Anda di halaman 1dari 80

Executive Summary

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pemanfaatan sumberdaya alam serta pelestarian lingkungan perlu diatur untuk

menghindari

kerusakkan

lingkungan

atau

bencana

lingkungan

sehingga

pembangunan dan kelestarian lingkungan dapat secara sinergis berjalan bersamaan.


Banyak

produk

hukum

dibuat

oleh

pemerintah

terkait

dengan

pengelolaan

sumberdaya alam maupun pelestarian lingkungan, namun exploitasi sumberdaya alam


masih terjadi secara besar-besaran tanpa memperhatikan kemampuan alam untuk
memperbaiki diri.
Pengaturan

pelestarian

lingkungan

juga

perlu

diperhatikan

di

dalam

pengaturan tata ruang. Berbagai kebijakan pemerintah cukup jelas dan tegas
mengatur tata ruang pengembangan wilayah baik dari tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten atau kota dengan memperhatikan aspek lingkungan ke dalam penataan
ruang wilayah yang harus dilindungi untuk kepentingan kelestarian fungsi lingkungan.
Kawasan lindung dan kawasan budidaya ditetapkan untuk menjaga keharmonisan
antara pembangunan daerah dengan kelestarian fungsi lingkungan. Pengelolaan
kawasan lindung secara khusus diatur oleh Keputusan Presiden nomor 32 tahun 1990.
Kebijakan tersebut disusun sebagai pedoman pengelolaan kawasan lindung di dalam
pengembangan pola tata ruang wilayah. Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang juga menyebutkan keharusan penetapan kawasan lindung selain
kawasan budidaya.
Kelemahan di dalam upaya pengendalian penerapan rencana tata ruang
menjadi kendala utama di dalam menjamin kelestarian fungsi kawasan lindung yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya informasi yang aktual dan valid terkait
dengan kondisi kawasan lindung juga akan menyulitkan upaya pengendalian tata
ruang. Karenanya sistem pemantauan secara reguler perlu dikembangkan untuk
mengetahui apakah rencana tata ruang yang dibuat sesuai dengan kondisi di
lapangan, bagaimana kondisinya serta perubahan apa yang terjadi di dalam kawasan
lindung tersebut. Informasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan perbaikan kebijakan terkait dengan pengelolaan kawasan lindung
sehingga dapat memaksimalkan fungsinya untuk melindungi dan mencegah terjadinya
bencana lingkungan.
1.2

Maksud, Tujuan, dan Sasaran


Adapun maksud, tujuan, dan sasaran dalam rangka penyusunan Naskah

Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota Tentang Kawasan Lindung Kota Malang
sesuai dengan yang disampaikan didalam Kerangka Acuan Kerja adalah sebagai
berikut.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary
1.2.1

Maksud
Maksud

dari kegiatan Penyusunan Naskah

Akademis dan Rancangan

Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang adalah :


1.

Mengidentifikasi kawasan lindung di Kota Malang;

2.

Mengidentifikasi obyek-obyek yang masuk dalam kategori kawasan lindung;

3.

Memetakan seluruh kawasan lindung pada peta kedalaman skala 1 : 1000;

4.

Menetapkan Pokok-pokok kebijakan kawasan lindung;

5.

Menetapkan Kawasan Lindung Kota Malang;

6.

Menetapkan Kebijakan Pengelolaan dan Pengendalian Kawasan Lindung


dengan melibatkan kearifan lokal;

7.

Menganalisis Indikasi Program dan Prioritas program tahunan selama 10 tahun;

8.

Menyusun Naskah Akademis dan Rancangan peraturan Walikota tentang


Kawasan Lindung Kota Malang

1.2.2

Tujuan
Tujuan

umum

penyusunan

laporan

pendahuluan

ini

pada

umumnya

memberikan esensi terhadap pemahaman kembali Kerangka Angka Acuan Kerja yang
telah dibuat. Sedangkan tujuan dari Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan
Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang

ini adalah Menyusun

pedoman sebagai acuan bersama bagi pemerintah dan masyarakat dalam


pengelolaan, pemantauan, dan pengendalian kawasan lindung di Kota Malang.
Tahapan proses yang dilalui adalah :
1.

Tahap Persiapan;

2.

Tahap Survei dan Studi Literatur;

3.

Tahap Analisis Data;

4.

Tahap Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota tentang


Kawasan Lindung Kota Malang;

Sehingga mampu :
1)

Mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup;

2)

Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta
nilai sejarah dan budaya daerah;

3)

Mewujudkan tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang sebagai kota
pendidikan yang berkualitas dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
didukung sektor penunjang pariwisata serta sektor industri, perdagangan dan jasa
agar tercipta kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;

4)

Menjamin

kepastian hukum pengelolaan dan pengendalian kawasan lindung

berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.


1.2.3

Sasaran

Adapun Sasaran dari Penyusunan Kawasan Lindung Kota Malang ini adalah :
1.

Teridentifikasinya secara data dan spasial penetapan kawasan lindung sesuai

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary
aturan perundang-undangan.
2.

Terciptanya pemanfaatan ruang dan pengelolaan kawasan lindung yang sesuai


rencana tata ruang;

3.

Tersedianya acuan yang operasional dalam pengaturan kawasan lindung di Kota


Malang.
Adapun Sasaran dari kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan

Peraturan Walikota tentang Rencana Induk Jalur Sepeda Kota Malang

dapat

dikelompokkan untuk masing-masing tahapan sebagai berikut :


1.

2.

Tahap Persiapan :
a.

Perencanaan alat survei;

b.

Mapping kelompok kawasan lindung di Kota Malang;

Tahap Survei dan Studi Literatur;


a.

Studi literatur tentang pengertian dan kriteria teknis kawasan lindung;

b.

Survei instansional tentang data yang terkait kawasan lindung;

c.

Survei lapangan lokasi kawasan lindung untuk kemudian dilakukan


plottingnya pada peta

3.

Tahap Analisis Data;


a)

Mengidentifikasi kawasan lindung di Kota Malang, secara spasial dan


data tabular;

b)

Mengidentifikasi obyek-obyek yang masuk dalam kategori kawasan


lindung;

c)

Memetakan seluruh kawasan lindung pada peta skala 1 : 1000;

d)

Analisis Pokok-pokok kebijakan kawasan lindung;

e)

Penetapkan Kawasan Lindung Kota Malang;

f)

Analisis kegiatan budidaya yang masih diperkenankan di Kawasan


lindung;

g)

Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pengendalian Kawasan Lindung


dengan melibatkan kearifan lokal;

h)

Analisis Indikasi Program dan Prioritas program tahunan selama 10


tahun;

4.

Tahap Penyusunan Naskah Akademis dan rancangan peraturan Walikota


tentang Rencana Kawasan Lindung Kota Malang;

1.3

Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada dasarnya berfungsi untuk membatasi suatu pokok

bahasan agar tetap fokus dalam mencapai tujuan dan sasaran. Adapun ruang lingkup
dalam kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota
tentang Kawasan Lindung Kota Malang terdiri dari ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup substansi serta kegiatan.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary
1.3.1

Ruang Lingkup Wilayah


Wilayah studi kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan

Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang adalah seluruh wilayah
Kota Malang, yang meliputi luas Kota Malang 110,06 km2, yang terdiri dari 5 Kecamatan
dan 57 Kelurahan, dengan batas-batas wilayah, yaitu:
Utara

: Kecamatan Karangploso, Kecamatan Singosari (Kab. Malang),

Timur

: Kecamatan Dau (Kota Batu), Kecamatan Wagir (Kab. Malang),

Selatan : Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Tajinan (Kab. Malang),


Barat

: Kecamatan Pakis, Kecamatan Tumpang (Kab. Malang).


Secara keseluruhan ruang lingkup wilayah perencanaan untuk perencanaan,

pengelolaan dan pengendalian Kawasan Lindung

Kota Malang meliputi bagian

wilayah kota:
1)

Pusat Malang Tengah;

2)

Sub Pusat Malang Tenggara;

3)

Sub Pusat Malang Timur;

4)

Sub Pusat Malang Timur Laut;

5)

Sub Pusat Malang Utara; dan

6)

Sub Pusat Malang Barat

Untuk pemahaman lebih lanjut terkait wilayah administrasi Kota Malang dapat dilihat
pada peta 1.1.
1.3.2

Ruang Lingkup Substansi Dan Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan dan substantif untuk Penyusunan Naskah Akademis

dan Rancangan Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung

Kota Malang ini

meliputi:
1.

Tahap Persiapan;
Kegiatan persiapan bertujuan membuat persiapan khusus yang diperlukan bagi
pelaksanaan kegiatan, termasuk melakukan koordinasi tim dalam menyusun
jadwal dan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang efektif, sehingga tidak
melebihi waktu yang telah ditetapkan. Lingkup kegiatannya meliputi :
a) Perencanaan survei;
b) Mapping obyek dan kelompok kawasan lindung;
c) Persiapan alat survei;

2.

Tahap Survei dan Studi Literatur;


Kegiatan survei dan studi literatur bertujuan mengumpulkan data lapangan, data
instansional, dan data pustaka. Lingkup kegiatannya meliputi :
a) Pelaksanaan

survei

instansional,

untuk

memperoleh

data

sekunder

mengenai kebijakan makro kawasan lindung di Kota Malang;


b) Pelaksanaan survey lapangan, untuk memperoleh data primer kawasan
lindung

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary

Peta 1. 1 Batas Administrasi Wilayah Kota Malang

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary
c) Pelaksanaan

studi

literatur

dan

aturan

untuk

memperoleh

acuan

implementatif penetapan, pengelolaan dan pengendalian kawasan


lindung;
3.

Tahap Analisis Data;


Data hasil survey disajikan dan disusun secara sistematis, kemudian dilakukan
pengolahan dan analisis. Lingkup kegiatannya antara lain meliputi :
a.

Identifikasi kawasan lindung di Kota Malang, meliputi kawasan rawan


bencana, kawasan lindung setempat (seperti sempadan sungai), kawasan
resapan air, kawasan hutan kota, kawasan RTH (Ruang Terbuka Hijau), dan
lain sebagainya;

b.

Identifikasi obyek-obyek yang masuk dalam kategori kawasan lindung,


termasuk di dalamnya adalah sempadan rel kereta api dan sempadan
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT);

c.

Memetakan seluruh kawasan lindung, dengan peta dasar hasil foto udara
atau citra satelit;

d.

Analisis Pokok-pokok kebijakan kawasan lindung, terkait dengan kebijakan


nasional, provinsi, dan daerah dengan mengangkat kearifan budaya lokal;

e.

Penetapkan Kawasan Lindung Kota Malang;

f.

Analisis

pemanfaatan

ruang

melalui

kegiatan

budidaya

yang

masih

diperkenankan di Kawasan lindung;

4.

g.

penetapan Kebijakan Pengelolaan dan Pengendalian Kawasan Lindung;

h.

