereta api pada titik 600
meter dari titik perpotongan as jalan kereta api dengan as jalan raya.
Berdasarkan penetapan garis sempadan jalan rel kereta api tersebut di atas
serta melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan
lindung RTH Kota untuk RTH pengaman jalur kereta api di tiap BWK Kota Malang
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 11 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur Kereta Api Tiap BWK
Kota Malang
No.
1
2
3
4
5
6
Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
10,08
14,87
12,22
2,03
39,22
meter,
38
Executive Summary
No.
2.4.6
Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
19,01
20,46
28,75
26,51
52,31
30,03
177,10
39
Executive Summary
Tabel 2. 14 Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur SUTT di Kota Malang
No.
1
Jenis SUTT
SUTT dengan
Tegangan 70
KV
Penggunaan lahan
sekitar berupa areal
persawahan, tegalan/
ladang, dan kebun.
SUTT dengan
Tegangan 150
KV
Penggunaan lahan
sekitar berupa
permukiman, bangunan
perdgangan jasa,
fasilitas umum dan
olahraga
Kebutuhan Penanganan
Melakukan sosialisasi
kepada masyarakat
mengenai bahaya
bermukim di sekitar area
jalur pengaman SUTT
Mengendalikan intensitas
bangunan dengan melihat
kriteria ketinggian
bangunan yang diijinkan
pada bagian bwah jalur
pengaman SUTT
Resettlement permukiman
yang menempati/ berdiri
tepat di area kaki tower
SUTT
Pengembangan RTH
Pengaman Jalur SUTT
dengan menerapkan
konsep roof garden pada
bangunan yang berada di
bawah jalur SUTT
Menjaga konsistensi areal
persawahan, ladang,
kebun untuk tidak berubah
menjadi lahan terbangun
Melakukan pengawasan
terhadap kondisi RTH
sempadan sekitar jalur SUTT
untuk mengantisipasi
pemanfaatan ruang
secara illegal
Penghijauan dengan
kriteria penanaman
vegetasi yang tidak
menimbulkan gangguan
terhadap jaringan listrik
serta menghindari bahaya
terhadp penduduk
sekitarnya dengan tetap
mempertimbangkan jarak
bebas minimum
Melakukan sosialisasi
kepada masyarakat
mengenai bahaya
bermukim di sekitar area
jalur pengaman SUTT
Mengendalikan intensitas
bangunan dengan melihat
kriteria ketinggian
bangunan yang diijinkan
pada bagian bwah jalur
40
Executive Summary
No.
Jenis SUTT
Penggunaan lahan
sekitar berupa areal
persawahan, tegalan/
ladang, dan kebun.
Kebutuhan Penanganan
pengaman SUTT
Resettlement permukiman
yang menempati/ berdiri
tepat di area kaki tower
SUTT
Pengembangan RTH
Pengaman Jalur SUTT
dengan menerapkan
konsep roof garden pada
bangunan yang berada di
bawah jalur SUTT
Menjaga konsistensi areal
persawahan, ladang,
kebun untuk tidak berubah
menjadi lahan terbangun
Melakukan pengawasan
terhadap kondisi RTH
sempadan sekitar jalur SUTT
untuk mengantisipasi
pemanfaatan ruang
secara illegal
Penghijauan dengan
kriteria penanaman
vegetasi yang tidak
menimbulkan gangguan
terhadap jaringan listrik
serta menghindari bahaya
terhadp penduduk
sekitarnya dengan tetap
mempertimbangkan jarak
bebas minimum
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Sempadan Sungai Dan Buffer Zone
pengembangannya
dalam
Masterplan
RTH
Kota
Malang
2)
3)
41
Executive Summary
15 meter dengan luas 67 Ha. Sedangkan untuk sungai kecil ditetapkan
dengan luas 53 ha.
4)
5)
6)
B.
pengembangan ruang
terbuka
hijau pada
sempadan sungai
diarahkan pada area resapan air dan longsor serta area peneduh di sepanjang
jalan aliran sungai. Pengembangan tanaman/vegetasi pada sempadan sungai
diarahkan pada jenis tanaman yang memiliki perakaran kuat, dedaunan yang
rindang, dan ketinggian yang bervariasi. Area pengembangan sempadan sungai
minimal 5-10 m di sepanjang sungai.
