Anda di halaman 1dari 18

Mengenal Lebih Dekat dengan HAMA dan PENYAKIT yang Sering Menyerang

Tanaman Cabe
Kali ini kita akan coba mengulas dan mengenali beberapa jenis hama maupun penyakit yang
sering menyerang tanaman cabe (Capsicum annuum L.), Hama dan penyakit yang sering
menyerang tanaman ini sudah menjadi keharusan untuk kita ketahui.

Menjadi keharusan karena jangan sampai kita berandai-andai yang manisnya saja mengenai
keuntungan atau laba yang akan kita peroleh pada saat panen cabe. Ini beneran lho
Pada intinya, seperti biasa saya mengingatkansebelum melakukan kegiatan apapun kita harus
minimal pertama membuat dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung
kegiatan kita agar mendatangkan keuntungan. Kedua, nah ini yang biasanya kita lewatkan atau
bahkan kadang-kadang terlupakan, yaitu mengenai faktor-faktor yang justru dapat merugikan, di
sini yang akan kita coba ketahui adalah seputar hama dan penyakit pada tanaman cabe.
Sebenarnya, salah satu penyebab lain mengapa harga cabe merah, misalnya, pada suatu saat
tiba-tiba melambung tinggi adalah karena adanya serangan hama dan penyakit, selain tentunya
akibat musim atau cuaca yang kurang mendukung. Banyak petani cabe merah sahabat kita,
mengalami kerugian yang tidak sedikit jumlahnya akibat serangan hama dan penyakit pada
tanaman mereka. Namun bagi yang sudah menyiapkan diri menghadapinya, pada umumnya
tingkat kerugian dapat ditekan bahkan dapat dicegah.
Baiklah, kita lanjut ke materi utama ya..
Tanaman/buah cabe atau kita sebut cabe saja, ternyata meskipun rasanya pedas tapi tidak
menyebabkan hama dan penyakit mengurungkan niatnya untuk menyerang. Beberapa dari
serangan penyakit bahkan dapat menyebabkan akibat yang sangat dan sangat merugikan.
Materi tulisan ini berasal dari beberapa sumber, diolah dan ditambah seperlunya dengan
harapan menambah pengenalan kita terhadap musuh tanaman cabe. Ok,Mari kita pelajari
satu-persatu

Hama
1. Hama Ulat

a. Ulat Grayak (Spodoptera litura)


Hama ulat begitu populer di kalangan para petani. Popularitas ulat ini tidak perlu diragukan lagi
dan menjadi musuh sejak dulu, tidak terkecuali terhadap tanaman cabe. Ulat yang biasanya
sering menyarang tanaman cabe diantaranya adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini

dapat
memakan daun sampai bolong-bolong
sehingga kemampuan fotosintesis tanaman terganggu. Pada serangan yang massif ulat grayak
ini sampai memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Serangannya mirip ikan Piranha kalau kita bandingkan

b. Ulat jenis Helicoverpa sp dan Spodoptera exiqua


Serangan ulat jenis ini menyebabkan lubang pada buah cabe, baik cabe yang masih hijau
maupun pada cabe yang sudah merah.

c. Pola serangan
Pada umumnya serangan ulat terjadi di malam hari atau saat sinar matahari teduh, misalnya
menjelang sore hari. Menurut informasi, ternyata si ulat tidak nyaman menyantap daun atau cabe
di bawah terik matahariPada siang hari yang terik , mereka bersembunyi di bawah ketiak daun,
pangkal tanaman atau dibalik mulsa, sehingga mereka nyaman dan aman dari sengatan sinar
matahari dan selamat dari penyemprotan bila dilakukan penyemprotan. Pintar juga nih ulat..

d. Pengendalian
Pengendalian dilakukan berdasarkan karakter dan kebiasaan ulat. Ada dua cara yang dapat kita
tempuh :

Pada malam hari, pada saat ulat keluar dari persembunyiannya, ulat bisa diambil secara
langsung dari tanaman cabe dan dimusnahkan

Penyemprotan dengan insektisida. Gunakan insektisida organik seperti PHEFOC untuk


menyemprotnya. Dosis 6 tutup botol PHEFOC untuk 14 liter air (kapasitas tanki semprot).
Lakukan penyemprotan pada malam hari agar effektif disaat ulat keluar dari
persembunyiannya

2. Hama Lalat Buah

Serangan hama ini dapat menyebabkan buah


menjadi rontok dan dapat menyebabkan kita gagal panen. Dan bisa membuyarkan segala impian
kitagawat.