Analisis Indikasi Program dan Prioritas program tahunan selama 10 tahun;

Tahap Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota tentang


Kawasan Lindung Kota Malang. Lingkup kegiatannya adalah :
a) Penyusunan Naskah Akademis Kawasan Lindung Kota Malang Kota Malang,
dengan sistematika mengacu pada Undang-Undang No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yakni :
-

Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Kajian Teoretis dan Praktik Empiris

Bab III : Evaluasi dan Analisis Peraturan Perundang-undangan


terkait

Bab IV : Landasan Filosofis, Sosiologis, dam Yuridis

Bab V : Jangkauan, arah pengaturan, dan ruang lingkup materi


muatan

Undang-Undang,

Peraturan

Daerah

Provinsi,

atau

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota


-

Bab VI : Penutup

Daftar Pustaka

Lampiran : Rancangan Peraturan Daerah

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary
b) Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota dalam bentuk naskah hukum atau
legal drafting, dengan sistematika mengacu pada Undang-Undang No. 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yakni :
-

Judul

Pembukaan
--- Frasa Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
--- Jabatan Pembentuk Peraturan perundang-undangan
--- Konsiderans
--- Dasar Hukum
--- Diktum

Batang Tubuh
--- Ketentuan Umum
--- Materi Pokok yang Diatur
--- Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
--- Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
--- Ketentuan Penutup

1.4

Penutup

Penjelasan (jika diperlukan)

Lampiran (jika diperlukan)

Kerangka Berpikir
Adapun kerangka pikir dan tahapan Penyusunan Naskah Akademis dan

Rancangan Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung

Kota Malang adalah

sebagai berikut.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan
Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary

PENETAPAN DAN PENANGANAN


KAWASAN LINDUNG BESERTA OBYEK YANG MASUK DIDALAMNYA

2.1
2.1.1

Kawasan Lindung Setempat


Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Sungai Di Kota
Malang
Penetapan sempadan sungai ditentukan berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai.Kawasan


sempadan sungai ditentukan pada sungai bertanggul dan tidak bertanggul, baik di
dalam maupun di luar kawasan perkotaan.
Di Kota Malang mengalir sungai Brantas, Sungai Bango, Sungai Amprong, Sungai
Mewek, Sungai Kajar, dan Sungai Metro. Sungai-sungai tersebut berada di dalam
kawasan perkotaan dan tidak bertanggul.
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, kawasan sempadan sungai di Kota Malang
ditetapkan sebagai berikut:

Sungai Brantas
Sungai Brantas mengaliri Malang Utara, MalangTimurLaut,Malang Timur, Malang

Tengah, dan MalangTenggara. Sungai ini memiliki lebar 5,5 meter dan kedalaman 3070 cm, tepatnya di Kecamatan Klojen. Dilihat dari kedalaman sungai terhadap kriteria
penetapan, maka garis sempadan Sungai Brantas ditetapkan 10 meter diukur dari tepi
kiri dan kanan sungai sepanjang aliran sungai.

Sungai Bango
Sungai Bango mengaliri Malang Timur Laut, dan Malang Timur. Sungai ini memiliki

lebar 4 meter dan kedalaman 70 cm, tepatnya di Kecamatan Belimbing.Dilihat dari


kedalaman sungai terhadap kriteria penetapan, maka garis sempadan Sungai Bango
ditetapkan 10 meter diukur dari tepi kiri dan kanan sungai sepanjang aliran sungai.

Sungai Amprong
Sungai Amprong mengaliri Malang Timur, dan Malang Tenggara. Sungai ini memiliki

lebar5 meter dan kedalaman 30-50 cm, tepatnya di Kecamatan Kedungkandang.


Dilihat dari kedalaman sungai terhadap kriteria penetapan, maka garis sempadan
Sungai Amprong ditetapkan 10 meter diukur dari tepi kiri dan kanan sungai sepanjang
aliran sungai.

Sungai Mewek
Sungai Mewek mengaliri Malang Utara, dan Malang Timur Laut. Sungai ini memiliki

lebar 10 meter dan kedalaman 2 meter. Dilihat dari kedalaman sungai terhadap
kriteria penetapan, maka garis sempadan Sungai Mewek ditetapkan 10 meter diukur
dari tepi kiri dan kanan sungai sepanjang aliran sungai.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Executive Summary
Berdasarkan penetapan garis sempadan sungai tersebut di atas serta melalui
perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung setempat
untuk sungai di tiap BWK Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 1 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Sungai Tiap BWK
Kota Malang
No.
1
2
3
4
5
6

BWK Kota Malang


BWK Malang Utara
BWK Malang Timur
BWK Malang Tengah
BWK Malang Timur Laut
BWK Malang Barat
BWK Malang Tenggara
Jumlah
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013

Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
229,59
102,09
85,12
145,43
333,43
83,38
979,05

Tabel 2. 2 Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Sungai di BWK Malang Utara


Lokasi
Sungai
Metro
(tidak
bertanggul
)
Sungai
Brantas
(tidak
bertanggul
)

Kondisi Eksisting
- Semakin
banyak
pengkorvesian
lahan-lahan
konservasi menjadi kawasan
permukiman
- Semakin
sproradisnya
pertumbuhan permukiman di
bantaran sungai dan sungai
lain serta anak sungainya
sehingga
menjebabkan
penyempitan dimensi sungai
yang
nantinya
akan
berdampak terjadi bencana
banjir
- Pertumbuhan di sepanjang
bantaran
sungai
dapat
menyebabkan
penurunan
citra kota (slum area)
- Kurang
terawatnya
serta
kurang
maksimal
dalam
memanfaatkan
ruang
terbuka di BWK Malang Utara
sebagai pembentuk citra
kota.
- Luasan Kawasan sempadan
sungai cenderung berkurang
karena adanya alih fungsi
lahan

Sungai
Metro

- Sempadan sungai digunakan


sebagai permukiman seperti
Kelurahan
Bandulan,

Kebutuhan Penanganan
Penataan kembali
permukiman di
bantaran sungai
Sosialisasi larangan
mendirikan
bangunan di
bantaran sungai
Untuk
kawasan
sepanjang bantaran
sungai yang terletak
di
kawasan
permukiman
perlu
adanya
pengendalian
sempadan
bangunan
untuk
mempertahankan
fungsi sungai sebagai
penampung aliran air
hujan
dan
pembuangan limbah
rumah tangga di
daerah perkotaan.

Lokasi
BWK
Malang
Utara

Penataan kembali
permukiman di
bantaran sungai

BWK
Malang
Barat

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

10

Executive Summary
Lokasi

Sungai
Brantas

Kondisi Eksisting
Mulyorejo.
- Masyarakat
menggunakan
sungai untuk MCK

Sempadan sungai sudah


banyak
berubah
fungsi
menjadi permukiman
Di beberapa sempadan
sungai
tidak
terdapat
tanggul sehingga pada
saat terjadi hujan deras, air
meluap masuk kawasan
permukiman
Penduduk
yang
tinggal
berdekatan dengan sungai
membuang sampah, air
limbah, dan MCK di sungai
Luasan kawasan sempadan
sungai berkurang karena
adanya alih fungsi lahan

Kebutuhan Penanganan
Sosialisasi larangan
mendirikan
bangunan di
bantaran sungai
pengendalian
sempadan
bangunan
untuk
mempertahankan
fungsi sungai sebagai
penampung aliran air
hujan
dan
pembuangan limbah
rumah tangga di
daerah perkotaan.
Peningkatan
kesadaran
masyarakat
yang
tinggal
di
sekitar
bantaran
sungai
untuk
tidak
mencemari
sungai
dengan membuang
sampah ke aliran
sungai tersebut.

Penataan
permukiman
di
bantaran sungai

Pengendalian
kegiatan yang telah
ada disekitar sungai

Penyediaan tempat
pengolahan limbah
yang disediakan di
tiap
lingkungan
permukiman, agar
tidak mencemari air
sungai karena pada
akhirnya
pembuangan akhir
ke sungai

Peningkatan
kesadaran
masyarakat
yang
tinggal di sekitar
bantaran
sungai
untuk
tidak
mencemari sungai
dengan membuang
sampah ke aliran
sungai tersebut.

Pembangunan jalan
inspeksi
di
sepanjang
sungai

Lokasi

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

BWK
Malang
Tengah

11

Executive Summary
Lokasi

Sungai
Amprong
Sungai
Brantas
Kali Asin

Kondisi Eksisting

Sempadan sungai sudah


banyak
berubah
fungsi
menjadi lahan terbangun
Penduduk
yang
tinggal
berdekatan dengan sungai
membuang sampah, air
limbah, dan MCK di sungai

Kebutuhan Penanganan
untuk memudahkan
pengawasan
terhadap
berkembangnya
kawasan terbangun
pada
sempadan
sungai maupun alih
fungsi lahan lainnya.

pembuatan tanggul
di sempadan sungai

Penataan
permukiman
di
bantaran sungai
Pengendalian
kegiatan yang telah
ada disekitar sungai
Penyediaan tempat
pengolahan limbah
yang disediakan di
tiap
lingkungan
permukiman, agar
tidak mencemari air
sungai karena pada
akhirnya
pembuangan akhir
ke sungai
Peningkatan
kesadaran
masyarakat
yang
tinggal di sekitar
bantaran
sungai
untuk
tidak
mencemari sungai
dengan membuang
sampah ke aliran
sungai tersebut.
Pembangunan jalan
inspeksi
di
sepanjang
sungai
untuk memudahkan
pengawasan
terhadap
berkembangnya
kawasan terbangun
pada
sempadan
sungai maupun alih
fungsi lahan lainnya.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Lokasi

BWK
Malang
Tenggara

12

Executive Summary
Lokasi
Sungai
Bango
(tidak
bertanggul
)
Sungai
Brantas
(tidak
bertanggul
)

Kondisi Eksisting
Semakin
banyak
pengkorvesian lahan-lahan
konservasi
menjadi
kawasan permukiman
Bahaya banjir bandang,
yang
tidak
dapat
diperkirakan kapan akan
terjadi banjir bandang, dan
sebagainya.
Semakin
sproradisnya
pertumbuhan permukiman
di bantaran sungaidapat
menyebabkan
penyempitan
dimensi
sungai dan aliran sungai
yang
deras
dapat
menyebabkan
terjadinya
erosi di bibir sungai , yang
lama-lama menyebabkan
longsor
Pertumbuhan di sepanjang
bantaran sungai dapat
menyebabkan penurunan
citra kota (slum area)

Kebutuhan Penanganan
- Sebaiknya
difungsikan
untuk
kawasan
penghijauan, selain
berfungsi
untuk
melindungi
juga
dapat memberikan
kontribusi
bagi
pelestarian
lingkungan kota yang
lebih asri.
- Penataan kembali
permukiman di
bantaran sungai
- Sosialisasi larangan
mendirikan
bangunan di
bantaran sungai
- Untuk
kawasan
sepanjang bantaran
sungai yang terletak
di
kawasan
permukiman
perlu
adanya
pengendalian
sempadan
bangunan
untuk
mempertahankan
fungsi sungai sebagai
penampung aliran air
hujan
dan
pembuangan limbah
rumah tangga di
daerah perkotaan.
- Pembangunan jalan
inspeksi di sepanjang
sungai
untuk
memudahkan
pengawasan
terhadap
berkembangnya
kawasan terbangun
pada
sempadan
sungai maupun alih
fungsi lahan lainnya.