42
Executive Summary
43
Executive Summary
44
Executive Summary
45
Executive Summary
46
Executive Summary
47
Executive Summary
48
Executive Summary
KAWASAN LINDUNG
Indikasi program pada dasarnya merupakan penjabaran lebih rinci dari
kebutuhan penanganan yang telah ditentukan sebelumnya dalam bentuk programprogram kegiatan yang disertai dengan jangka waktu pelaksanaan, pembiayaan dan
penanggung jawab masing- masing instansi terkait. Adapun penjabaran programprogram kegiatan dari kebutuhan penanganan masing- masing kawasan lindung
beserta obyek yang ada didalamnya di Kota Malang dapat disajikan pada Tabel 3.1
berikut.
49
Executive Summary
Tabel 3. 1 Indikasi Program Kawasan Lindung Beserta Obyek Yang Masuk Didalamnya Di Kota Malang
Penanganan
Kawasan
Sempadan
Sungai
Lokasi
Sepanja
ng aliran
Sungai
Brantas,
Sungai
Metro,
Sungai
Bango,
Sungai
Amprong
, dan Kali
Mewek
Di
Seluruh
BWK
Kota
Malang
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
Penetapan
garis
sempadan
sungai
Penyusunan
studi penelitian
untuk daerah
aliran sungai
yang memiliki
karakteristik fisik
sungai yang
khusus
terutama pada
titik meander
(lekuk sungai)
Konservasi
sungai di luar
kawasan
terbangun
Sosialisasi
larangan
mendirikan
bangunan di
bantaran
sungai
Inventarisasi
rumah- rumah
yang
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
Dinas
Pekerjaan
Umum Cipta
Karya, Badan
Lingkungan
Hidup,
Wasbangdalin
g, Dinas
Pengairan
Wilayah
Pengawasan
Bango
Gedangan, PT.
Jasa Tirta I
APBD
APBD
APBD,
APBN
APBD
APBD
50
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
menempati
kawasan
sempadan
sungai
Pembangunan
patok batas
sempadan
sungai
Perlu adanya
studi kelayakan
lahan untuk
resettlement
Penyiapan
lahan bagi
masyarakat
yang terkena
resettlement
Resettlement
bangunan
yang
menempati
sempadan
sungai yang
telah
ditetapkan
Penghijauan
melalui
penanaman
kembali pada
lahan bekas
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD
APBD,
APBN
APBD,
APBN
APBD
51
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Sempadan
Irigasi
Lokasi
Irigasi
Primer
(Kali
amprong
, Kali
Metro,
dan Kali
Sukun)
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
bangunan
Pengendalian
sempadan
bangunan
Sosialisasi
sebagai upaya
peningkatan
kesadaran
masyarakat
untuk tidak
mencemari
daerah aliran
sungai
Normalisasi
saluran secara
rutin
Mempertahanka
n serta
melestarikan
daerah hijau di
sisi kanan dan
kiri saluran
Pembangunan
patok batas
sempadan
saluran irigasi
Pembangunan
plengsengan
bibir saluran
untuk
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD
Dinas
Pekerjaan
Umum Cipta
Karya, Badan
Lingkungan
Hidup,
Wasbangdalin
g, Dinas
Pengairan
Wilayah
Pengawasan
Bango
Gedangan,
BAPPEDA
APBD
APBD,
Swadaya
Masyara
kat
APBD
APBD,
APBN
52
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
Irigasi
Sekunder
(melalui
Kel.
Kedungk
andang,
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
melancarkan
debit air
Membatasi
kegiatan yang
mengeksplorasi
sumberdaya
alam yang
terkandung
dalam sungai/
saluran
Meminimalisasi
faktor pembawa
sedimentasi dari
hulu ke hilir
Menerapkan
garis sempadan
saluran yang
sudah
ditetapkan
untuk
membatasi
bangunanbangunan liar di
tepi saluran
Memisahkan
saluran irigasi
dengan saluran
pembuang
drainase kota
terutama pada
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
Swasta,
Swadaya
Masyara
kat
APBD,
Swadaya
Masyara
kat
APBD
53
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
Kel.
Buring,
Kel.
Bumiayu,
Kel.
Wonokoy
o,
Kel.
Gadang,
Kel.