a. Pola Serangan
Hama Lalat buah (Bactrocera dorsalis, B. cucurbitae, B. carambolae) ini dapat bersumber dari
buah yang terinfeksi, adanya kepompong di dalam tanah, dari tanaman inang seperti mentimun,
belimbing, maupun berasal dari tanaman cabe berdekatan yang sudah terserang
Penyebaran dan penularan sangat mudah terjadi karena lalat merupakan salah satu
jenisinsect (serangga) yang aktif terbang apalagi pada saat terjadinya peralihan musim.
Serangan biasanya terjadi setelah agak siang, yaitu setelah tanaman kering dari embun pagi.

b. Pengendalian
Beberapa pengendalian dapat kita lakukan :

Buah cabe yang sudah rontok atau akan rontok (sudah terserang) dipungut dan
dimusnahkan dengan dibakar. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan memutus rantai
penularan. Dalam cabe yang sudah terserang akan banyak mengandung pupa lalat
yang nantinya akan memperparah serangan. Hindari pula menanam cabe terlalu
berdekatan dengan tanaman buah misalnya mangga atau belimbing karena tanaman
buah juga menjadi target serangan lalat.

Perangkap lalat dapat dicoba digunakan, ini dapat anda beli di toko pertanian. Lalat
dirangsang untuk memasuki jebakan. Apabila serangan mulai parah, lakukan
penyemprotan menggunakan PHEFOC, disemprot pagi hari sebelum embun di daun
mengering.

3. Hama Kutu Daun

Serangan kutu daun (biasanya dari jenis Aphis gossypii dan Myzuspersicae) mirip vampire,
mereka akan menghisap cairan dalam daun sampai habis. Akibatnya daun mengering dan
keriting

a. Pola Serangan

Selain menghisap cairan dalam daun, hama ini doyan sekali


membawa penyakit lain. Kutu daun akan membawa penyakit lain (sebagai vektor) seperti virus
dan mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan yang mengundang datangnya semut dan
jamur hingga menimbulkan lapisan hitam seperti jelaga di permukaan daun.
b. Pengendalian

Secara teknis, petik dan musnahkan daun-daun yang sudah terserang. Hindari
menanam cabe yang berdekatan dengan tanaman semangka, melon dan kacang
panjang. Perhatikan juga kebersihan kebun. Penggunaan mulsa perak juga cukup
effektif untuk mengendalikan hama ini.

Lakukan penyemprotan menggunakan PHEFOC di sore hari agar effektif.

4. Hama Tungau
Serangan tungau kuning (Polyphagustarsonemus), atau tungau merah (Tetranycus sp) akan

menyebabkan daun keriting melinting ke bawah

seperti bentuk sendok terbalik. Daun akan kaku dan tebal, pertumbuhan pucuk menjadi
terhambat, daun perlahan akan berubah warna menjadi coklat dan akhirnya mati.
a. Pola Serangan dan Penyebaran
Serangan banyak terjadi padamusim kering, di area ternaungi. Nah ini yang perlu diwaspadai,
populasi akan meningkat jika kita terlalu banyak menggunakan pestisida atau pupuk daun kimia
buatan yang banyak mengandung belerang (sulfur). Penyebaran dapat terjadi melalui tangan
para pekerja atau terbawa angin.
b. Pengendalian
Secara teknis lakukan pencabutan tanaman cabe yang sudah terserang parah sedangkan yang
belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak

menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal


penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun
ternyata effektif mengurangi serangan tungau.bersih pangkal sehat juga berlaku di sini.
Pada serangan hebat, penyemprotan dengan insektisida kurang effektif, namun cukup effektif
dengan menggunakan racun tungau tapi berbahaya. Pengendalian yang disarankan adalah
sanitasi yang baik.

5. Hama Thrips atau Trips

Ciri-ciri dari tanaman cabe yang terserang trips pada


daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan
dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya

menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah
sekali menyebar.
Pengendalian secara teknis bisa dengan memanfaatkan predator alami hama ini, seperti
kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun (ingat,..bersih pangkal
sehat ya) effektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu
mengendalikan hama jenis ini. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas.
Gunakan PHEFOC dan lakukan penyemprotan pada sore hari.

6. Siput atau Keong Racun


Harap waspada terhadap serangan hama ini, terutama di musim hujan. Pada awalnya mungkin
tidak kita sadari serangannya, namun perlahan helai demi helai daun tiba-tiba berubah menjadi
kuning dan berguguran.
Jangan membayangkan bahwa ukuran siput yang menyerang dalam ukuran besar (seperti yang
sering kita lihat), ukuran siput yang menyerang adalah berukuran sangat kecil alias siput-siput
balita. Lihat gambar berikut, siput kecil ditemukan di bawah daun sedang asyik menyerang

Gambar berikut menunjukkan, lama-lama apabila dibiarkan semua daun menguning dan
berguguran :

Untuk mengusirnya, coba lakukan penyemprotan dengan PHEFOC ditambah ekstrak cabe. Siput
juga ternyata tidak tahan pedas.