Lokasi
BWK
Malang
Timur
Laut

Sumber : Hasil Analisa, 2013

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

13

Executive Summary

Peta 2. 1 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Utara

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

14

Executive Summary

Peta 2. 2 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Timur

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

15

Executive Summary

Peta 2. 3 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Timur Laut

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

16

Executive Summary

Peta 2. 4 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Tengah

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

17

Executive Summary

Peta 2. 5 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Barat

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

18

Executive Summary

Peta 2. 6 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Tenggara

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

19

Executive Summary
2.1.2

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Irigasi Di Kota


Malang
Untuk menetapkan kawasan sempadan irigasi di Kota Malang sebelumnya

telah dilakukan analisa komparatif antara kebijakan yang mengatur tentang irigasi
dengan kondisi eksisting yang ada saat ini. Merujuk dari hasil analisa tersebut serta
kesepakatan antara tim teknis maka penetapan kawasan sempadan irigasi di Kota
Malang dapat ditetapkan sebagai berikut.
(1) Saluran Irigasi Tidak Bertanggul yang sebagian besar mendominasi di seluruh
BWK Kota Malang ditetapkan 3 meter di ukur dari tepi saluran parit. Untuk
penetapan sempadan saluran irigasi yang memiliki kondisi karakteristik saluran
dengan ketentuan debit/kemampuan mengalirkan air dan kedalaman air
berbeda dapat ditetapkan,

Saluran irigasi tidak bertanggul dengan kedalaman kurang dari 1 meter


dan memiliki kemampuan dalam mengalirkan air 4 m/detik atau lebih,
maka

sempadan irigasi ditetapkan 5 meter yang sekaligus merupakan

batas mendirikan bangunan diukur dari tepi luar parit saluran baik disisi
kanan dan kiri saluran.

Saluran irigasi tidak bertanggul dengan kedalaman kurang dari 1 meter


dan memiliki kemampuan dalam mengalirkan air 1-4 m/detik, maka
sempadan irigasi ditetapkan 3 meter yang sekaligus merupakan batas
mendirikan bangunan diukur dari tepi luar parit saluran baik disisi kanan dan
kiri saluran.

Saluran irigasi tidak bertanggul dengan kedalaman kurang dari 1 meter


dan memiliki kemampuan dalam mengalirkan air kurang dari 1m/detik,
maka sempadan irigasi ditetapkan 2 meter yang sekaligus merupakan
batas mendirikan bangunan diukur dari tepi luar parit saluran baik disisi
kanan dan kiri saluran.

(2) Saluran Irigasi Bertanggul


Saluran irigasi bertanggul dengan ketinggian kurang 1 meter dan memiliki
kemampuan dalam mengalirkan air 4 m/detik atau lebih, maka
sempadan irigasi ditetapkan 5 meter yang sekaligus merupakan batas
mendirikan bangunan diukur dari sisi bagian terluar kaki tanggul atau
inspeksi jalan
Saluran irigasi tidak bertanggul dengan ketinggian kurang dari 1 meter dan
memiliki kemampuan dalam mengalirkan air 1-4 m/detik, maka sempadan
irigasi ditetapkan 3 meter yang sekaligus merupakan batas mendirikan
bangunan diukur dari sisi bagian terluar kaki tanggul atau inspeksi jalan

Saluran irigasi tidak bertanggul dengan ketinggian kurang dari 1 meter dan
memiliki kemampuan dalam mengalirkan air kurang dari 1m/detik, maka
sempadan irigasi ditetapkan 2 meter yang sekaligus merupakan batas

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

20

Executive Summary
mendirikan bangunan diukur dari tepi luar parit saluran baik disisi kanan dan
kiri saluran.
Berdasarkan penetapan garis sempadan saluran irigasi tersebut di atas serta melalui
perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung
setempat untuk saluran irigasi di tiap BWK Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 3 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Irigasi Tiap BWK
Kota Malang
No.

BWK Kota Malang

Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
9,74
2,52
0,59
5,50
3,45
5,25
27,08

1
2
3
4
5
6

BWK Malang Utara


BWK Malang Timur
BWK Malang Tengah
BWK Malang Timur Laut
BWK Malang Barat
BWK Malang Tenggara
Jumlah
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013

Kebutuhan penanganan yang ada dilakukan pada area sempadan irigasi


yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung Kota Malang. Kebutuhan
penanganan pada area sempadan irigasi Kota Malang didasarkan pada kondisi
potensi permasalahan eksisting yang ada pada masing- masing karakteristik saluran
irigasi.
Tabel 2. 4 Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Irigasi di Kota Malang
No.

Jenis Saluran

Irigasi Primer
amprong,
Metro,
dan
Sukun)

(Kali
Kali
Kali

Karakteristik
dan
kondisi
Saluran

Untuk
kali
amprong
Memiliki
debit
0,49
m3/det,
kali
metro
memiliki
debit
2,873
m3/det di akhir tahun
2011

Rata- rata kedalaman 50


cm 1 m dan tidak
bertanggul

Berfungsi sebagai saluran


irigasi
primer
yang
menyuplai daerah irigasi
BWK Malang Tenggara

Penggunaan
lahan
sekitar saluran sebesar
80% berupa sawah dan
areal terbuka

Masih terdapat ruang

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Kebutuhan Penanganan

Normalisasi
saluran
secara rutin
Mempertahankan serta
melestarikan
daerah
hijau di sisi kanan dan
kiri saluran
Membatasi
kegiatan
yang
mengeksplorasi
sumberdaya alam yang
terkandung
dalam
sungai/ saluran
Meminimalisasi
faktor
pembawa sedimentasi
dari hulu ke hilir
Menerapkan
garis
sempadan
saluran
yang sudah ditetapkan
untuk
membatasi

21

Executive Summary
No.

Jenis Saluran

Karakteristik
dan
kondisi
Saluran
terbuka hijau di sisi kanan
dan kiri saluran setebal
2m
2
Irigasi
Sekunder
Rata- rata memiliki debit
(melalui
Kel.
0,5-1,5 m3/detik di akhir
Kedungkandang,
tahun 2011
Kel.
Buring,
Kel.
Memiliki
ratarata
Bumiayu,
Kel.
kedalaman kurang dari 1
Wonokoyo,
Kel.
m dan tidak bertanggul
Gadang,
Kel.
Berfungsi sebagai saluran
Cemorokandang)
irigasi sekunder yang
menyuplai daerah irigasi
BWK Malang Tenggara

Penggunaan
lahan
sekitar
di
beberapa
saluran ada yang melalui
kawasan
permukiman
sehingga permasalahan
yang
terjadi
saluran
irigasi tertutup sampah
dan bangunan bahkan
difungsikan
sebagai
saluran drainase

Tidak ada jalan atau


ruang pembatas antara
saluran
dengan
permukiman
3
Irigasi Tersier

Rata- rata memiliki debit


kurang dari 1 m3/detik

Memiliki
ratarata
kedalaman 30-50 cm
dan tidak bertanggul
namun
beberapa
saluran sudah diperkeras/
diplengseng dan masih
ada pula yang masih
alami

Terdapat titik saluran


yang
masih
belum
tersuplai air ke petakpetak sawah di musim
kemarau dari jaringan
saluran sekunder
Sumber : Hasil Kajian dan Analisa, 2013

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Kebutuhan Penanganan
bangunan- bangunan
liar di tepi saluran

Menerapkan
garis
sempadan
saluran
yang sudah ditetapkan
untuk
membatasi
bangunan- bangunan
liar di tepi saluran
Memisahkan
saluran
irigasi dengan saluran
pembuang
drainase
kota terutama pada
saluran yang melintasi
kawasan permukiman
Menyediakan
ruang
atau
jalan
setelah
sempadan irigasi untuk
upaya konservasi dan
pemeliharaan saluran
Perbaikan saluran yang
telah tertutup material
bangunan

Meningkatkan jaringan
irigasi terutama saluran
irigasi tersier untuk area
petak sawah yang sulit
dijangkau
Menerapkan
garis
sempadan
saluran
yang sudah ditetapkan
untuk
upaya
pelestarian saluran
Perbaikan
saluransaluran tersier alami
yang masih mengalami
penyempitan
saluran
dengan membangun
plengsengan saluran

22

Executive Summary

Peta 2. 7 Penetapan Kawasan Lindung sempadan irigasi Kota Malang

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

23

Executive Summary
2.2

Kawasan Cagar Budaya


Kawasan cagar budaya di Kota Malang meliputi bangunan cagar budaya dan

lingkungan cagar budaya.


Penetapan kawasan cagar budaya ditentukan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan pada Undang-undang Nomor 11 tahun 2010, Keputusan Presiden Nomor 32
tahun 1990, dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008. Berdasarkan dari kriteria
yang telah ditetapkan pada kebijakan tersebut dan hasil analisis, maka kawasan cagar
budaya di Kota Malang, terdiri atas:

Bangunan cagar budaya, yang meliputi Balai Kota Malang, Stasiun Kereta Api,
Bank Indonesia, Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara, Masjid Jami, Gereja
Kayu Tangan, Gereja Immanuel, Toko Oen, RS RKZ, Sekolah Cor Jessu, Klenteng
Toa Pek Tong, RS Tentara Soepraoen, Gedung PLN, serta perumahan yang ada
di

sepanjang

Jl.

Ijen,

Jl.Besar

Ijen,

Jl.Semeru,

Jl.Kahuripan,

Jl.Tugu,

Jl.Kertanegara.

Lingkungan cagar budaya, yang meliputi lingkungan Candi Badut, lingkungan


Candi Tidar, lingkungan Gunung Buring, situs Tlogomas, lingkungan Polowijen,
komplek pemakaman sukun, komplek pemakaman Samaan.

Adapun penanganan kawasan lindung cagar budaya di Kota Malang dapat


dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 2. 5 Kebutuhan Penanganan Kawasan Cagar Budaya
Jenis Cagar
Lokasi
Budaya
Bangunan Cagar Budaya
1.
Balai
Kota Jl. Tugu
Malang
No.

2.

Stasiun Kereta Api

Jl. Trunojoyo

Kebutuhan
Penanganan

Kondisi Eksisting
Tidak mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1905.
Saat
ini
bangunan
tersebut
masih
berfungsi sebagai
kantor
Kotamadya
Malang
Tidak
banyak
mengalami
perubahan sejak
direnovasi tahun
1930.
Saat
ini
bangunan
tersebut
masih
berfungsi sebagai

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Bangunan cagar
budaya diatur
dalam Peraturan
Daerah untuk
mengatur dan
melindungi
Mempertahankan
dan
memelihara
keberadaan cagar
budaya
Upaya-upaya
penanganan
dengan konservasi,
preservasi

24

Executive Summary

No.

Jenis Cagar
Budaya

Lokasi

3.

Bank Indonesia

Jl. Klayatan

4.

Kantor
Perbendaharaan
dan Kas Negara

Selatan alunalun kota

5.

Masjid Jami

Jl.
Merdeka
Barat

6.

Gereja
Tangan

Kayu

Jl.
Basuki
Rahmat

7.

Gereja Immanuel

Jl.
Merdeka
Barat

8.

Toko Oen

Jl.
Basuki
Rahmat

9.

RS RKZ

Jl.
Usman

10.

Sekolah Cor Jessu

Jl. Celaket

Yulius

Kondisi Eksisting

Kebutuhan
Penanganan

stasiun KA.
Tidak mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1916
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1882
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1824
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan 1887
Saat ini masih
digunakan
sebagai gereja
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1914
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1929.
Saat
ini
masih
berfungsi
sebagai
rumah
sakit umum
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1900-an. Saat ini
bangunan masih
berfungsi sebagai

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

25

Executive Summary

No.

Jenis Cagar
Budaya

Lokasi

11.

Klenteng Toa Pek


Tong

Jl. Laksamana
Martadinata

12.

RS
Tentara
Soepraoen

Jl.
Margono

13.

Gedung PLN

Pertigaan Jl.
Kayutangan,
Jl.
Oro-oro
Dowo, dan Jl.
Celaket

Lingkungan
Cagar
Budaya
1.
Candi Badut

2.
3.
4.
5.

6.

Lingkungan
Candi Tidar
Lingkungan
Gunung Buring
Situs Tlogomas
Lingkungan
Polowijen

Komplek
Pemakaman
Sukun

Kebutuhan
Penanganan

Kondisi Eksisting

Arif

Kelurahan
Karang Besuki,
Kecamatan
Sukun

tempat
pendidikan
Belum
mengalami
banyak
perubahan sejak
didirikan
tahun
1900-an. Saat ini
masih
berfungsi
sebagai tempat
ibadah
Saat ini masih
berfungsi sebagai
rumah sakit
Saat ini masih
berfungsi sebagai
gedung PLN

Kondisi
candi
tidak utuh lagi.
Bagian
yang
tersisa
tinggal
batur candi, kaki
candi, dan tubuh
candi
lengkap
dengan
lima
buah
bagian
relungnya. Selain
itu Candi Badut
kehilangan
tampak
pandangan
(view) dari jalan
desa dikarenakan
tertutup
oleh
rumah warga.

Melestarikan
benda
cagar budaya serta
masyarakat
ikut
melindungi,
dan
memelihara. Selain itu,
diperlukan
promosi
Candi Badut karena
pada saat ini Candi
Badut tersebut sepi dari
wisatawan.

Tlogomas
Kelurahan
Polowijen,
Kecamatan
Blimbing
Kecamatan
sukun

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Melestarikan,
melindungi,
memelihara
dan
melakukan promosi
untuk
menarik
wisatawan

26

Executive Summary
Jenis Cagar
Budaya
Komplek
Pemakaman
Samaan

No.
7.

Lokasi

Kondisi Eksisting

Kebutuhan
Penanganan

Masih digunakan
sebagai
pemakaman
umum

Sumber : Hasil Kajian dan Analisa, 2013


2.3

Kawasan Rawan Bencana

A. Penetapan Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kota Malang


Tingkat kerawanan banjir suatu daerah berbeda-beda, dipengaruhi kemiringan
lahan, intensitas curah hujan, tekstur tanah, buffer sungai, dan penggunaan lahan.

Kemiringan Lahan
Semakin tinggi kemiringan lahan maka kemungkinan terjadi banjir semakin kecil

Intensitas Curah Hujan


Daerah yang memiliki curah hujan tinggi akan lebih mempengaruhi tejadi banjir

Tekstur Tanah
Tekstur tanah yang sangat halus memiliki peluang yang tinggi terjadi banjir

Kedekatan dengan Sungai (buffer sungai)


Semakin dekat jarak suatu wilayah dengan sungai, maka peluang untuk terjadi banjir
semakin tinggi.

Penggunaan Lahan
Daerah yang banyak ditumbuhi oleh pepohonan akan sulit mengalirkan air
limpasan, sehingga kemungkinan terjadi banjir lebih kecil daripada daerah yang
tidak ditanami oleh vegetasi.
Kota Malang memiliki dominasi kemiringan lahan 0-2% dan 2-5%, dilalui oleh

banyak sungai, baik sungai besar maupun sungai-sungai kecil, serta penggunaan lahan
didominasi penggunaan lahan perkotaan, seperti permukiman, perdagangan dan jasa,
perkantoran dan fasilitas pendukung, bahkan penggunaan lahan di sempadan sungai
telah dimanfaatkan untuk kawasan perumahan penduduk, terutama pada sungaisungai yang terletak di sekitar pusat kawasan perkotaan.Sehingga Kota Malang,
khususnya daerah yang berada di sekitar sempadan daerah aliran sungai berpotensi
terjadi banjir, karena kawasan sempadan sungai merupakan kawasan rawan banjir.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, kawasan rawan
bencana banjirdi Kota Malang ditetapkan sebagai berikut :

Kawasan rawan banjir dengan tingkat kerawanan sedang terletak di daerah


yang dialiri sungai (sempadan sungai) dengan jarak 25-100 meter dari tepi
sungai.

Kawasan rawan banjir dengan tingkat kerawanan rendah atau agak rawan
terletak di daerah yang dialiri sungai (sempadan sungai) dengan jarak 100-250
meter dari tepi sungai.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

27

Executive Summary

Peta 2. 8 Penetapan Kawasan Lindung Rawan Bencana di Kota Malang

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

28

Executive Summary
B.

Kebutuhan Penanganan Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kota Malang


Di Kota Malang banjir lebih banyak disebabkan oleh pendangkalan sungai,

penyempitan dimensi sungai karena sempadan sungai digunakan beralih fungsi


menjadi permukiman penduduk. Untuk itu, kebutuhan penanganan untuk mengurangi
banjir dan dampak yang ditimbulkan akibat banjir yaitu penertiban permukiman yang
berada

di

sempadan

sungai,

pengendalian

sempadan

bangunan

untuk

mempertahankan fungsi sungai sebagai penampung aliran air hujan serta perbaikan
penampang sungai atau normalisasi dengan melebarkan sungai atau memperdalam
(pengerukan) sungai dan pembuatan tanggul. Pengertian normalisasi sungai sering
dilakukan dengan meluruskan sungai, melebarkan sungai, atau memperdalam
penampang, dengan maksud agar aliran air lebih cepat dan kapasitas sungai dalam
menampung air menjadi lebih besar.
2.4
2.4.1

Kawasan RTH Kota


Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan Di Kota Malang
Adapun lokasi ruas jalan yang memiliki

dipertahankan

keberadaannya

dan

RTH

ditetapkan

Jalur Jalan yang perlu

sebagai

kawasan

lindung

diantaranya adalah sebagai berikut.

RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Peneduh


Meliputi Jl. Besar Ijen, Jl. Bandung-Jl.Veteran- Jl. Yogyakarta, sekitar
kawasan Jl. Surabaya, Jl. Bogor, Jl. Jakarta, Jl. Merbabu, Jl. Panglima
Sudirman, Jl. Tumenggung Suryo serta taman Jl. Kali Mewek, Taman Serayu,
Taman Ciujung, Taman Cisadea, dan Taman Cidurian.

RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Penyerap Polusi Udara


Meliputi seluruh ruas jalan di Kota Malang yang memiliki ruang terbuka hijau
baik berada pada posisi kiri, kanan, tengah jalan serta dapat berupa pulau
jalan, median jalan, dan buffer koridor.

RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Penyerap Kebisingan


Meliputi koridor jalan yang memiliki akses menuju kawasan industri yang
notabenenya jalan tersebut dilalui oleh kendaraan berat dan koridor jalan
yang memiliki intensitas kendaraan padat.

RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Pemecah Angin


Meliputi koridor jalan yang memiliki kondisi sekitar berupa ruang terbuka
yang terhampar cukup luas sehingga berpotensi menimbulkan tiupan
angin kencang, seperti hamparan sawah, pesisir pantai, sungai dengan
lebar lebih dari 10 meter.

RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Pembatas Pandang


Meliputi Jl. Mayjend Panjaitan, Jl. Brigjen Slamet Riyadi, Jl. Besar Ijen, Jl.
Retawu, dan Jl. Panglima Sudirman.

RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Penahan Silau Lampu Kendaraan

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

29

Executive Summary
Meliputi Jl. Raya Dieng, Jl. Raya Langsep, Jl. Besar Ijen, Jl. Danau Toba, Jl.
Danau Kerinci Raya, Jl. Galunggung, dan Jl. Veteran.

RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Pengarah Pandangan


Meliputi persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah jalan terusan Jl. SurabayaJl.Guntur dan Jl. Buring, persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah Jl. Bandung,
persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah Jl. Kawi, dan persimpangan Jl. Hamid
Rusdi serta taman bundaran Jl. Panglima Sudirman dan Taman Segitiga
Arjosari.

Kebutuhan penanganan dilakukan pada RTH Jalur Jalan yang sudah


ditetapkan sebagai kawasan lindung Kota Malang. Kebutuhan penanganan pada
RTH Jalur Jalan di Kota Malang didasarkan pada kondisi potensi permasalahan
eksisting yang ada serta pada masing- masing karakteristik fungsi RTH Jalur Jalan.
Adapun kebutuhan penanganannya adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 6 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan di Kota Malang
No.

Karakteristik Fungsi RTH Jalur


Jalan
Pada Jalur Tanaman Tepi
1
Sebagai Peneduh

Penyerap Polusi Udara

Penyerap Kebisingan

Pemecah Angin

Pembatas Pandang

Kebutuhan Penanganan

Pemangkasan ranting di area pejalan


kaki untuk memenuhi kebutuhan ruang
bebas dari juntaian ranting dan dahan
pohon sekitar 2,5 m dari permukaan
tanah
Pemeliharaan/
perawatan
secara
berkala pada tanaman pohon yang
baru direncanakan sebagai RTH Jalur
Jalan
Melakukan seleksi pada jenis pohon
yang
sudah
tidak
lagi
memiliki
ketahanan tinggi terhadap pengaruh
udara
dan
kemudian
mengganti
dengan calon tanaman pohon baru
bermassa daun padat
Menerapkan pola penempatan vegetasi
bergilir antara pohon bermassa daun
rapat dan pohon perdu/semak
Menempatkan
vegetasi
dengan
berbagai bentuk tajuk dengan pola
tanam rapat
Menerapkan pola tanam berbaris dan
berjarak rapat dengan kerapatan
kurang dari 3 m
Menempatkan
tanaman
pohon
bermassa daun rapat dan tinggi 4-5 m
untuk koridor jalan yang bersebelahan
dengan area terbuka cukup luas
Menerapkan pola tanam berbaris dan
berjarak rapat dengan kerapatan

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

30

Executive Summary
No.

Karakteristik Fungsi RTH Jalur


Jalan

Kebutuhan Penanganan
kurang dari 3 m

Pada Jalur Median


6
Penahan
Kendaraan

Silau

Lampu

Menerapkan pola tanam berjarak rapat


dengan kerapatan kurang dari 1 m
Menempatkan
vegetasi
dengan
berbagai bentuk tajuk dan tanaman
perdu/semak
dengan
ketinggian
maksimal 1,5 m

Pada Area Tikungan dan Persimpangan


7
Pengarah Pandangan
Pemangkasan pada cabang, dahan,
dan ranting yang dapat menghalangi
pandangan pengguna jalan
Sumber : Hasil kajian dan analisa, 2013

2.4.2

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Taman, Monumen, Gerbang Kota


Malang
Berdasarkan kriteria RTH Taman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan RTH Di


Kawasan Perkotaan serta berdasarkan masterplan RTH Kota Malang yang telah
disusun pada tahun 2012, maka penetapan RTH Taman Kota, Monumen, dan
Gerbang

Kota

di

Kota

Malang

yang

sekaligus

akan

direncanakan

pengembangannya tiap BWK adalah sebagai berikut.


Tabel 2. 7 Penetapan RTH Taman Kota, Monumen, Gerbang Kota di Masing- masing BWK
Kota Malang
No.
1

Bagian
Wilayah
Kota
BWK Malang Barat

BWK Malang
Tengah

Nama/Jenis RTH
RTH Taman Kelurahan
Karangbesuki
RTH Taman Kelurahan Mulyorejo
RTH Taman Kelurahan Bandulan
RTH Taman Kelurahan
Bandungrejosari
RTH Taman Kelurahan Bakalan
Krajan
RTH Taman Supit urang Kelurahan
Mulyorejo
Taman cimacam
Taman Segitiga Pekalongan
Taman Cibogo
Taman Terusan Cikampek
Taman Cikampek
Taman Alun-alun Merdeka
Taman Choiril Anwar
Taman alun-alun tugu
Taman Kertanegara

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Luas
(M)
297.000

159.200
1.114
346
2.604
1.619
197
23.970
43
10.923
2.758

31

Executive Summary
No.

Bagian
Kota

Wilayah

Nama/Jenis RTH

Taman Trunojoyo
Taman Ronggowarsito
Taman Adipura/Arjuna
Taman TGP
Taman Melati
Taman Simpang Balapan
Taman Wilis
3
BWK Malang Timur
RTH Taman Kota Velodrom
RTH Taman Kecamatan berupa
taman bermain dan lapangan
RTH taman kelurahan berupa
taman bermain dan lapangan
4
BWK Malang Utara Taman tata surya di Kelurahan
Tlogomas
Taman
Soekarno
Hatta
di
Kelurahan Jatimulyo
Taman
Puspo
di
Kelurahan
Lowokwaru
Taman Sarangan
Taman sarangan dan Taman
Soekarno Hatta di Kelurahan
Mojolangu
Tanah
Kosong
di
Kelurahan
Tulusrejo
5
BWK Malang
RTH taman kecamatan yang
Tenggara
meliputi seluruh taman bermain
dan taman lingkungan
RTH taman Kelurahan yang
meliputi seluruh taman bermain
dan taman lingkungan
6
BWK Malang Timur
Taman Kali Mewek
Laut
Taman Serayu
Taman Cidurian
Taman Ciujung
Taman Cisadea
Sumber : Masterplan RTH Kota Malang, 2012

Luas
(M)
5.840
3.305
395
201
210
1.810
700
4 ha
10 ha
7 ha
-

17 ha

11 ha

5.002
135
350
160
1.005

Pengembangan taman kota menerapkan konsep kenyamanan lingkungan


kota. Taman kota diupayakan memiliki perlindungan terhadap ekosistem Kota
Malang, memberikan nilai keindahan, kebersihan, dan dapat sebagai rekreasi
masyarakat kota. Taman kota secara idealnya memiliki pembagian ruang aktif dan
pasif. Ruang pasif digunakan sebagai habitat tanaman sedangkan ruang aktif
digunakan sebagai area rekreasi, bermain, dan berolahraga yang juga ditumbuhi
oleh tanaman peneduh. Taman kota yang akan dikembangkan juga harus memiliki
elemen lembut dan elemen keras.
Taman kota dapat berfungsi sebagai identity atau landmark sebuah kota
dengan menetapkan prinsip desain penentuan tema unity yakni penetapan tema
Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota
Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

32

Executive Summary
yang terlihat dari adanya kesan kesatuan merupakan upaya untuk memunculkan
kesan utama, karakter atau identitas melalui unity yang terjadi, karakter taman
dapat terlihat dengan jelas. Sebagai contoh taman yang memiliki karakter sebagai
taman bermain, taman rumah, taman formal, taman tropis, taman sebagai
gerbang kota.
2.4.3

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Lapangan Olahraga Dan Makam


Untuk penetapan RTH makam dan lapangan olahraga di Kota Malang dalam

naskah akademis ini akan mengacu pada masterplan RTH Kota Malang yang telah
disusun pada tahun 2012. Adapun penetapan kawasan lindung RTH Makam dan
lapangan olahraga di Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 8 Jenis dan Lokasi RTH Makam dan Lapangan Olahraga di Masing- masing BWK
Kota Malang
No
1

Bagian Wilayah
Kota
BWK Malang Utara

BWK
Tengah

Jenis dan Lokasi RTH


RTH Lapangan OLahraga
RTH Makam
Lapangan
di Pemakaman
Kelurahan Dinoyo
umum di Kelurahan
Lapangan
di
Sumbersari
Kelurahan Tlogomas
Pemakaman
Lapangan
di
umum di Kelurahan
Kelurahan
Tunggulwulung
Ketawanggede
Pemakaman
Lapangan
di
umum di Kelurahan
Kelurahan Sumbersari
Tlogomas
Lapangan
di Pemakaman
Kelurahan Lowokwaru
umum di Kelurahan
Lapangan
di
Lowokwaru
Kelurahan Jatimulyo
Pemakaman
umum di Kelurahan
Mojolangu
Pemakaman
umum di Kelurahan
Tulusrejo
Pemakaman
umum di Kelurahan
Tasikmadu
Malang Kompleks
GOR Makam Betek
Gajayana,
Makam
Pejuang
Lapangan
segitiga
Pelajar
Jaksa
Agung Makam Samaan
Suprapto
Makam Mergan
Lapangan
Tretes Makam Gading
Selatan
Taman
Makam
Lapangan
simpang
Pahlawan Suropati
ijen
Taman
Makam
Lapangan belakang
Pahlawan Trip
Jl.
Brigjen
Slamet
Riyadi

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

33

Executive Summary
No

Bagian Wilayah
Kota

Jenis dan Lokasi RTH


RTH Lapangan OLahraga
RTH Makam
Lapangan
simpang
pattimura
Lapangan
di
Jl.
Mangga
Lapangan kompleks
perumahan
Taman
Indah Ijen
Lapangan di Jl. Jeruk
BWK Malang Timur GOR velodrom
Makam Ki Ageng
Lapangan olahraga
Gribig
pada
tiap
pusat Makam umum di
pelayanan blok
Kelurahan
Sawojajar
Makam umum di
Kelurahan
Madyopuro
Makam umum di
Kelurahan
Cemorokandang
Makam umum di
Kelurahan
Lesanpuro
Makam umum di
Kelurahan
Kedungkandang
BWK Malang Barat Lapangan olahraga Pemakaman
di
Kelurahan
umum di Jl. Dr.
Bandulan
Sutomo Kelurahan
Lapangan olahraga
Bakalanrejo
di
Kelurahan Pemakaman
Tanjungrejo
umum di Jl. Jupri
Lapangan olahraga
Kelurahan
di
Kelurahan
Tanjungrejo
Pisangcandi
Pemakaman
Lapangan olahraga
umum
di
Jl.
di
Kelurahan
Pisangcandi
Karangbesuki
Kelurahan
Pisangcandi
Pemakaman
umum di Jl. Candi
Kelurahan
Karangbesuki
BWK
Malang Perumahan Sawojajar Pemakaman
Tenggara
Perumahan
puncak
kelurahan
buring
bandungrejosari
Perumahan
Pemakaman
Casablanca
kelurahan Bumiayu
Perumahan oma view Pemakaman
Perumahan
kelurahan
Kota
dirgantara
Lama
Pemakaman

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

34

Executive Summary
No

Bagian Wilayah
Kota

Jenis dan Lokasi RTH


RTH Lapangan OLahraga
RTH Makam
kelurahan
Mergosono
Pemakaman
kelurahan
Tlogowaru
Pemakaman
kelurahan sukun
Pemakaman
kelurahan
wonokoyo
Pemakaman
kelurahan gadang
Pemakaman
kelurahan
arjowinangun
Pemakaman
kelurahan buring
Pemakaman
kelurahan
kebonsari
6
BWK Malang Timur Lapangan Kelurahan Pemakaman
Laut
Bunulrejo
umum Kelurahan
Lapangan Kelurahan
Arjosari
Arjosari
Pemakaman
Lapangan Kelurahan
umum Kelurahan
Blimbing
Balearjosari
Lapangan Kelurahan Pemakaman
Polowijen
umum Kelurahan
Lapangan Kelurahan
Bunulrejo
Purwodadi
Pemakaman
Lapangan Kelurahan
umum Kelurahan
Purwantoro
Blimbing
Lapangan Kelurahan Pemakaman
Pandanwangi
umum Kelurahan
Lapangan Kelurahan
Jodipan
Kesatrian
Pemakaman
Lapangan Kelurahan
umum Kelurahan
Jodipan
Pandanwangi
Pemakaman
umum Kelurahan
purwantoro
Pemakaman
umum Kelurahan
purwodadi
Sumber : Masterplan RTH Kota Malang, 2012
Lapangan olahraga di Kota Malang dikembangkan sebagai sarana ruang
terbuka yang memiliki fungsi sosial aktif. Pengembangan lapangan olahraga
diarahkan pada peningkatan kualitas visual tanaman dengan penataan pohon
yang tidak mengganggu kegiatan olahraga didalamnya. Tanaman yang diletakan
Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota
Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

35

Executive Summary
berupa pohon peneduh yang memiliki ketinggian relatif tinggi dan ditempatkan di
sekeliling lapangan atau mengelompok di beberapa sudut lapangan.
Berdasarkan penetapan RTH Makam dan Lapangan Olahraga tersebut di atas serta
melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung
RTH Kota untuk jenis makam dan lapangan olahraga di tiap BWK Kota Malang
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 9 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Makam dan Lapangan Olahraga Tiap
BWK Kota Malang
No.

1
2
3
4
5
6

2.4.4

BWK Kota Malang

Luasan Kawasan Lindung (Ha)


Makam
Lapangan
Olahraga
BWK Malang Utara
21,72
15,17
BWK Malang Timur
5,81
14,47
BWK Malang Tengah
8,21
9,64
BWK Malang Timur Laut
BWK Malang Barat
4,46
2,67
BWK Malang Tenggara
0,06
3,21
Jumlah
40,30
45,18
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Hutan Kota Dan Taman Bibit
Penetapan RTH hutan kota dan taman bibit pada dasarnya tetap mengacu

pada masterplan RTH Kota Malang yang telah disusun pada tahun 2012. Adapun
penetapan lokasi kawasan RTH hutan kota dan taman bibit di Kota Malang adalah
sebagai berikut.
Tabel 2. 10 Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit di masing- masing
BWK Kota Malang
No.
1
2

Bagian Wilayah Kota


BWK Malang Utara
BWK Malang Tengah

BWK Malang Timur

4
5

BWK Malang Barat


BWK Malang Tenggara

Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit

Hutan Kota Malabar


Hutan Kota Jakarta
Hutan Kota Kediri
Hutan Kota Trunojoyo
Hutan Kota Ronggowarsito
Taman Bibit Garbis
Hutan
Kota
Kedungkandang

Kecamatan

Hutan kota di Kelurahan Arjowinangun

Hutan kota di Kelurahan Kebonsari

Hutan kota di Kelurahan Gadang

Hutan kota di Kelurahan Buring


6
BWK Malang Timur Laut
Sumber : Masterplan RTH Kota Malang, 2012
Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota
Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

36

Executive Summary

Pengembangan hutan kota diterapkan dengan konsep sebagai area resapan


air dan pengendali iklim mikro di Kota Malang. Penerapan ruang terbuka hijau
berupa hutan kota diarahkan sesuai dengan bentuk dan lokasi pengembangan.
Bentuk hutan kota yang akan dikembangkan adalah hutan kota bergerombol dan
hutan kota jalur. Penanaman tanaman diterapkan dengan tingkat kerapatan
sedang dan memiliki ketinggian yang bervariasi.
2.4.5

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Kereta Api


Berdasarkan kriteria RTH Taman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan RTH Di


Kawasan Perkotaan serta berdasarkan hasil kajian analisa dan kesepakatan
dengan tim teknis, penetapan sempadan jalur kereta api di Kota Malang adalah
sebagai berikut.

Jalan Kereta Api Lurus


Mengingat jalur kereta api yang melintasi Kota Malang melintang dari utara ke
selatan direncanakan pengembangannya sebagai jalur ganda (double track)
maka untuk jalan kereta api lurus sempadan jalur ditetapkan 11 meter yang
diukur dari as jalur terdekat ke arah kanan dan kiri.

Jalan Kereta Api Berkelok


Berbeda halnya dengan jalan kereta api lurus, untuk sempadan jalan rel kereta
api berkelok dengan lengkungan ke dalam ditetapkan 23 meter atau lebih
sedangkan sempadan jalan rel kereta api yang memiliki lengkung ke luar
ditetapkan 11 meter atau lebih.

Setelah adanya penetapan sempadan jalur kereta api seperti yang telah
dijabarkan di atas, ditetapkan pula kriteria garis sempadan jalur rel kereta api yang
dapat dimanfaatkan untuk RTH. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat
apabila jalan rel kereta api lurus
(2) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari
kaki tanggul
(3) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian, diukur dari
puncak galian tanah atau atas serongan
(4) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari
as jalan rel kereta api
(5) Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 meter
diukur dari lengkung dalam sampai as jalan. Dalam jalur tanah yang bebas,
yang secara berangsur angsur melebar dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari
23 meter. Pelebaran tersebut dimulai dalam jarak 20 meter di muka lengkungan
untuk selanjutnya menyempit lagi sampai jarak lebih dari 11 meter.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

37

Executive Summary
(6) Garis sempadan jalan rel kereta api yang dimaksud pada poin 1 tidak berlaku
apabila jalan rel kereta api terletak di tanah galian yang dalamnya 3,5 meter
(7) Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan
jalan raya adalah 30 meter dari as jalan rel kereta api pada titik perpotongan
as jalan rel kereta api

dengan as jalan raya dan secara berangsur angsur

menuju pada jarak lebih dari 11 meter dari as jalan rel kereta api pada titik 600
meter dari titik perpotongan as jalan kereta api dengan as jalan raya.
Berdasarkan penetapan garis sempadan jalan rel kereta api tersebut di atas
serta melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan
lindung RTH Kota untuk RTH pengaman jalur kereta api di tiap BWK Kota Malang
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 11 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur Kereta Api Tiap BWK
Kota Malang
No.
1
2
3
4
5
6

BWK Kota Malang

Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
10,08
14,87
12,22
2,03
39,22

BWK Malang Utara


BWK Malang Timur
BWK Malang Tengah
BWK Malang Timur Laut
BWK Malang Barat
BWK Malang Tenggara
Jumlah

Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013

Sempadan yang disyaratkan untuk daerah milik jalur adalah 12

meter,

sehingga kebutuhan penanganan untuk memperoleh sempadan rel kereta api


yang nantinya akan diperuntukkan sebagai RTH jalur pengaman rel sesuai standar
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 12 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Kereta Api di Kota Malang
No.
1

Kondisi Lingkungan Sekitar


Jalur Rel Kereta
Didominasi
bangunan
permukiman
dengan
kepadatan tinggi sepanjang
jalur rel yang berada di
wilayah Kota Malang bagian
utara ke selatan melalui BWK
Malang Tenggara
Terdapat
bangunan
pergudangan dengan luasan
kavling yang cukup luas

Kebutuhan Penanganan Sempadan RTH


Jalur Rel Kereta
Menyediakan lahan permukiman yang
layak untuk resettlement bangunan
rumah yang menempati sempadan rel
Pengosongan lahan dari bangunan
yang menempati sempadan rel
Penghijauan lahan sempadan rel kereta
dengan
melakukan
penanaman
beberapa varietas vegetasi yang sesuai
Mengembalikan status lahan KAI yang
dipergunakan
oleh
pihak
pribadi
dengan mengukur ulang luasan kavling
Penghijauan lahan sempadan rel kereta

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

38

Executive Summary

No.

2.4.6

Kondisi Lingkungan Sekitar


Jalur Rel Kereta

Kebutuhan Penanganan Sempadan RTH


Jalur Rel Kereta
dengan
melakukan
penanaman
beberapa varietas vegetasi yang sesuai
Didominasi areal persawahan Penanaman vegetasi yang memiliki
di sisi kanan dan kiri rel yang
karakteristik fungsi sebagai buffer atau
melintasi wilayah BWK Malang
pembatas antara areal persawahan
Tenggara
dengan
sempadan
rel
yang
mempertimbangkan jarak dari sumbu rel
adalah 5 m
Mempertahankan sempadan rel kereta
api yang masih memiliki RTH
Sumber : Hasil kajian dan analisa, 2013
Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Sutt
Pada dasarnya penetapan RTH pengaman jalur SUTT memiliki manfaat yang

cukup banyak apabila dimplementasikan baik bagi keselamatan penduduk sekitar


maupun bagi proses pengawasan atau pengamanan oleh pihak PLN. Namun
kondisi yang ada di Kota Malang, beberapa jalur SUTT mellintasi wilayah perkotaan
yang notabenenya sebagian besar penggunaan lahannya berupa permukiman
dan perdagangan jasa. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi bahkan
mengganggu jarak bebas minimum yang disyaratkan untuk pengamanan dan
pengawasan jalur SUTT . Adapun beberapa usulan kebutuhan penanganan terkait
RTH pengaman Jalur SUTT di Kota Malang dengan mempertimbangkan beberapa
kondisi lingkungan sekitar diantaranya dapat dilihat pada tabel 2.9.
Berdasarkan penetapan RTH pengaman Jalur SUTT tersebut di atas serta melalui
perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung RTH
Kota untuk RTH berupa pengaman jalur SUTT di tiap BWK Kota Malang adalah
sebagai berikut.
Tabel 2. 13 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur SUTT Tiap BWK
Kota Malang
No.
1
2
3
4
5
6

BWK Kota Malang


BWK Malang Utara
BWK Malang Timur
BWK Malang Tengah
BWK Malang Timur Laut
BWK Malang Barat
BWK Malang Tenggara
Jumlah

Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
19,01
20,46
28,75
26,51
52,31
30,03
177,10

Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

39

Executive Summary
Tabel 2. 14 Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur SUTT di Kota Malang
No.
1

Jenis SUTT
SUTT dengan
Tegangan 70
KV

Kondisi Lingkungan Sekitar


Penggunaan lahan
sekitar berupa
permukiman, bangunan
perdgangan jasa,
fasilitas umum dan
olahraga

Penggunaan lahan
sekitar berupa areal
persawahan, tegalan/
ladang, dan kebun.

SUTT dengan
Tegangan 150
KV

Penggunaan lahan
sekitar berupa
permukiman, bangunan
perdgangan jasa,
fasilitas umum dan
olahraga

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Kebutuhan Penanganan
Melakukan sosialisasi
kepada masyarakat
mengenai bahaya
bermukim di sekitar area
jalur pengaman SUTT
Mengendalikan intensitas
bangunan dengan melihat
kriteria ketinggian
bangunan yang diijinkan
pada bagian bwah jalur
pengaman SUTT
Resettlement permukiman
yang menempati/ berdiri
tepat di area kaki tower
SUTT
Pengembangan RTH
Pengaman Jalur SUTT
dengan menerapkan
konsep roof garden pada
bangunan yang berada di
bawah jalur SUTT
Menjaga konsistensi areal
persawahan, ladang,
kebun untuk tidak berubah
menjadi lahan terbangun
Melakukan pengawasan
terhadap kondisi RTH
sempadan sekitar jalur SUTT
untuk mengantisipasi
pemanfaatan ruang
secara illegal
Penghijauan dengan
kriteria penanaman
vegetasi yang tidak
menimbulkan gangguan
terhadap jaringan listrik
serta menghindari bahaya
terhadp penduduk
sekitarnya dengan tetap
mempertimbangkan jarak
bebas minimum
Melakukan sosialisasi
kepada masyarakat
mengenai bahaya
bermukim di sekitar area
jalur pengaman SUTT
Mengendalikan intensitas
bangunan dengan melihat
kriteria ketinggian
bangunan yang diijinkan
pada bagian bwah jalur

40

Executive Summary
No.

Jenis SUTT

Kondisi Lingkungan Sekitar

Penggunaan lahan
sekitar berupa areal
persawahan, tegalan/
ladang, dan kebun.

Kebutuhan Penanganan
pengaman SUTT
Resettlement permukiman
yang menempati/ berdiri
tepat di area kaki tower
SUTT
Pengembangan RTH
Pengaman Jalur SUTT
dengan menerapkan
konsep roof garden pada
bangunan yang berada di
bawah jalur SUTT
Menjaga konsistensi areal
persawahan, ladang,
kebun untuk tidak berubah
menjadi lahan terbangun
Melakukan pengawasan
terhadap kondisi RTH
sempadan sekitar jalur SUTT
untuk mengantisipasi
pemanfaatan ruang
secara illegal
Penghijauan dengan
kriteria penanaman
vegetasi yang tidak
menimbulkan gangguan
terhadap jaringan listrik
serta menghindari bahaya
terhadp penduduk
sekitarnya dengan tetap
mempertimbangkan jarak
bebas minimum

Sumber : Hasil Kajian dan Analisa, 2013


2.4.7

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Sempadan Sungai Dan Buffer Zone

A. Penetapan RTH Sempadan Sungai dan Buffer Zone di Kota Malang


Adapun RTH sempadan sungai di Kota Malang yang ditetapkan dan
direncanakan

pengembangannya

dalam

Masterplan

RTH

Kota

Malang

diantaranya adalah sebagai berikut.


1)

BWK Malang Utara


RTH sempadan sungai ditetapkan seluas 383.200 m meliputi sempadan sungai
Brantas dan Kali Metro.

2)

BWK Malang Tengah


Wilayah BWK Malang Tengah pada kondisi eksistingnya di lalui oleh sungai
Brantas sehingga RTH sempadan sungai ditetapkan mengikuti wilayah daerah
aliran sungai Brantas dengan luas sekitar 439.910 m.

3)

BWK Malang Timur


RTH sempadan sungai di wilayah BWK Malang Timur meliputi daerah aliran
Sungai Amprong dan Sungai Bango dengan lebar sempadan masing- masing

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

41

Executive Summary
15 meter dengan luas 67 Ha. Sedangkan untuk sungai kecil ditetapkan
dengan luas 53 ha.
4)

BWK Malang Barat


RTH sempadan sungai di wilayah BWK Malang Barat ditetapkan dengan luasan
159.200 m.

5)

BWK Malang Tenggara


RTH sempadan sungai di wilayah BWK Malang Tenggara ditetapkan mengikuti
daerah aliran sungainya yakni meliputi sungai Amprong, Sungai Brantas, Sungai
Kasin, Sungai Metro, dan Sungai Wonokoyo dengan lebar sempadan masingmasing 15 m dan luas 200 ha.

6)

BWK Malang Timur Laut


RTH sempadan sungai di wilayah BWK Malang Timur Laut ditetapkan dengan
luas 210 ha yang meliputi Sungai Bango, Sungai Brantas, Sungai Mewek,
Sungai Sari, Sungai Kajar, dan Sungai Sumpil.

B.

Kebutuhan Penanganan dan Konsep Pengelolaan RTH Sempadan Sungai dan


Buffer Zone di Kota Malang
Konsep

pengembangan ruang

terbuka

hijau pada

sempadan sungai

diarahkan pada area resapan air dan longsor serta area peneduh di sepanjang
jalan aliran sungai. Pengembangan tanaman/vegetasi pada sempadan sungai
diarahkan pada jenis tanaman yang memiliki perakaran kuat, dedaunan yang
rindang, dan ketinggian yang bervariasi. Area pengembangan sempadan sungai
minimal 5-10 m di sepanjang sungai.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

42

Executive Summary

Peta 2. 9 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Utara

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

43

Executive Summary

Peta 2. 10 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Timur

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

44

Executive Summary

Peta 2. 11 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Timur Laut

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

45

Executive Summary

Peta 2. 12 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Tengah

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

46

Executive Summary

Peta 2. 13 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Barat

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

47

Executive Summary

Peta 2. 14 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Tenggara

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

48

Executive Summary

INDIKASI PROGRAM TAHUNAN PENGELOLAAN

KAWASAN LINDUNG
Indikasi program pada dasarnya merupakan penjabaran lebih rinci dari
kebutuhan penanganan yang telah ditentukan sebelumnya dalam bentuk programprogram kegiatan yang disertai dengan jangka waktu pelaksanaan, pembiayaan dan
penanggung jawab masing- masing instansi terkait. Adapun penjabaran programprogram kegiatan dari kebutuhan penanganan masing- masing kawasan lindung
beserta obyek yang ada didalamnya di Kota Malang dapat disajikan pada Tabel 3.1
berikut.

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

49

Executive Summary
Tabel 3. 1 Indikasi Program Kawasan Lindung Beserta Obyek Yang Masuk Didalamnya Di Kota Malang
Penanganan
Kawasan
Sempadan
Sungai

Lokasi
Sepanja
ng aliran
Sungai
Brantas,
Sungai
Metro,
Sungai
Bango,
Sungai
Amprong
, dan Kali
Mewek
Di
Seluruh
BWK
Kota
Malang

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
Penetapan
garis
sempadan
sungai
Penyusunan
studi penelitian
untuk daerah
aliran sungai
yang memiliki
karakteristik fisik
sungai yang
khusus
terutama pada
titik meander
(lekuk sungai)
Konservasi
sungai di luar
kawasan
terbangun
Sosialisasi
larangan
mendirikan
bangunan di
bantaran
sungai
Inventarisasi
rumah- rumah
yang

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

Dinas
Pekerjaan
Umum Cipta
Karya, Badan
Lingkungan
Hidup,
Wasbangdalin
g, Dinas
Pengairan
Wilayah
Pengawasan
Bango
Gedangan, PT.
Jasa Tirta I

APBD

APBD

APBD,
APBN

APBD

APBD

50

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
menempati
kawasan
sempadan
sungai
Pembangunan
patok batas
sempadan
sungai
Perlu adanya
studi kelayakan
lahan untuk
resettlement
Penyiapan
lahan bagi
masyarakat
yang terkena
resettlement
Resettlement
bangunan
yang
menempati
sempadan
sungai yang
telah
ditetapkan
Penghijauan
melalui
penanaman
kembali pada
lahan bekas

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD

APBD,
APBN

APBD,
APBN

APBD

51

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Sempadan
Irigasi

Lokasi

Irigasi
Primer
(Kali
amprong
, Kali
Metro,
dan Kali
Sukun)

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
bangunan
Pengendalian
sempadan
bangunan
Sosialisasi
sebagai upaya
peningkatan
kesadaran
masyarakat
untuk tidak
mencemari
daerah aliran
sungai
Normalisasi
saluran secara
rutin
Mempertahanka
n serta
melestarikan
daerah hijau di
sisi kanan dan
kiri saluran
Pembangunan
patok batas
sempadan
saluran irigasi
Pembangunan
plengsengan
bibir saluran
untuk

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD

Dinas
Pekerjaan
Umum Cipta
Karya, Badan
Lingkungan
Hidup,
Wasbangdalin
g, Dinas
Pengairan
Wilayah
Pengawasan
Bango
Gedangan,
BAPPEDA

APBD

APBD,
Swadaya
Masyara
kat

APBD

APBD,
APBN

52

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi

Irigasi
Sekunder
(melalui
Kel.
Kedungk
andang,

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
melancarkan
debit air
Membatasi
kegiatan yang
mengeksplorasi
sumberdaya
alam yang
terkandung
dalam sungai/
saluran
Meminimalisasi
faktor pembawa
sedimentasi dari
hulu ke hilir
Menerapkan
garis sempadan
saluran yang
sudah
ditetapkan
untuk
membatasi
bangunanbangunan liar di
tepi saluran
Memisahkan
saluran irigasi
dengan saluran
pembuang
drainase kota
terutama pada

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

Swasta,
Swadaya
Masyara
kat
APBD,
Swadaya
Masyara
kat

APBD

53

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi
Kel.
Buring,
Kel.
Bumiayu,
Kel.
Wonokoy
o,
Kel.
Gadang,
Kel.
Cemorok
andang)

Seluruh
kawasan
BWK
Kota
Malang
yang
mempun

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
saluran yang
melintasi
kawasan
permukiman
Menyediakan
ruang atau jalan
inspeksi setelah
sempadan irigasi
untuk
upaya
konservasi dan
pemeliharaan
saluran
Perbaikan
saluran yang
telah tertutup
material
bangunan
Pembangunan
plengsengan
bibir saluran
untuk
melancarkan
debit air
Meningkatkan
jaringan
irigasi
terutama
saluran
irigasi
tersier
untuk
area
petak
sawah yang sulit

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD,AP
BN

APBD,
Swadaya
Masyara
kat
APBD

APBD

54

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi
yai
saluran
irigasi
tersier

Kawasan
Cagar
Budaya

Jl. Tugu,
Jl.
Trunojoy
o, Jl.
Klayatan,
Jl.
Merdeka
Barat, Jl.
BasukiRa
hmat, Jl.
Celaket,
Jl.Kayuta
ngan,
Kel.
Besuki,
Kel.

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
dijangkau
Perbaikan
saluran- saluran
tersier alami
yang masih
mengalami
penyempitan
saluran dengan
membangun
plengsengan
saluran
Inventarisasi
ulang
benda/lingkung
an cagar
budaya
berdasar
kebijakan pusat
yang berlaku
Pengelompokka
n kelas/kategori
pelestarian
benda/lingkung
an cagar
budaya melalui
studi penelitian
Penyusunan
peraturan
daerah tentang
penetapan

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD,
APBN

Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata,
BAPPEDA

APBD

APBD

APBD

55

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi
Polowijen

Kawasan
Rawan Banjir

Sempad
analiran
sungai
dengan
jarak 25250
meter
dari tepi
sungai

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
cagar budaya
Pelestarian dan
perlindungan
bangunan
cagar budaya
Sosialisasi
bangunan
cagar budaya
sebagai promosi
wisata
Penertiban
permukiman
yang berada di
sempadan
sungai melalui
resettlement
Pemintakatan
kawasan rawan
bencana
berdasarkan
tingkat
kerawanan
Sosialisasi
pemanfaatan
ruang di
kawasan rawan
bencana sesuai
tingkat
kerawanannya
pengendalian

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD

BPBD Kota
Malang, Dinas
Pengairan
Wilayah
Pengawasan
Bango
Gedangan,
Dinas
Pekerjaan
Umum Cipta
Karya

APBD

APBD

APBD

APBD

56

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi

Kawasan
RTH Jalur
Jalan

Jl. Besar
Ijen, Jl.
Bandung
Jl.Vetera
n- Jl.
Yogyaka
rta,
sekitar
kawasan

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
sempadan
bangunan
melalui
pengketatan
pemberian ijin
bangunan
menerapkan
desain
bangunan yang
sesuai terhadap
masing- masing
tingkat
kerawanan
bencana banjir
normalisasi
sungai dan
pembuatan
tanggul sekitar
kawasan rawan
banjir
Pemangkasan
ranting di area
pejalan kaki
untuk memenuhi
kebutuhan
ruang bebas
dari juntaian
ranting dan
dahan pohon
sekitar 2,5 m dari

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD

Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
Dinas PU Bina
Marga

APBD

57

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi
Jl.
Surabay
a, Jl.
Bogor, Jl.
Jakarta,
Jl.
Merbabu
, Jl.
Panglima
Sudirman
, Jl.
Tumengg
ung
Suryo
serta
taman Jl.
Kali
Mewek,
Taman
Serayu,
Taman
Ciujung,
Taman
Cisadea,
dan
Taman
Cidurian
Meliputi
seluruh
ruas

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
permukaan
tanah

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Pemeliharaan/
perawatan
secara
berkala

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

58

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi
jalan di
Kota
Malang
yang
memiliki
ruang
terbuka
hijau

Meliputi
koridor
jalan
yang
memiliki
akses
menuju
kawasan
industri
yang

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
pada tanaman
pohon yang baru
direncanakan
sebagai RTH Jalur
Jalan
Melakukan
seleksi pada
jenis pohon
yang sudah
tidak lagi
memiliki
ketahanan
tinggi terhadap
pengaruh udara
dan kemudian
mengganti
dengan calon
tanaman pohon
baru bermassa
daun padat
Menerapkan
pola
penempatan
vegetasi bergilir
antara
pohon
bermassa daun
rapat dan pohon
perdu/semak

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD

59

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi
notaben
enya
jalan
tersebut
dilalui
oleh
kendara
an berat
dan
koridor
jalan
yang
memiliki
intensitas
kendara
an
padat
Meliputi
koridor
jalan
yang
memiliki
kondisi
sekitar
berupa
ruang
terbuka
yang
terhamp
ar cukup

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Menerapkan
pola
tanam
berbaris
dan
berjarak
rapat
dengan
kerapatan
kurang dari 3 m
Menempatkan
tanaman pohon
bermassa daun
rapat dan tinggi
4-5 m untuk
koridor jalan

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD

60

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi
lua

persimpa
ngan Jl.
Besar Ijen
ke arah
jalan
terusan
Jl.
Surabay
aJl.Guntur
dan Jl.
Buring,
persimpa
ngan Jl.
Besar Ijen
ke arah
Jl.
Bandung
,
persimpa
ngan Jl.
Besar Ijen
ke arah
Jl. Kawi,
dan

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
yang
bersebelahan
dengan area
terbuka cukup
luas
Pemangkasan
pada cabang,
dahan, dan
ranting yang
dapat
menghalangi
pandangan
pengguna jalan

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

61

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Kawasan
RTH Taman

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan

Lokasi
persimpa
ngan Jl.
Hamid
Rusdi
serta
taman
bundara
n Jl.
Panglima
Sudirman
dan
Taman
Segitiga
Arjosari
Seluruh
lokasi
Taman di
wilayah
BWK
Kota
Malang

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

pembagian
ruang aktif dan
pasif untuk
taman dengan
fungsi publik
rekreatif
penyelenggaraa
n studi penelitian
dan studi
kelayakan
terkait pemilihan
lokasi taman
yang sesuai
untuk
dikembangkan
sebagai taman

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang

Sumber
Dana

APBD

APBD

62

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi

Kawasan
RTH Makam
dan
Lapangan
Olahraga

Seluruh
wilayah
BWK
Kota
Malang

Kawasan
RTH Hutan

Seluruh
lokasi

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
tematik
penetapan
tema taman
untuk
memunculkan
kesan utama,
karakter atau
identitas Kota
Malang
peningkatan
kualitas visual
tanaman
dengan
penataan
pohon yang
tidak
mengganggu
kegiatan
olahraga
didalamnya
Penataan
vegetasi dan
lansekap di area
pemakaman
yang tidak
memunculkan
kesan
menyeramkan
Penanaman
tanaman

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
Masyarakat

APBD

APBD

Dinas
Pertamanan

APBD

63

Executive Summary

Penanganan
Kawasan
Kota dan
Taman Bibit

Lokasi
Hutan
Kota di
wilayah
BWK
Kota
Malang

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
diterapkan
dengan tingkat
kerapatan
sedang dan
memiliki
ketinggian yang
bervariasi.
Pembentukan
hutan kota yang
akan
dikembangkan
adalah
hutan
kota
bergerombol
dan hutan kota
jalur
Pelaksanaan
studi kelayakan
Hutan Kota dan
Taman
bibit
apabila
akan
difungsikan
sebagai hutan
kota rekreatif
Menetapkan
persentase
peruntukkan
Hutan
Kota
sebagai
fungsi
ekologis
dan

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

dan
Kebersihan
Kota Malang

APBD

APBD

APBD

64

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Kawasan
RTH Jalur Rel
Kereta Api

Lokasi

Seluruh
wilayah
keluraha
n yang
dilintasi
jalur rel
kereta
api

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
rekreatif
Menyediakan
lahan
permukiman
yang
layak
untuk
resettlement
bangunan
rumah
yang
menempati
sempadan rel
Pengosongan
lahan
dari
bangunan yang
menempati
sempadan rel
Penghijauan
lahan
sempadan
rel
kereta dengan
melakukan
penanaman
beberapa
varietas vegetasi
yang sesuai
Mengembalikan
status lahan KAI
yang
dipergunakan
oleh
pihak

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
PT. KAI Daop
VIII

Sumber
Dana

APBD,
APBN

APBD,
APBN

APBD

APBD,
APBN

65

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Kawasan
RTH Jalur
SUTT

Lokasi

Seluruh
wilayah
keluraha
n yang
dilintasi
jalur SUTT

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
pribadi dengan
mengukur ulang
luasan kavling
Penanaman
vegetasi
yang
memiliki
karakteristik
fungsi
sebagai
buffer
atau
pembatas
antara
areal
persawahan
dengan
sempadan
rel
yang
mempertimban
gkan jarak dari
sumbu
rel
adalah 5 m
Mempertahanka
n sempadan rel
kereta api yang
masih memiliki
RTH
Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat
mengenai
bahaya

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD

Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
PT. PLN

APBD

66

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi
dan pos
pengaw
asannya

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
bermukim di
sekitar area jalur
pengaman SUTT
Mengendalikan
intensitas
bangunan
dengan melihat
kriteria
ketinggian
bangunan yang
diijinkan pada
bagian bwah
jalur pengaman
SUTT
Resettlement
permukiman
yang
menempati/
berdiri tepat di
area kaki tower
SUTT
Pengembangan
RTH Pengaman
Jalur SUTT
dengan
menerapkan
konsep roof
garden pada
bangunan yang
berada di

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD,
APBN

APBD

67

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Lokasi

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
bawah jalur SUTT
Menjaga
konsistensi areal
persawahan,
ladang, kebun
untuk tidak
berubah
menjadi lahan
terbangun
Melakukan
pengawasan
terhadap kondisi
RTH sempadan
sekitar jalur SUTT
untuk
mengantisipasi
pemanfaatan
ruang secara
illegal
Penghijauan
dengan kriteria
penanaman
vegetasi yang
tidak
menimbulkan
gangguan
terhadap
jaringan listrik
serta
menghindari

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

APBD

APBD

APBD

68

Executive Summary

Penanganan
Kawasan

Kawasan
RTH
Sempadan
Sungai dan
bufferzone

Lokasi

Seluruh
wilayah
BWK
Kota
Malang

Program dan
Kegiatan dari
Bentuk
Penanganan
bahaya terhadp
penduduk
sekitarnya
dengan tetap
mempertimban
gkan jarak
bebas minimum
Peningkatan
resapan air dan
longsor serta
area peneduh di
sepanjang jalan
aliran sungai.
Pengembangan
tanaman/veget
asi pada
sempadan
sungai
diarahkan pada
jenis tanaman
yang memiliki
perakaran kuat,
dedaunan yang
rindang

Tahun Pelaksanaan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Tahap I

Instansi
Pelaksana

Sumber
Dana

Dinas
Pertamanan
dan
Kebersihan
Kota Malang,
Dinas
Pengairan
Wilayah
Pengawasan
Bango
Gedangan, PT.
Jasa Tirta I

APBD

APBD

Sumber : Hasil Rencana, 2013

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

69

Executive Summary

Contents
1.1

Latar Belakang .......................................................................................................................................................................... 1

1.2

Maksud, Tujuan, dan Sasaran................................................................................................................................................ 1

1.2.1

Maksud .................................................................................................................................................................................... 2

1.2.2

Tujuan ....................................................................................................................................................................................... 2

1.2.3

Sasaran .................................................................................................................................................................................... 2

1.3

Ruang Lingkup ........................................................................................................................................................................... 3

1.3.1

Ruang Lingkup Wilayah....................................................................................................................................................... 4

1.3.2

Ruang Lingkup Substansi Dan Kegiatan ......................................................................................................................... 4

1.4

Kerangka Berpikir ...................................................................................................................................................................... 7

2.1

Kawasan Lindung Setempat ................................................................................................................................................. 9

2.1.1

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Sungai Di Kota Malang .............................. 9

2.1.2

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Irigasi Di Kota Malang ............................... 20

2.2

Kawasan Cagar Budaya ...................................................................................................................................................... 24

2.3

Kawasan Rawan Bencana .................................................................................................................................................. 27

2.4

Kawasan RTH Kota .................................................................................................................................................................. 29

2.4.1

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan Di Kota Malang ...................................................... 29

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

70

Executive Summary

2.4.2

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Taman, Monumen, Gerbang Kota Malang ........................ 31

2.4.3

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Lapangan Olahraga Dan Makam ......................................... 33

2.4.4

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Hutan Kota Dan Taman Bibit ................................................... 36

2.4.5

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Kereta Api .................................................... 37

2.4.6

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Sutt.................................................................. 39

2.4.7

Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Sempadan Sungai Dan Buffer Zone ...................................... 41

Tabel 2. 1 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Sungai Tiap BWK ......................................................... 10
Tabel 2. 2 Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Sungai di BWK Malang Utara .............................................. 10
Tabel 2. 3 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Irigasi Tiap BWK ........................................................... 21
Tabel 2. 4 Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Irigasi di Kota Malang ........................................................... 21
Tabel 2. 5 Kebutuhan Penanganan Kawasan Cagar Budaya .............................................................................................. 24
Tabel 2. 6 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan di Kota Malang................................................................................... 30
Tabel 2. 7 Penetapan RTH Taman Kota, Monumen, Gerbang Kota di Masing- masing BWK Kota Malang .............. 31
Tabel 2. 8 Jenis dan Lokasi RTH Makam dan Lapangan Olahraga di Masing- masing BWK Kota Malang................ 33
Tabel 2. 9 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Makam dan Lapangan Olahraga Tiap BWK Kota Malang .... 36
Tabel 2. 10 Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit di masing- masing BWK Kota Malang ........................................... 36
Tabel 2. 11 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur Kereta Api Tiap BWK ........................................ 38
Tabel 2. 12 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Kereta Api di Kota Malang ....................................................................... 38
Tabel 2. 13 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur SUTT Tiap BWK .................................................... 39
Tabel 2. 14 Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur SUTT di Kota Malang ............................................................ 40
Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota
Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

71

Executive Summary

Peta 2. 1 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Utara.......................................................................................................... 14


Peta 2. 2 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Timur ......................................................................................................... 15
Peta 2. 3 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Timur Laut ................................................................................................. 16
Peta 2. 4 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Tengah ....................................................................................................... 17
Peta 2. 5 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Barat .......................................................................................................... 18
Peta 2. 6 Penetapan Kawasan Lindung Sungai BWK Malang Tenggara .................................................................................................... 19
Peta 2. 7 Penetapan Kawasan Lindung sempadan irigasi Kota Malang.................................................................................................... 23
Peta 2. 8 Penetapan Kawasan Lindung Rawan Bencana di Kota Malang ................................................................................................. 28
Peta 2. 9 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Utara .......................................................................................................... 43
Peta 2. 10 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Timur ....................................................................................................... 44
Peta 2. 11 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Timur Laut ................................................................................................ 45
Peta 2. 12 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Tengah ..................................................................................................... 46
Peta 2. 13 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Barat ........................................................................................................ 47
Peta 2. 14 Penetapan Kawasan Lindung RTH di BWK Malang Tenggara .................................................................................................. 48

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

72

Executive Summary

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

73

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

74

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

75

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

76

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

77

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

78

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

79

Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota


Tentang Kawasan Lindung Kota Malang

80

Anda mungkin juga menyukai