Cemorok
andang)
Seluruh
kawasan
BWK
Kota
Malang
yang
mempun
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
saluran yang
melintasi
kawasan
permukiman
Menyediakan
ruang atau jalan
inspeksi setelah
sempadan irigasi
untuk
upaya
konservasi dan
pemeliharaan
saluran
Perbaikan
saluran yang
telah tertutup
material
bangunan
Pembangunan
plengsengan
bibir saluran
untuk
melancarkan
debit air
Meningkatkan
jaringan
irigasi
terutama
saluran
irigasi
tersier
untuk
area
petak
sawah yang sulit
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD,AP
BN
APBD,
Swadaya
Masyara
kat
APBD
APBD
54
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
yai
saluran
irigasi
tersier
Kawasan
Cagar
Budaya
Jl. Tugu,
Jl.
Trunojoy
o, Jl.
Klayatan,
Jl.
Merdeka
Barat, Jl.
BasukiRa
hmat, Jl.
Celaket,
Jl.Kayuta
ngan,
Kel.
Besuki,
Kel.
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
dijangkau
Perbaikan
saluran- saluran
tersier alami
yang masih
mengalami
penyempitan
saluran dengan
membangun
plengsengan
saluran
Inventarisasi
ulang
benda/lingkung
an cagar
budaya
berdasar
kebijakan pusat
yang berlaku
Pengelompokka
n kelas/kategori
pelestarian
benda/lingkung
an cagar
budaya melalui
studi penelitian
Penyusunan
peraturan
daerah tentang
penetapan
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD,
APBN
Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata,
BAPPEDA
APBD
APBD
APBD
55
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
Polowijen
Kawasan
Rawan Banjir
Sempad
analiran
sungai
dengan
jarak 25250
meter
dari tepi
sungai
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
cagar budaya
Pelestarian dan
perlindungan
bangunan
cagar budaya
Sosialisasi
bangunan
cagar budaya
sebagai promosi
wisata
Penertiban
permukiman
yang berada di
sempadan
sungai melalui
resettlement
Pemintakatan
kawasan rawan
bencana
berdasarkan
tingkat
kerawanan
Sosialisasi
pemanfaatan
ruang di
kawasan rawan
bencana sesuai
tingkat
kerawanannya
pengendalian
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD
BPBD Kota
Malang, Dinas
Pengairan
Wilayah
Pengawasan
Bango
Gedangan,
Dinas
Pekerjaan
Umum Cipta
Karya
APBD
APBD
APBD
APBD
56
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
Kawasan
RTH Jalur
Jalan
Jl. Besar
Ijen, Jl.
Bandung
Jl.Vetera
n- Jl.
Yogyaka
rta,
sekitar
kawasan
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
sempadan
bangunan
melalui
pengketatan
pemberian ijin
bangunan
menerapkan
desain
bangunan yang
sesuai terhadap
masing- masing
tingkat
kerawanan
bencana banjir
normalisasi
sungai dan
pembuatan
tanggul sekitar
kawasan rawan
banjir
Pemangkasan
ranting di area
pejalan kaki
untuk memenuhi
kebutuhan
ruang bebas
dari juntaian
ranting dan
dahan pohon
sekitar 2,5 m dari
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD
Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
Dinas PU Bina
Marga
APBD
57
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
Jl.
Surabay
a, Jl.
Bogor, Jl.
Jakarta,
Jl.
Merbabu
, Jl.
Panglima
Sudirman
, Jl.
Tumengg
ung
Suryo
serta
taman Jl.
Kali
Mewek,
Taman
Serayu,
Taman
Ciujung,
Taman
Cisadea,
dan
Taman
Cidurian
Meliputi
seluruh
ruas
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
permukaan
tanah
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Pemeliharaan/
perawatan
secara
berkala
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
58
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
jalan di
Kota
Malang
yang
memiliki
ruang
terbuka
hijau
Meliputi
koridor
jalan
yang
memiliki
akses
menuju
kawasan
industri
yang
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
pada tanaman
pohon yang baru
direncanakan
sebagai RTH Jalur
Jalan
Melakukan
seleksi pada
jenis pohon
yang sudah
tidak lagi
memiliki
ketahanan
tinggi terhadap
pengaruh udara
dan kemudian
mengganti
dengan calon
tanaman pohon
baru bermassa
daun padat
Menerapkan
pola
penempatan
vegetasi bergilir
antara
pohon
bermassa daun
rapat dan pohon
perdu/semak
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD
59
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
notaben
enya
jalan
tersebut
dilalui
oleh
kendara
an berat
dan
koridor
jalan
yang
memiliki
intensitas
kendara
an
padat
Meliputi
koridor
jalan
yang
memiliki
kondisi
sekitar
berupa
ruang
terbuka
yang
terhamp
ar cukup
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Menerapkan
pola
tanam
berbaris
dan
berjarak
rapat
dengan
kerapatan
kurang dari 3 m
Menempatkan
tanaman pohon
bermassa daun
rapat dan tinggi
4-5 m untuk
koridor jalan
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD
60
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
lua
persimpa
ngan Jl.
Besar Ijen
ke arah
jalan
terusan
Jl.
Surabay
aJl.Guntur
dan Jl.
Buring,
persimpa
ngan Jl.
Besar Ijen
ke arah
Jl.
Bandung
,
persimpa
ngan Jl.
Besar Ijen
ke arah
Jl. Kawi,
dan
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
yang
bersebelahan
dengan area
terbuka cukup
luas
Pemangkasan
pada cabang,
dahan, dan
ranting yang
dapat
menghalangi
pandangan
pengguna jalan
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
61
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Kawasan
RTH Taman
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
Lokasi
persimpa
ngan Jl.
Hamid
Rusdi
serta
taman
bundara
n Jl.
Panglima
Sudirman
dan
Taman
Segitiga
Arjosari
Seluruh
lokasi
Taman di
wilayah
BWK
Kota
Malang
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
pembagian
ruang aktif dan
pasif untuk
taman dengan
fungsi publik
rekreatif
penyelenggaraa
n studi penelitian
dan studi
kelayakan
terkait pemilihan
lokasi taman
yang sesuai
untuk
dikembangkan
sebagai taman
Instansi
Pelaksana
Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang
Sumber
Dana
APBD
APBD
62
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
Kawasan
RTH Makam
dan
Lapangan
Olahraga
Seluruh
wilayah
BWK
Kota
Malang
Kawasan
RTH Hutan
Seluruh
lokasi
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
tematik
penetapan
tema taman
untuk
memunculkan
kesan utama,
karakter atau
identitas Kota
Malang
peningkatan
kualitas visual
tanaman
dengan
penataan
pohon yang
tidak
mengganggu
kegiatan
olahraga
didalamnya
Penataan
vegetasi dan
lansekap di area
pemakaman
yang tidak
memunculkan
kesan
menyeramkan
Penanaman
tanaman
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
Masyarakat
APBD
APBD
Dinas
Pertamanan
APBD
63
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Kota dan
Taman Bibit
Lokasi
Hutan
Kota di
wilayah
BWK
Kota
Malang
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
diterapkan
dengan tingkat
kerapatan
sedang dan
memiliki
ketinggian yang
bervariasi.
Pembentukan
hutan kota yang
akan
dikembangkan
adalah
hutan
kota
bergerombol
dan hutan kota
jalur
Pelaksanaan
studi kelayakan
Hutan Kota dan
Taman
bibit
apabila
akan
difungsikan
sebagai hutan
kota rekreatif
Menetapkan
persentase
peruntukkan
Hutan
Kota
sebagai
fungsi
ekologis
dan
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
dan
Kebersihan
Kota Malang
APBD
APBD
APBD
64
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Kawasan
RTH Jalur Rel
Kereta Api
Lokasi
Seluruh
wilayah
keluraha
n yang
dilintasi
jalur rel
kereta
api
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
rekreatif
Menyediakan
lahan
permukiman
yang
layak
untuk
resettlement
bangunan
rumah
yang
menempati
sempadan rel
Pengosongan
lahan
dari
bangunan yang
menempati
sempadan rel
Penghijauan
lahan
sempadan
rel
kereta dengan
melakukan
penanaman
beberapa
varietas vegetasi
yang sesuai
Mengembalikan
status lahan KAI
yang
dipergunakan
oleh
pihak
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
PT. KAI Daop
VIII
Sumber
Dana
APBD,
APBN
APBD,
APBN
APBD
APBD,
APBN
65
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Kawasan
RTH Jalur
SUTT
Lokasi
Seluruh
wilayah
keluraha
n yang
dilintasi
jalur SUTT
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
pribadi dengan
mengukur ulang
luasan kavling
Penanaman
vegetasi
yang
memiliki
karakteristik
fungsi
sebagai
buffer
atau
pembatas
antara
areal
persawahan
dengan
sempadan
rel
yang
mempertimban
gkan jarak dari
sumbu
rel
adalah 5 m
Mempertahanka
n sempadan rel
kereta api yang
masih memiliki
RTH
Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat
mengenai
bahaya
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD
Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
PT. PLN
APBD
66
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
dan pos
pengaw
asannya
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
bermukim di
sekitar area jalur
pengaman SUTT
Mengendalikan
intensitas
bangunan
dengan melihat
kriteria
ketinggian
bangunan yang
diijinkan pada
bagian bwah
jalur pengaman
SUTT
Resettlement
permukiman
yang
menempati/
berdiri tepat di
area kaki tower
SUTT
Pengembangan
RTH Pengaman
Jalur SUTT
dengan
menerapkan
konsep roof
garden pada
bangunan yang
berada di
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD,
APBN
APBD
67
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Lokasi
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
bawah jalur SUTT
Menjaga
konsistensi areal
persawahan,
ladang, kebun
untuk tidak
berubah
menjadi lahan
terbangun
Melakukan
pengawasan
terhadap kondisi
RTH sempadan
sekitar jalur SUTT
untuk
mengantisipasi
pemanfaatan
ruang secara
illegal
Penghijauan
dengan kriteria
penanaman
vegetasi yang
tidak
menimbulkan
gangguan
terhadap
jaringan listrik
serta
menghindari
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
APBD
APBD
APBD
68
Executive Summary
Penanganan
Kawasan
Kawasan
RTH
Sempadan
Sungai dan
bufferzone
Lokasi
Seluruh
wilayah
BWK
Kota
Malang
Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
bahaya terhadp
penduduk
sekitarnya
dengan tetap
mempertimban
gkan jarak
bebas minimum
Peningkatan
resapan air dan
longsor serta
area peneduh di
sepanjang jalan
aliran sungai.
Pengembangan
tanaman/veget
asi pada
sempadan
sungai
diarahkan pada
jenis tanaman
yang memiliki
perakaran kuat,
dedaunan yang
rindang
Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I
Instansi
Pelaksana
Sumber
Dana
Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
Dinas
Pengairan
Wilayah
Pengawasan
Bango
Gedangan, PT.
Jasa Tirta I
APBD
APBD
69
Executive Summary
Contents
1.1
1.2
1.2.1
Maksud .................................................................................................................................................................................... 2
1.2.2
Tujuan ....................................................................................................................................................................................... 2
1.2.3
Sasaran .................................................................................................................................................................................... 2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.4
2.1
2.1.1
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Sungai Di Kota Malang .............................. 9
2.1.2
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Irigasi Di Kota Malang ............................... 20
2.2
2.3
2.4
2.4.1
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan Di Kota Malang ...................................................... 29
70
Executive Summary
2.4.2
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Taman, Monumen, Gerbang Kota Malang ........................ 31
2.4.3
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Lapangan Olahraga Dan Makam ......................................... 33
2.4.4
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Hutan Kota Dan Taman Bibit ................................................... 36
2.4.5
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Kereta Api .................................................... 37
2.4.6
2.4.7
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Sempadan Sungai Dan Buffer Zone ...................................... 41
Tabel 2. 1 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Sungai Tiap BWK ......................................................... 10
Tabel 2. 2 Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Sungai di BWK Malang Utara .............................................. 10
Tabel 2. 3 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Irigasi Tiap BWK ........................................................... 21
Tabel 2. 4 Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Irigasi di Kota Malang ........................................................... 21
Tabel 2. 5 Kebutuhan Penanganan Kawasan Cagar Budaya .............................................................................................. 24
Tabel 2. 6 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan di Kota Malang................................................................................... 30
Tabel 2. 7 Penetapan RTH Taman Kota, Monumen, Gerbang Kota di Masing- masing BWK Kota Malang .............. 31
Tabel 2. 8 Jenis dan Lokasi RTH Makam dan Lapangan Olahraga di Masing- masing BWK Kota Malang................ 33
Tabel 2. 9 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Makam dan Lapangan Olahraga Tiap BWK Kota Malang .... 36
Tabel 2. 10 Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit di masing- masing BWK Kota Malang ........................................... 36
Tabel 2. 11 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur Kereta Api Tiap BWK ........................................ 38
Tabel 2. 12 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Kereta Api di Kota Malang ....................................................................... 38
Tabel 2. 13 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur SUTT Tiap BWK .................................................... 39
Tabel 2. 14 Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur SUTT di Kota Malang ............................................................ 40
Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota
Tentang Kawasan Lindung Kota Malang
71
Executive Summary
72
Executive Summary
73
74
75
76
77
78
79
80