Penyakit-penyakit
Waduh, bagaimana ini ? Hama saja sudah cukup banyak, sekarang selain adanya hama ada
pula penyakit-penyakit yang dapat menyerang tanaman cabe. Penyakit-penyakit ini bisa
disebabkan oleh virus, bakteri maupun jamur. Dan parahnya, penyakit-penyakit ini
seringberkolaborasi atau berasosiasi dengan datangnya hama. Berikut adalah beberapa penyakit
yang perlu kita kenal :

1. Antraknosa (Patek)
a. Pola Serangan dan Penyebaran

Sumber penyakit ini disebabkan oleh


cendawanColletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Sumbernya dapat berasal

dari sisa tanaman sakit atau dari benih yang sudah terinfeksi. Akibatnya serangan dapat terjadi
mulai pada fase pembibitan. Penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan.
Sedangkan pada fase dewasa serangan menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan
batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, serangan pada buah akan menyebabkan
buah menjadi busuk seperti terbakar.
Penyebaran bisa terjadi melalui tangan para pekerja, percikan air, hujan dan angin serta tangan
pemetik buah.

b. Pengendalian
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih
benih yang sehat dan bebas patogen. Lakukan treatment benih dengan memakai PHEFOC dan
SOT (baca DI SINI). Kondisi tajuk jangan terlalu lembab dan jangan terlalu
berlebih menggunakan pupuk buatan dengan kandungan Nitrogen (N). Tanah dengan
kandungan Ca (Calsium) rendah juga dapat memicu perkembangan. Pengendalian bisa
dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan dengan
menggunakan PHEFOC.

2. Penyakit Bercak Daun Cercospora

a. Pola Serangan
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamurCercospora capsici.
Ciri-ciri tanaman yang terserang ditandai dengan terdapatnya bercak-bercak bundar berwarna
abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna
kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana
kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan,
hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa menempel pada benih atau biji cabe.

b. Pengendalian

Pengendalian terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Pencegahan terhadap


penyakit ini dapat dilakukan dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.

Merenggangkan jarak tanam juga berguna meminimalkan serangan agar lingkungan


tidak terlalu lembab.

Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi


dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa dilakukan penyemprotan
fungisida PHEFOC.

3. Penyakit Layu
Serangan penyakit layu ini sangat ditakuti karena sangat sulit dikendalikan. Penyakit layu ini
bisa ditumbulkan oleh beragam penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan
bakteri. Terdapat dua jenis penyakit layu, yaitu layu fusarium dan layu bakteri.

a. Layu Fusarium

Layu yang disebabkan oleh cendawan disebut layu fusarium (gambar kanan). Jenis
cendawannya adalahFusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup
di lingkungan yang masam

Layu fusarium dapat bersumber dari sisa tanaman sakit atau tanah. Penularan dapat
melalui aliran air dan tanah

Beberapa pemicu perkembangan penyakit layu fusarium : tanah berpasir, pupuk N


(ZA) yang terlalu terlalu tinggi, kandungan unsur Mn dan Fe dalam tanah terlalu
tinggi, kurang pupuk organik bokashi, tanah kekurangan calsium (Ca), dan jumlah
nematoda yang tinggi

b. Layu Bakteri

Sedangkan layu bakteri (gambar kiri) disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum.
Bakteri ini hidup di jaringan batang.

Penyakit bersumber dari tanah

Cara menular sama dengan layu fusarium

Pemicu perkembangan penyakit layu bakteri dapat disebabkan oleh : lahan yang terlalu
basah, tanah terlalu liat, penggunaan pupuk N (urea) terlalu tinggi, populasi nematoda
yang tinggi, atau sebelumnya lahan ditanami tembakau, terung, tomat, atau cabe yang
pernah terserang.

Pengendalian penyakit layu harus diamati dan dianalisa dengan lebih spesifik lagi agar
penanganannya bisa lebih tepat dengan memperhatikan pemicu perkembangannya dan harus
dilakukan pengendalian secara terpadu sejak mulai pembibitan dan persiapan lahan.

4. Penyakit Keriting Daun atau Mosaik

Asal serangan penyakit mosaik adalah virus


Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belangbelang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan
kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit,
musnahkan tanaman cabe yang kondisinya telah parah terserang.

Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang
bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat dengan
menggunakan SOT dan PHEFOC.

5. Penyakit Virus Kuning


a. Pola Serangan dan Penyebaran

Penyakit ini disebabkan oleh Gemini virus


Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning
(sesuai dengan namanya..). Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyakit ini bisa
dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu. Sumbernya bisa dari gulma, atau tanaman
sakit lainnya (cabai, tomat)
b. Pengendalian
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun
kimia. Pengendalian harus dilakukan sejak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan
serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti
kutu.
Untuk menaikkan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa
dengantreatment benih memakai PHEFOC dan mengintensifkan pemupukan, yaitu dengan
penggunaan pupuk organik cair SOT HCS yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap.
Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

6. Penyakit Busuk Batang, Akar dan Buah

a. Pola Serangan
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk
batang dan busuk kuncup. Busuk batang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora
capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawanChoanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai
di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Pemicu perkembangan penyakit ini dapat berupa :

drainase yang kurang baik

penggunaan pupuk N (Urea) yang terlalu tinggi

pupuk kandang tidak matang (makanya sebaiknya pakai pupuk bokashi)

banyak nematoda

sebelumnya lahan ditanam cabe atau mentimun

Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan Nitrogen seperti urea dan
ZA. Penggunaan pupuk organik seperti SOT HCS. Kemudian mengatur jarak tanam agar
sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang sudah terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar.
Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida PHEFOC.

Demikian beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cabe.
Pengendalian secara terpadu lebih disarankan. Artinya, pengendalian dilakukan sejak awal
pembenihan, penanaman dan pemeliharaan dengan melakukan berbagai cara secara
bersamaan. Pilih bibit yang bagus dan lebih tahan, pengolahan lahan yang baik, penggunaan

pupuk bokashi, SOT dan PHEFOC secara seimbang dan tepat, dan jangan melupakan sanitasi
lingkungankarena tetap, bersih pangkal sehat. Semoga dapat membantu dan sukses

Hama dan penyakit tanaman cabe


Tim Redaksi
11,455 klik

Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan


keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabe
seakan-akan sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa
tertentu, seperti menjelang hari raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali
lipat.
Usaha tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan
keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena abai
memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit.
Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan
secara matang.

Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar
dalam budidaya cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita
mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe.

Hama tanaman cabe


Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang
tanaman cabe. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan
pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama
utama yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.

a. Hama ulat

Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera
litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu
kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan
habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa
sp. danSpodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang
masih hijau maupun merah.
Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang
yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa
sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.

Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai
berkeliaran. Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan
serempak. Bisa juga dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah
dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau
lubang-lubang mulsa.

Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah


parah. Jenis obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya
dilakukan saat malam hari.

b. Hama tungau

Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning


(Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai
juga menyerang tanaman tanaman singkong.
Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke
bagian kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga
pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.

Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang


belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar

tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe
tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif
mengurangi serangan tungau.

Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau


seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki
delapan berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat.

c. Hama kutu daun


Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus
persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun
menjadi kering dan permukaan daun keriting.
Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung.
Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning
kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang
menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.

Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan.


Hindari juga penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang
panjang. Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif
menekan perkembangan kutu daun.

Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil


atau diafenthiuron. Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari.

d. Hama lalat buah


Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan
kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah.
Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak
dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah,
sehingga siklus serangan akan terus berulang.

Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok,


kemudian musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat
tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga
menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, jeruk, dll. Jadi hindari
membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah.

Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan


menggunakan atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut
pada kapas dan masukkan pada botol bekas air mineral. Pemasangan perangkap
bisa dilakukan setelah umur tanaman cabe satu bulan. Bila serangan parah, semprot

dengan insektisida pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat belum
berkeliaran.

e. Hama trips (Thrips)


Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan,
terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila
dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada
musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali
menyebar.

Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti


kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif
menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan
hama jenis ini.

Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas.


Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.

Penyakit tanaman cabe


Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan
maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang
tanaman cabe, diantranya:

a. Bercak daun

Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh


jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abuabu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan
berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada
musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin,
air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih
atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.
Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak
terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman
yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan
fungisida.

b. Patek atau antraknosa


Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum
capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini
menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa

menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk
kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan
dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan
dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.

c. Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni
busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan
oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat
cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih
jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama
kelamaan mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti
urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar.
Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa
dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang
memiliki perekat.

d. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya
tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu
tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya
adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di
lingkungan yang masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum.
Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati
dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.

e. Bule atau virus kuning


Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat
menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah
virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racunracun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih
unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang
menjadi vektornya, seperti kutu.

Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa
dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang
mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe
tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

f. Keriting daun atau mosaik


Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV).
Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan
hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga.
Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya.
Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal
lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik
dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai